Bab 15 Kalian Mau Mendapatkan Uang Tidak?

by Lisa Picky 08:01,Jun 20,2023
"Ah...Menyuruh kami memanggil gadis yang terkenal karena kejelekannya sebagai bos, ini..."

"Peng……"

Yoshua Xiao menendangnya lagi, dan berkata dengan marah, "Siapa yang berani memanggilnya idiot, lihat bagaimana aku menyelesaikannya. Dan satu lagi, di dunia ini cuma aku satu-satunya yang boleh memanggilnya gadis jelek. Kalau diantara kalian masih ada yang berani menghinanya, maka berhati-hatilah dengan kepala kalian."

Cassie Gu mengangkat sudut mulutnya, menunjukkan senyuman yang nyaman dan lega.

Tangannya kemudian mengaitkannya ke lehernya, sambil tersenyum berkata, "Yoshua Kecil pintar sekali, sudah tahu bagaimana melindungi bos."

"Sana, sana, bagaimanapun kamu ini nona muda dari keluarga terpelajar, tolong jaga sikap dan perhatikan tangan dan kakimu."

"Di mata Yoshua Xiao memangnya ada perbedaan jaga sikap?"

Yoshua Xiao mengakui kefasihannya jauh lebih rendah daripada Cassie Gu, berbicara dengannya, orang mati pun bisa bangkit dan naik pitam.

Yoshua Xiao tidak bisa mengalahkan Cassie Gu, jadi dia hanya bisa melampiaskan amarahnya ke kepala pemuda lainnya.

"Kenapa pada masih bengong, bukannya cepat panggil dia bos."

"Ah…"

Para pemuda dari keluarga bangsawan itu memandang Yoshua Xiao dengan wajah pahit dan memohon padanya, tetapi mimik wajah Yoshua Xiao terlihat tegas, jadi mereka akhirnya hanya bisa dengan enggan berteriak, "Bos."

"Iya."

Cassie Gu tanpa sungkan menjawabnya.

Dia tahu kalau Yoshua Xiao memiliki mulut seperti pisau dan hati yang seperti tahu. Dia jelas-jelas khawatir kalau pemuda bangsawan ini akan memandang rendah dirinya, jadi memaksa mereka untuk memanggilnya bos.

Sudut mulut Joshua Liu dan tuan muda lainnya berkedut.

Dia benar-benar berani menjawab mereka, sungguh tidak tahu bagaimana bisa bos mereka mengakuinya sebagai bos.

Joshua Liu pun bertanya, "Bos, kami sekarang memanggilnya Bos, tapi kami juga memanggilmu Bos, kalau begini bukannya ke depannya nanti akan membingungkan?"

"Ya, benar, benar."

“Gampang, ke depannya panggil saja dia bos kedua.” Cassie Gu tertawa.

Emosi Yoshua Xiao langsung naik, "Bos kedua apa-apaan, heh gadis jelek, kamu benar-benar tidak tahu malu ya."

"Buset, kamu sendiri yang mikirnya lain, apa urusannya denganku?" Sambil mengatakan itu, mata Cassie Gu menyapu ke bawah tubuhnya.

Berpikir lain?

Memangnya apa yang dia pikirkan?

Yoshua Xiao akhirnya mengerti, responnya agak lambat, dan sekarang emosinya naik sampai paru-parunya rasanya mau meledak.

Menyebutnya tidak tahu malu rasanya itu masih termasuk menyanjungnya.

"Sudah, sudah, Yoshua Kecil, jangan marah ya, atau suruh mereka panggil kamu bos kecil saja."

Yoshua Xiao memelototinya.

Bos kecil macam apa, dengan begitu bukankah dia sama dengan tidak punya wajah.

"Ya sudah lupakan saja, suruh mereka panggil kamu kakak tertua, lalu panggil aku bos saja."

Yang ini rasanya lebih mendingan.

Yoshua Xiao masih menahan amarahnya, menunggu Cassie Gu terus membujuknya, tapi tanpa diduga dia malah merebut kipas dari tangannya dan mengipasi dirinya sendiri dengan santai.

Dia kemudian bertanya, "Konferensi Seni itu acara apa?"

Sialan...

Gadis jelek ini tidak melihat apa kalau dia masih merajuk.

Sungguh menjengkelkan.

Siapa pun yang menikahinya di masa depan pasti akan tersiksa sampai mati.

Joshua Liu dan tuan muda lainnya saling memandang dan bertanya dengan heran, "Kamu tidak pernah mendengar tentang Konferensi Seni?"

Cassie Gu menggelengkan kepalanya.

Memori di otaknya tidak lengkap, dan banyak yang tidak dia ingat.

"Konferensi Seni diadakan setiap lima tahun. Pria dan wanita berbakat dari seluruh negera dapat berpartisipasi. Ini adalah sistem eliminasi. Pada akhirnya, hanya 30 besar yang masuk final. Persaingannya sengit, tetapi Siswa Sekolah Akademi Kerajaan tidak perlu ikut penilaian dan bisa langsung masuk final."

"Tiga pemenang teratas dapat bersaing dengan orang berbakat dari Negara Zhao, Chu, Hua di final hingga akhirnya dipilih siapa pemenangnya."

"Pokoknya, setiap negara hanya bisa mengirim maksimal tiga orang ke final."

Cassie Gu tercengang.

Setelah membahasnya panjang lebar tapi itu masih tidak sampai ke intinya.

“Kalau menang apa hadiahnya?” Inilah yang dia ingin tahu.

"Bisa masuk ke final, yang pria bisa diangkat sebagai pejabat, dan wanita akan dihadiahi banyak uang, dan mereka juga bisa mendapatkan reputasi sebagai pria/wanita berbakat."

Mata Cassie Gu berbinar, "Hadiah uang yang sangat banyak? Berapa? Sekolah Akademi Kerajaan kita bisa langsung masuk final kan? Kalau begitu bisakah aku meminta hadiah?"

Eh…

Semua orang yang ada di sana tidak bisa mengikuti pemikiran otaknya.

Mereka yang bisa masuk ke Sekolah Akademi Kerajaan, mungkinkah mereka akan peduli dengan hadiah kecil?

Yoshua Xiao dengan kesal berteriak, "Kalau kamu bisa masuk final, Kaisar pasti akan menghadiahimu." Orang ini tergila-gila akan uang. Nona Ketiga Su yang bermartabat saat melihat uang matanya langsung terbuka lebar.

Joshua Liu tersenyum dan berkata, "Jika kamu bisa masuk ke final, maka kamu akan terkenal."

Dia tidak ingin ketenaran, dia hanya ingin uang.

"Jika kamu bisa menang dari final, maka kamu akan menjadi wanita paling berbakat di dunia. Guru Sony dari Negara Ye kita adalah yang pertama di final sebelumnya, dan banyak negara memburunya hendak membelinya dan digunakan di negara mereka, tapi Guru Sony tidak suka menjadi pejabat, dan akhirnya datang ke Sekolah Akademi Kerajaan Negara Ye menjadi seorang master kecil, ckckck, kamu tidak tahu saja waktu itu ada berapa banyak orang yang merasa sayang akan kesempatan emas itu."

"Guru Sony dikenal sebagai salah satu dari Empat Talenta Hebat, jadi tiga yang pertama juga menjadi juara pertama di final?"

"Ya iyalah, kalau tidak bagaimana dia bisa disebut sebagai salah satu dari Empat Talenta Hebat dunia."

Cassie Gu akhirnya mengerti.

Tampaknya Guru Sony ini masih memiliki sedikit kehebatan.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan master catur dan pujangga abadi?"

Mendengar kedua orang ini, Joshua Liu dan yang lainnya semua tercengang, lalu dia dengan lesu menjawab, "Aih, mereka berdua adalah orang besar. Master catur berasal dari Negara Chu, dan Pujangga Abadi berasal dari Negara Zhao. Seperti namanya, yang satu pandai catur, yang lainnya pandai dalam puisi. Dulunya, negara lain tidak ada yang bisa mengirimkan orang sehebat itu, tapi tahun ini tidak tahu apa yang terjadi, kalau mereka berdua benar-benar datang, maka Negara Ye kita tidak akan bisa memenangkan tempat pertama. Karena bagaimanapun, Guru Sony sudah mengatakan kalau dia tidak akan berpartisipasi."

“Yang paling penting adalah Pujangga Abadi itu sebelumnya pernah menduduki tempat pertama di final terakhir, dan dia juga salah satu dari Empat Talenta Hebat di dunia. Dia jelas-jelas sudah memenangkan tempat pertama, tapi masih mau bersaing dengan kita. Sungguh tidak tahu malu."

Saat membahas hal ini, ada banyak orang yang menahan api di hati mereka.

Sejak zaman kuno, mereka yang telah menjadi juara pertama tidak akan mengikuti final lagi, tetapi orang itu…Benar-benar memiliki keberanian dan wajah yang tebal untuk berpartisipasi lagi, mungkinkah dia ingin memamerkan dirinya lagi? Mereka sangat berharap Guru Sony dapat berpartisipasi dan mengirimnya kembali ke Negara Zhaonya.

"Apa saja kompetisi di Konferensi Seni?"

"Ya ada piano, catur, kaligrafi, lukisan dan puisi. Sore ini adalah kelas teori musik Guru Sony. Piano yang dimainkan oleh Guru Sony sangat enak didengar. Lihat, para wanita itu sedang menunggu kedatangan Guru Sony."

Cassie Gu tertawa.

Pria tampan seperti Guru Sony, wanita mana yang tidak ingin melihatnya, dia juga ingin melihatnya.

Tiba-tiba, di mata hitam dan putih Cassie Gu ada kilatan licik, dia mendekati mereka lalu sambil tersenyum berkata, "Apakah kalian ingin menghasilkan uang?"

"Tentu saja, kalau ada kesempatannya siapa yang tidak ingin menghasilkan uang."

"Oke, kalau begitu besok bawa beberapa uang kertas, aku jamin kalian akan bisa menghasilkan banyak uang."

"Benaran?"

Semua orang memasang sorot mata ragu.

"Aku seorang bos bagaimana bisa merugikan kalian, kalau kalian ingin menghasilkan uang, besok bawa lebih banyak uang."

Cassie Gu terkekeh, dengan perhitungan di wajahnya, membuat semua orang mau tidak mau merasa merinding.

Senyum ini terlalu mengerikan.

"Guru Sony tiba..."

Dengan jatuhnya suara itu, dia melihat Sony Chu mengenakan pakaian putih, anggun dan lembut, memegang Guqin hitam di lengannya, langkahnya begitu ringan.

Angin danau bertiup melewatinya, membuat pakaiannya berkibar, juga meniup dua helai rambut hitam di dahinya. Seolah menyatu dengan langit dan bumi, dia bak peri yang bisa terbang kapan saja, begitu elok tidak terlihat seperti manusia yang hidup di dunia.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

39