Bab 10 Tidak Belajar Di Jam Belajar
by Lisa Picky
08:01,Jun 20,2023
Carol Gu tersedak, tidak tahu harus menjawab apa.
Apakah mungkin dia mengatakan kalau dia sengaja tidak membangunkannya dan datang ke sekolah lebih awal?
Dia bagaimana mungkin bisa mengatakan kata-kata seperti itu.
Cassie Gu tersenyum dan berkata, "Tapi ya juga sih, kamu tidak membakar dupa melainkan ikut denganku berlutut dan bersujud berterima kasih pada kaisar, jadi sekarang sengaja memfitnahku."
"Aku…"
Sialan, wanita jalang ini, dirinya lagi-lagi dijebak olehnya.
Wajah Carol Gu terus berubah seolah diwarnai dengan bermacam cat, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa bahkan tidak bisa mengeluarkan angin dalam tubuhnya.
Yoshua Xiao mengacungkan jempol kepada Cassie Gu, karena Cassie Gu berdiri di sampingnya dia pun berbisik, "Gadis kecil, baru sehari tidak bertemu, mulutmu sudah semakin tajam saja. "
Cassie Gu mengerjapkan mata kecilnya yang murni dan lugu, menutupi wajahnya dengan sebuah buku, lalu menoleh dan tersenyum pada Yoshua Xiao, "Hehe bisa saja, kalau mulut tidak tajam, bagaimana bisa menikah dan memanjakanmu."
"Beng……"
Yoshua Xiao jatuh lurus ke bawah, wajahnya langsung menjadi hitam.
Wanita ini keturunan monyet ya? Kok bisa begitu terburu-buru.
Dia mengerti tidak bagaimana menjaga sikap.
Saat memikirkan dirinya kalau-kalau menikahi dan membawa pulang gadis jelek, ayahnya pasti akan mematahkan kakinya.
Carol Gu duduk di sebelah Pangeran Zico, memperhatikan Cassie Gu dalam diam.
Belum juga lama meninggalkannya, tapi adik ketiganya ini tampaknya telah banyak berubah.
Apakah sebelumnya dia hanya berpura-pura bodoh, atau...
"Hanya seorang gadis jelek, tapi sikapmu benar-benar angkuh. Jelas-jelas kamu yang terlambat tapi kamu malah membuat semua ini terlihat seperti Guru yang sengaja mempersulitmu."
Yang berbicara adalah Putri Dakota, dia berusia sekitar lima belas atau enam belas tahun, meskipun masih muda tapi parasnya sangat elok. Bisa dilihat di masa depan nanti dia akan menjadi wanita cantik, tetapi di wajahnya terlihat ekspresi genit dan angkuh, hanya melihatnya bisa tahu kalau dia pasti seorang Putri yang sulit ditaklukan.
Guru Xu mengangguk, "Benar kata Putri Dakota."
Cassie Gu merentangkan tangannya, "Aku juga tidak bilang kalau kata-kata Putri salah, bukannya aku juga bilang kalau aku salah, ku harap Guru bisa memberiku kesempatan untuk berubah."
Mau membodohi siapa?
Dengan sikap arogannya itu, mana ada gerak-gerik mengaku salah?
"Karena Nona Ketiga Gu sudah mengetahui kesalahannya dan ini adalah pelanggaran pertamanya, Guru Xu sebaiknya memberinya kesempatan."
Tiba-tiba, suara lembut dan anggun terdengar perlahan, suaranya seperti tetes mata air yang jernih, sangat menyenangkan untuk didengar, dan membuat orang yang mendengarnya seakan bisa ikut tenggelam ke dalamnya.
Cassie Gu melihat ke samping, baru menyadari kalau ada seorang pemuda yang duduk di sebelah Guru Xu.
Hanya melihat pria itu dalam sekilas, Cassie Gu langsung kaget.
Pria seperti apakah dia? Terlihat lembut dan hangat, anggun juga sederhana, seluruh aura tubuhnya dipenuhi dengan bau buku dan buku.
Fitur wajahnya tajam dan bersudut, seperti reinkarnasi sang dewa.
Dia mengenakan pakaian putih yang berkibar, seperti dewa yan lahir ke dunia, rambut hitam yang tebal diikat setengah dengan ikat pinggang putih, dan setengah dari rambut hitamnya menjuntai seperti air terjun.
Angin sepoi-sepoi bertiup, mengangkat helai rambut, terlihat malas, santai juga halus.
Cassie Gu berani menjamin, kecuali pria yang dia tiduri hari itu, ini adalah pria paling tampan yang pernah dia lihat dalam hidupnya.
"Hei, Cassie Gu, kenapa kamu terus menatap Guru Sony, ku beritahu ya, kalau kamu masih berani menatapnya lagi, aku sekarang juga akan mencungkil matamu." Ucap Putri Dakota yang marah.
Cassie Gu langsung mengerti.
Putri yang terlihat suka menyulitkan orang ini ternyata tertarik pada Guru itu.
Seleranya tidak buruk.
Setidaknya jauh lebih baik dari Carol Gu dan Caren Gu.
Meskipun paras Pangeran Zico tidak jelek, tapi dibandingkan dengan Guru Sony, tidak tahu akan melewati berapa banyak level.
"Putri, dalam hal senioritas, aku ini bibi kekaisaran. Saat berbicara dengan bibi kekaisaran, kamu harus memperhatikan kata-katamu loh."
"Bibi Kekaisaran apa, aku tidak punya Bibi yang jelek sepertimu."
"Kecantikan ada di mata orang yang melihat dan menyukainya, mungkin saja selera Paman Dewa Perangmu itu adalah diriku."
Sunyi.
Penonton terdiam, dan semua orang memandang Cassie Gu dengan tidak percaya.
Di seluruh dunia, tidak ada yang berani bercanda tentang Dewa Perang-Pangeran Axel, dia ini tidak takut mati ya?
Dengan adanya kata-kata dari Guru Sony, Guru Xu pun tidak ingin mempersulit Cassie Gu lagi, apalagi ini juga menyangkut Dewa Perang mereka.
"Ya sudah, ya sudah, masalah ini sampai di sini saja. Nona Ketiga Gu, karena ini adalah pelanggar pertama kalimu, jadi aku tidak akan memperhitungkannya, tapi lain kali jangan terlambat lagi."
"Baik."
"Cari tempat dudukmu sendiri."
Cassie Gu langsung mengamati sekeliling.
Di sebelah Carol Gu dan Shania Gu masih ada tempat, tetapi dia tidak menyukainya, ya dia tidak berani duduk di kursi depan, jadi akhirnya dia duduk di sebelah Yoshua Xiao.
Yoshua Xiao terkejut, "Kenapa duduk di sebelahku, di depan ada begitu banyak kursi."
Dia tidak benar-benar tertarik padanya kan.
"Kalau kamu mau duduk di depan, pindah saja ke depan sendiri."
Bercanda saja, di depan sana ada dua guru, jika dia benar-benar duduk di depan, bagaimana dia bisa bermain-main.
"Aku yang datang lebih dulu." Yoshua Xiao mengoreksi kata-kata Cassie Gu.
"Apa urusannya dengan kamu yang datang lebih dulu, lagi pula kursi ini tidak diatur oleh keluargamu, jika kamu tidak ingin duduk denganku, ya tinggal pindah saja."
Sialan.
Wanita ini benar-benar tak tahu malu.
Dia pasti menyukainya karena dia tampan, kaya dan berbakat, ya pasti karena seperti itu.
"Barusan kita membicarakan tentang kemunculan benda, semua pasti ada permulaan, begitu juga kehormatan dan aib semua pasti berasal dari kebajikan. Sekarang mari kita lanjutkan..." Guru Xu memulai pelajarannya dengan perlahan.
“Hei, siapa pria tampan yang duduk di sebelah Guru Xu?” Cassie Gu menyodok lengan Yoshua Xiao dan tertawa beberapa kali.
"Sony Chu, guru termuda di sekolah ini, identitasnya tidak diketahui, hanya diketahui kalau dia berbakat, dengan kakakku mereka disebut salah satu dari empat talenta hebat."
"Empat talenta hebat? Siapa dua lainnya?"
"Gadis jelek, kamu bercanda ya. Kamu benar-benar tidak tahu siapa saja yang termasuk dalam empat talenta hebat?"
Oh tuhan, dia benar-benar tidak tahu, mengenai hal ini, dalam ingatannya sama sekali tidak ada.
Tidak tahu mengapa, dia selalu merasa ingatannya banyak yang hilang.
"Lalu mengapa Guru Sony tidak mengajar dan hanya membiarkan orang tua itu yang mengajari kita?"
Yoshua Xiao tertawa, "Kamu ini benar-benar bodoh atau benar-benar tidak tahu? Di Sekolah Akademi Kerajaan ini setidaknya diperlukan dua guru. Satu guru akan memberikan pelajaran dan yang lainnya akan menjadi pengamat. Jika seorang siswa mengajukan pertanyaan, dan jika guru pembicara tidak bisa menjawab maka guru pendengar akan berdiri dan menjawab. Heh gadis jelek, sebelum datang belajar kemari memangnya kamu tidak pergi mencari tahu peraturan di sekolah ini?"
"Cari tahu apa, hanya tempat jelek seperti ini. Suatu hari nanti aku pasti akan menghancurkannya. Sekolah Akademi ini awalnya terbuka untuk orang-orang di seluruh negeri. Tidak ada alasan bagi para keluarga bangsawan untuk menempati dan menguasainya."
"Tenang, tenang, apa yang kalian berdua bisikkan itu?" Guru Xu pada saat ini berkata dengan tajam.
Di sekolah awalnya sudah ada playboy seperti Yoshua Xiao ini, lalu sekarang ada satu lagi yang datang dan membuatnya tidak tenang.
Cassie Gu akhirnya tutup mulut dan membentangkan buku menutupi dirinya, dia kemudian menguap lalu tertidur saat mendengarkan pelajaran Guru Xu.
Barusan, waktu dia keluar dari Kediaman Perdana Menteri, dia pergi ke beberapa apotek, tetapi tidak ada apotek yang memiliki semua bahan obat yang dia inginkan, dan bahkan jika ada, harganya setidaknya seratus dua ratus perak.
Dia membutuhkan total tiga puluh dua jenis bahan obat, di antaranya Rumput Neraka dan Bunga Yanluo, kedua ini adalah bahan yang paling sulit ditemukan. Takutnya di toko obat di seluruh ibukota kekaisaran tidak ada yang menjual obat ini.
Cassie Gu khawatir, tanpa bahan obat ini, tidak peduli seberapa bagus keterampilan medisnya, dia tetap tidak dapat menyembuhkan luka beracun di wajahnya.
Untuk obat-obatan lain, bahkan jika dia tidak punya uang untuk membelinya, dia bisa bekerja lebih keras dan mengambilnya sendiri, tetapi bagaimana dengan Rumput Neraka dan Bunga Yanluo?
Kedua jenis bahan obat ini tampaknya merupakan bahan obat yang langka di dunia ini.
Apakah mungkin dia mengatakan kalau dia sengaja tidak membangunkannya dan datang ke sekolah lebih awal?
Dia bagaimana mungkin bisa mengatakan kata-kata seperti itu.
Cassie Gu tersenyum dan berkata, "Tapi ya juga sih, kamu tidak membakar dupa melainkan ikut denganku berlutut dan bersujud berterima kasih pada kaisar, jadi sekarang sengaja memfitnahku."
"Aku…"
Sialan, wanita jalang ini, dirinya lagi-lagi dijebak olehnya.
Wajah Carol Gu terus berubah seolah diwarnai dengan bermacam cat, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa bahkan tidak bisa mengeluarkan angin dalam tubuhnya.
Yoshua Xiao mengacungkan jempol kepada Cassie Gu, karena Cassie Gu berdiri di sampingnya dia pun berbisik, "Gadis kecil, baru sehari tidak bertemu, mulutmu sudah semakin tajam saja. "
Cassie Gu mengerjapkan mata kecilnya yang murni dan lugu, menutupi wajahnya dengan sebuah buku, lalu menoleh dan tersenyum pada Yoshua Xiao, "Hehe bisa saja, kalau mulut tidak tajam, bagaimana bisa menikah dan memanjakanmu."
"Beng……"
Yoshua Xiao jatuh lurus ke bawah, wajahnya langsung menjadi hitam.
Wanita ini keturunan monyet ya? Kok bisa begitu terburu-buru.
Dia mengerti tidak bagaimana menjaga sikap.
Saat memikirkan dirinya kalau-kalau menikahi dan membawa pulang gadis jelek, ayahnya pasti akan mematahkan kakinya.
Carol Gu duduk di sebelah Pangeran Zico, memperhatikan Cassie Gu dalam diam.
Belum juga lama meninggalkannya, tapi adik ketiganya ini tampaknya telah banyak berubah.
Apakah sebelumnya dia hanya berpura-pura bodoh, atau...
"Hanya seorang gadis jelek, tapi sikapmu benar-benar angkuh. Jelas-jelas kamu yang terlambat tapi kamu malah membuat semua ini terlihat seperti Guru yang sengaja mempersulitmu."
