Bab 3 Pelindung

by Raden Rauf 17:14,May 11,2022

Setengah jam kemudian, Kantor Management Perusahaan Plamogini Keluarga Klein.
Di sebuah ruangan, terdapat seorang pria tua yang sedang duduk di sofa dengan sambil memegang tongkat berkepala naga, dia menatap beberapa orang di depannya dengan agak kecewa.
“Kakek, begini kejadiannya, pria itu…dia memaki kamu…” Stevy berdiri di depan pria tua itu dan berkata dengan hati-hati.
“Hahahaha!” Borch tidak marah, melainkan tertawa: “Masih sama ternyata! Lupakan saja, tapi sekarang berdasarkan posisi pria ini, masalah yang bisa buat dia datang ke Batavia sendiri, harusnya bukan masalah kecil…”
“Gini saja, kamu utus beberapa orang pergi awasi dia, kalau dia ada masalah, kamu datang beri tahu aku dulu.” Ujar Borch.
“Baik kakek.” Stevy mengangguk.
“Lalu lain kali kalau ketemu dia lagi, jangan tidak sopan, kakek saja harus bersikap sopan padanya, apalagi kamu.”
“Kenapa?” Stevy tidak bisa bersabar lagi: “Kakek, dia hanyalah sosok yang tidak tahu diri, mana bisa dibandingkan denganmu…”
“Karena dia yang memperkokoh posisi Keluarga Klein di Kota Batavia! Selain itu dia juga yang membantu Keluarga Klein menjauhi musuh! Kalau pria ini masih hidup, dia adalah pelindung Keluarga Klein!”
......
Rumah Beatrix.
Ini adalah salah rumah di kawasan elit, rumah ini hanya terdapat empat lantai, jadi tidak termasuk vila, tapi rumah sebesar ini hanya Beatrix yang tinggal saja.
“Kok banyak debu di lantai, istriku, kamu jarang bersih-bersih ya biasanya?” Harold melihat ke sekeliling rumah.
Beatrix duduk di sofa dan menjawabnya dengan tidak berekspresi: “Aku tinggal di lantai dua, beberapa hari ini aku sangat sibuk, lupa suruh orang datang bersih-bersih.”
“Cari orang lagi? Biarkan aku saja.” Harold tersenyum: “Tapi setiap minggu harus tambah empat ratus ribu lagi!”
“......”
Beatrix terdiam dan tersenyum di sana.
“Kamu tidak mau keluar cari kerja?” Beatrix menatap Harold dengan tatapan tajam.
“Cari kerja? Istriku begitu kaya, aku masih perlu cari kerja?” Harold berkata dengan terus terang.
“Haha…” Beatrix tersenyum dingin: “Ok, kalau gitu kamu yang bersihkan rumah saja, aku akan nambah empat ratus ribu lagi.”
Beatrix pun menyadari demi uang, apa pun bisa dilakukan oleh Harold.
Seorang pria tidak takut miskin, hanya takut tidak ingin sukses dan tidak bisa bekerja keras.
Sedangkan pria ini dua-duanya tidak ada.
Beatrix tidak mengetahui kenapa kakeknya begitu menyukai Harold!
“Aku naik ke atas istirahat dulu, di bawah ada tiga kamar, kamu pilih sendiri saja, sprei baru ada di lemari. Kunci rumah ada di laci meja kopi, ambil sendiri!” Beatrix berkata dengan serius: “Oh ya! Tidak boleh naik ke lantai dua!”
“Siap istriku!” Harold tersenyum.
Harold mulai menyapu, mengepel, dan mengelap meja. Dia menghabiskan waktu hampir dua jam untuk menyelesaikannya.
Jika dibandingkan dengan memanen padi di rumah, tugas ini lebih santai bagi Harold.
Harold memilih kamar yang terang dan mulai merapikan tempat tidurnya.
Tiba-tiba hpnya berdering.
“Hello.”
“Bos, kami sudah sampai.” Suara seorang wanita terdengar.
Harold duduk di tepi kasur dan berkata dengan sambil tersenyum: “Sudah sampai ya? Mulai kerja! Aku mau semua informasi Keluarga Stile dan Keluarga Klein di Batavia, selain itu juga siapkan satu rangkap informasi istriku.”
“Bos, kamu sudah menikah?”
“Jangan nanyakan sesuatu yang tidak perlu dinanyakan.” Harold berkata.
“Iya!” Wanita itu pun berkata dengan terputus-putus: “Tapi bos, istrimu?”
“Beatrix, Beatrix Stile.” Harold berkata: “Sudah, segera kerjakan”
“Baik.”
Saat Harold meletakkan hp dan hendak lanjut untuk merapikan tempat tidurnya.
Bam!
Suara keras terdengar dari lantai atas, seolah-olah terdapat sesuatu yang berat jatuh ke lantai.
Harold melihat ke atas dan ekspresinya pun menjadi aneh.
Pyarrr!
Terdapat suara yang terdengar lagi, Harold pun bergemetar.
Ini adalah sesuatu yang mirip dengan vas jatuh ke tanah, apalagi saat mendengarkan suaranya, sepertinya itu sengaja dijatuhkan.
“Apa yang ingin dilakukan oleh wanita ini? Bongkar rumah?” Harold mengerucutkan bibirnya.
Setelah merasa agak ragu, Harold duduk lagi, tapi kali ini, dia duduk bersila.
Terdapat aura tak terlihat yang keluar dari tubuh Harold, dia memejamkan kedua matanya, tiga detik kemudian, saat dia membuka matanya, kedua matanya sudah berubah menjadi warna merah.
Segala sesuatu di depannya menjadi lebih jelas, lima panca indra Harold seketika menjadi lebih sensitif.
Saat Harold mengangkat kepalanya dan menatap ke atas, dia pun melihat terdapat sebuah bayangan yang sedang bertelepon di sana.
Enam tahun yang lalu, Harold sudah mencapai Celestial Master, dia mempunyai lima guru, lima gurunya membuat Lima Teknik Celestial Master, dan Harold adalah pewarisnya.
Sekarang menggunakan Mata Surgawi yang ada dalam Lima Teknik Celestial Master.
Tetapi karena dibatasi oleh tembok, Harold juga hanya bisa melihat bayangan itu dengan samar-samar.
“Beri tahu Jeremy itu, kalau dia hebat, jangan bekerja sama dengan Keluarga Stile!”
“Mau beli aku dengan 600 miliar, aku merasa otaknya bermasalah!”
Setalah mengakhiri panggilan itu, Beatrix langsung melempar hpnya ke kasur.
Mungkin karena terlalu marah, Beatrix pun melepaskan piyamanya, tubuh dan kulit putihnya pun terpampang di depan Harold.
Harold menelan air liurnya, menggelengkan kepala dan langsung menutup Mata Surgawi.
Harold duduk di kasurnya dan menyalakan sebatang rokok dengan sambil memikirkan sesuatu.
“Tampaknya wanita ini repot sekali…” Harold menggaruk kepalanya dan mengambil hpnya.
“Hello, Shawty.”
“Bos.”
“Cari satu orang yang namanya Jeremy, sepuluh menit!”
“Iya!”
Harold juga tidak berdaya, kali ini dirinya datang ke Batavia bukan untuk melakukan sesuatu, sebenarnya hanya menjadi suami Beatrix.
Mengenai hubungan beberapa gurunya dengan Keluarga Stile, Harold juga kurang tahu, dia hanya tahu gurunya harus membantu Bertho Stile menyelesaikan tiga hal.
Tetua Stile sudah tua, tiga hal ini masih belum diselesaikan sejak beberapa tahun yang lalu, pada sebulan yang lalu, Tetua Stile pun pergi mencari gurunya dan menyebutkan dua hal yang diinginkan oleh dirinya.
Pertama, Harold harus menikah dengan Beatrix;
Kedua, terjadi konflik internal di dalam Keluarga Stile, Tetua Stile memutuskan untuk menjadikan Beatrix sebagai pewaris Keluarga Stile, dan disampingnya butuh seseorang yang bisa membantunya.
Mengenai yang ketiga, Tetua Stile masih sedang memikirkannya.
Guru itu sudah seperti ayahnya, Harold tidak berani melawan!
Apalagi selain dua masalah ini, Harold masih punya satu masalah pribadi yang harus diselesaikan.
Lima menit kemudian, Harold menerima sebuah pesan.
Saat membuka pesan, dalamnya adalah informasi mengenai Jeremy.
Dua menit kemudian, Shawty pun meneleponnya.
“Bos, belakangan ini Jeremy dan Beatrix ada hubungan pekerjaan, Jeremy punya perusahaan properti, dia perlu banyak bahan-bahan bangunan, tapi Jeremy tidak ingin tanda tangan, dia ingin meniduri Beatrix…”
“Tidak perlu bilang apa-apa lagi, aku sudah tahu.” Harold berkata.
“Bos, mau langsung akuisisi Keluarga Klein? Atau biarkan aku pergi bunuh Jeremy.”
“Tidak perlu! Aku urus sendiri saja…” Harold berkata: “Lanjut cari apa yang aku suruh tadi.”
“Iya!”
“Oh ya, lain kali jangan panggil Beatrix, panggil nyonya!” Harold berkata dengan serius.
“Baik!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

78