Bab 5 Inikah Balas Pudinya Padaku
by Myra
10:01,Feb 25,2022
Aku tentu saja tidak tega!
Dulu aku tidak sengaja keguguran sehingga tidak bisa hamil lagi. Mentalku memburuk untuk waktu yang cukup lama. Shirley Hao dan Felix Liu yang menyarankanku untuk mengadopsi Nina.
Kedatangan Nina membuatku perlahan mulai terlepas dari kesedihan kehilangan anak dan tidak bisa hamil. Sekarang dia sudah umur lima tahun. Aku menganggapnya seperti anak kandung sendiri, Felix Liu juga begitu.
Melihat aku mulai ragu, Shella Xu lanjut menasihatiku, "Kamu dulu rela melakukan apa pun demi Felix, masalah ini sampai tersebar luas. Kalau sekarang bercerai dengannya, hal ini juga pasti akan menggemparkan seisi kota. Gunjingan orang-orang sangat menakutkan. Memangnya kamu ingin jadi bahan lelucon orang lain lagi?"
Dulu aku rela memutuskan hubungan dengan keluarga demi menikah dengan Felix Liu. Nona keluarga kaya bersedia menikahi pria miskin dalam seketika menjadi topik panas. Kalau sekarang aku bercerai dengan Felix Liu, bukankah semua pengorbananku dulu akan jadi lelucon?
Aku tentu saja tidak berharap begitu. Hanya saja emosi yang terpendam di hati ini benar-benar menyesakkan. Dulu aku membual berbagai kelebihan Felix Liu di hadapan keluarga, salah satunya adalah dia tulus mencintaiku dan tidak akan pernah mengkhianatiku.
Aku masih ingat bibiku balik menanyakanku, "Di era sekarang, memangnya ketulusan itu seberharga apa? Aku rasa setelah kamu menikahinya, dalam lima tahun dia pasti akan berpindah hati, kamu percaya tidak?"
Aku tentu saja tidak percaya perasaan cinta antara kami hanya bisa berlangsung selama lima tahun. Tapi kalau dipikir-pikir kembali, hal ini sungguh menyindir. Tahun ini adalah tahun kelima pernikahan kami. Dugaan bibiku kebetulan sangat tepat.
"Maltilda, dengan susah payah kamu bisa bersama dengan Felix. Kalian sudah menikah lima tahun. Aku tahu kamu sangat mencintainya, aku tidak segera memberitahumu bukan karena khawatir kamu tidak percaya, tapi takut kamu tidak mampu menerimanya. Tapi aku juga takut Felix akan semakin keterlaluan dan melukaimu lebih dalam, makanya memperingatkanmu untuk mengawasinya. Sekarang kamu sudah mengetahuinya. Aku harap kamu bisa tenang seperti saat sedang bekerja."
Shella menarikku kembali duduk.
"Tenang? Bagaimana aku bisa tenang?" Aku sedikit kehilangan kendali, "Felix pernah bilang dia tidak akan pernah mengkhianatiku, juga pernah bilang tidak akan membuatku menangis."
"Omongan manis pria pun kamu percayai?" Shella merasa aku aneh, "Maltilda, aku tidak tahu bagaimana mengataimu. Kamu pintar, sangat tegas dan hebat saat sedang bekerja, tapi juga bodoh, bisa-bisanya tidak bisa menyadari kebohongan di balik kata-kata manis."
"Aku kira dia berbeda dengan orang lain!" Aku bergumam.
"Tidak ada bedanya. Semua pria berpikir dengan mengikuti insting tubuh bagian bawahnya. Maltilda, aku rasa Felix hanya sekadar tidak bisa menahan godaan. Kamu begitu pintar, aku yakin kamu pasti bisa membuat Felix balik mencintaimu."
"Tidak bisa menahan godaan? Balik mencintaiku?" Aku tertawa sinis. Aku dulu mencintai Felix Liu karena sifatnya yang jujur, setia mencintaiku. Kalau dia tidak berbeda dengan pria lain, bukankah itu artinya mataku dulu telah buta?
Aku kembali teringat akan Shirley Hao. Dia sama miskinnya dengan Felix Liu. Aku sering bantu membiayai biaya kuliahnya, bahkan aku jugalah yang membantunya mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.
Ayahnya jatuh sakit dan mau operasi ginjal. Aku segera membantunya membayar biaya rumah sakit. Saat itu Shirley Hao menarik tanganku dan berkata sambil menangis, "Maltilda, bagaimana caranya agar aku bisa membalas budimu? Aku rasa aku selamanya tidak akan sanggup membalasnya."
Tapi sekarang dia malah bersama dengan Felix Liu. Dia malah menggoda suamiku. Begitukah caranya membalas budiku!
Aku sangat setia, prinsip yang kupegang adalah membalas kejahatan dengan kejahatan. Aku tidak mengharapkan balas budi, tapi tidak akan memaafkan seseorang yang menusukku dari belakang. Shirley Hao berani mengkhianatiku, maka dia harus menanggung akibatnya.
Dulu aku tidak sengaja keguguran sehingga tidak bisa hamil lagi. Mentalku memburuk untuk waktu yang cukup lama. Shirley Hao dan Felix Liu yang menyarankanku untuk mengadopsi Nina.
Kedatangan Nina membuatku perlahan mulai terlepas dari kesedihan kehilangan anak dan tidak bisa hamil. Sekarang dia sudah umur lima tahun. Aku menganggapnya seperti anak kandung sendiri, Felix Liu juga begitu.
Melihat aku mulai ragu, Shella Xu lanjut menasihatiku, "Kamu dulu rela melakukan apa pun demi Felix, masalah ini sampai tersebar luas. Kalau sekarang bercerai dengannya, hal ini juga pasti akan menggemparkan seisi kota. Gunjingan orang-orang sangat menakutkan. Memangnya kamu ingin jadi bahan lelucon orang lain lagi?"
Dulu aku rela memutuskan hubungan dengan keluarga demi menikah dengan Felix Liu. Nona keluarga kaya bersedia menikahi pria miskin dalam seketika menjadi topik panas. Kalau sekarang aku bercerai dengan Felix Liu, bukankah semua pengorbananku dulu akan jadi lelucon?
Aku tentu saja tidak berharap begitu. Hanya saja emosi yang terpendam di hati ini benar-benar menyesakkan. Dulu aku membual berbagai kelebihan Felix Liu di hadapan keluarga, salah satunya adalah dia tulus mencintaiku dan tidak akan pernah mengkhianatiku.
Aku masih ingat bibiku balik menanyakanku, "Di era sekarang, memangnya ketulusan itu seberharga apa? Aku rasa setelah kamu menikahinya, dalam lima tahun dia pasti akan berpindah hati, kamu percaya tidak?"
Aku tentu saja tidak percaya perasaan cinta antara kami hanya bisa berlangsung selama lima tahun. Tapi kalau dipikir-pikir kembali, hal ini sungguh menyindir. Tahun ini adalah tahun kelima pernikahan kami. Dugaan bibiku kebetulan sangat tepat.
"Maltilda, dengan susah payah kamu bisa bersama dengan Felix. Kalian sudah menikah lima tahun. Aku tahu kamu sangat mencintainya, aku tidak segera memberitahumu bukan karena khawatir kamu tidak percaya, tapi takut kamu tidak mampu menerimanya. Tapi aku juga takut Felix akan semakin keterlaluan dan melukaimu lebih dalam, makanya memperingatkanmu untuk mengawasinya. Sekarang kamu sudah mengetahuinya. Aku harap kamu bisa tenang seperti saat sedang bekerja."
Shella menarikku kembali duduk.
"Tenang? Bagaimana aku bisa tenang?" Aku sedikit kehilangan kendali, "Felix pernah bilang dia tidak akan pernah mengkhianatiku, juga pernah bilang tidak akan membuatku menangis."
"Omongan manis pria pun kamu percayai?" Shella merasa aku aneh, "Maltilda, aku tidak tahu bagaimana mengataimu. Kamu pintar, sangat tegas dan hebat saat sedang bekerja, tapi juga bodoh, bisa-bisanya tidak bisa menyadari kebohongan di balik kata-kata manis."
"Aku kira dia berbeda dengan orang lain!" Aku bergumam.
"Tidak ada bedanya. Semua pria berpikir dengan mengikuti insting tubuh bagian bawahnya. Maltilda, aku rasa Felix hanya sekadar tidak bisa menahan godaan. Kamu begitu pintar, aku yakin kamu pasti bisa membuat Felix balik mencintaimu."
"Tidak bisa menahan godaan? Balik mencintaiku?" Aku tertawa sinis. Aku dulu mencintai Felix Liu karena sifatnya yang jujur, setia mencintaiku. Kalau dia tidak berbeda dengan pria lain, bukankah itu artinya mataku dulu telah buta?
Aku kembali teringat akan Shirley Hao. Dia sama miskinnya dengan Felix Liu. Aku sering bantu membiayai biaya kuliahnya, bahkan aku jugalah yang membantunya mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.
Ayahnya jatuh sakit dan mau operasi ginjal. Aku segera membantunya membayar biaya rumah sakit. Saat itu Shirley Hao menarik tanganku dan berkata sambil menangis, "Maltilda, bagaimana caranya agar aku bisa membalas budimu? Aku rasa aku selamanya tidak akan sanggup membalasnya."
Tapi sekarang dia malah bersama dengan Felix Liu. Dia malah menggoda suamiku. Begitukah caranya membalas budiku!
Aku sangat setia, prinsip yang kupegang adalah membalas kejahatan dengan kejahatan. Aku tidak mengharapkan balas budi, tapi tidak akan memaafkan seseorang yang menusukku dari belakang. Shirley Hao berani mengkhianatiku, maka dia harus menanggung akibatnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved