Bab 4 Apakah Itu Mantan Istrimu?
by Zoe Levana
13:20,May 04,2022
Club Peony terletak di titik paling utara kota Pandora, di mana harga tanahnya paling mahal. Ketika Audrey turun dari mobil, dia melihat tulisan emas ‘Peony’ yang menjulang ke awan.
Audrey baru mengambil beberapa langkah sebelum dia dihentikan oleh penjaga di depan, “Halo Nona, apakah kamu punya janji?”
Petugas keamanan mengamati pakaiannya yang tampan mahal dan selalu merasakan sedikit keakraban.
Namun raut wajah Audrey sudah terlanjur gelap, tidak sedikitpun menunjukkan martabat Nona dari keluarga kaya.
Audrey meremas hand bag nya yang mungkin merupakan barang teramahal di tubuhnya saat ini, itu adalah barang yang ditinggalkan oleh ibunya.
“Aku mencari Presiden Ericko Tenggara.” setelah mengatakan itu, Audrey mengambil napas dalam-dalam.
Nama itu adalah kehadiran yang tidak biasa di kota Pandora, jadi penjaga keamanan mengira Audrey adalah orang Ericko, tentu saja dengan pemikiran seperti itu dia tidak berani mengabaikan.
“Oke Nona, harap tunggu sebentar.”
Sepuluh menit kemudian..
“Maaf Nona, sebelum Tuan Tenggara memasuki clubhouse, dia bilang tidak punya janji dengan siapapun.
Setelah pemberitahuan, penjaga keamanan melirik Audrey dengan enggan, sulit untuk tidak membiarkan orang salah paham saat cuaca sedang dingin dan wanita di depannya berpakaian sangat tipis ingin menemui Tuan Leandra.
Udara sangat dingin dan Audrey dihentikan di depan pintu Club Peony, dengan tulang selangka yang menonjol dengan jelas dan sepasang kaki ramping yang gemetar karena kedinginan.
Semua itu sesuai dengan dugaan Audrey.
Audrey tahu jika tidak mudah untuk bertemu dengan Ericko.
Ericko jelas-jelas ingin memaksanya untuk menundukkan kepalanya dan menuruti keinginan pria itu.
Tapi siapa dia? Dia adalah Nona dari keluarga Leandra, yang dulu dicintai dan dicemburui oleh ribuan orang. Jadi dia tentu saja tidak akan mengakui kekalahan dengan mudah.
“Permisi, bolehkah aku ke kamar mandi? Tiba-tiba aku merasa sedikit enggak nyaman.” Audrey dengan cepat mengambil 2 langkah ke depan, di bawah rambutnya yang berantakan, matanya memancarkan keindahan yang membuat setiap orang sulit untuk tidak merasakan simpati kepadanya.
“Ada kamar mandi staf di pintu belakang, kalau udah cepat kembali!” Petugas keamanan memiliki simpatik kepadanya, namun tidak berani untuk bertindak ceroboh.
“Oke, makasih.”
Ada jalan rahasia di pintu belakang yang terhubung langsung ke club Peony. Audrey bertemu dengan tatapan aneh yang datang dan pergi. Dia langsung masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu, 2 wanita di luar yang sedang berdandan menggosip, “Aku dengar hari ini ada orang yang sangat kuat di Peony hall, Lina pasti enggak akan ketinggalan, tapi sayang sekali dia alergi udang tadi malam dan tubuhnya merah-merah.”
“Ya, aku tau, pria hebat yang kamu bicarakan adalah presiden Tenggara, dia baru aja bercerai, itu bagus, berapa banyak uang yang bisa dihasilkan tergantung padanya.”
Ketika mereka berjalan berjalan pergi, Audrey juga keluar, rambut panjangnya sudah ditata tinggi.
Audrey membuka tutup keran dan menatap wajahnya. Dia jauh lebih kurus daripada sebelumnya, matanya juga sedikit cekung, sebuah ide melintas di benaknya.
Situasi di Peony hall tidak seperti yang ada di pikiran semua orang, penuh dengan para pria mabuk.
Ini adalah club kelas atas, di setiap sisi orang, ada seorang gadis muda yang cantik. Ericko duduk di tengah meja kartu, menyentuh kartu dengan sembarangan sambil memakan buah yang diberikan oleh teman wanitanya.
“Tuan Tenggara, aku dengar barusan ada wanita cantik yang mencarimu.”
Pria paruh baya yang duduk di seberang Ericko bertanya dengan penasaran, “Siapa itu?”
Tindakan Ericko menyentuh kartu berhenti sejenak dan melirik pria itu.
“Menurutmu siapa dia?”
“Aku jadi penasaran ingin bertanya. Apakah itu mantan istrimu?”
Tepat saat pria paruh baya itu selesai berbicara, Ruben Ucla dan Simon Coper yang sedang duduk dan bermain tebak-tebakan terkejut pada saat yang bersamaan.
Seperti yang diharapkan, mata Ericko langsung menjadi suram.
Orang yang sudah akrab dengan Ericko tahu jika saat wajah pria itu dingin dan suram, itu adalah waktu yang paling berbahaya.
Audrey baru mengambil beberapa langkah sebelum dia dihentikan oleh penjaga di depan, “Halo Nona, apakah kamu punya janji?”
Petugas keamanan mengamati pakaiannya yang tampan mahal dan selalu merasakan sedikit keakraban.
Namun raut wajah Audrey sudah terlanjur gelap, tidak sedikitpun menunjukkan martabat Nona dari keluarga kaya.
Audrey meremas hand bag nya yang mungkin merupakan barang teramahal di tubuhnya saat ini, itu adalah barang yang ditinggalkan oleh ibunya.
“Aku mencari Presiden Ericko Tenggara.” setelah mengatakan itu, Audrey mengambil napas dalam-dalam.
Nama itu adalah kehadiran yang tidak biasa di kota Pandora, jadi penjaga keamanan mengira Audrey adalah orang Ericko, tentu saja dengan pemikiran seperti itu dia tidak berani mengabaikan.
“Oke Nona, harap tunggu sebentar.”
Sepuluh menit kemudian..
“Maaf Nona, sebelum Tuan Tenggara memasuki clubhouse, dia bilang tidak punya janji dengan siapapun.
Setelah pemberitahuan, penjaga keamanan melirik Audrey dengan enggan, sulit untuk tidak membiarkan orang salah paham saat cuaca sedang dingin dan wanita di depannya berpakaian sangat tipis ingin menemui Tuan Leandra.
Udara sangat dingin dan Audrey dihentikan di depan pintu Club Peony, dengan tulang selangka yang menonjol dengan jelas dan sepasang kaki ramping yang gemetar karena kedinginan.
Semua itu sesuai dengan dugaan Audrey.
Audrey tahu jika tidak mudah untuk bertemu dengan Ericko.
Ericko jelas-jelas ingin memaksanya untuk menundukkan kepalanya dan menuruti keinginan pria itu.
Tapi siapa dia? Dia adalah Nona dari keluarga Leandra, yang dulu dicintai dan dicemburui oleh ribuan orang. Jadi dia tentu saja tidak akan mengakui kekalahan dengan mudah.
“Permisi, bolehkah aku ke kamar mandi? Tiba-tiba aku merasa sedikit enggak nyaman.” Audrey dengan cepat mengambil 2 langkah ke depan, di bawah rambutnya yang berantakan, matanya memancarkan keindahan yang membuat setiap orang sulit untuk tidak merasakan simpati kepadanya.
“Ada kamar mandi staf di pintu belakang, kalau udah cepat kembali!” Petugas keamanan memiliki simpatik kepadanya, namun tidak berani untuk bertindak ceroboh.
“Oke, makasih.”
Ada jalan rahasia di pintu belakang yang terhubung langsung ke club Peony. Audrey bertemu dengan tatapan aneh yang datang dan pergi. Dia langsung masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu, 2 wanita di luar yang sedang berdandan menggosip, “Aku dengar hari ini ada orang yang sangat kuat di Peony hall, Lina pasti enggak akan ketinggalan, tapi sayang sekali dia alergi udang tadi malam dan tubuhnya merah-merah.”
“Ya, aku tau, pria hebat yang kamu bicarakan adalah presiden Tenggara, dia baru aja bercerai, itu bagus, berapa banyak uang yang bisa dihasilkan tergantung padanya.”
Ketika mereka berjalan berjalan pergi, Audrey juga keluar, rambut panjangnya sudah ditata tinggi.
Audrey membuka tutup keran dan menatap wajahnya. Dia jauh lebih kurus daripada sebelumnya, matanya juga sedikit cekung, sebuah ide melintas di benaknya.
Situasi di Peony hall tidak seperti yang ada di pikiran semua orang, penuh dengan para pria mabuk.
Ini adalah club kelas atas, di setiap sisi orang, ada seorang gadis muda yang cantik. Ericko duduk di tengah meja kartu, menyentuh kartu dengan sembarangan sambil memakan buah yang diberikan oleh teman wanitanya.
“Tuan Tenggara, aku dengar barusan ada wanita cantik yang mencarimu.”
Pria paruh baya yang duduk di seberang Ericko bertanya dengan penasaran, “Siapa itu?”
Tindakan Ericko menyentuh kartu berhenti sejenak dan melirik pria itu.
“Menurutmu siapa dia?”
“Aku jadi penasaran ingin bertanya. Apakah itu mantan istrimu?”
Tepat saat pria paruh baya itu selesai berbicara, Ruben Ucla dan Simon Coper yang sedang duduk dan bermain tebak-tebakan terkejut pada saat yang bersamaan.
Seperti yang diharapkan, mata Ericko langsung menjadi suram.
Orang yang sudah akrab dengan Ericko tahu jika saat wajah pria itu dingin dan suram, itu adalah waktu yang paling berbahaya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved