chapter 14 Empat Penjaga Pintu Neraka

by Yanson 12:56,Nov 23,2023
Juno Pengendali Angin memiliki paras tampan yang mampu menaklukkan hati para gadis.

Dia mengenakan jas dan sepatu dari bahan kulit. Semula, dia adalah selebriti internet yang begitu dielu-elukan penggemarnya.

Dia lantas masuk penjarandan dibimbing oleh Shawn.

Juno masih menekuni pekerjaannya sebagai selebriti internet meski popularitasnya sudah tidak sebagus dulu.

"Apa Tuan puas dengan kinerja kamu?"

"Aku merasa puas!"

Shawn memerintahkan mereka untuk berdiri.

Mereka berempat berdiri dengan penuh hormat. Keempatnya keluar dari penjara lima tahun lebih awal dari Shawn dan sudah dikenal masyarakat.

Maria Pengendali Hujan adalah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi sekaligus penati terkenal di Negara Hedox.

Dia terlihat cantik, anggun dan lemah lembut.

Perempuan itu mengenakan dress hitam. Pinggangnya kecil ramping dan rambutnya panjang bergelombang. Dia terlihat seperti aktris papan atas.

"Tuan, Keluarga Wu mengadakan sayembara dan menyediakan hadiah sebesar 200 miliar bagi orang yang berhasil menemukan orang yang sudah melukai Kevin Wu," lapor Maria.

"Dua ratus miliar? Memangnya nyawaku semurah itu?"

Mereka berempat tertawa.

"Kami sedang menyelidiki siapa orang yang menerima tantangan ini. Kalau orang itu sudah ditemukan, aku akan langsung membunuhnya!" ujar Baron Pengendali Petir.

Baron mempunyai tinggi 190 sentimeter, bahunya lebar dan pinggangnya kekar. Kekuatannya sungguh luar biasa. Pakaian apa pun yang dikenakannya pasti terlihat ketat.

Rexa Pengendali Listrik berkata, "Maria, jangan terlalu khawatir. Orang itu tidak akan bisa menyakiti Tuan kita."

Rexa mengenakan kaos ketat crop-top yang memperlihatkan pusar dan dadanya yang montok. Dia juga mengenakan sepetu hak tinggi yang memperlihatkan kaki jenjangnya.

Pantatnya bulat dan montok, dia terlihat sangat seksi dan menggairahkan.

Saat ini dia menjalankan bisnis bar, Baron bekerja di bar miliknya sebagai penjaga kemananan.

Shawn meminta mereka untuk menyelidiki pembunuhan yang terjadi pada keluarganya 10 tahun lalu. Saat ini penyelidikan mereka sudah cukup membuahkan hasil.

Shawn mengerutkan dahinya setelah mengambil kesimpulan dari laporan mereka berempat.

Ternyata pembunuhan keluarganya itu melibatkan pihak asing?

Orang tuanya hanya bekerja sebagai pegawai di sebuah pabrik farmasi, bagaimana mungkin pembunuhan itu sampai melibatkan pihak asing?

Shawn menyuruh mereka bermpat untuk terus melakukan penyelidikan.

Mereka berempat pamit dari hadapan Shawn, kecuali Rexa.

Dia menatap Shawn dengan matanya yang indah dan berkata padanya dengan nada bicara manja. "Tuan, sudah lama aku tidak melayanimu ..."

"Rexa, jangan banyak tingkah!"

Shawn memengang pergelangan tangannya dan memintanya untuk duduk di pangkuannya.

Rexa mendesah dan melingkarkan lengannya di leher Shawn.

Dia duduk di pangkuan Shawn dengan kaki mengangkang, pantatnya yang semok menempel erat di paha Shawn. Dadanya yang besar terlihat tegang.

"Tuan, sudah lama aku tidak melayanimu, aku sudah sangat merindukanmu!" kata Rexa dengan manja.

Shawn menurunkan tangannya dari pinggang Rexa dan menampar pantatnya dengan keras.

Rexa mendesah dengan manja, pantatnya bergetar hebat.

Shawn memandangnya dengan dingin, kemudian berkata, "Aku mengajarimu Jurus Pemikat Sukma untuk melawan musuh. Lancang sekali kamu menggodaku dengan jurus ini!"

Rexa menutupi pantatnya dan berkata, "Maafkan aku, Tuan... aku salah. Aku hanya ingin melayanimu."

"Sudahlah, kamu boleh pergi."

Rexa tidak berani berbuat lancang lagi. Dia lantas membungkuk dan pergi.

Setelah keluar dari ruangan itu, ketiga temannya menatapnya dengan tatapan meremehkan.

Rexa berjalan dengan pincang.

Juno Pengendali Angin berkata, "Sudah kubilang, jangan coba-coba menggoda Tuan. Sekarang kamu menyesal, 'kan?"

Rexa menangis dan berkata, "Tuan sudah berubah, dia tidak bisa menghargaiku. Pantatku rasanya sakit sekali setelah ditampar olehnya."

"Kamu tidak tahu kalau Tuan sudah bertemu dengan cinta pertamanya? Dia tidak akan tergoda olehmu!" tutur Maria Pengendali Hujan.

"Aku tidak percaya, bagaimana mungkin seekor kucing menolak diberi ikan?"

Rexa tidak terima, dia merasa kalau dirinya belum menguasai Jurus Pemikat Sukma dengan benar. Dia bertekad untuk mencoba menggoda Shawn lain kali.

Setelah mereka pergi, Felicia kembali ke vila.

Gadis itu datang dengan membawa tas belanja. "Tuan, aku sudah membeli beberapa seragam maid. Ada gaya simple, gaya loli ala Jepang, gaya jas ala Inggris dan gaya liar ala Amerika. Aku bisa memakai seragam yang berbeda setiap hari agar Tuan tidak merasa bosan."

Shawn berkeringat dingin, dia tidak menyangka kalau Felicia bisa seagresif ini?

Gadis itu juga menunjukkan bebrapa stoking dengan warna yang berbeda dan meminta pendapatnya untuk memadukan dengan seragam yang cocok. Shawn sampai terkejut dibuatnya.

Felicia masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya.

Dia mengenakan rok pendek berwarna hitam dan kemeja putih, pahanya yang mulus bisa terlihat dengan jelas. Shawn berpikir, itu pasti gaya simple.

Kepalanya dihiasi dengan bando kelinci yang terlihat manja sekaligus menggoda.

Ini pertama kalinya Felicia mengenakan pakaian seperti itu, bahkan memperlihatkannya di depan laki-laki dewasa.

Wajahnya memerah karena malu, dia menarik ujung roknya untuk menutupi pahanya. Dia lantas berjalan ke depan Shawn dengan malu-malu, kemudian memutar badannya. "Tuan, apa kamu puas dengan penampilanku?"

"Penampilanmu sudah melebihi ekspektasiku!"

Felicia merasa lega, dia berpose dua jari dan dengan imut berkata, "Kalau begitu mulai hari ini aku resmi menjadi pelayanmu!"

"Benar sekali!"

Shawn tersenyum puas.

"Sudah malam, pilih kamar tidurmu dan antarkan aku ke suatu tempat besok pagi-pagi sekali."

"Siap, Tuan!" Felicia memberi hormat dan berbicara dengan kawai.

Setelah memilih kamar di lantai satu, Felicia melepaskan pakaiannya dan menggantungnya di lemari pakaian. Dia berencana untuk tinggal di vila itu dalam jangka waktu yang lama.

Tidak sembarang orang bisa tinggal di vila semewah itu. Kakeknya pasti akan iri padanya.

Sebelum kembali ke vila, Felicia menyempatkan diri pergi ke toko barang antik untuk menguji keaslian cangkir teh yang dipecahkan olehnya. Ternyata benar, itu memang cangkir seharga miliaran. Dia pun menjual pecahan cangkir itu dengan harga 200 juta.

Dia membeli seragam maid dengan uang itu, tentu saja dia menabung sisanya.

Siapa yang bisa menolak pekerjaan senyaman itu?

Felicia berbaring di kasur dan melihat saldo di rekening banknya dengan bahagia.

Dia lantas mandi, mengunci pintu, memakai baju tidur dan berbaring di kasur.

Dia tidak mau Shawn masuk ke kamarnya tanpa izin, oleh karena itu dia meletakkan lemari di depan pintu dan meletakkan vas bunga di atasnya.

Gadis itu juga menutup semua jendela dengan rapat.

Dia melihat Shawn yang sedang duduk di tepi danau.

Entah kenapa Felicia merasa bahwa Shawn begitu menyilaukan, seakan cahaya bulan diserap olehnya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250