Yang berbicara adalah Putri Dakota, dia berusia sekitar lima belas atau enam belas tahun, meskipun masih muda tapi parasnya sangat elok. Bisa dilihat di masa depan nanti dia akan menjadi wanita cantik, tetapi di wajahnya terlihat ekspresi genit dan angkuh, hanya melihatnya bisa tahu kalau dia pasti seorang Putri yang sulit ditaklukan.
Guru Xu mengangguk, "Benar kata Putri Dakota."
Cassie Gu merentangkan tangannya, "Aku juga tidak bilang kalau kata-kata Putri salah, bukannya aku juga bilang kalau aku salah, ku harap Guru bisa memberiku kesempatan untuk berubah."
Mau membodohi siapa?
Dengan sikap arogannya itu, mana ada gerak-gerik mengaku salah?
"Karena Nona Ketiga Gu sudah mengetahui kesalahannya dan ini adalah pelanggaran pertamanya, Guru Xu sebaiknya memberinya kesempatan."
Tiba-tiba, suara lembut dan anggun terdengar perlahan, suaranya seperti tetes mata air yang jernih, sangat menyenangkan untuk didengar, dan membuat orang yang mendengarnya seakan bisa ikut tenggelam ke dalamnya.
Cassie Gu melihat ke samping, baru menyadari kalau ada seorang pemuda yang duduk di sebelah Guru Xu.
Hanya melihat pria itu dalam sekilas, Cassie Gu langsung kaget.
Pria seperti apakah dia? Terlihat lembut dan hangat, anggun juga sederhana, seluruh aura tubuhnya dipenuhi dengan bau buku dan buku.
Fitur wajahnya tajam dan bersudut, seperti reinkarnasi sang dewa.
Dia mengenakan pakaian putih yang berkibar, seperti dewa yan lahir ke dunia, rambut hitam yang tebal diikat setengah dengan ikat pinggang putih, dan setengah dari rambut hitamnya menjuntai seperti air terjun.
Angin sepoi-sepoi bertiup, mengangkat helai rambut, terlihat malas, santai juga halus.
Cassie Gu berani menjamin, kecuali pria yang dia tiduri hari itu, ini adalah pria paling tampan yang pernah dia lihat dalam hidupnya.
"Hei, Cassie Gu, kenapa kamu terus menatap Guru Sony, ku beritahu ya, kalau kamu masih berani menatapnya lagi, aku sekarang juga akan mencungkil matamu." Ucap Putri Dakota yang marah.
Cassie Gu langsung mengerti.
Putri yang terlihat suka menyulitkan orang ini ternyata tertarik pada Guru itu.
Seleranya tidak buruk.
Setidaknya jauh lebih baik dari Carol Gu dan Caren Gu.
Meskipun paras Pangeran Zico tidak jelek, tapi dibandingkan dengan Guru Sony, tidak tahu akan melewati berapa banyak level.
"Putri, dalam hal senioritas, aku ini bibi kekaisaran. Saat berbicara dengan bibi kekaisaran, kamu harus memperhatikan kata-katamu loh."
"Bibi Kekaisaran apa, aku tidak punya Bibi yang jelek sepertimu."
"Kecantikan ada di mata orang yang melihat dan menyukainya, mungkin saja selera Paman Dewa Perangmu itu adalah diriku."
Sunyi.
Penonton terdiam, dan semua orang memandang Cassie Gu dengan tidak percaya.
Di seluruh dunia, tidak ada yang berani bercanda tentang Dewa Perang-Pangeran Axel, dia ini tidak takut mati ya?
Dengan adanya kata-kata dari Guru Sony, Guru Xu pun tidak ingin mempersulit Cassie Gu lagi, apalagi ini juga menyangkut Dewa Perang mereka.
"Ya sudah, ya sudah, masalah ini sampai di sini saja. Nona Ketiga Gu, karena ini adalah pelanggar pertama kalimu, jadi aku tidak akan memperhitungkannya, tapi lain kali jangan terlambat lagi."
"Baik."
"Cari tempat dudukmu sendiri."
Cassie Gu langsung mengamati sekeliling.
Di sebelah Carol Gu dan Shania Gu masih ada tempat, tetapi dia tidak menyukainya, ya dia tidak berani duduk di kursi depan, jadi akhirnya dia duduk di sebelah Yoshua Xiao.
Yoshua Xiao terkejut, "Kenapa duduk di sebelahku, di depan ada begitu banyak kursi."
Dia tidak benar-benar tertarik padanya kan.
"Kalau kamu mau duduk di depan, pindah saja ke depan sendiri."
Bercanda saja, di depan sana ada dua guru, jika dia benar-benar duduk di depan, bagaimana dia bisa bermain-main.
"Aku yang datang lebih dulu." Yoshua Xiao mengoreksi kata-kata Cassie Gu.
"Apa urusannya dengan kamu yang datang lebih dulu, lagi pula kursi ini tidak diatur oleh keluargamu, jika kamu tidak ingin duduk denganku, ya tinggal pindah saja."
Sialan.
Wanita ini benar-benar tak tahu malu.
Dia pasti menyukainya karena dia tampan, kaya dan berbakat, ya pasti karena seperti itu.
"Barusan kita membicarakan tentang kemunculan benda, semua pasti ada permulaan, begitu juga kehormatan dan aib semua pasti berasal dari kebajikan. Sekarang mari kita lanjutkan..." Guru Xu memulai pelajarannya dengan perlahan.
“Hei, siapa pria tampan yang duduk di sebelah Guru Xu?” Cassie Gu menyodok lengan Yoshua Xiao dan tertawa beberapa kali.
"Sony Chu, guru termuda di sekolah ini, identitasnya tidak diketahui, hanya diketahui kalau dia berbakat, dengan kakakku mereka disebut salah satu dari empat talenta hebat."
"Empat talenta hebat? Siapa dua lainnya?"
"Gadis jelek, kamu bercanda ya. Kamu benar-benar tidak tahu siapa saja yang termasuk dalam empat talenta hebat?"
Oh tuhan, dia benar-benar tidak tahu, mengenai hal ini, dalam ingatannya sama sekali tidak ada.
Tidak tahu mengapa, dia selalu merasa ingatannya banyak yang hilang.
"Lalu mengapa Guru Sony tidak mengajar dan hanya membiarkan orang tua itu yang mengajari kita?"
Yoshua Xiao tertawa, "Kamu ini benar-benar bodoh atau benar-benar tidak tahu? Di Sekolah Akademi Kerajaan ini setidaknya diperlukan dua guru. Satu guru akan memberikan pelajaran dan yang lainnya akan menjadi pengamat. Jika seorang siswa mengajukan pertanyaan, dan jika guru pembicara tidak bisa menjawab maka guru pendengar akan berdiri dan menjawab. Heh gadis jelek, sebelum datang belajar kemari memangnya kamu tidak pergi mencari tahu peraturan di sekolah ini?"
"Cari tahu apa, hanya tempat jelek seperti ini. Suatu hari nanti aku pasti akan menghancurkannya. Sekolah Akademi ini awalnya terbuka untuk orang-orang di seluruh negeri. Tidak ada alasan bagi para keluarga bangsawan untuk menempati dan menguasainya."
"Tenang, tenang, apa yang kalian berdua bisikkan itu?" Guru Xu pada saat ini berkata dengan tajam.
Di sekolah awalnya sudah ada playboy seperti Yoshua Xiao ini, lalu sekarang ada satu lagi yang datang dan membuatnya tidak tenang.
Cassie Gu akhirnya tutup mulut dan membentangkan buku menutupi dirinya, dia kemudian menguap lalu tertidur saat mendengarkan pelajaran Guru Xu.
Barusan, waktu dia keluar dari Kediaman Perdana Menteri, dia pergi ke beberapa apotek, tetapi tidak ada apotek yang memiliki semua bahan obat yang dia inginkan, dan bahkan jika ada, harganya setidaknya seratus dua ratus perak.
Dia membutuhkan total tiga puluh dua jenis bahan obat, di antaranya Rumput Neraka dan Bunga Yanluo, kedua ini adalah bahan yang paling sulit ditemukan. Takutnya di toko obat di seluruh ibukota kekaisaran tidak ada yang menjual obat ini.
Cassie Gu khawatir, tanpa bahan obat ini, tidak peduli seberapa bagus keterampilan medisnya, dia tetap tidak dapat menyembuhkan luka beracun di wajahnya.
Untuk obat-obatan lain, bahkan jika dia tidak punya uang untuk membelinya, dia bisa bekerja lebih keras dan mengambilnya sendiri, tetapi bagaimana dengan Rumput Neraka dan Bunga Yanluo?
Kedua jenis bahan obat ini tampaknya merupakan bahan obat yang langka di dunia ini.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved