Bab 16 Dipermainkan Guru Sony
by Lisa Picky
08:01,Jun 20,2023
Cassie Gu mendesah, "Tampan sekali ya."
Yoshua Xiao pun tidak senang, "Memangnya aku tidak tampan?"
"Tampan, kamu juga tampan, tapi guruku lebih tampan."
“Hei cewek, kamu ini selir Pangeran Axel yang ditunjuk oleh Kaisar, kalau sampai Dewa Perang tahu kamu mendambakan pria lain, hati-hati saja kepalamu dibuat hancur.”
"Setiap orang wajar saja menyukai sesuatu yang indah."
"..."
Tidak tahu mengapa Yoshua Xiao tidak suka kalau dia memuji pria lain, hatinya jadi kecut dan sangat sumpek.
"Selamat datang, Guru..."
Semua orang berdiri dan memberi hormat dengan suara yang keras.
Cassie Gu juga buru-buru bangkit, ikut memberi hormat, tetapi dia melihat Putri Dakota datang dengan tergesa-gesa, dengan wajah yang ditutupi dengan selendang masuk bercampur dengan para siswa, meskipun dia ikut memberi hormat, tapi matanya tanpa berkedip menatap Sony Chu seperti ingin memasukkannya ke dalam relung hatinya.
Putri genit ini pagi tadi baru diberi pelajaran olehnya, masih menangis dan mengeluh di hadapan orang banyak lalu sekarang masih datang kemari lagi?
Bisa dilihat betapa besar rasa sukanya pada Guru Sony.
Cassie Gu tersenyum, kedatangannya ini membuktikan kalau tebakannya benar, Kaisar memang hendak berurusan dengan Dewa Perang, dan dia adalah selir Dewa Perang, jadi untuk sekarang Kaisar tidak mungkin melakukan apa pun padanya, sehingga aduan dan ketidak terimaan Putri Dakota pagi tadi tidak ada efeknya untuknya.
"Duduk lah."
Suara Sony Chu terdengar lembut dan menyenangkan, seperti suara surga, dan banyak wanita yang terpesona olehnya.
Cassie Gu juga menyadari tatapan mata Shania Gu memandang Sony Chu juga berbeda.
Mungkinkah...
Dia juga menyukai Guru Sony?
Seleranya ya lebih baik dari Carol Gu sih, dia juga tidak tahu kenapa Carol Gu malah menyukai Pangeran Zico.
Dari segi penampilan rata-rata, dan dari segi karakter terlalu buruk, tidak ada kelebihannya sama sekali, paling-paling hanya bodynya saja yang lumayan.
"Terima kasih, Guru." Semua orang pun duduk.
Sony Chu meletakkan alat musik Guqin mengajarnya di atas meja, matanya yang hangat menyapu semua orang, lalu berhenti sesaat pada Cassie Gu hingga akhirnya pindah ke tempat lain.
“Pelajaran yang ku ajari kemarin, kalian waktu di rumah ada mempelajari lagi tidak.”
"Ada." Putri Dakota adalah orang pertama berteriak, jelas ingin menonjol di depan Sony Chu, dan pada saat ini juga banyak murid wanita lainnyq yang ikut menanggapi.
"Baik kalau begitu biar Putri dulu saja yang memainkan lagunya."
Putri Dakota jelas sangat gembira, dia berusaha menenangkan dirinya, meletakkan tangan di senar dengan ringan, tak lama nada musik yang indah pun terdengar.
Cassie Gu menguap mulai mengantuk.
Dia mengira kalau Sony Chu yang akan memainkannya untuk mereka, tapi ternyata malah menyuruh yang lainnya untuk bermain.
Permainan musik Guqin Putri Dakota cukup oke, tetapi di dalamnya tidak ada perasaan, seperti tanpa jiwa, membuatnya sulit untuk menikmatinya.
Permainan musiknya seperti menghipnosisnya, Cassie Gu pun tak lama tertidur lagi.
Ketika dia bangun, itu karena ditepuk oleh Yoshua Xiao.
"Pelajarannya sudah selesai? Apakah aku sudah boleh pulang?"
"Hahaha…"
Semua siswa tertawa terbahak-bahak.
Di kelas Guru Xu pagi tadi dia tidur sudah lah ya tidak apa-apa, tapi di kelas sore Guru Sony dia masih tertidur lagi.
Guru Sony jarang mengajar mereka, bisa menghadiri kelasnya adalah suatu keberuntungan.
Dan…
Tidak ada wanita di dunia ini yang bisa menolak wajah Guru Sony yang tampan seperti peri surga.
Lalu si Cassie Gu, dia bisa-bisanya tertidur.
Putri Dakota dengan sinis berkata, "Orang idiot tetaplah orang idiot, dengan kualifikasi seperti ini masih berani belajar di Sekolah Akademi Kerajaan."
Meski mulutnya mengatainya, tapi emosi Putri Dakota bisa dirasa banyak berkurang. Karena melihat Cassie Gu bisa tertidur saat mendengarkankan pelajaran Guru Sony itu membuktikan kalau dia tidak tertarik pada Guru Sony.
Cassie Gu menggosok kedua matanya.
Dia menghabiskan malam dengan pria asing, rasa lelah ini seperti tulang yang hancur, sampai di rumah masih harus berurusan dengan keluarga menyebalkannya. Lalu pukul 7/8 pagi tadi diseret oleh Karina ke sekolah. Jadi pada dasarnya dia tidak tidur nyenyak, bukankah normal kalau sekarang dia mengantuk?
Guru Sony tertawa, ada senyum tipis di wajahnya, "Nona Ketiga Gu pasti sudah menguasai semua yang ku ajarkan, bagaimana kalau Nona Ketiga Gu maju dan mainkan satu lagu?"
Apa……
Menyuruhnya bermain?
Salah tidak sih?
Apa yang bisa dia mainkan?
Plis dia bahkan tidak tahu apa yang baru saja Guru Sony ajarkan.
Cassie Gu memandang Yoshua Xiao dengan bingung.
Yoshua Xiao membuang muka.
Tolong jangan libatkan dia.
Dia juga tidak tahu apa yang Guru Sony ajarkan, jika Guru Sony menyuruhnya bermain, bagaimana?
"Nona Ketiga Gu, silakan." Guru Sony menunjuk ke alat musik Guqin di atas meja, dan dengan sopan memberi isyarat menyuruhnya maju.
Kulit kepala Cassie Gu mati rasa.
"Gu…Guru, main sembarang satu lagu boleh, kan?"
"Tentu saja, mainkan saja apa yang kamu kuasai."
"Ya sudah, aku akan mainkan satu lagu, lagi pula sebelumnya juga bukan tidak pernah main."
Cassie Gu pun duduk di depan, kedua tangannya rata di atas senar, seolah-olah dia sedang bergumul dengan letak jari yang benar.
Di tepi danau lagi-lagi terdengar suara tawa.
"Haha...Dia tidak mungkin kan tidak tahu harus meletakkan tangannya di mana?"
"Ya pasti tidak tahu lah, kamu lihat saja gerakan tangannya salah."
Carol Gu melihat lelucon yang disebabkan oleh Cassie Gu dengan mata dingin, dalam hatinya penuh kemenangan.
Sementara Shania Gu menyaksikan dengan mata dingin, seperti orang luar.
Pangeran Zico tanpa ekspresi, seolah segala sesuatu tentang Cassie Gu tidak ada hubungannya dengannya.
Sebagian besar orang mengejek, dan menunggu untuk melihat leluconnya.
Tapi Yoshua Xiao membalas mereka dengan kasar, "Apa yang kalian tertawa kan? Apa yang lucu? Manusia mana yang tidak belajar dari awal? Kalau memang ada orang yang benar-benar bisa langsung hebat bermain alat musik ini lalu untuk apa lagi dia belajar di sini?"
Cassie Gu tidak bisa menahan diri untuk memberinya acungan jempol.
Adiknya ini, dia tidak sia-sia mengakuinya sebagai orangnya.
Yoshua Xiao kemudian memberinya sorot mata menyemangati.
Sebenarnya, dia takut Guru Sony akan mengeksekusinya, tapi dia tidak suka orang lain mempermalukan gadis jelek ini seperti itu.
Yoshua Xiao memiliki latar belakang yang tidak biasa, ayahnya adalah seorang veteran dari tiga dinasti, dan dia memegang pasukan yang berat dan penting, orang yang hadir di sini kebanyakan dari mereka tidak ada yang berani mencari urusan dengannya.
Cassie Gu memejamkan mata, menggerakan jari-jarinya, menjentikkan secara acak, dan suara yang menusuk telinga terdengar, seperti suara ajaib, tidak teratur, tidak menyenangkan dan membingungkan.
Semua orang tidak bisa menahan diri untuk menutupi telinga mereka, wajah mereka pun langsung tidak enak.
Mereka pernah mendengar lagu-lagu jelek, tetapi mereka belum pernah mendengar lagu begitu jelek seperti itu.
Jika mereka terus mendengarkannya, mereka takut akan muntah darah lalu mati.
Bahkan Yoshua Xiao juga menutup telinganya dengan erat, bangkit perlahan dan menjauh darinya.
Putri Dakota langsung meraung, "Cukup, Cassie Gu, kamu sengaja kan?"
Cassie Gu terkejut, seperti anak domba yang terluka, dan menjawab dengan sedih, "Putri, aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan, guru memintaku untuk bermain, dan aku sekarang sedang memainkan karya terbaikku."
"Yang kamu mainkan itu memangnya sebuah karya?"
"Kalau bukan karya apa lagi? Walaupun aku tidak memainkannya sebaik kalian, tapi aku memainkannya dengan sepenuh hati, benar kan, Yoshua Kecil."
Yoshua Xiao memelototinya dan menolak menjawab pertanyaannya.
Dia takut kehilangan muka.
Semua orang memandang Cassie Gu seperti menatap orang bodoh.
Sebelumnya dikabarkan kalau Nona Ketiga Gu tidak dapat memahami piano atau di jaman kuno disebut Guqin, catur, kaligrafi, lukisan dan puisi, dan dia dikabarkan sebagai orang idiot pertama di Negara Ye. Tapi setelah melewati puisi tadi pagi, mereka awalnya sedikit tidak percaya, dan sekarang, sepertinnya salah mereka yang memandang Nona Ketiga Gu begitu tinggi.
Dia hanya orang idiot, dan tidak tahu di mana dia mendapatkan buku puisi kuno Jawawut itu.
“Guru, beri tahu aku, apakah aku bermain dengan baik?” Cassie Gu mengerjapkan matanya yang cerah.
Guru Sony tersenyum anggun dan memujinya, "Nona Ketiga Gu bermain dengan sangat bagus, lalu di bagian yang baru saja kamu mainkan tadi mainkan lagi saja sampai lima puluh kali."
Senyum Cassie Gu langsung membeku.
"Lima...lima puluh kali? Gu...Guru, kamu sedang bercanda kan?"
"Nona Ketiga Gu rajin dan semangat belajar, lagu-lagu yang belum pernah ku ajarkan sebelumnya sudah dipelajari. Patut dipuji. Lagu yang Nona Ketiga Gu mainkan harusnya suruh orang yang ada disekolah dengarkan juga suruh mereka belajar darimu."
Sudut Cassie Gu berkedut.
Dia mau menarik kembali apa yang dia katakan sebelumnya.
Pria ini sama sekali tidak tampan, dia lebih ke licik dan berhati busuk.
Rajin dan semangat belajar dari mana, dia jelas-jelas sedang berusaha menjebaknya.
Yoshua Xiao pun tidak senang, "Memangnya aku tidak tampan?"
"Tampan, kamu juga tampan, tapi guruku lebih tampan."
“Hei cewek, kamu ini selir Pangeran Axel yang ditunjuk oleh Kaisar, kalau sampai Dewa Perang tahu kamu mendambakan pria lain, hati-hati saja kepalamu dibuat hancur.”
"Setiap orang wajar saja menyukai sesuatu yang indah."
"..."
Tidak tahu mengapa Yoshua Xiao tidak suka kalau dia memuji pria lain, hatinya jadi kecut dan sangat sumpek.
"Selamat datang, Guru..."
Semua orang berdiri dan memberi hormat dengan suara yang keras.
Cassie Gu juga buru-buru bangkit, ikut memberi hormat, tetapi dia melihat Putri Dakota datang dengan tergesa-gesa, dengan wajah yang ditutupi dengan selendang masuk bercampur dengan para siswa, meskipun dia ikut memberi hormat, tapi matanya tanpa berkedip menatap Sony Chu seperti ingin memasukkannya ke dalam relung hatinya.
Putri genit ini pagi tadi baru diberi pelajaran olehnya, masih menangis dan mengeluh di hadapan orang banyak lalu sekarang masih datang kemari lagi?
Bisa dilihat betapa besar rasa sukanya pada Guru Sony.
Cassie Gu tersenyum, kedatangannya ini membuktikan kalau tebakannya benar, Kaisar memang hendak berurusan dengan Dewa Perang, dan dia adalah selir Dewa Perang, jadi untuk sekarang Kaisar tidak mungkin melakukan apa pun padanya, sehingga aduan dan ketidak terimaan Putri Dakota pagi tadi tidak ada efeknya untuknya.
"Duduk lah."
Suara Sony Chu terdengar lembut dan menyenangkan, seperti suara surga, dan banyak wanita yang terpesona olehnya.
Cassie Gu juga menyadari tatapan mata Shania Gu memandang Sony Chu juga berbeda.
Mungkinkah...
Dia juga menyukai Guru Sony?
Seleranya ya lebih baik dari Carol Gu sih, dia juga tidak tahu kenapa Carol Gu malah menyukai Pangeran Zico.
Dari segi penampilan rata-rata, dan dari segi karakter terlalu buruk, tidak ada kelebihannya sama sekali, paling-paling hanya bodynya saja yang lumayan.
"Terima kasih, Guru." Semua orang pun duduk.
Sony Chu meletakkan alat musik Guqin mengajarnya di atas meja, matanya yang hangat menyapu semua orang, lalu berhenti sesaat pada Cassie Gu hingga akhirnya pindah ke tempat lain.
“Pelajaran yang ku ajari kemarin, kalian waktu di rumah ada mempelajari lagi tidak.”
"Ada." Putri Dakota adalah orang pertama berteriak, jelas ingin menonjol di depan Sony Chu, dan pada saat ini juga banyak murid wanita lainnyq yang ikut menanggapi.
"Baik kalau begitu biar Putri dulu saja yang memainkan lagunya."
Putri Dakota jelas sangat gembira, dia berusaha menenangkan dirinya, meletakkan tangan di senar dengan ringan, tak lama nada musik yang indah pun terdengar.
Cassie Gu menguap mulai mengantuk.
Dia mengira kalau Sony Chu yang akan memainkannya untuk mereka, tapi ternyata malah menyuruh yang lainnya untuk bermain.
Permainan musik Guqin Putri Dakota cukup oke, tetapi di dalamnya tidak ada perasaan, seperti tanpa jiwa, membuatnya sulit untuk menikmatinya.
Permainan musiknya seperti menghipnosisnya, Cassie Gu pun tak lama tertidur lagi.
Ketika dia bangun, itu karena ditepuk oleh Yoshua Xiao.
"Pelajarannya sudah selesai? Apakah aku sudah boleh pulang?"
"Hahaha…"
Semua siswa tertawa terbahak-bahak.
Di kelas Guru Xu pagi tadi dia tidur sudah lah ya tidak apa-apa, tapi di kelas sore Guru Sony dia masih tertidur lagi.
Guru Sony jarang mengajar mereka, bisa menghadiri kelasnya adalah suatu keberuntungan.
Dan…
Tidak ada wanita di dunia ini yang bisa menolak wajah Guru Sony yang tampan seperti peri surga.
Lalu si Cassie Gu, dia bisa-bisanya tertidur.
Putri Dakota dengan sinis berkata, "Orang idiot tetaplah orang idiot, dengan kualifikasi seperti ini masih berani belajar di Sekolah Akademi Kerajaan."
Meski mulutnya mengatainya, tapi emosi Putri Dakota bisa dirasa banyak berkurang. Karena melihat Cassie Gu bisa tertidur saat mendengarkankan pelajaran Guru Sony itu membuktikan kalau dia tidak tertarik pada Guru Sony.
Cassie Gu menggosok kedua matanya.
Dia menghabiskan malam dengan pria asing, rasa lelah ini seperti tulang yang hancur, sampai di rumah masih harus berurusan dengan keluarga menyebalkannya. Lalu pukul 7/8 pagi tadi diseret oleh Karina ke sekolah. Jadi pada dasarnya dia tidak tidur nyenyak, bukankah normal kalau sekarang dia mengantuk?
Guru Sony tertawa, ada senyum tipis di wajahnya, "Nona Ketiga Gu pasti sudah menguasai semua yang ku ajarkan, bagaimana kalau Nona Ketiga Gu maju dan mainkan satu lagu?"
Apa……
Menyuruhnya bermain?
Salah tidak sih?
Apa yang bisa dia mainkan?
Plis dia bahkan tidak tahu apa yang baru saja Guru Sony ajarkan.
Cassie Gu memandang Yoshua Xiao dengan bingung.
Yoshua Xiao membuang muka.
Tolong jangan libatkan dia.
Dia juga tidak tahu apa yang Guru Sony ajarkan, jika Guru Sony menyuruhnya bermain, bagaimana?
"Nona Ketiga Gu, silakan." Guru Sony menunjuk ke alat musik Guqin di atas meja, dan dengan sopan memberi isyarat menyuruhnya maju.
Kulit kepala Cassie Gu mati rasa.
"Gu…Guru, main sembarang satu lagu boleh, kan?"
"Tentu saja, mainkan saja apa yang kamu kuasai."
"Ya sudah, aku akan mainkan satu lagu, lagi pula sebelumnya juga bukan tidak pernah main."
Cassie Gu pun duduk di depan, kedua tangannya rata di atas senar, seolah-olah dia sedang bergumul dengan letak jari yang benar.
Di tepi danau lagi-lagi terdengar suara tawa.
"Haha...Dia tidak mungkin kan tidak tahu harus meletakkan tangannya di mana?"
"Ya pasti tidak tahu lah, kamu lihat saja gerakan tangannya salah."
Carol Gu melihat lelucon yang disebabkan oleh Cassie Gu dengan mata dingin, dalam hatinya penuh kemenangan.
Sementara Shania Gu menyaksikan dengan mata dingin, seperti orang luar.
Pangeran Zico tanpa ekspresi, seolah segala sesuatu tentang Cassie Gu tidak ada hubungannya dengannya.
Sebagian besar orang mengejek, dan menunggu untuk melihat leluconnya.
Tapi Yoshua Xiao membalas mereka dengan kasar, "Apa yang kalian tertawa kan? Apa yang lucu? Manusia mana yang tidak belajar dari awal? Kalau memang ada orang yang benar-benar bisa langsung hebat bermain alat musik ini lalu untuk apa lagi dia belajar di sini?"
Cassie Gu tidak bisa menahan diri untuk memberinya acungan jempol.
Adiknya ini, dia tidak sia-sia mengakuinya sebagai orangnya.
Yoshua Xiao kemudian memberinya sorot mata menyemangati.
Sebenarnya, dia takut Guru Sony akan mengeksekusinya, tapi dia tidak suka orang lain mempermalukan gadis jelek ini seperti itu.
Yoshua Xiao memiliki latar belakang yang tidak biasa, ayahnya adalah seorang veteran dari tiga dinasti, dan dia memegang pasukan yang berat dan penting, orang yang hadir di sini kebanyakan dari mereka tidak ada yang berani mencari urusan dengannya.
Cassie Gu memejamkan mata, menggerakan jari-jarinya, menjentikkan secara acak, dan suara yang menusuk telinga terdengar, seperti suara ajaib, tidak teratur, tidak menyenangkan dan membingungkan.
Semua orang tidak bisa menahan diri untuk menutupi telinga mereka, wajah mereka pun langsung tidak enak.
Mereka pernah mendengar lagu-lagu jelek, tetapi mereka belum pernah mendengar lagu begitu jelek seperti itu.
Jika mereka terus mendengarkannya, mereka takut akan muntah darah lalu mati.
Bahkan Yoshua Xiao juga menutup telinganya dengan erat, bangkit perlahan dan menjauh darinya.
Putri Dakota langsung meraung, "Cukup, Cassie Gu, kamu sengaja kan?"
Cassie Gu terkejut, seperti anak domba yang terluka, dan menjawab dengan sedih, "Putri, aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan, guru memintaku untuk bermain, dan aku sekarang sedang memainkan karya terbaikku."
"Yang kamu mainkan itu memangnya sebuah karya?"
"Kalau bukan karya apa lagi? Walaupun aku tidak memainkannya sebaik kalian, tapi aku memainkannya dengan sepenuh hati, benar kan, Yoshua Kecil."
Yoshua Xiao memelototinya dan menolak menjawab pertanyaannya.
Dia takut kehilangan muka.
Semua orang memandang Cassie Gu seperti menatap orang bodoh.
Sebelumnya dikabarkan kalau Nona Ketiga Gu tidak dapat memahami piano atau di jaman kuno disebut Guqin, catur, kaligrafi, lukisan dan puisi, dan dia dikabarkan sebagai orang idiot pertama di Negara Ye. Tapi setelah melewati puisi tadi pagi, mereka awalnya sedikit tidak percaya, dan sekarang, sepertinnya salah mereka yang memandang Nona Ketiga Gu begitu tinggi.
Dia hanya orang idiot, dan tidak tahu di mana dia mendapatkan buku puisi kuno Jawawut itu.
“Guru, beri tahu aku, apakah aku bermain dengan baik?” Cassie Gu mengerjapkan matanya yang cerah.
Guru Sony tersenyum anggun dan memujinya, "Nona Ketiga Gu bermain dengan sangat bagus, lalu di bagian yang baru saja kamu mainkan tadi mainkan lagi saja sampai lima puluh kali."
Senyum Cassie Gu langsung membeku.
"Lima...lima puluh kali? Gu...Guru, kamu sedang bercanda kan?"
"Nona Ketiga Gu rajin dan semangat belajar, lagu-lagu yang belum pernah ku ajarkan sebelumnya sudah dipelajari. Patut dipuji. Lagu yang Nona Ketiga Gu mainkan harusnya suruh orang yang ada disekolah dengarkan juga suruh mereka belajar darimu."
Sudut Cassie Gu berkedut.
Dia mau menarik kembali apa yang dia katakan sebelumnya.
Pria ini sama sekali tidak tampan, dia lebih ke licik dan berhati busuk.
Rajin dan semangat belajar dari mana, dia jelas-jelas sedang berusaha menjebaknya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved