chapter 12 Alasan Untuk Menggagalkan Pertunangan

by Yanson 12:56,Nov 23,2023
Nyonya Besar menatap Shawn dengan gugup.

"Pantas saja sepertinya aku pernah melihatmu, ternyata kamu cucu Harun Ye. Kita sudah 10 tahun tidak bertemu, 'kan?"

"Benar sekali! Kalau begitu Nyonya ingat dengan perjanjian pertunangan yang dibuat oleh Tuan Besar dan kakekku, 'kan?"

"Tentu saja!"

"Dulu, hubungan keluarga kita sangat baik. Suamiku bahkan menganggap kakekmu sebagai saudara. Mereka sudah menjodohkanmu dengan Reni. Meskipun mereka sudah tiada, keluarga kami tidak akan pernah mengingkari janji."

"Ibu!"

Diana panik, dia tidak mau Nyonya Besar menjodohkan Shawn dengan putrinya.

Nyonya Besar tidak memedulikan Diana, dia berkata, "Selama ini kamu ke mana saja? Tinggal di mana dan bekerja di mana?"

"Aku berada di penjara selama 10 tahun dan belum menemukan pekerjaan. Sekarang saja aku masih dalam masa jaminan."

"Penjara?"

Mereka semua terkejut, kecuali Nyonya Besar. Sepertinya dia sudah mengetahui hal itu.

Felicia merasa hatinya teriris. Dia berkata, "Kakek, Kakek... kenapa Kakek menyuruhku untuk menjadi pelayan dari seorang tahanan?"

Reni merasa sedih mengapa Shawn tidak pernah mengabarinya?

Entah sudah berapa banyak kesulitan yang Shawn hadapi selama berada di penjara?

"Kalau begitu jangan harap kamu bisa menikahi Reni."

"Kenapa?" tanya Shawn.

"Reni adalah anak baik-baik. Dia juga bisa menjadi presdir di masa depan. Bagaimana tanggapan orang-orang kalau sampai dia menikah dengan seorang tahanan?"

Shawn mengerti maksud Nyonya Besar, tapi ekspresinya tetap tenang.

Diana dengan senang berkata, "Ibu benar! Reni juga lulus dari sekolah yang bergengsi, apalagi sekarang luka bakar di wajahnya sudah sembuh. Lihatlah betapa cantiknya putriku saat ini! Bagaimana mungkin dia menikah dengan seorang tahanan?"

Keluarga Yohanes hanya bisa menyaksikan keributan tersebut.

Pedro berkata, "Kakak ipar, dialah yang menyembuhkan wajah putrimu. Jangan mengelak dari kenyataan!"

Yohanes menayap ayahnya dengan bingung, dia tidak mengerti kenapa ayahnya malah membela Shawn.

Padahal pemuda kampungan itu sudah merusak rencana besar mereka!

Jenny langsung mengerti maksud ayahnya. Jika Reni menikah dengan Shawn yang miskin itu, sepupunya itu tidak akan menjadi ancaman baginya.

Ditambah lagi Reni bukan lagi si itik buruk rupa, dia bisa saja menikah dengan laki-laki kaya.

Jika Reni mendapatkan kekuasaan, perusahaan tidak membutuhkan keluarga Jenny lagi.

"Aku mendukung keputusan Nenek. Bagaimanapun, Reni dan Shawn sudah dijodohkan sejak kecil. Apalagi hari ini dia sudah menyelamatkan nyawa Nenek. Keluarga kita bukan keluarga yang tidak tahu balas budi, 'kan?"

Perempuan tua itu memelototi Jenny, beraninya cucunya itu mengutarakan pendapatnya sebelum dirinya membuat keputusan!

"Perkataanku itu memang tidak salah. Tapi sekarang ini zaman modern, perjodohan semacam itu sudah ketinggalan zaman. Kita serahkan saja semuanya pada Reni!"

Perempuan tua itu terpaksa mengalah dan menatap Reni. "Reni, pikirkanlah baik-baik."

Reni dengan tegas berkata, "Aku setuju dengan perjodohan ini, perjanjian yang sudah ditetapkan tidak boleh diingkari begitu saja!"

Nyonya Besar mengerutkan dahinya dengan ekspresi kecewa.

"Kamu sudah gila? Kamu mau menikah dengan seorang tahanan?" bentak Diana ada Reni.

"Ibu, dia sudah menolongku. Kalau bukan karena dia, aku oasti sudah menderita karena Kevin! Apalagi dia juga berhasil menyembuhkan Nenek! Aku tidak mau menikah dengan orang lain selain dia!"

"Kamu benar-benar membuatku kesal!"

Diana hendak menjewer telinga putrinya, tapi Peter langsung mencegahnya.

"Sudah, sudah! Kita bicarakan masalah ini lain kali saja! Aku sangat lelah, kalian juga selesaikan saja dulu urusan kalian masing-masing!"

Kedua keluarga itu mempunyai pemikiran yang berbeda. Mereka pun pamit.

Setelah keluar dari kamar Nyonya Besar, Diana menarik Reni ke sampingnya dan berkata pada Shawn. "Dasar bocah! Jangan harap kamu bisa menikah dengan Reni!"

Diana langsung pergi sambil menarik tangan Reni.##

Reni menatap Shawn dan memberi isyarat bahwa dirinya akan meneleponnya.

Setelah Reni pergi, Jenny mendekati Shawn dan bertanya, "Apa kamu menyesal?"

"Seorang dokter tidak akan pernah menyesal karena menolong pasiennya," jawab Shawn tegas.

"Wah, ternyata sifatmu tidak berubah. Kalau begitu apa kamu bisa menyembuhkanku?" tanya Jenny manja.

Shawn memperhatikan Jenny dari atas ke bawah, kemudian berkata, "Sepertinya tubuhmu baik-baik saja."

"Lihat ke sini, dadaku kecil. Apa kamu punya cara untuk membuatnya menjadi lebih besar?"

"Ada, tapi aku tidak bisa jamin."

Shawn melirik dada Jenny dan merasa bahwa dadanya memang datar.

Dia bisa saja membuatnya menjadi lebih besar dengan pijatan.

Jenny menggesekan tubuhnya pada Shawn, kemudian mengetuk dada Shawn dan berkata, "Tidak masalah, aku bersedia menjalani pengobatan apa pun."

Felicia yang masih berada di sana berkata, "Majikanku bukan ahli bedah plastik!"

Dia lantas menarik tangan Shawn dan mengajaknya ke dalam mobil.

"Hei, sekarang kamu mau mengakui dia sebagai majikanmu?"

"Memangnya kenapa?"

Felicia menatap Shawn, dia ingin melihat reaksi majikannya itu.

"Betul, sebaiknya kamu mencari ahli bedah plastik."

Shawn lantas masuk ke mobil BWM milik Felicia dan duduk di kursi belakang.

Felicia mengangkat dagunya dan dengan bangga berkata, "Dengarkan saja perkataan majikanku!"

Felicia lantas menginjak pedal gasnya dan langsung pergi.

Jenny terbatuk karena asap knalpot. Dia menutup hidungnya dan dengan marah berkata, "Berengsek! Lihat saja nanti!"

Sementara itu di dalam mobil.

Felicia merasa lega. "Tuan, sebaiknya jauhi wanita seperti dia. Dia itu cuma seekor rubah betina yang tidak tahu malu!"

"Kenapa kamu membencinya?" tanya Shawn sambil tertawa.

"Aku juga menghadiri pesta pertunangan. Aku tahu kalau si rubah itu melakukan hubungan intim dengan Kevin! Dasar tidak punya harga diri!"

Shawn memandangi Felicia dan merasa bahwa gadis kecil itu layak menjadi pelayannya.

"Tuan tinggal di mana? Biar kuantar."

"Cloud Estate."

"Apa?"

Felicia terejut dan kembali bertanya, "Apa tempat itu berada di sekitar sini?"

"Vila nomor sembilan."

"Gedung Sultan?"

Felicia terkejut.

Cloud Estate merupakan vila termahal di Kota Laut Timur. Vila itu dibangun di atas gunung. Semakin tinggi lokasinya, semakin mahal pula harganya.

Vila nomor satu sampai sembilan adalah Gedung Sultan. Hanya konglomerat yang mampu membelinya.

Vila kakeknya juga berada di sana, tapi tidak bisa dibandingkan dengan Gedung Sultan.

Dia mengira bahwa mungkin vila itu bukan milik Shawn.

Dilihat dari penampilannya saja, pemuda itu bahkan tidak mampu membeli ubin lantai di vila mewah tersebut.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250