Bab 6 Sungguh Ada Keanehan
by Mia Chelsey
18:46,Feb 18,2020
"Aku mengaku apa? Aku bersama denganmu adalah yang pertama kalinya!" Teringat peristiwa pertama kali itu, sampai saat ini Amelia masih merasa menderita.
Perasaan seperti apa yang harus dia tunjukkan, merelakan tubuh yang dia jaga selama dua puluh tahun ini?
Yang mengeluarkan darah tidak hanya tubuh, tapi juga hati!
Karena dia mengerti, sepanjang hidup ini dia tidak pantas bersama dengan Jefferson lagi.
Dia kira dengan memberikan pertama kalinya, Steven akan sangat puas, sangat senang, paling tidak laki-laki sangat menganggap penting hal ini.
Siapa tahu yang dia pikirkan ternyata salah, Steven menekan dagunya, dengan kasar bertanya padanya: "Itu pertama kalimu?"
Sejak saat itu mereka berdua tidak pernah lagi mengungkit masalah itu, hari ini teringat hal itu, Amelia menjadi bertanya-tanya.
Laki-laki lain sangat membenci kekasihnya tidak bersih, tapi kenapa Steven tidak puas dia memberikan pertama kalinya untuknya?
Saat Amelia masih terlarut dalam pikirannya, Steven kembali berbicara dengan nada yang dingin.
"Saat kamu berumur 18 tahun pertama kalimu sudah tidak ada!"
"Tidak mungkin!" Dia memberontak.
"Aku juga tidak mengharuskan kamu untuk menyukaiku, kenapa kamu harus mencari berbagai macam alasan mencurigai aku? Steven, pertama kali atau bukan masa aku sendiri tidak tahu? Aku baru mengenal kamu saat aku berumur 20 tahun, bagaimana kamu bisa tahu kalau pertama kaliku sudah tidak ada saat aku berumur 18 tahun?"
"Aku tentu saja……" Steven menelan kembali kata-kata yang belum dia ucapkan.
Akan ada suatu hari dimana Amelia akan mengakuinya, untuk apa dia harus buru-buru?
Tidak melihat Amelia lagi, juga tidak mengucapkan salam, Steven membalikkan badan dan pergi.
Amelia kembali mengambil baju dan handuk pergi mandi, air yang hangat membasahi tubuhnya, dia terus memikirkan kata-kata Steven.
Dia mengalami kecelakaan mobil saat berumur 16 tahun, tidak sadarkan diri selama 2 tahun.
Yang Steven katakan tentang kehilangan pertama kalinya, seharusnya saat dia tidak sadarkan diri, terlihat Steven membohongi dia. Tapi dia juga tidak tenang, teringat saat pertama kali bertemu dengannya, benar-benar terasa seperti pernah mengenal dia sebelumnya.
Jelas-jelas pertama kali bertemu, kenapa bisa ada perasaan seperti itu?
Memikirkan sepanjang malam, masalah ini tidak bisa kalau hanya dengan dipikirkan saja, pagi hari bangun dia memutuskan pulang ke rumah dan menanyakan ke Kak Harry.
Pulang ke rumah sarapan dengan papa mama, sejak Steven menginvestasikan dananya ke Globalindo, kehidupan mereka menjadi sangat baik, ada canda tawa.
Steven melakukan dengan sangat baik, membuat mereka berdua sama sekali tidak pernah menaruh kecurigaan terhadap investasi Globalindo, hanya mengira ada keuntungan yang di dapat, tidak tahu di dalam sana putrinya melakukan pengorbanan seperti apa.
Sejak kecil dia tumbuh dibesarkan dan dilindungi seperti putri kecil oleh kedua orang tuanya, tidak ada beban sama sekali, sampai pada sebelum terjadi masalah dia mendengar pembicaraan mereka ternyata dia bukan anak kandung mereka, dia hanya anak angkat.
Bahkan orang tuanya yang asli meninggalkan dia, tapi mereka malah menyayangi dia seperti ini, oleh karena itu dia sangat berterima kasih sekali terhadap kedua orang tua angkatnya.
Melihat papa mamanya bahagia seperti ini, Amelia merasa meskipun dirinya diinjak oleh Steven seperti kemarin malam, dia masih merasa layak.
"Sonny Jiang baik tidak sama kamu? Kalau sampai dia tidak baik sama kamu, lapor sama papa!"
"Ah? Baik! Tentu saja baik, kalian juga bukannya tidak tahu sifatku, cuma dia yang bisa menderita, aku juga bisa menderita? Amelia berkata sambil tertawa.
Tahun itu pabrik papa bangkrut, papa seorang diri bersembunyi dan berbicara sendiri mengatakan kalau pabriknya tidak ada, dia juga tidak bisa hidup lagi, tidak bisa tenang putrinya belum menikah.
Amelia menyanggupi persyaratan Steven demi supaya papa mamanya tenang, juga bisa dengan lancar tinggal di luar, membuat pesta pernikahan palsu, mempelai pria laki-laki yang sudah disiapkan oleh Steven, asistennya, Sonny Jiang.
"Sudah lama tidak bertemu dengannya, cari waktu minta dia pulang ke rumah makan bersama, di rumah juga harus ramai! Mama membuka mulut berkata.
"Baik! Aku akan segera mengaturnya." Amelia menjawab dengan patuh.
Gadis ini dalam dua tahun sudah sangat dewasa, kalau sudah menikah memang beda." Mama membelai rambut putrinya, memuji dia.
Kembali berbincang beberapa saat, papa mama pergi bekerja, Amelia menggunakan telepon rumah menelepon Kak Harry memintanya untuk datang ke rumah.
“Kak Harry, urusan mengacaukan pernikahan hari itu terima kasih ya!"
"Bagaimana? Kak Harry berusaha keras mencari wanita hamil sungguhan, berhasil tidak?"
Amelia menggelengkan kepala, menghela nafas panjang.
"Aku rasa otak Laura bermasalah, sedikitpun tidak meragukan dia."
"Kalau begitu bagaimana? Kak Harry bantu kamu memikirkan cara agar bisa merusak hubungan mereka?" Kak Harry bertanya seperti menginvestigasi.
Amelia kembali menggelengkan kepala, berkata pelan: ”Beberapa bulan lagi waktu perjanjian habis, aku akan diam-diam pergi."
"Oh iya, Kak Harry, aku mencarimu bukan untuk membicarakan hal ini, aku ingin menanyakan mengenai kecelakaan mobil yang aku alami."
Begitu membahas mengenai kecelakaan mobil, raut wajah Kak Harry terlihat jelas berubah, mulai menyandarkan diri ke sofa, dengan tegang duduk.
"Kenapa dengan kecelakaan mobil? Kamu ingin meminta pertanggungjawaban dari Kak Harry?" Kak Harry adalah supir, tahun itu dia yang menabrak Amelia.
"Berpikir apa kamu? Aku merasa aneh, kenapa aku selalu merasa ada beberapa orang yang sepertinya aku pernah kenal sebelumnya. Dan lagi, beberapa materi pelajaranku, kenapa begitu mudah dipelajari, seperti sebelumnya pernah aku pelajari. Kak Harry, apa benar selama dua tahun aku tidak sadarkan diri, aku tidak pernah pergi kemana-mana?"
"Ini……" Kak Harry diam sejenak, membuat Amelia merasa benar-benar ada sesuatu yang tidak dia ketahui.
"Tentu saja, gadis bodoh."
"Kamu jangan tanya lagi, aku tidak bisa mengatakannya." Wajah Kak Harry terlihat canggung.
Perasaan seperti apa yang harus dia tunjukkan, merelakan tubuh yang dia jaga selama dua puluh tahun ini?
Yang mengeluarkan darah tidak hanya tubuh, tapi juga hati!
Karena dia mengerti, sepanjang hidup ini dia tidak pantas bersama dengan Jefferson lagi.
Dia kira dengan memberikan pertama kalinya, Steven akan sangat puas, sangat senang, paling tidak laki-laki sangat menganggap penting hal ini.
Siapa tahu yang dia pikirkan ternyata salah, Steven menekan dagunya, dengan kasar bertanya padanya: "Itu pertama kalimu?"
Sejak saat itu mereka berdua tidak pernah lagi mengungkit masalah itu, hari ini teringat hal itu, Amelia menjadi bertanya-tanya.
Laki-laki lain sangat membenci kekasihnya tidak bersih, tapi kenapa Steven tidak puas dia memberikan pertama kalinya untuknya?
Saat Amelia masih terlarut dalam pikirannya, Steven kembali berbicara dengan nada yang dingin.
"Saat kamu berumur 18 tahun pertama kalimu sudah tidak ada!"
"Tidak mungkin!" Dia memberontak.
"Aku juga tidak mengharuskan kamu untuk menyukaiku, kenapa kamu harus mencari berbagai macam alasan mencurigai aku? Steven, pertama kali atau bukan masa aku sendiri tidak tahu? Aku baru mengenal kamu saat aku berumur 20 tahun, bagaimana kamu bisa tahu kalau pertama kaliku sudah tidak ada saat aku berumur 18 tahun?"
"Aku tentu saja……" Steven menelan kembali kata-kata yang belum dia ucapkan.
Akan ada suatu hari dimana Amelia akan mengakuinya, untuk apa dia harus buru-buru?
Tidak melihat Amelia lagi, juga tidak mengucapkan salam, Steven membalikkan badan dan pergi.
Amelia kembali mengambil baju dan handuk pergi mandi, air yang hangat membasahi tubuhnya, dia terus memikirkan kata-kata Steven.
Dia mengalami kecelakaan mobil saat berumur 16 tahun, tidak sadarkan diri selama 2 tahun.
Yang Steven katakan tentang kehilangan pertama kalinya, seharusnya saat dia tidak sadarkan diri, terlihat Steven membohongi dia. Tapi dia juga tidak tenang, teringat saat pertama kali bertemu dengannya, benar-benar terasa seperti pernah mengenal dia sebelumnya.
Jelas-jelas pertama kali bertemu, kenapa bisa ada perasaan seperti itu?
Memikirkan sepanjang malam, masalah ini tidak bisa kalau hanya dengan dipikirkan saja, pagi hari bangun dia memutuskan pulang ke rumah dan menanyakan ke Kak Harry.
Pulang ke rumah sarapan dengan papa mama, sejak Steven menginvestasikan dananya ke Globalindo, kehidupan mereka menjadi sangat baik, ada canda tawa.
Steven melakukan dengan sangat baik, membuat mereka berdua sama sekali tidak pernah menaruh kecurigaan terhadap investasi Globalindo, hanya mengira ada keuntungan yang di dapat, tidak tahu di dalam sana putrinya melakukan pengorbanan seperti apa.
Sejak kecil dia tumbuh dibesarkan dan dilindungi seperti putri kecil oleh kedua orang tuanya, tidak ada beban sama sekali, sampai pada sebelum terjadi masalah dia mendengar pembicaraan mereka ternyata dia bukan anak kandung mereka, dia hanya anak angkat.
Bahkan orang tuanya yang asli meninggalkan dia, tapi mereka malah menyayangi dia seperti ini, oleh karena itu dia sangat berterima kasih sekali terhadap kedua orang tua angkatnya.
Melihat papa mamanya bahagia seperti ini, Amelia merasa meskipun dirinya diinjak oleh Steven seperti kemarin malam, dia masih merasa layak.
"Sonny Jiang baik tidak sama kamu? Kalau sampai dia tidak baik sama kamu, lapor sama papa!"
"Ah? Baik! Tentu saja baik, kalian juga bukannya tidak tahu sifatku, cuma dia yang bisa menderita, aku juga bisa menderita? Amelia berkata sambil tertawa.
Tahun itu pabrik papa bangkrut, papa seorang diri bersembunyi dan berbicara sendiri mengatakan kalau pabriknya tidak ada, dia juga tidak bisa hidup lagi, tidak bisa tenang putrinya belum menikah.
Amelia menyanggupi persyaratan Steven demi supaya papa mamanya tenang, juga bisa dengan lancar tinggal di luar, membuat pesta pernikahan palsu, mempelai pria laki-laki yang sudah disiapkan oleh Steven, asistennya, Sonny Jiang.
"Sudah lama tidak bertemu dengannya, cari waktu minta dia pulang ke rumah makan bersama, di rumah juga harus ramai! Mama membuka mulut berkata.
"Baik! Aku akan segera mengaturnya." Amelia menjawab dengan patuh.
Gadis ini dalam dua tahun sudah sangat dewasa, kalau sudah menikah memang beda." Mama membelai rambut putrinya, memuji dia.
Kembali berbincang beberapa saat, papa mama pergi bekerja, Amelia menggunakan telepon rumah menelepon Kak Harry memintanya untuk datang ke rumah.
“Kak Harry, urusan mengacaukan pernikahan hari itu terima kasih ya!"
"Bagaimana? Kak Harry berusaha keras mencari wanita hamil sungguhan, berhasil tidak?"
Amelia menggelengkan kepala, menghela nafas panjang.
"Aku rasa otak Laura bermasalah, sedikitpun tidak meragukan dia."
"Kalau begitu bagaimana? Kak Harry bantu kamu memikirkan cara agar bisa merusak hubungan mereka?" Kak Harry bertanya seperti menginvestigasi.
Amelia kembali menggelengkan kepala, berkata pelan: ”Beberapa bulan lagi waktu perjanjian habis, aku akan diam-diam pergi."
"Oh iya, Kak Harry, aku mencarimu bukan untuk membicarakan hal ini, aku ingin menanyakan mengenai kecelakaan mobil yang aku alami."
Begitu membahas mengenai kecelakaan mobil, raut wajah Kak Harry terlihat jelas berubah, mulai menyandarkan diri ke sofa, dengan tegang duduk.
"Kenapa dengan kecelakaan mobil? Kamu ingin meminta pertanggungjawaban dari Kak Harry?" Kak Harry adalah supir, tahun itu dia yang menabrak Amelia.
"Berpikir apa kamu? Aku merasa aneh, kenapa aku selalu merasa ada beberapa orang yang sepertinya aku pernah kenal sebelumnya. Dan lagi, beberapa materi pelajaranku, kenapa begitu mudah dipelajari, seperti sebelumnya pernah aku pelajari. Kak Harry, apa benar selama dua tahun aku tidak sadarkan diri, aku tidak pernah pergi kemana-mana?"
"Ini……" Kak Harry diam sejenak, membuat Amelia merasa benar-benar ada sesuatu yang tidak dia ketahui.
"Tentu saja, gadis bodoh."
"Kamu jangan tanya lagi, aku tidak bisa mengatakannya." Wajah Kak Harry terlihat canggung.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved