Bab 2 Kamu Juga Tidak Rugi

by Lisa Picky 08:01,Jun 20,2023
Jika bukan karena Tuan mereka diracuni dan dicelakai oleh orang lain, wanita itu tidak akan bisa selancang ini.

Mereka ingin menyelamatkan Tuan, tapi tubuh mereka juga terkena racun dan tidak bisa bergerak.

Di sisi semak-semak, Axel Ye berusaha untuk menggerakkan tubuhnya tapi tidak membuahkan hasil, akhirnya dia hanya bisa mendelik tajam pada Cassie Gu.

“Coba saja kalau kamu berani sedikit saja menyentuhku.”

“Tidak akan cukup kalau menyentuh sedikit saja, setidaknya harus menyentuh sekujur tubuh.”

Mungkin karena sepasang matanya yang terlalu berapi-api, membuat Cassie Gu merasa sedikit takut, lalu segera menekan titik akupunturnya untuk berjaga-jaga.

“Aku pinjam tubuhmu, kamu juga tidak rugi.”

Dia berkata dengan begitu yakin, tapi malah membuat Axel Ye luar biasa kesal.

Malam yang indah.

Axel Ye sangat kesal hingga urat-urat di lehernya mencuat.

Astaga, dirinya adalah Dewa Perang, beraninya wanita tidak jelas ini memaksanya.

Hal yang paling menyebalkan adalah wanita itu merasa puas sendirian, tapi “adik kecilnya” malah sangat tidak puas. rasa panas di tubuhnya membara karena digoda olehnya hingga membuatnya tersiksa, tapi wanita ini tidak peduli sama sekali.

Sekujur tubuh Cassie Gu melemas karena kelelahan.

Dia mengambil sebuah jubah, lalu menutupi tubuh Axel Ye. Menatap Axel Ye yang berusaha menahan api amarahnya, lalu menggeleng dan memberi komentar. “Teknikmu sangat buruk, kamu perlu meningkatkannya lagi.”

“Nona, aku akan menguliti, mematahkan tulangmu dan memakan dagingmu, agar kamu mati tanpa jasad.”

Suara amarah itu terdengar mengejutkan, orang-orang berbaju hitam gemetaran. Tuan mereka benar-benar marah besar.

Cassie Gu menggaruk telinganya yang berdengung, hatinya merasa sedikit takut.

Pria ini memiliki aura seorang pangeran, tapi ketika dilihat hanyalah orang biasa. Dirinya tidak mungkin salah menilai, ‘kan?

Sudahlah, masalah sudah seperti ini, cara satu-satunya adalah kabur dari sana.

Wanita itu langsung kabur dengan cepat, tapi baru saja berjalan beberapa langkah dia telah kembali lagi. Menggambar sesuatu di sebuah jubah yang bersih dengan darah yang ada di tubuh Axel Ye, kemudian melemparkan jubah itu ke hadapan Axel Ye.

“Tubuhmu terkena racun dingin. Meskipun metode ini tidak bisa menghilangkan racun sepenuhnya, setidaknya setiap bulan tidak akan terlalu menyiksa. Aku telah memberikan resepnya padamu, jadi kita impas. Kelak jangan mencariku. Kalau kamu mencariku, kamu tidak akan bisa mengenaliku meskipun aku berdiri di hadapanmu.”

Tercengang......

Kemudian Axel Ye hanya melihat bayangan yang telah kabur itu.

Dirinya benar-benar tercengang.

Dua orang berbaju hitam menundukkan kepalanya dalam-dalam, bahkan tidak berani melihat wajah Tuan-nya.

Axel Ye melihat resep obat itu, sudut bibirnya tertarik, sepertinya api amarahnya telah meredup.

“Ah...... Wanita ini, masalah di antara kita sulit untuk terselesaikan.”

Cassie Gu berlari dengan cepat dan terhuyung-huyung hingga hampir terjatuh. Setelah berlari cukup lama, dia baru berhenti di samping sungai dengan napas terengah-engah.

Ingatan mulai muncul di pikirnanya, Cassie Gu menghela napas berat.

Ketika dia sedang menjalankan misi, orang terdekatnya mengkhianatinya dan dirinya meninggal dalam sebuah ledakan. Namun, jiwanya bertransformasi ke tubuh Cassie Gu, orang yang memiliki nama yang sama dengannya.

Cassie Gu adalah nona ketiga dari seorang perdana menteri. Meskipun dia anak sah, tapi sejak kecil dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang.

Dengar-dengar, ibunya adalah adik angkat kaisar terdahulu, karena ibunya mencintai ayahnya, jadi kaisar terdahulu memberikan dua dekrit. Pertama adalah menikahkan orang tuanya, yang kedua adalah membunuh pasangan teman masa kecil sang ayah.

Sang ayah melimpahkan semua kesalahan pada ibunya. Sejak menikah, mencari selir dengan sembarangan dan mengabaikan ibunya, pada akhirnya ibunya meninggal karena tertekan.

Sedangkan dirinya menjadi target ejekan semua orang. Di dalam kediaman, posisinya bahkan tidak lebih dari seorang pelayan.

Hal yang terpenting adalah saat dirinya baru lahir, kaisar terdahulu langsung menunjuknya untuk menjadi Selir Pangeran Zico.

Para saudaranya yang tidak sah itu demi bisa menikah dengan Pangeran Zico, berusaha menjebaknya tidur dengan orang lain, ingin merusak nama baiknya.

Bagaimana pemilik tubuh asli meninggal, ingatannya masih belum pulih sepenuhnya. Saat ini yang dia tahu hanyalah meminjam tubuhnya untuk mengembalikan jiwanya.

Cassie Gu memutar bola matanya dengan malas, lalu mendumal.

Kaisar terdahulu benar-benar suka ikut campur. Tidak ada urusan apa pun, kenapa harus menjodohkan orang.

Semua orang mengatakan Cassie Gu adalah wanita jelek, dia ingin melihat seberapa jelek dirinya.

Kemudian membuka cadarnya dan berkaca di air sungai yang jernih, seketika Cassie Gu hampir muntah.

“Astaga, ini jelek sekali.”

Wajahnya penuh lubang dan bisul, bahkan hampir tidak ada bagian yang bagus, semuanya terlihat mengerikan.

Mungkin karena wajahnya terlalu jelek, pemilik tubuh asli menggunakan alas bedak dengan tebal, sehingga wajahnya menjadi sangat putih hingga terlihat aneh.

Cassie Gu merasa ingin menangis.

Dengan wajah seperti ini, siapa yang akan bersikap baik padanya.

Menyentuh sejenak wajahnya yang buruk rupa, tiba-tiba sudut bibir Cassie Gu yang tipis menunjukkan seringaian.

Ternyata disebabkan oleh racun, cih......

Menindasnya, mempermalukannya, melukainya, menjebaknya, dia akan membalasnya ratusan hingga ribuan kali lipat. Mulai sekarang, Cassie Gu bukan lagi Cassie Gu yang bisa ditindas oleh semua orang.

Ketika kembali ke kediaman, hari telah hampir siang.

Suasana di kediaman perdana menteri yang luas terasa aneh, diselimuti dengan aura membunuh. Para bawahan yang biasanya suka mencari masalah dengannya, ternyata juga malas menggubrisnya.

Karina, pelayan pribadinya berlari menghampirinya dengan panik, tubuhnya juga sedikit gemetaran. “Nona, kenapa kamu baru pulang? Tuan Besar sedang menunggumu di aula utama.”

“Oh, aku mengerti.” Cassie Gu membuang rumput setaria yang menggantung di mulutnya, lalu menguap dan berjalan ke aula utama dengan malas.

Karina segera menghentikannya, dia terlihat cemas hingga matanya memerah. “Nona, Tuan Besar marah besar. Nona Kelima mengatakan kalau kamu yang membuat rencana untuk mencelakainya. Tuan Besar sangat marah dan pasti tidak akan melepaskanmu dengan mudah. Lebih baik kita segera mencari cara.”

Karina adalah pelayan pribadinya, sejak kecil sudah mengikutinya. Di dalam kediaman, mereka berdua saling bergantung, bisa dikatakan orang terdekat pemilik asli tubuh di kediaman.

Cassie Gu tersenyum dingin dan terlihat arogan. “Kita masih belum tahu siapa yang akan melepaskan siapa.”

Karina tertegun.

Apa Nona-nya kerasukan? Kenapa bisa memiliki aura yang begitu kuat?

Karina masih ingin mengatakan sesuatu padanya, tapi melihat Cassie Gu telah berjalan masuk ke aula utama, Karina hanya bisa segera mengikutinya.

Saat Cassie Gu masuk, di dalam aula telah bediri begitu banyak orang.

Orang yang memimpin adalah ayahnya, Perdana Menteri Gu. Saat ini raut wajahnya terlihat sangat masam dan mendelik padanya dengan tajam.

Di samping Perdana Menteri Gu ada Nyonya Besar, Selir Ketiga, Selir Kelima, juga beberapa saudara tidak sahnya. Adegannya terlihat sangat spektakuler.

Carol Gu yang sedang berlutut di lantai melihatnya, seketika langsung meledak dan melaporkan. “Ayah, itu dia. Dia yang membuat rencana untuk mencelakaiku. Dia yang memancingku pergi ke kuil bobrok.”

Raut wajah Cassie Gu terlihat sangat terkejut, lalu berucap dengan panik, “Carol, aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Bukankah kemarin kamu menyuruhku pergi ke kuil bobrok? Apa kamu marah padaku karena aku tidak pergi ke sana?”

“Kemarin adalah hari peringatan kematian ibuku. Beberapa hari yang lalu aku bermimpi ibuku mengatakan ingin aku pergi ke Kuil Yunqing untuk mendoakan ibuku. Tidak disangka ketika aku pergi ke kuil bobrok, aku menunggumu cukup lama tapi kamu tidak datang. Akhirnya aku pulang duluan. Carol, kamu jangan mamrah. Kelak aku tidak akan terlambat lagi.”

Seketika raut wajah Carol Gu berubah.

Sejak kapan wanita murahan ini menjadi pandai berbohong?

“Jelas-jelas kamu yang mencelakaiku, kamu menuangkan obat perangsang ke mulutku.”

Cassie Gu menatap semua orang dengan bingung, lalu berkata dengan pelan, “Apa itu obat perangsang?”

Carol Gu tersedak. Sudut bibirnya bergerak sejenak, tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

Obat perangsang sulit untuk dibeli, jika nanti terus diselidiki, akan menjadi masalah yang rumit.

Mungkin melihat raut Carol Gu yang memucat, Cassie Gu segera menambahkan, “Oh...... Benar. Aku memberikan obat perangsang pada Carol, aku juga meminumnya, itu sangat enak. Ayah, apa kamu mau meminumnya? Aku juga akan membuatkan satu gelas untukmu.”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

39