Bab 4 Hati Kacau
by Myra
10:01,Feb 25,2022
Aku tidak masuk ke Hotel Hyatt untuk menghancurkan acara makan bersama mereka. Bukannya tidak ingin, melainkan tidak berani.
Aku selama ini bekerja tanpa mengandalkan bantuan orang lain, mahir bernegosiasi dengan para pebisnis di meja negosiasi. Aku selama ini dijuluki sebagai wanita karier yang hebat, aku jadi menganggap diriku sebagai seseorang yang kuat dan serba bisa.
Tapi hari ini aku malah menciut. Ini pertama kalinya aku menciut.
Lucu sekali. Meskipun sudah menyaksikan Felix Liu mencium Shirley Hao dengan mata kepalaku sendiri, tapi aku tetap saja tidak bersedia memercayai pengkhiatannya ini. Dengan susah payahnya aku bisa bersama dengan Felix Liu, kami sama-sama terkenal, sebelum hal ini terbukti, aku tidak ingin membongkarnya dulu.
Suasana hatiku sangat murung. Aku tidak ingin pulang, hanya ingin menyendiri. Aku takut pikiranku jadi irasional dan melakukan hal-hal yang tak masuk akal.
Aku menelepon Shella Xu untuk mengajaknya menemaniku minum-minum.
Aku pergi ke bar setelah menutup telepon. Sambil minum bir sambil mendengar musik. Hatiku sangat kacau. Aku sekarang sangat ingin melampiaskan emosi. Sekarang aku akhirnya mengerti kenapa Shella Xu mencariku untuk curhat saat Handison Guo pergi mencari wanita. Ternyata curhat merupakan salah satu cara pelampiasan.
Setengah botol bir impor sudah kuminum saat Shella Xu tiba. Dia sangat kaget saat melihat penampilanku, "Maltilda, ada apa denganmu?"
Aku tidak bicara, dia kusuruh duduk menemaniku minum.
Tapi Shella Xu malah tidak menemaniku minum. Dia mengamati ekspresiku dengan teliti. Sesaati kemudian dia berkata, "Maltilda, jangan memendamnya di hati. Kalau merasa sedih, mengutarakannya keluar akan meredakan suasana hati."
Ucapan ini membuatku tertegun. Bagaimana caranya Shella Xu tahu apa yang sedang membuatku sedih? Jangan-jangan dia tahu hal tentang Felix Liu dan Shirley Hao?
Shella Xu menghela napas melihat aku terus menatapnya, "Dua tahun lalu aku pergi ke Kota Hai, secara tidak sengaja melihat Shirley dan Felix. Aku kira hanya kebetulan, jadi tidak peduli. Beberapa bulan lalu saat aku pergi memergoki perselingkuhan Handison, baru aku menyadari hal ini."
Shella berdiam sesaat, "Selingkuhannya Handison tinggal sekomplek dengan Shirley. Saat aku pergi memergoki perselingkuhan, aku lagi-lagi melihat Felix bersama Shirley. Mereka sangat mesra, dari situ aku mulai curiga."
"Maksudmu kamu sudah dari awal menyadari keanehan Felix? Kenapa tidak langsung mengatakannya padaku?" Aku melototi Shella Xu.
"Aku dan Shirley saling berselisih, kamu mana mungkin akan percaya pada ucapanku. Lagi pula aku tidak punya bukti apa pun, aku hanya sekadar melihat mereka bermesraan."
Aku tidak bicara. Yang dikatakan Shella Xu memang benar. Shella Xu dan Shirley Hao adalah teman baikku, tapi mereka berdua malah saling berselisih. Kalau Shella Xu berkata padaku bahwa Shirley Hao dan Felix Liu saling bermesraan sebelum hari ini, aku pasti akan menamparnya mati-matian.
Tapi ucapannya Shella Xu yang lain telah memperingatkanku. Dia bilang dia tidak punya bukti, hanya sekadar melihat Felix Liu dan Shirley Hao bermesraan. Mungkinkah semua ini hanyalah salah paham?
"Shella, menurutmu mungkinkah mereka sebenarnya tidak seperti yang kubayangkan?"
"Maltilda, kenapa kamu sebodoh itu?" Shella menghela napas, "Shirley dan Felix pergi ke hotel diam-diam di belakangmu. Kamu rasa mungkinkah seorang pria dan wanita yang saling bersama tidak melakukan apa pun?"
Aku bisa bertahan sampai sekarang karena masih mengharapkan suatu harapan. Berharap hubungan antara Felix Liu dan Shirley Hao tidak di luar batasan. Namun, ucapan Shella ini langsung menghancurkan harapanku. Aku tiba-tiba bangun, "Aku ingin mencari Felix dan bertanya sampai jelas. Ingin bertanya kenapa dia begitu keji, kenapa mengkhianatiku dan mencari wanita lain, juga kenapa mau bersama dengan Shirley."
Shella Xu menahanku, "Maltilda, apa yang ingin kamu lakukan? Apa gunanya kamu menyuruh Felix mengakuinya? Memangnya kamu rela bercerai dengan Felix?"
"Kamu kira aku akan bersedia menahan kekesalan dan hidup bersamanya selamanya?" Aku tertawa sinis.
"Maltilda, tenanglah dulu. Kamu sekarang bukan seorang diri, masih ada Nina. Kamu harus mempertimbangkan Nina. Nina masih begitu kecil, dia begitu bergantung padamu. Tegakah kamu membuatnya terluka sekali lagi?"
Aku selama ini bekerja tanpa mengandalkan bantuan orang lain, mahir bernegosiasi dengan para pebisnis di meja negosiasi. Aku selama ini dijuluki sebagai wanita karier yang hebat, aku jadi menganggap diriku sebagai seseorang yang kuat dan serba bisa.
Tapi hari ini aku malah menciut. Ini pertama kalinya aku menciut.
Lucu sekali. Meskipun sudah menyaksikan Felix Liu mencium Shirley Hao dengan mata kepalaku sendiri, tapi aku tetap saja tidak bersedia memercayai pengkhiatannya ini. Dengan susah payahnya aku bisa bersama dengan Felix Liu, kami sama-sama terkenal, sebelum hal ini terbukti, aku tidak ingin membongkarnya dulu.
Suasana hatiku sangat murung. Aku tidak ingin pulang, hanya ingin menyendiri. Aku takut pikiranku jadi irasional dan melakukan hal-hal yang tak masuk akal.
Aku menelepon Shella Xu untuk mengajaknya menemaniku minum-minum.
Aku pergi ke bar setelah menutup telepon. Sambil minum bir sambil mendengar musik. Hatiku sangat kacau. Aku sekarang sangat ingin melampiaskan emosi. Sekarang aku akhirnya mengerti kenapa Shella Xu mencariku untuk curhat saat Handison Guo pergi mencari wanita. Ternyata curhat merupakan salah satu cara pelampiasan.
Setengah botol bir impor sudah kuminum saat Shella Xu tiba. Dia sangat kaget saat melihat penampilanku, "Maltilda, ada apa denganmu?"
Aku tidak bicara, dia kusuruh duduk menemaniku minum.
Tapi Shella Xu malah tidak menemaniku minum. Dia mengamati ekspresiku dengan teliti. Sesaati kemudian dia berkata, "Maltilda, jangan memendamnya di hati. Kalau merasa sedih, mengutarakannya keluar akan meredakan suasana hati."
Ucapan ini membuatku tertegun. Bagaimana caranya Shella Xu tahu apa yang sedang membuatku sedih? Jangan-jangan dia tahu hal tentang Felix Liu dan Shirley Hao?
Shella Xu menghela napas melihat aku terus menatapnya, "Dua tahun lalu aku pergi ke Kota Hai, secara tidak sengaja melihat Shirley dan Felix. Aku kira hanya kebetulan, jadi tidak peduli. Beberapa bulan lalu saat aku pergi memergoki perselingkuhan Handison, baru aku menyadari hal ini."
Shella berdiam sesaat, "Selingkuhannya Handison tinggal sekomplek dengan Shirley. Saat aku pergi memergoki perselingkuhan, aku lagi-lagi melihat Felix bersama Shirley. Mereka sangat mesra, dari situ aku mulai curiga."
"Maksudmu kamu sudah dari awal menyadari keanehan Felix? Kenapa tidak langsung mengatakannya padaku?" Aku melototi Shella Xu.
"Aku dan Shirley saling berselisih, kamu mana mungkin akan percaya pada ucapanku. Lagi pula aku tidak punya bukti apa pun, aku hanya sekadar melihat mereka bermesraan."
Aku tidak bicara. Yang dikatakan Shella Xu memang benar. Shella Xu dan Shirley Hao adalah teman baikku, tapi mereka berdua malah saling berselisih. Kalau Shella Xu berkata padaku bahwa Shirley Hao dan Felix Liu saling bermesraan sebelum hari ini, aku pasti akan menamparnya mati-matian.
Tapi ucapannya Shella Xu yang lain telah memperingatkanku. Dia bilang dia tidak punya bukti, hanya sekadar melihat Felix Liu dan Shirley Hao bermesraan. Mungkinkah semua ini hanyalah salah paham?
"Shella, menurutmu mungkinkah mereka sebenarnya tidak seperti yang kubayangkan?"
"Maltilda, kenapa kamu sebodoh itu?" Shella menghela napas, "Shirley dan Felix pergi ke hotel diam-diam di belakangmu. Kamu rasa mungkinkah seorang pria dan wanita yang saling bersama tidak melakukan apa pun?"
Aku bisa bertahan sampai sekarang karena masih mengharapkan suatu harapan. Berharap hubungan antara Felix Liu dan Shirley Hao tidak di luar batasan. Namun, ucapan Shella ini langsung menghancurkan harapanku. Aku tiba-tiba bangun, "Aku ingin mencari Felix dan bertanya sampai jelas. Ingin bertanya kenapa dia begitu keji, kenapa mengkhianatiku dan mencari wanita lain, juga kenapa mau bersama dengan Shirley."
Shella Xu menahanku, "Maltilda, apa yang ingin kamu lakukan? Apa gunanya kamu menyuruh Felix mengakuinya? Memangnya kamu rela bercerai dengan Felix?"
"Kamu kira aku akan bersedia menahan kekesalan dan hidup bersamanya selamanya?" Aku tertawa sinis.
"Maltilda, tenanglah dulu. Kamu sekarang bukan seorang diri, masih ada Nina. Kamu harus mempertimbangkan Nina. Nina masih begitu kecil, dia begitu bergantung padamu. Tegakah kamu membuatnya terluka sekali lagi?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved