chapter 7 Dipermalukan Dengan Sempurna

by Yanson 12:56,Nov 23,2023
Saat mata Simon dan Shawn saling bertatapan, Simon sempat merasa ragu. Setelah itu dia langsung menunjukkan sikap hormat pada Shawn.

Dia membungkuk pada Shawn di depan para sopir, kemudian dengan semangat berkata, "Dokter Ajaib Ye, kenapa Anda di sini? Kenapa Anda tidak mengabari saya kalau Anda sudah keluar dari penjara? Saya pasti akan menyambut Anda dengan meriah!"

"Aku di sini untuk menghadiri acara pertunangan. Kamu urusi saja pekerjaanmu, tidak perlu menyapaku," jawan Shawn sambil mengibaskan tangannya.

"Baik, saya akan membuat janji dengan Anda lain kali."

Simon menyuruh sopirnya untuk meminta maaf pada Shawn. "Cepat bersujud dan minta maaf pada Dokter Ajaib Ye!"

"Hah?"

Orang-orang yang berada di sekitar tempat itu hanya bisa tercengang. Mereka tidak menyangka seorang pemuda dengan penampilan seperti orang kampung itu begitu disegani oleh Simon

"Kenapa bengong saja? Ayo cepat minta maaf!" gertak Simon.

Adi berlutut dan membenturkan kepalanya ke lantai sebanyak dua kali.

"Dokter Ajaib Ye, apa menurut Anda ini sudah cukup?"

"Kalau belum cukup, saya bersedia menerima hukuman!" ujar Simon lagi.

Adi gemetaran dan langsung ambruk.

"Sudah, tidak perlu diteruskan. Kamu boleh pergi."

"Baik, terima kasih banyak."

Shawn melambaikan tangannya sebagai isyarat agar Simon pergi.

Simon merasa lega, dia lantas mengangguk dan berbicara sebentar dengan Shawn, kemudian pergi dengan ditemani beberapa pengawalnya.

Para sopir itu saling memandang, mereka hanya bisa tertegun sambil berdiri di samping meja, tidak ada yang berani duduk.

Adi masih merasa ketakutan, dia bersujud di depan Shawn dengan bingung.

Shawn memberi isyarat kepada para sopir itu untuk kembali duduk dan minum-minum. Dia juga berkata pada Adi. "Bangun dan duduklah!"

"Te, terima kasih banyak, Tuan!"

Adi menangis, dia sudah seperti semut yang bisa diinjak kapan saja oleh Shawn.

Para sopir yang duduk satu meja dengan Shawn pun tidak berai berbuat tidak sopan lagi. Suasana menjadi tegang, sementara Shawn menikmati birnya sendirian.

Acara pertunangan segera dimulai.

Pembawa acara mulai membuka acara. Sementara itu di sebuah ruang pribadi di belakang panggung, perempuan tua itu menampar Reni dengan keras.

Reni duduk bersimpuh di lantai, kemudian dengan sedih berteriak, "Kenapa Nenek menamparku?"

"Cucu bajingan! Kamu sengaja melarikan diri dari acara ini, 'kan? Kamu sengaja memfitnah Kevin? Kamu mau mempermalukan keluarga kita?"

"Ini bukan fitnah! Dia benar-benar menyuruh preman untuk mencelakaiku! Untung saja temanku datang menolongku!" Reni mencoba membela diri.

Perempuan tua itu tidak memedulikan Reni. "Memangnya aku percaya dengan kata-katamu? Memangnya menurutmu apa tujuan Kevin melakukan itu semua?"

Reni hanya tertegun, dia tidak tahu harus menjawab seperti apa.

"Jangan berbicara omong kosong lagi. Aku sudah bersusah payah menjodohkanmu dengan Kevin! Lihatlah wajahmu, mana mungkin Kevin menyukaimu? Cepat naik ke panggung dan lakukan apa yang sudah seharusnya kamu lakukan! Kalau kamu berani merusak acara ini, kamu dan kedua orang tuamu harus angkat kaki dari rumahku!"

Reni tidak menyangka bahwa neneknya bisa sekejam itu. Perempuan tua itu hanya memikirkan keuntungan semata.

Pembawa acara sudah memanggil Reni sebanyak dua kali, Diana pun langsung membuka pintu ruangan itu dan berteriak, "Reni! Ayo cepat naik ke panggung!"

Reni hanya bisa pasrah.

"Maafkan aku, Shawn. Kamu datang terlambat, aku harus menuruti kemauan keluargaku," gumam Reni dalam hati.

Kevin sudah menunggu di atas panggung.

Kedua orang tua mereka duduk di meja yang sama, ekspresi mereka terlihat senang.

Setelah Reni naik ke panggung, Diana mendorong kursi roda perempuan tua itu dan duduk di kursi utama.

Perempuan tua itu menatap "pencapaiannya" dengan puas. Dia yakin kalau saham Keluarga Lin pasti akan meningkat.

Dengan begitu, dia akan dengan mudah mencari investasi di pasar modal untuk mengatasi masalah keuangan.

Reni mengenakan gaun merah yang memperlihatkan pundaknya, bagian pinggangnya diikat dengan pita yang cantik, dadanya yang putih terlihat menonjol.

Tubuh Reni memang langsing, tapi dada dan pantatnya sangat montok.

Para pemuda yang melihatnya pun menjadi iri.

Bahkan ada yang berteriak, "Kenapa kamu masih menggunakan masker di hari bahagia ini?"

"Benar, buka saja maskermu! Biarkan kami semua melihat kecantikanmu!"

"Buka! Buka!"

Mereka sengaja mencari keributan untuk mempermalukan Reni.

"Teman-teman, bagi kalian yang sudah mengenal Reni, pasti kalian sudah tahu apa yang terjadi dengan wajahnya. Dia merasa tidak nyaman kalau harus membuka maskernya. Tapi aku tidak peduli dengan semua itu, aku mencintainya dengan tulus. Aku harap kalian semua mengerti." Kevin mulai berakting.

Mereka semua terdiam, kemudian bertepuk tangan atas ketulusan Kevin.

Hanya teman-teman terdekatnya saja yang tahu kelicikan Kevin.

Jenny tersenyum licik dan berkata, "Nenek memang hebat! Nenek sudah berhasil menemukan calon suami yang cocok untuk Reni!"

"Tentu saja! Aku tidak pernah salah menilai seseorang!" ujar perempuan tua itu dengan bangga.

Reni tertegun, dia sekarang ragu apakah video yang diperlihatkan Shawn itu benar-benar asli.

Dia diam-diam mencari Shawn, dia ingin mendapat jawaban darinya.

Sementara Shawn duduk di belakang sambil menikmati birnya.

Adi menuangkan bir untuknya dan dengan ramah berkata, "Calon pengantin itu benar-benar serasi!"

"Oh, ya?"

Shawn meletakkan gelas birnya sambil melihat pasangan itu, kemudian berkata, "Aku rasa tidak."

Adi terdiam. Dia berpikir, apakah Shawn juga bisa meramal?

Pada saat yang bersamaan, pembawa acara berkata, 'Saksikanlah momen keromantisan Tuan Kevin dan Nona Reni!"

Mata semua orang tertuju pada layar besar di samping panggung.

Kevin berkata pada Reni. "Reni, aku mengungkapkan rasa cintaku lewat video ini. Aku janji, aku tidak akan pernah membuatku kecewa."

Air mata Reni menetes. Tapi tidak lama kemudian, para tamu tiba-tiba bersorak menghina.

Adegan panas diantara seorang laki-laki dan wanita muncul di layar lebar itu.

Padahal pasangan mesum itu baru saja mulai, tapi tubuh si laki-laki sudah berkedut. Setelah melakukan adegan dewasa, pasangan itu lantas membicarakan rencana licik mereka.

Para tamu bisa mendengar dengan jelas bahwa si laki-laki hanya ingin mendapat keuntungan dari Keluarga Lin.

Pembawa acara menjadi pucat karena ketakutan, kemudian memerintahkan operator untuk menghentikan video senonoh itu. "Hentikan, bukan ini videonya!"

Suasana menjadi hening sebelum akhirnya kembali heboh.

Para tamu menatap Kevin dengan jijik, kemudian menatap Reni dengan penuh iba.

"Bukankah wanita yang berada di video itu Nona Jenny?"

"Wah, bodynya mantap juga!"

"Teknik bercintanya juga bagus!"

"Wah, ternyata Tuan Kevin berbuat mesum dengan calon adik iparnya sendiri!"

Para tamu merasa jijik dan akhirnya pergi.

Suasana menjadi semakin kacau.

Adi memandang Shawn dengan kagum. "Wah, Anda benar-benar dewa! Kalau sudah begini, mereka pasti tidak jadi menikah!"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250