chapter 10 Bangkit Dari Kematian
by Yanson
12:56,Nov 23,2023
Mereka menatap Shawn dengan tatapan meremehkan. Mereka pikir Shawn benar-benar idiot dan sombong sampai meminta cucu Arman untuk menjadi pelayannya.
Yohanes dengan marah berkata, "Hei, pecundang! Kamu pikir keluarga kami bisa dipermainkan seenaknya? Cepat pergi dari sini!"
Dia memerintahkan pengawalnya untuk mengepung Shawn dan mengusirnya.
"Bisakah kamu membiarkannya mencoba terlebih dulu? Saat ini, kesembuhan Nenek lebih penting dari apa pun!" bujuk Reni.
"Apa kamu bisa menjamin? Kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, apa kamu mau bertanggung jawan?" tantang Yohanes.
Reni mengerutkan alisnya dan melepas maskernya.
Dia mendongakkan kepalanya dan berkata, "Kalian lihat sendiri, dia berhasil menyembuhkan luka bakar di wajahku!"
Di bawah sorot lampu, mereka semua melihat wajah Reni.
Setelah terjadi kekacauan di hotel, mereka pergi duluan dan tidak sempat melihat wajah Reni.
Saat ini wajah Reni terlihat sangat cantik tanpa bekas luka, dia benar-benar ciptaan Tuhan yang sempurna!
Wajahnya benar-benar cantik!
Felicia sampai terkagum-kagum.
"Apa kamu bidadari?"
"Luka bakarnya bisa disembuhkan?"
"Bagaimana luka itu bisa sembuh?"
Mereka semua terpana, terutama para wanita.
Jenny tercengang, kecantikannya yang selalu dia banggakan kini sirna.
Wajah Reni benar-benar cantik, putih, mulus, anggun tanpa cacat sedikit pun.
Sial!
Kenapa malah jadi begini?
Jenny iri setengah mati, dia berkata, "Tapi dokter itu cuma seorang ahli bedah plastik dan tidak bisa menyembuhkan penyakit parah, 'kan?"
"Benar sekali! Dia belum tentu bisa menyembuhkan penyakit Nenenk hanya karena dia seorang ahli bedah plastik!" tambah Yohanes.
"Cukup, jika dia tidak bisa menyembuhkan Nenek, aku bersedia mengajukan Yohanes sebagai presdir dan memberikan semua saham yang kami punya!" ungkap Reni.
"Kamu tidak bohong, 'kan?"
Keluarga Yohanes langsung bersemangat.
Diana langsung menarik tangan putrinya dan berkata, "Dasar bodoh! Apa yang kamu katakan?!"
"Ibu, ini semua demi Nenek!" Reni tetap pada pendiriannya.
"Kamu benar-benar bodoh!"
Diana berbisik, "Memangnya siapa yang peduli dengan perempuan tua itu? Kamu malah sengaja menambah masalah!"
Reni mengabaikannya dan menarik tangan Shawn menuju kamar neneknya.
"Baiklah, si cucu paling berbakti! Kalau dokter itu gagal, kamu harus menyerahkan semua sahammu dan juga rumah ini!" Yohanes mencibir.
Yohanes khawatir Reni dan Shawn akan mencelakakan perempuan tua itu. Dia meminta Arman untuk mengawasi mereka berdua.
"Dokter Arman, tolong awasi mereka, aku tidak mau mereka menyakiti Nenek."
"Tidak masalah!"
Arman ingin melihat kemampuan Shawn.
Dia dan cucunya masuk ke kamar Nyonya Besar, kemudian berkata, "Nak, tidak apa-apa 'kan kalau kami juga ikut untuk melihat-lihat?"
"Silakan saja!"
Shawn berkata, "Apa aku boleh meminjam jarum akupuntur yang dokter bawa?"
"Dokter macam apa kamu? Jarum saja tidak bawa!" ejek Felicia.
"Boleh, gunakan saja."
Arman Sun memintam cucunya untuk menyerahkan tas dokternya pada Shawn.
Shawn menata jarum-jarum yang berbeda ukuran dan ketebalan itu di atas kasur.
Jarum itu benar-benar berkilau, jelas terlihat kalau itu adalah jarum berkualitas tinggi.
Shawn meminta Reni untuk melepaskan pakaian Nyonya Besar, dia lantas menancapkan jarum di dada dan kepala perempuan tua itu.
Dia terlihat sangat profesional.
Arman mengelus janggutnya dan merasa kalau teknik Shawn cukup bagus.
Tapi setelah tusukan kedua, Arman mengerutkan keningnya karena ternyata Shawn mengerti tentang cara meningkatkan chi dan memperlancar sirkulasi darah.
Saat Shawn menancapkan jarum yang ketiga, Arman terkejut dan berkata, "Dia menusukkan jarumnya ke titik itu?"
Tusukan keempat, rasa kagum Arman pada Shawn semakin bertambah. Dia bertepuk tangan dan berkata, "Ternyata begitu!"
Tusukan kelima, ekspresi Arman terlihat serius. Dia tidak bisa berkata-kata.
"Apa Kakek tidak terlalu berlebihan? Itu cuma teknik akupuntur biasa, 'kan?" protes Felicia.
"Kamu tidak mengerti apa-apa!"
Arman tidak bisa menyembunyikan ekspresi kekaguman di wajahnya.
Saat Shawn menancapkan jarum kesembilan, perempuan tua itu tiba-tiba tersedak.
Wajahnya yang lumpuh itu terlihat normal! Benar-benar ajaib!
"Dia benar-benar luar biasa!"
Tubuh Arman langsung melemas, cucunya langsung memapahnya. Dokter tua itu berkata dengan semangat. "Mungkinkah ini Sembulan Jarum Dewa Obat legendaris yang bisa membangkitkan seseorang dari kematian itu?"
"Apa dia sehebat itu?"
Felicia menatap Shawn dengan tidak percaya, ekspresi arogannya hilang seketika.
Shawn masih sangat muda dan penampilannya seperti orang kampung, tapi kakeknya begitu mengaguminya?
Perempuan tua itu membuka matanya, Reni merasa sangat terharu dan berkata sambil memegang tangan neneknya itu. "Nenek! Akhirnya Nenek sadar juga! Aku benar-benar khawatir!"
"Reni! Wajahmu ...?" Perempuan tua itu menatap wajah Reni dan menyentuhnya dengan bingung.
"Ini aku, Nek! Luka di wajahku sudah hilang!" ujar Reni sambil menyeka air matanya.
"Kamu sangat cantik! Keluarga kita terselamatkan!" Perempuan tua itu merasa sangat gembira.
Hal pertama yang perempuan tua itu pikirkan adalah "menjual Reni" pada laki-laki kaya.
Sebelumnya, perempuan tua itu hanya bisa mencari laki-laki yang selevel untuk dinikahkan dengan Reni.
Sekarang, Reni menjadi sangat cantik seperti bidadari, dia bisa menjodohkannya dengan anak konglomerat!
Reni tidak tahu apa yang dipikirkan oleh neneknya, saat ini dia merasa bahagia dan lega.
Mereka yang berada di luar segera masuk dan mengelilingi kasur perempuan tua itu.
Mereka tidak menyangka kalau si pemuda kampungan itu mampu menyembuhkan Nyonya Besar!
Yohanes merasa sangat tertekan! Jika perempuan tua itu meninggal, dia bisa diangkat menjadi presdir.
Dia saat ini harus berpura-pura senang meski sebenarnya dia berharap neneknya itu meninggal saja. Begitu juga dengan orang tua dan adiknya, mereka semua harus berakting dan pura-pura menangis karena terharu.
Shawn dan Arman keluar dari kamar dan duduk di sofa. Baru saja duduk, Arman berlutut di lantai dengan dipapah cucunya.
Semua orang langsung terkejut. Mereka mengira dokter tua itu kesurupan.
Arman Sun, ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional Kota Laut Timur itu berlutut pada seorang pemuda kampungan?
Felicia juga terkejut dan segera memegangi lengan kakeknya dan bertanya, "Apa yang Kakek lakukan?"
Arman dengan hormat berkata, "Maafkan aku yang sudah berani berbuat lancang padamu. Apa kamu mau menjadikanku sebagai muridmu? Aku akan melakukan apa pun yang kamu perintahkan!"
Dunia ini memang sudah gila!
Mereka semua membatu dan tidak berani menatap Arman secara langsung.
Yohanes dengan marah berkata, "Hei, pecundang! Kamu pikir keluarga kami bisa dipermainkan seenaknya? Cepat pergi dari sini!"
Dia memerintahkan pengawalnya untuk mengepung Shawn dan mengusirnya.
"Bisakah kamu membiarkannya mencoba terlebih dulu? Saat ini, kesembuhan Nenek lebih penting dari apa pun!" bujuk Reni.
"Apa kamu bisa menjamin? Kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, apa kamu mau bertanggung jawan?" tantang Yohanes.
Reni mengerutkan alisnya dan melepas maskernya.
Dia mendongakkan kepalanya dan berkata, "Kalian lihat sendiri, dia berhasil menyembuhkan luka bakar di wajahku!"
Di bawah sorot lampu, mereka semua melihat wajah Reni.
Setelah terjadi kekacauan di hotel, mereka pergi duluan dan tidak sempat melihat wajah Reni.
Saat ini wajah Reni terlihat sangat cantik tanpa bekas luka, dia benar-benar ciptaan Tuhan yang sempurna!
Wajahnya benar-benar cantik!
Felicia sampai terkagum-kagum.
"Apa kamu bidadari?"
"Luka bakarnya bisa disembuhkan?"
"Bagaimana luka itu bisa sembuh?"
Mereka semua terpana, terutama para wanita.
Jenny tercengang, kecantikannya yang selalu dia banggakan kini sirna.
Wajah Reni benar-benar cantik, putih, mulus, anggun tanpa cacat sedikit pun.
Sial!
Kenapa malah jadi begini?
Jenny iri setengah mati, dia berkata, "Tapi dokter itu cuma seorang ahli bedah plastik dan tidak bisa menyembuhkan penyakit parah, 'kan?"
"Benar sekali! Dia belum tentu bisa menyembuhkan penyakit Nenenk hanya karena dia seorang ahli bedah plastik!" tambah Yohanes.
"Cukup, jika dia tidak bisa menyembuhkan Nenek, aku bersedia mengajukan Yohanes sebagai presdir dan memberikan semua saham yang kami punya!" ungkap Reni.
"Kamu tidak bohong, 'kan?"
Keluarga Yohanes langsung bersemangat.
Diana langsung menarik tangan putrinya dan berkata, "Dasar bodoh! Apa yang kamu katakan?!"
"Ibu, ini semua demi Nenek!" Reni tetap pada pendiriannya.
"Kamu benar-benar bodoh!"
Diana berbisik, "Memangnya siapa yang peduli dengan perempuan tua itu? Kamu malah sengaja menambah masalah!"
Reni mengabaikannya dan menarik tangan Shawn menuju kamar neneknya.
"Baiklah, si cucu paling berbakti! Kalau dokter itu gagal, kamu harus menyerahkan semua sahammu dan juga rumah ini!" Yohanes mencibir.
Yohanes khawatir Reni dan Shawn akan mencelakakan perempuan tua itu. Dia meminta Arman untuk mengawasi mereka berdua.
"Dokter Arman, tolong awasi mereka, aku tidak mau mereka menyakiti Nenek."
"Tidak masalah!"
Arman ingin melihat kemampuan Shawn.
Dia dan cucunya masuk ke kamar Nyonya Besar, kemudian berkata, "Nak, tidak apa-apa 'kan kalau kami juga ikut untuk melihat-lihat?"
"Silakan saja!"
Shawn berkata, "Apa aku boleh meminjam jarum akupuntur yang dokter bawa?"
"Dokter macam apa kamu? Jarum saja tidak bawa!" ejek Felicia.
"Boleh, gunakan saja."
Arman Sun memintam cucunya untuk menyerahkan tas dokternya pada Shawn.
Shawn menata jarum-jarum yang berbeda ukuran dan ketebalan itu di atas kasur.
Jarum itu benar-benar berkilau, jelas terlihat kalau itu adalah jarum berkualitas tinggi.
Shawn meminta Reni untuk melepaskan pakaian Nyonya Besar, dia lantas menancapkan jarum di dada dan kepala perempuan tua itu.
Dia terlihat sangat profesional.
Arman mengelus janggutnya dan merasa kalau teknik Shawn cukup bagus.
Tapi setelah tusukan kedua, Arman mengerutkan keningnya karena ternyata Shawn mengerti tentang cara meningkatkan chi dan memperlancar sirkulasi darah.
Saat Shawn menancapkan jarum yang ketiga, Arman terkejut dan berkata, "Dia menusukkan jarumnya ke titik itu?"
Tusukan keempat, rasa kagum Arman pada Shawn semakin bertambah. Dia bertepuk tangan dan berkata, "Ternyata begitu!"
Tusukan kelima, ekspresi Arman terlihat serius. Dia tidak bisa berkata-kata.
"Apa Kakek tidak terlalu berlebihan? Itu cuma teknik akupuntur biasa, 'kan?" protes Felicia.
"Kamu tidak mengerti apa-apa!"
Arman tidak bisa menyembunyikan ekspresi kekaguman di wajahnya.
Saat Shawn menancapkan jarum kesembilan, perempuan tua itu tiba-tiba tersedak.
Wajahnya yang lumpuh itu terlihat normal! Benar-benar ajaib!
"Dia benar-benar luar biasa!"
Tubuh Arman langsung melemas, cucunya langsung memapahnya. Dokter tua itu berkata dengan semangat. "Mungkinkah ini Sembulan Jarum Dewa Obat legendaris yang bisa membangkitkan seseorang dari kematian itu?"
"Apa dia sehebat itu?"
Felicia menatap Shawn dengan tidak percaya, ekspresi arogannya hilang seketika.
Shawn masih sangat muda dan penampilannya seperti orang kampung, tapi kakeknya begitu mengaguminya?
Perempuan tua itu membuka matanya, Reni merasa sangat terharu dan berkata sambil memegang tangan neneknya itu. "Nenek! Akhirnya Nenek sadar juga! Aku benar-benar khawatir!"
"Reni! Wajahmu ...?" Perempuan tua itu menatap wajah Reni dan menyentuhnya dengan bingung.
"Ini aku, Nek! Luka di wajahku sudah hilang!" ujar Reni sambil menyeka air matanya.
"Kamu sangat cantik! Keluarga kita terselamatkan!" Perempuan tua itu merasa sangat gembira.
Hal pertama yang perempuan tua itu pikirkan adalah "menjual Reni" pada laki-laki kaya.
Sebelumnya, perempuan tua itu hanya bisa mencari laki-laki yang selevel untuk dinikahkan dengan Reni.
Sekarang, Reni menjadi sangat cantik seperti bidadari, dia bisa menjodohkannya dengan anak konglomerat!
Reni tidak tahu apa yang dipikirkan oleh neneknya, saat ini dia merasa bahagia dan lega.
Mereka yang berada di luar segera masuk dan mengelilingi kasur perempuan tua itu.
Mereka tidak menyangka kalau si pemuda kampungan itu mampu menyembuhkan Nyonya Besar!
Yohanes merasa sangat tertekan! Jika perempuan tua itu meninggal, dia bisa diangkat menjadi presdir.
Dia saat ini harus berpura-pura senang meski sebenarnya dia berharap neneknya itu meninggal saja. Begitu juga dengan orang tua dan adiknya, mereka semua harus berakting dan pura-pura menangis karena terharu.
Shawn dan Arman keluar dari kamar dan duduk di sofa. Baru saja duduk, Arman berlutut di lantai dengan dipapah cucunya.
Semua orang langsung terkejut. Mereka mengira dokter tua itu kesurupan.
Arman Sun, ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional Kota Laut Timur itu berlutut pada seorang pemuda kampungan?
Felicia juga terkejut dan segera memegangi lengan kakeknya dan bertanya, "Apa yang Kakek lakukan?"
Arman dengan hormat berkata, "Maafkan aku yang sudah berani berbuat lancang padamu. Apa kamu mau menjadikanku sebagai muridmu? Aku akan melakukan apa pun yang kamu perintahkan!"
Dunia ini memang sudah gila!
Mereka semua membatu dan tidak berani menatap Arman secara langsung.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved