chapter 11 Mengajukan Pertunangan Sekali Lagi
by Yanson
12:56,Nov 23,2023
Felicia hanya bisa berdiri tanpa bisa berbuat apa-apa.
Arman sangat fanatik terhadap ilmu medis, tapi sekarang kakenya itu rela berlutut di depan Shawn tanpa mengedepankan gengsinya.
Shawn tetap duduk tenang sambil minum teh, dia berkata, "Dokter Arman terlalu memujiku. Kita bisa belajar ilmu medis bersama, tapi aku tidak bisa menjadikanmu sebagai murid."
Arman kecewa, dia berkata, "Apa kamu meremehkanku? Aku bisa memberikan harta milik keluargaku padamu, kamu hany perlu mengajarkan sedikit ilmumu padaku."
Gila, Arman sudah tidak waras!
Tapi mereka semua setuju dengan keputusan Shawn.
Arman adalah seorang dokter yang sangat terkenal, tidak bisa dibayangkan berapa kekayaan yang dimilikinya saat ini.
Mereka pikir Shawn akan lansung menyetujuinya, tapi ternyata si pemuda kampungan itu berkata, "Dokter Arman sudah salah paham, aku hanya meikirkan bir enak, makanan enak dan wanita cantik."
Oh, begitu rupanya?
Arman tersenyum sambil menahan sedihnya, tidak disangka tawarannya ditolak mentah-mentah oleh Shawn.
Ternyata dokter ajaib itu tidak memikirkan harta.
Kekagumannya pada Shawn semakin bertambah, dia lantas berkata pada cucunya. "Felicia, cepat berlutut pada dokter hebat ini!"
"Kakek!"
Felicia membelalakkan matanya, dia tidak habis pikir kenapa kakeknya menyuruhnya berbuat hal memalukan seperti ini?
Menurut Felicia, Shawn terlihat seperti laki-laki mesum!
Arman memelototi cucunya, Felicia pun tidak bisa menolak permintaan kakeknya dan akhirnya berlutut di depan Shawn dengan jengkel.
"Dokter Ajaib, cucuku baru berusia 18 tahun, dia sudah belajar ilmu kedokteran sejak umur tiga tahun. Dia belum tahu apa-apa dan sudah berani taruhan denganmu. Sekarang kami kalah dan bersedia menerima hukuman yang sudah ditetapkan. Biarkan cucuku ini menjadi pelayanmu selama tiga tahun."
Apa?
Felicia berkeringat dingin, dia diam-diam mengumpat kakeknya dalam hati.
Padahal dia sendiri belum mengatakan apa-apa!
"Kamu memang jujur, tapi kamu hanya mengatakannya dengan asal-asalan, kenapa Kakek menanggapinya dengan serius? Benar, 'kan?" tanya Felicia pada Shawn sambil mengedipkan mata.
Dia berharap Shawn tidak menagih janjinya.
Shawn tersenyum sinis dan meletakkan cangkir tehnya, kemudian berkata, "Terima kasih atas tawaran Dokter, aku akan menerima cucumu untuk menjadi pelayanku."
"Terima kasih, Dokter ajaib!"
Arman begitu senang sampai wajahnya memerah, dia lantas berkata pada cucunya. "Felicia, beri hormat pada majikanmu! Tuangkan teh untuknya!"
"Kakek sudah keterlaluan!" Felicia hanya bisa mengumpat dalam hati.
Menjadi pelayan?
Apa Arman sedang menjual cucunya?
"Felicia, ayo cepat lakukan!" desak Arman.
"Awas saja, kalau Kakek sudah sekarat, aku akan melepaskan selang oksigenmu!" gumam Felicia.
Felicia pun menuangkan teh pada Shawn dan membungkuk padanya dengan kesal.
Shawn tahu bahwa Felicia tidak terima, dia berkata, "Gadis kecil, ini bukan salah kakekmu. Percayalah, kakekmu tahu apa yang terbaik untukmu!"
Yang terbaik katanya? Bukankah Felicia hanya disuruh menjadi pelayan yang bertugas untuk menuangkan teh atau menjadi teman tidur?
Felicia mengumpat dalam hati, dia sedang membayangkan dirinya mencabut selang oksigen kakeknya saat sekarat nanti.
Sebaliknya, Arman merasa sangat senang. Dia menyerahkan kartu namanya pada Shawn dan siap membantunya kapan pun dia mau.
"Felicia, mulai sekarang kamu harus melayaninya dengan sepenuh hati. Kalau tidak, aku tidak akan mewariskan hartaku padamu sepeser pun!"
Kejam sekali!
Felicia baru saja berencana untuk melarikan diri, tapi ternyata kakeknya itu sudah mengancamnya!
"Pelayan, antar kakekmu sampai ke depan!" perintah Shawn pada pelayan barunya itu.
Felicia menuruti perintah Shawn dengan jengkel.
Setelah keluar dari kediaman Keluarga Lin, Felicia langsung mengeluh pada Arman. "Kakek sudah gila? Dia baru menyembuhkan satu pasien, kenapa Kakek begitu memujanya?"
"Kamu tidak mengerti apa itu Sembilan Jarum Dewa Obat, kehebatannya itu sangat luar biasa! Kakek jauh lebih berpengalaman darimu, keluarga kita akan mendapat keuntungan kalau kamu menjadi pelayannya!"
"Oh, maksud Kakek, Kakek akan lebih senang kalau aku punya anak darinya? Begitu?" Felicia mengerutkan bibirnya karena kesal.
"Ha ha ha, kalau itu sampai terjadi, aku akan menyerahkan Sun Group padamu!" ujar Arman sambil mengelus janggutnya.
Kakek yang sangat menyebalkan!
Felicia menghentakkan kakinya, dia merasa sangat marah karena kakeknya sendiri sudah menjualnya.
Dia hanya bisa melihat punggung kakeknya dengan kesal.
Anggota Keluarga Lin sudah mendorong perempuan tua yang duduk di kursi roda itu keluar dari kamarnya. mengusir wanita tua itu.
"Nona, di mana Dokter Arman?" tanya Yohanes dengan cemas.
"Dia sudah mati!"
"Hah?" Yohanes berteriak keget.
"Maksudku, kakekku sudah pergi," ralat Felicia.
Yohanes berkeringat dingin, dia ingin Arman membuktikan pada yang lain bahwa dirinya sudah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Nyonya Besar.
Perempuan tua itu terlihat jauh lebih sehat dari sebelumnya.
Dia melihat sekeliling dan dengan marah berkata, "Maf sudah membuat kalian khawatir, untunglah aku masih bisa diselamatkan. Aku mendengar semua percakapan kalian tadi. Prinsipku masih sama seperti sebelumnya, siapa yang bisa mendapatkan saham untuk Lin Dynasrt Group, dialah yang akan menjadi presdir. Jangan mengorbankan perusahaan hanya demi tujuan pribadi."
Dia menyipitkan matanya dan melihat ke arah Yohanes dan keluarganya.
Pedro memanas, dia berkata, "Aku setuju dengan perkataan Ibu!"
"Ibu benar!"
"Kami semua setuju!"
Para anggota Keluarga Lin menyatakan dukungannya.
Nyonya Besar meminta mereka untuk mundur.
Saat ini hanya ada Shawn, Felicia, Reni dan keluarganya.
Ruang tamu menjadi sepi.
Perempuan tua itu menyesap tehnya dan berterima kasih pada Shawn.
"Terima kasih sudah menyelamatkanku. Katakan saja berapa bayaran yang kamu mau."
Shawn berkata, "Aku tidak mmebutuhkan uang, tapi aku punya permintaan lain."
"Begitu rupanya? Apa yang kamu mau?" tanya Nyonya Besar.
Shawn berdiri dan berkata, "Izinkan aku bertunangan dengan Reni."
"Apa?"
Mereka semua terkejut, kecuali Reni. Wajahnya merona karena malu.
Diana langsung protes. "Hei, sejak kapan kami sepakat dengan hal itu?"
Nyonya Besar memperhatikan Shawn dengan seksama, dia merasa pernah melihat Shawn sebelumnya.
"Sebenarnya aku adalah cucu Harun Ye, namaku Shawn Ye," ujar Shawn dengan tenang.
"Apa?"
Mereka semua kembali terkejut.
Shawn Ye?
Dulu Shawn pernah menjadi tetangga mereka yang satu-satunya selamat dari kebakaran!
Shawn sudah kembali!
Arman sangat fanatik terhadap ilmu medis, tapi sekarang kakenya itu rela berlutut di depan Shawn tanpa mengedepankan gengsinya.
Shawn tetap duduk tenang sambil minum teh, dia berkata, "Dokter Arman terlalu memujiku. Kita bisa belajar ilmu medis bersama, tapi aku tidak bisa menjadikanmu sebagai murid."
Arman kecewa, dia berkata, "Apa kamu meremehkanku? Aku bisa memberikan harta milik keluargaku padamu, kamu hany perlu mengajarkan sedikit ilmumu padaku."
Gila, Arman sudah tidak waras!
Tapi mereka semua setuju dengan keputusan Shawn.
Arman adalah seorang dokter yang sangat terkenal, tidak bisa dibayangkan berapa kekayaan yang dimilikinya saat ini.
Mereka pikir Shawn akan lansung menyetujuinya, tapi ternyata si pemuda kampungan itu berkata, "Dokter Arman sudah salah paham, aku hanya meikirkan bir enak, makanan enak dan wanita cantik."
Oh, begitu rupanya?
Arman tersenyum sambil menahan sedihnya, tidak disangka tawarannya ditolak mentah-mentah oleh Shawn.
Ternyata dokter ajaib itu tidak memikirkan harta.
Kekagumannya pada Shawn semakin bertambah, dia lantas berkata pada cucunya. "Felicia, cepat berlutut pada dokter hebat ini!"
"Kakek!"
Felicia membelalakkan matanya, dia tidak habis pikir kenapa kakeknya menyuruhnya berbuat hal memalukan seperti ini?
Menurut Felicia, Shawn terlihat seperti laki-laki mesum!
Arman memelototi cucunya, Felicia pun tidak bisa menolak permintaan kakeknya dan akhirnya berlutut di depan Shawn dengan jengkel.
"Dokter Ajaib, cucuku baru berusia 18 tahun, dia sudah belajar ilmu kedokteran sejak umur tiga tahun. Dia belum tahu apa-apa dan sudah berani taruhan denganmu. Sekarang kami kalah dan bersedia menerima hukuman yang sudah ditetapkan. Biarkan cucuku ini menjadi pelayanmu selama tiga tahun."
Apa?
Felicia berkeringat dingin, dia diam-diam mengumpat kakeknya dalam hati.
Padahal dia sendiri belum mengatakan apa-apa!
"Kamu memang jujur, tapi kamu hanya mengatakannya dengan asal-asalan, kenapa Kakek menanggapinya dengan serius? Benar, 'kan?" tanya Felicia pada Shawn sambil mengedipkan mata.
Dia berharap Shawn tidak menagih janjinya.
Shawn tersenyum sinis dan meletakkan cangkir tehnya, kemudian berkata, "Terima kasih atas tawaran Dokter, aku akan menerima cucumu untuk menjadi pelayanku."
"Terima kasih, Dokter ajaib!"
Arman begitu senang sampai wajahnya memerah, dia lantas berkata pada cucunya. "Felicia, beri hormat pada majikanmu! Tuangkan teh untuknya!"
"Kakek sudah keterlaluan!" Felicia hanya bisa mengumpat dalam hati.
Menjadi pelayan?
Apa Arman sedang menjual cucunya?
"Felicia, ayo cepat lakukan!" desak Arman.
"Awas saja, kalau Kakek sudah sekarat, aku akan melepaskan selang oksigenmu!" gumam Felicia.
Felicia pun menuangkan teh pada Shawn dan membungkuk padanya dengan kesal.
Shawn tahu bahwa Felicia tidak terima, dia berkata, "Gadis kecil, ini bukan salah kakekmu. Percayalah, kakekmu tahu apa yang terbaik untukmu!"
Yang terbaik katanya? Bukankah Felicia hanya disuruh menjadi pelayan yang bertugas untuk menuangkan teh atau menjadi teman tidur?
Felicia mengumpat dalam hati, dia sedang membayangkan dirinya mencabut selang oksigen kakeknya saat sekarat nanti.
Sebaliknya, Arman merasa sangat senang. Dia menyerahkan kartu namanya pada Shawn dan siap membantunya kapan pun dia mau.
"Felicia, mulai sekarang kamu harus melayaninya dengan sepenuh hati. Kalau tidak, aku tidak akan mewariskan hartaku padamu sepeser pun!"
Kejam sekali!
Felicia baru saja berencana untuk melarikan diri, tapi ternyata kakeknya itu sudah mengancamnya!
"Pelayan, antar kakekmu sampai ke depan!" perintah Shawn pada pelayan barunya itu.
Felicia menuruti perintah Shawn dengan jengkel.
Setelah keluar dari kediaman Keluarga Lin, Felicia langsung mengeluh pada Arman. "Kakek sudah gila? Dia baru menyembuhkan satu pasien, kenapa Kakek begitu memujanya?"
"Kamu tidak mengerti apa itu Sembilan Jarum Dewa Obat, kehebatannya itu sangat luar biasa! Kakek jauh lebih berpengalaman darimu, keluarga kita akan mendapat keuntungan kalau kamu menjadi pelayannya!"
"Oh, maksud Kakek, Kakek akan lebih senang kalau aku punya anak darinya? Begitu?" Felicia mengerutkan bibirnya karena kesal.
"Ha ha ha, kalau itu sampai terjadi, aku akan menyerahkan Sun Group padamu!" ujar Arman sambil mengelus janggutnya.
Kakek yang sangat menyebalkan!
Felicia menghentakkan kakinya, dia merasa sangat marah karena kakeknya sendiri sudah menjualnya.
Dia hanya bisa melihat punggung kakeknya dengan kesal.
Anggota Keluarga Lin sudah mendorong perempuan tua yang duduk di kursi roda itu keluar dari kamarnya. mengusir wanita tua itu.
"Nona, di mana Dokter Arman?" tanya Yohanes dengan cemas.
"Dia sudah mati!"
"Hah?" Yohanes berteriak keget.
"Maksudku, kakekku sudah pergi," ralat Felicia.
Yohanes berkeringat dingin, dia ingin Arman membuktikan pada yang lain bahwa dirinya sudah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Nyonya Besar.
Perempuan tua itu terlihat jauh lebih sehat dari sebelumnya.
Dia melihat sekeliling dan dengan marah berkata, "Maf sudah membuat kalian khawatir, untunglah aku masih bisa diselamatkan. Aku mendengar semua percakapan kalian tadi. Prinsipku masih sama seperti sebelumnya, siapa yang bisa mendapatkan saham untuk Lin Dynasrt Group, dialah yang akan menjadi presdir. Jangan mengorbankan perusahaan hanya demi tujuan pribadi."
Dia menyipitkan matanya dan melihat ke arah Yohanes dan keluarganya.
Pedro memanas, dia berkata, "Aku setuju dengan perkataan Ibu!"
"Ibu benar!"
"Kami semua setuju!"
Para anggota Keluarga Lin menyatakan dukungannya.
Nyonya Besar meminta mereka untuk mundur.
Saat ini hanya ada Shawn, Felicia, Reni dan keluarganya.
Ruang tamu menjadi sepi.
Perempuan tua itu menyesap tehnya dan berterima kasih pada Shawn.
"Terima kasih sudah menyelamatkanku. Katakan saja berapa bayaran yang kamu mau."
Shawn berkata, "Aku tidak mmebutuhkan uang, tapi aku punya permintaan lain."
"Begitu rupanya? Apa yang kamu mau?" tanya Nyonya Besar.
Shawn berdiri dan berkata, "Izinkan aku bertunangan dengan Reni."
"Apa?"
Mereka semua terkejut, kecuali Reni. Wajahnya merona karena malu.
Diana langsung protes. "Hei, sejak kapan kami sepakat dengan hal itu?"
Nyonya Besar memperhatikan Shawn dengan seksama, dia merasa pernah melihat Shawn sebelumnya.
"Sebenarnya aku adalah cucu Harun Ye, namaku Shawn Ye," ujar Shawn dengan tenang.
"Apa?"
Mereka semua kembali terkejut.
Shawn Ye?
Dulu Shawn pernah menjadi tetangga mereka yang satu-satunya selamat dari kebakaran!
Shawn sudah kembali!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved