Bab 8 Nona Ketiga Marah Besar

by Lisa Picky 08:01,Jun 20,2023
Nona...Nona Ketiga...Dia...benar-benar menampar Selir Kelima...

Oh Tuhan, mereka tidak salah lihat kan.

Selir Kelima adalah selir favorit Tuan Besar.

Selir Kelima ditampar hingga kepala pusing tujuh keliling dan hampir jatuh, dia menutupi wajahnya yang merah dan bengkak dengan linglung, dan semua orang memandangnya dengan tatapan aneh.

Selir Kelima tidak bisa menahan wajahnya lagi, dia dengan marah berkata, "Kamu berani menamparku?"

"Ya tentu saja."

"Hebat kamu, orang-orang datang kemari, taklukan Nona Ketiga untukku, aku hari ini juga akan memberinya pelajaran."

"Siapa yang berani."

Cassie Gu saat ini sudah berubah dari sikapnya yang biasa pengecut, kini dia memancarkan aura kesombongan yang mendominasi di sekujur tubuhnya.

Sorot matanya begitu dingin, dingin hingga tidak ada kehangatan di dalamnya, ditatap olehnya, para pelayan lain jadi tidak bisa menahan rasa gemetar di tubuh mereka, seolah kalau mereka melangkah maka mereka akan melangkah ke neraka.

Cassie Gu kemudian berkata dengan dingin, "Ibuku adalah saudara perempuan dari mendiang kaisar, bergelar Putri, dan aku adalah anak langsung sang putri, Nona Ketiga dari Kediaman Perdana Menteri, aku juga selir masa depan Pangeran Axel. Selir Kelima kamu pikir kamu siapa? Kamu hanya selir yang rendahan di Kediaman Perdana Menteri. Jangankan memukulmu, kalau aku hari ini membunuhmu, juga tidak akan ada yang berani melakukan apa pun padaku."

Mencengangkan.

Semua orang tercengang.

Jika sebelumnya menolak menikah dengan Pangeran Axel, bisa dibilang kalau dia kaget hingga kumat dan berani bertindak begitu angkuh.

Tapi yang kali ini, dia menampar Selir Kelima di depan umum, dia masih berani begitu angkuh, apakah ini masih bisa dikatakan kalau dia kumat dan tidak sadar akan perilakunya saat ini?

Tidak, ini sama sekali tidak mungkin.

Nona Ketiga telah berubah.

Dia tidak lagi pengecut dan lemah seperti sebelumnya.

Selir Kelima benar-benar skakmat dan tidak bisa berbicara apa-apa.

Wanita jalang ini, hari ini kerasukan setan apa, bisa-bisanya begitu angkuh, tapi setiap kalimat yang dia katakan membuatnya tidak bisa membantahnya.

Melihat hal ini, Isti, pelayan pribadi Selir Kelima langsung mengutuknya, "Sekalipun kamu adalah Nona Ketiga, tapi kamu tidak boleh tanpa alasan melakukan hal seperti ini pada Selir Kelima, karena bagaimanapun juga dia lebih tua darimu."

"Tuan sedang berbicara, kamu seorang pelayan mana ada hak untuk berbicara, tangkap dia."

Penonton terdiam, tidak ada yang mendengarkan perintahnya.

Selir Kelima dan pelayannya Isti merasa bangga.

Tidak peduli seberapa kuat dan tinggi tahtanya, tetap tidak ada seorang pun di rumah ini yang akan mendengarkannya.

Selir Kelima hendak memberi pelajaran kepada Cassie Gu, tetapi Cassie Gu tersenyum jahat, merebut tongkat kayu dari tangan pelayan, dan menepuknya dengan keras dan secepat kilat ke tubuh Isti.

"Sepertinya aku hari ini harus memberimu pelajaran, kalau tidak, kamu tidak akan pernah tahu mengapa bunga bisa begitu merah."

Isti tersentak kesakitan, dia reflek ingin menghindar, tetapi tongkat Cassie Gu memukulnya dengan keras satu demi satu, tidak peduli bagaimana dia mencoba menghindar, tongkat Cassie Gu terus menghujam dan mengejarnya, seolah-olah mereka memiliki mata dan membuatnya tidak bisa menghindar darinya.

"Sakit...Sakit sekali, Selir Kelima cepat selamatkan pelayanmu ini."

Selir Kelima jelas sangat marah, "Hentikan, hentikan segera, seseorang cepat hentikan dia."

"Aku tidak hanya Nona Ketiga tapi juga selir Pangeran Axel yang dijodohkan oleh kaisar, siapa yang berani menghentikanku."

Mendengar itu langkay para pelayan berhenti satu demi satu.

Siapa yang tidak kenal Pangeran Axel. Ya dia adalah sosok yang paling kuat di Negara Ye, bahkan Kaisar pun takut.

Meski mereka memandang rendah Nona Ketiga, namun identitas Nona Ketiga ada dan nyata di sana, mereka benar-benar tidak berani bergerak.

Selir Kelima sangat marah.

Para pelayan ini biasanya sibuk bersaing untuk menjilatnya, tapi ketika dia mau menggunakan mereka, mereka semua malah berpura-pura mati tidak tahu apa-apa.

Melihat Isti dipukuli hingga berdarah, perdana menteri sudah pergi ke pengadilan, dan putrinya Carol Gu juga pergi Sekolah Akademi Kerajaan lebih awal, dan di Kediaman Perdana Menteri yang besar ini sudah tidak ada penopangnya.

Selir Kelima hanya bisa melihat Nyonya Besar dan meminta bantuan, "Nyonya, apakah kamu bisa menghentikan Nona Ketiga, jika dia terus memukulnya seperti ini maka nyawa Isti akan hilang."

Meski Nyonya Besar kaget dengan perubahan Cassie Gu, tapi dia sangat senang melihat kondisi terpuruk Selir Kelima saat ini.

"Isti hanyalah seorang pelayan, tapi dia secara terang-terangan menentang Nona Ketiga. Sudah waktunya para pelayan di kediaman ini untuk diberi pelajaran dan diatur, jika tidak begini mereka tidak akan tahu siapa tuan sebenarnya di kediaman ini."

Selir Kelima semakin emosi.

Nyonya Besar ini dengan jelas menyindirnya, maksudnya ini mengatakan kalau selir kecil sepertinya sudah begitu berani dan tidak tahu diri merampas kekuasaannya sebagai Nyonya Besar.

Dia yang selalu berselisih dengan Nyonya Besar, dan Nyonya Besar sudah lama ingin menyingkirkan Isti, jadi tidak ada gunanya dia memohon padanya.

Selir Kelima hanya bisa melihat Selir Ketiga, "Kakak ketiga, bisakah kamu membantuku membujuk Nona Ketiga?"

Karena mereka berdua adalah selir kecil, Carol Gu bisa masuk ke Sekolah Akademi Kerajaan, sementara putrinya Caren Gu tidak bisa masuk ke sana. Jadi Selir Ketiga dia dari awal sudah menahan api ini, dan dia sangat berharap bisa menginjak Selir Kelima dengan kakinya, dia mana mungkin membantunya untuk membujuk Nona Ketiga.

Selir Ketiga dengan malas bermain dengan Danko-nya, menutup mulutnya dan sedikit tersenyum, “Selir Kelima, maksudmu ini tidakkah sama dengan menyulitkanku? Lagi pula, aku ini juga hanya seorang selir kecil, Nona Ketiga mau menyelesaikan siapa, aku tentu tidak punya hak untuk menghentikannya. Bukankah putrimu menerima perintah dan diizinkan untuk belajar di Sekolah Akademi Kerajaan, atau kalau tidak kamu pergi minta pada putrimu untuk membujuknya?”

Selir Kelima hampir dibuat mati karena menahan amarah.

Selir Ketiga ini sengaja mempermalukannya?

Siapa yang tidak tahu kalau putrinya bisa masuk ke Sekolah Akademi Kerajaan berkat Cassie Gu.

Selain itu, putrinya hanyalah seorang anak selir. Bahkan jika dia datang, jika Cassie Gu benar-benar mau merobek wajah dengan mereka, dia juga tidak akan bisa menahannya. Meskipun hanya ada satu perbedaan huruf antara selir langsung dan selir kecil, tapi identitas mereka sangat berbeda.

"Selir Kelima, tolong aku, tolong aku..."

Isti dipukuli hingga berdarah, suaranya dari melengking secara bertahap berubah menjadi lemah, keringat dingin dan darah menetes perlahan di tanah, tetapi Cassie Gu seolah tidak menyadarinya, dan terus memukuli tubuhnya. Dari setiap pukulan, semua orang bisa mendengar ada suara tulang yang patah.

Sshh...

Nona Ketiga ini di hari biasa begitu tunduk, tetapi tidak ada yang menyangka ketika dia marah dia akan begitu menakutkan, sepertinya ke depannya mereka harus lebih berhati-hati, dan mereka tidak bisa seperti sebelumnya membullnya seenak hati.

Isti adalah pelayan yang Selir Kelima bawa dari luar mansion, dan dia tumbuh besar bersamanya. Meskipun mereka dikatakan sebagai tuan dan pelayan, tetapi sebenarnya mereka lebih seperti saudara. Selama bertahun-tahun, Isti juga telah bekerja banyak untuk Selir Kelima.

Jika dia mati, maka Selir Kelima akan sama dengan patah lengan, Selir Kelima bagaimana mungkini bisa menerima ini, jadi dia melangkah maju dan menutupi Isti.

Selir Kelima berpikir, meskipun Cassie Gu begitu angkuh, tapi dia pasti tidak akan berani memukulnya, tetapi kenyataannya dia tidak menyangka kalau Cassie Gu akan memukulnya, pukulan dengan keras mengenai punggungnya, dia bahkan bisa mendengar suara tulang yang patah.

"Ah...Cassie Gu, kamu berani memukulku dengan tongkat."

Nyonya Besar dan Selir Ketiga juga tidak menyangka kalau Cassie Gu akan seberani itu, dan Selir Kelima sudah melindungi pelayan dengan dirinya sendiri, tapi dia masih berani memukulnya.

Dan Cassie Gu tidak hanya memukulnya sekali, dia memukulnya sebanyak dua kali berturut-turut, sampai pukulannya hampir membuat Selir Kelima pingsan, dia baru berseru dengan polos.

"Aduh, Selir Kelima, aku sedang memberi pelajaran pada pelayan, kamu kenapa kemari, lihat lah tongkat ini tidak memiliki mata, tanpa sengaja malah mengenaimu."

Selir Kelima menggertakkan giginya, dan memelototi Cassie Gu dengan bengis, seolah ingin menelannya hidup-hidup.

Nyonya besar melihat Isti menghembuskan banyak napas tetapi tidak menghirup napas, sementara Selir Kelima juga telah menerima pukulan tiga kali, baru akhirnya perlahan keluar untuk berbicara.

"Nona Ketiga, pelayan jalang ini juga telah dihukum, kurasa dia tidak akan berani melakukan hal seperti ini lagi di masa depan, kalau tidak yang hari ini sampai di sini saja ya."

Cassie Gu tersenyum angkuh, tidak menunjukkan wajah apa pun kepada Nyonya Besar, “Sampai di sini saja? Aku ini anak selir langsung yang bermatabat, tapi pakaian yang ku kenakan bahkan tidak sebagus sekelompok pelayan. Selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak pernah mendapatkan uang bulanan satu perak pun. Nyonya Besar, coba kamu lihat, apakah sudah seharusnya kamu memberiku penjelasan.”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

39