Bab 9 Kalian Tidak Cocok

by Mia Chelsey 18:47,Feb 18,2020
Beranjak dari kursi, segera beranjak meninggalkan sepasang suami istri yang sedang bermesraan, Amelia bersembunyi di toilet.

Berdiri di depan wastafel, dia tidak berhenti bertanya pada dirinya sendiri.

"Amelia, kenapa bisa sampai seperti ini? Kabur, atau memberitahu Laura yang sebenarnya?"

Barusan melihat Laura sepertinya sangat bahagia sekali, apa tidak kejam kalau memberitahu dia?

Menutup mata mengambil nafas yang dalam, berharap bisa berpikir dengan tenang.

"Cemburu?" Tiba-tiba terdengar suara di telinganya, dari belakang Amelia dipeluk dengan sangat erat.

"Lepaskan aku!" Amelia berusaha memberontak.

"Tatapan matamu barusan jelas-jelas terlihat kalau kamu sangat mengharapkan aku mencium kamu, kenapa sekarang memberontak, apa ingin bermain denganku?" Pertanyaannya membingungkan.

Aku tidak sanggup menanggung akibatnya! Amelia marah sampai tidak bisa mengontrol diri, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi dengan sekuat tenaga menginjak kaki Steven.

Begitu mengenai sepatunya, Steven segera menghindar dengan cepat, melepaskan tangannya.

Wajah Amelia merah, benar-benar ingin memberi Steven tamparan yang keras. Bagi Steven, perlakuannya ini benar-benar sangat menggoda, membuat orang tidak tahan untuk tidak melukai dia.

"Beraninya menginjak aku, sudah tidak mau hidup lagi ya?"

Kedua tangannya kembali memeluk erat pinggangnya, membuat Amelia tidak bisa bergerak.

Menutup mata, sesaat sebelum bibir Steven menempel di bibirnya, air matanya jatuh ke bawah.

Tangan di pinggangnya sudah di lepaskan, dia kembali mendapat kebebasan.

"Kalau sampai membuat Laura melihat kamu menangis, kamu tanggung sendiri akibatnya!" Selesai berbicara, Steven dengan sangat cepat pergi.

Amelia segera mengusap air matanya, dia tidak memiliki keberanian membuat Laura tahu, tidak tahu bagaimana menghadapi kesedihannya, juga takut kehilangan sahabat satu-satunya.

Demi supaya tidak terlihat oleh Laura, dia menunggu sampai air matanya kering, menghadap ke cermin tersenyum dan kembali ke ruang VIP.

"Amel, kalau kamu masih tidak keluar, ada orang yang akan lapor polisi!" Laura berbicara sambil tertawa, pandangannya melihat ke arah laki-laki yang duduk di seberang Steven.

Amelia baru menyadari kursi yang barusan dia tempati ada orang lain, orang yang mengajak dia bicara saat pesta pernikahan Steven.

"Cepat kesini, aku perkenalkan, ini Tuan ketiga di keluarga Qiao, Stefanus. Hari ini mengajak kamu keluar, karena ingin membantu dia. Amel pesonamu begitu besar, bahkan sampai membuat playboy yang paling terkenal menjadi malu, tidak berani langsung mengajak kamu bertemu." Laura berkata dengan antusias.

Amelia melirik melihat Steven, raut wajahnya menakutkan, sangat tidak enak dilihat.

Tidak tahu berpikir apa, Amelia hanya ingin melihat wajahnya menjadi lebih menakutkan lebih tidak enak dilihat, kemudian dia tersenyum ke Stefanus, berkata pelan: "Halo!" Dia masih berinisiatif mengulurkan tangan.

"Amelia! Kamu cantik sekali! Stefanus memuji, dengan sopan menjabat tangan kecilnya yang lembut.

"Weii, kakak iparmu tidak cantik?" Laura menggoda.

"Cantik juga cantik juga! Aku tidak berani mengatakan, takut kakak cemburu nanti aku dipukul!"

"Ayo duduk! Kamu berdiri begitu aku jadi tegang!" Stefanus berkata kepada Amelia.

Amelia tersenyum kemudian duduk, teh madu yang dipesan sudah diantarkan, Stefanus menuangkan ke dalam gelasnya.

"Namaku di luar sana tidak begitu baik, mereka semua mengatakan aku playboy. Sebenarnya, aku belum menemukan perempuan yang bisa membuat hatiku tergerak. Saat di pesta pernikahan, bertemu denganmu, aku merasa akhirnya aku menemukan belahan jiwaku. Tolong kamu jangan menolak, aku benar-benar ingin menjalin hubungan denganmu. Hari ini aku khusus minta bantuan kakak ipar mengenalkan kamu ke aku, demi menunjukkan keseriusan, aku juga mengundang kakak datang untuk menjadi saksi. Asal kamu bersedia menjalin hubungan denganku……"

"Kalian tidak cocok!" Belum selesai menunggu Stefanus menyelesaikan perkataannya, Steven sudah memutus, nada bicaranya terdengar seperti orang tua.

Steven benar-benar sudah tidak tahan, ada apa dengan Stefanus? Tiba-tiba ingin jadi orang baik?

Siapa yang mengatakan ingin bertemu dengan perempuan tercantik sejagad raya, pada akhirnya hanya dengan satu jari perempuan itu, sudah membuat dia tidak berdaya.

Bagaimanapun juga pangeran ketiga keluarga Qiao, seperti tidak pernah bertemu perempuan saja, benar-benar memalukan.

Stefanus tidak menyangka ini pertama kalinya dia benar-benar ingin menjalin cinta, kakaknya malah bersikap seperti ini, Steven bukannya selalu ingin agar dia lebih bersungguh-sungguh?

"Kak, bagaimana bisa tidak cocok?" Dia bertanya dengan hati-hati, biasanya dia tidak berani menjawab kakaknya seperti ini.

Hari ini ada perempuan yang dia sukai disini, dia tidak ingin terlihat memalukan.

"Semuanya tidak ada yang cocok!"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

140