Bab 2 Membuat Perjanjian
by Raden Rauf
17:14,May 11,2022
Melihat mereka bertiga yang ketakutan, Harold pun tersenyum, dia menepuk tangannya dan terlihat sangat santai.
“Nona, kamu pulang dan kasih tahu Borch bahwa kali ini aku akan tinggal di Batavia, kalau dia mau ajak aku minum teh, suruh dia datang sendiri!”
Sambil mengatakannya, Harold menyalakan sebatang rokok dengan sambil bergumam: “Mau undang aku minum teh, masih suruh cucunya yang datang, sama sekali tidak merasa malu…”
Kemudian Harold pun bergegas menuju ke depan, lalu dia pun membalikkan kepalanya dan berkata: “Jangan ikuti aku lagi! Kalau kalian masih ikuti aku di belakang, aku tidak akan ampuni kalian.”
Melihat Harold pergi, Stevy masih bengong di sana.
Meskipun adegan tadi hanya berlangsung beberapa detik saja, tapi sekarang lima bawahannya sudah tumbang di bawah.
Stevy sudah melatih keterampilan dari kecil, menurut dia, yang bisa dikategorikan sebagai master hanyalah beberapa paman yang ada di sampingnya. Tetapi pria yang ada di depannya ini pun telah menjungkirbalikkan pengetahuannya.
Kecepatan pria ini sangat cepat, gerakannya juga tidak seperti orang biasa, dia jelas-jelas bisa mengeluarkan pukulan yang kuat, tapi dia malahan memilih untuk menendang pantat lawan. Bahkan kecepatannya pun lebih cepat dari mengeluarkan pukulan, meskipun terlihat biasa, tapi setiap gerakannya pun berada di luar dugaan orang-orang.
Ini adalah master yang sesungguhnya!
Pantas saja kakek ingin mengundang dia ke rumah…
Jika orang ini bersedia untuk bergabung ke Keluarga Klein, pasti akan sangat membantu Keluarga Klein!
......
Harold bergegas menuju ke jalan yang berjarak 100 meter dari tempat tadi dengan sambil merokok, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sekitar dua menit kemudian, seunit Audi hitam pun berhenti di depannya.
Orang di dalam mobil membuka jendela dan melirik Harold dengan acuh tak acuh.
Harold melempar puntung rokok yang ada di tangannya ke belakang, kemudian puntung rokok itu pun masuk ke dalam tempat sampah yang ada di belakangnya dengan tepat.
“Istriku, kamu sudah sampai ya?” Harold tersenyum, dia pun menghembuskan asap rokok saat sedang ngomong.
Wanita yang sedang mengendarai mobil agak tidak menyukai Harold, matanya terlihat tidak senang.
Saat melihat sekujur tubuh Harold begitu kotor, wanita itu pun melihat ke arah lain dan berkata dengan dingin: “Naik.”
Harold membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, tatapannya terlihat agak kaget saat melihat wanita itu.
Enam tahun tidak bertemu, wanita ini pun menjadi semakin cantik, tampaknya dirinya tidak rugi dalam pernikahan ini.
Beatrix mengenakan mantel hitam, meskipun dia sedang dalam posisi duduk, kakinya yang ramping masih tetap bisa menunjukkan postur tubuh tingginya. Rambut hitamnya sedikit keriting, riasan tipis di wajahnya pun menonjolkan kulitnya yang putih dan membuatnya menjadi lebih cantik.
Hanya saja tatapannya terlihat sangat dingin, Harold masih ingat pada enam tahun yang lalu, dia tidak seperti ini.
“Istriku, capek? Jika tidak aku yang nyetir saja?” Wajah Harold tampak berseri-seri.
“Harold, perhatikan omonganmu!” Beatrix melihat Harold dengan serius: “Aku sekarang masih bukan istrimu, kamu jangan asal panggil!”
Harold tertegun di sana dan tersenyum: “Hehe, bukannya kita memang akan menikah? Namaku sudah ada di catatan silsilah Keluarga Stile.”
“Kamu!”
Melihat Harold yang seperti ini, Beatrix pun semakin membencinya.
Beatrix sama sekali tidak menyetujui pernikahan ini. Pertama, karena dia menganggap kakeknya memanfaatkan pernikahan ini untuk melakukan transaksi; kedua karena dia membenci Harold enam tahun yang lalu, sekarang saat bertemu dengannya, dia pun merasa tidak suka dan membencinya.
Apalagi pria ini telah tinggal di desa lebih dari 20 tahun, kota ini pun mungkin tidak dapat menampungnya, apalagi dirinya sendiri.
“Harold, aku merasa kamu harus tahu diri dulu!” Beatrix berkata dengan dingin: “Pernikahan ini dulu diputuskan oleh kakekku, meskipun aku tidak tahu kenapa kakekku suruh aku menikah denganmu, tapi aku tetap harus beri tahu kamu, kita tidak mungkin akan menikah, aku juga tidak akan menyukaimu!”
“Oh gitu ya…” Ekspresi Harold terlihat datar.
Enam tahun yang lalu, Harold hanya pernah bertemu dengan Beatrix beberapa kali, mereka sama sekali tidak punya perasaan cinta terhadap satu sama lain. Tadi Harold memanggil Beatrix istri juga karena dia tidak tahu malu.
“Tapi karena kakek, aku perbolehkan kamu untuk tinggal di Keluarga Stile.”
“Tapi kalau kakekmu paksa kita untuk menikah gimana?” Harold menatap Beatrix.
Beatrix terdiam, dia juga menatap Harold dengan matanya yang mulai memerah.
Beatrix tidak ingin menikah dengan pria ini, tapi kakeknya sudah mengungkit masalah ini berulang kali. Harold kali ini datang ke sini, Beatrix juga tidak bisa melakukan apa pun.
Melihat Beatrix tampak seperti ini, Harold pun berkata dengan sambil melihat ke arah lain: “Begini saja, kakekmu juga sudah tua, yang diinginkan oleh dia juga tidak banyak, kita hanya perlu bilang ke orang lain sudah menikah, setidaknya jangan sampai kakekmu merasa kamu tidak berbakti padanya…”
Mengenai seorang wanita seperti ini, Harold juga tidak terlalu tertarik.
Meskipun kali ini dirinya datang ke Kota Batavia untuk membantu wanita ini mendapatkan usaha Keluarga Stile, tapi ini juga tidak berarti bahwa harus menikah dengannya.
Karena Beatrix tidak mau, Harold juga tidak akan memaksanya.
Setelah mendengarkan omongan Harold, Beatrix pun merasa lega.
Beatrix hanya takut pria ini tidak ingin menyetujuinya, sikap kakek sudah sangat jelas, kakeknya ingin dirinya menikah dengan pria ini, tapi jika pria ini tidak keberatan, dirinya juga tidak punya pilihan lain!
“Ok! Aku bisa berikan uang ke kamu, anggap aja itu ganti rugi untuk kamu!” Beatrix berkata.
“Apa?”
Harold merasa senang.
Dirinya adalah sosok yang mempunyai kekayaan sebanyak ratusan triliun, Harold tidak menyangka terdapat seorang wanita yang akan menyogok dirinya dengan menggunakan uang. Apalagi alasannya itu karena tidak ingin menikah dengan dirinya.
“Boleh, kebetulan aku lagi butuh uang.” Harold menyetujuinya.
“Kamu bilang mau berapa!”
Melihat Harold ingin mengambil uangnya, Beatrix pun merasa agak tenang.
Tampaknya menggunakan uang paling berguna, Harold tinggal di desa dari kecil, dia pasti kekurangan uang, jika dirinya bisa memberikan uang kepada Harold, Harold juga tidak akan terus mencari dirinya.
“Ini!” Harold mengangkat dua jarinya.
“Dua miliar?” Beatrix mengerutkan keningnya.
“Tidak perlu sebanyak itu, berikan dua juta ke aku seminggu, aku tidak bisa habiskan uang sebanyak itu.” Harold tersenyum.
Candaan seperti apa ini? Jika dirinya menerima dua miliar dari Beatrix dan lima pria tua di rumahnya tahu, uang miliknya akan langsung dibekukan.
Harold ingin mengambil uang ini, tapi dia mana berani?
“Apa? Dua juta? Kamu pandai tawar-menawar.”
Beatrix tersenyum dingin, dirinya hanya perlu memberikan delapan juta sebulan kepada Harold dan sudah bisa mengusirnya.
Harold tersenyum: “Kalau gitu seperti begini ya, ke depannya aku boleh tinggal di rumahmu?”
“Boleh.” Beatrix menyetujuinya: “Tapi di rumahku, semua hal yang akan dilakukan kamu harus dengarkan aku.”
“Semua?” Harold mengerucutkan bibirnya, dia terlihat agak terpaksa.
Beberapa detik kemudian, Harold menggaruk kepalanya dan berkata: “Kalau gitu…setiap minggu harus nambah satu juta lagi…”
Mendengarkan ini, Beatrix hanya merasa lucu, tapi dia pun mengangguk: “Deal!”
“Nona, kamu pulang dan kasih tahu Borch bahwa kali ini aku akan tinggal di Batavia, kalau dia mau ajak aku minum teh, suruh dia datang sendiri!”
Sambil mengatakannya, Harold menyalakan sebatang rokok dengan sambil bergumam: “Mau undang aku minum teh, masih suruh cucunya yang datang, sama sekali tidak merasa malu…”
Kemudian Harold pun bergegas menuju ke depan, lalu dia pun membalikkan kepalanya dan berkata: “Jangan ikuti aku lagi! Kalau kalian masih ikuti aku di belakang, aku tidak akan ampuni kalian.”
Melihat Harold pergi, Stevy masih bengong di sana.
Meskipun adegan tadi hanya berlangsung beberapa detik saja, tapi sekarang lima bawahannya sudah tumbang di bawah.
Stevy sudah melatih keterampilan dari kecil, menurut dia, yang bisa dikategorikan sebagai master hanyalah beberapa paman yang ada di sampingnya. Tetapi pria yang ada di depannya ini pun telah menjungkirbalikkan pengetahuannya.
Kecepatan pria ini sangat cepat, gerakannya juga tidak seperti orang biasa, dia jelas-jelas bisa mengeluarkan pukulan yang kuat, tapi dia malahan memilih untuk menendang pantat lawan. Bahkan kecepatannya pun lebih cepat dari mengeluarkan pukulan, meskipun terlihat biasa, tapi setiap gerakannya pun berada di luar dugaan orang-orang.
Ini adalah master yang sesungguhnya!
Pantas saja kakek ingin mengundang dia ke rumah…
Jika orang ini bersedia untuk bergabung ke Keluarga Klein, pasti akan sangat membantu Keluarga Klein!
......
Harold bergegas menuju ke jalan yang berjarak 100 meter dari tempat tadi dengan sambil merokok, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sekitar dua menit kemudian, seunit Audi hitam pun berhenti di depannya.
Orang di dalam mobil membuka jendela dan melirik Harold dengan acuh tak acuh.
Harold melempar puntung rokok yang ada di tangannya ke belakang, kemudian puntung rokok itu pun masuk ke dalam tempat sampah yang ada di belakangnya dengan tepat.
“Istriku, kamu sudah sampai ya?” Harold tersenyum, dia pun menghembuskan asap rokok saat sedang ngomong.
Wanita yang sedang mengendarai mobil agak tidak menyukai Harold, matanya terlihat tidak senang.
Saat melihat sekujur tubuh Harold begitu kotor, wanita itu pun melihat ke arah lain dan berkata dengan dingin: “Naik.”
Harold membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, tatapannya terlihat agak kaget saat melihat wanita itu.
Enam tahun tidak bertemu, wanita ini pun menjadi semakin cantik, tampaknya dirinya tidak rugi dalam pernikahan ini.
Beatrix mengenakan mantel hitam, meskipun dia sedang dalam posisi duduk, kakinya yang ramping masih tetap bisa menunjukkan postur tubuh tingginya. Rambut hitamnya sedikit keriting, riasan tipis di wajahnya pun menonjolkan kulitnya yang putih dan membuatnya menjadi lebih cantik.
Hanya saja tatapannya terlihat sangat dingin, Harold masih ingat pada enam tahun yang lalu, dia tidak seperti ini.
“Istriku, capek? Jika tidak aku yang nyetir saja?” Wajah Harold tampak berseri-seri.
“Harold, perhatikan omonganmu!” Beatrix melihat Harold dengan serius: “Aku sekarang masih bukan istrimu, kamu jangan asal panggil!”
Harold tertegun di sana dan tersenyum: “Hehe, bukannya kita memang akan menikah? Namaku sudah ada di catatan silsilah Keluarga Stile.”
“Kamu!”
Melihat Harold yang seperti ini, Beatrix pun semakin membencinya.
Beatrix sama sekali tidak menyetujui pernikahan ini. Pertama, karena dia menganggap kakeknya memanfaatkan pernikahan ini untuk melakukan transaksi; kedua karena dia membenci Harold enam tahun yang lalu, sekarang saat bertemu dengannya, dia pun merasa tidak suka dan membencinya.
Apalagi pria ini telah tinggal di desa lebih dari 20 tahun, kota ini pun mungkin tidak dapat menampungnya, apalagi dirinya sendiri.
“Harold, aku merasa kamu harus tahu diri dulu!” Beatrix berkata dengan dingin: “Pernikahan ini dulu diputuskan oleh kakekku, meskipun aku tidak tahu kenapa kakekku suruh aku menikah denganmu, tapi aku tetap harus beri tahu kamu, kita tidak mungkin akan menikah, aku juga tidak akan menyukaimu!”
“Oh gitu ya…” Ekspresi Harold terlihat datar.
Enam tahun yang lalu, Harold hanya pernah bertemu dengan Beatrix beberapa kali, mereka sama sekali tidak punya perasaan cinta terhadap satu sama lain. Tadi Harold memanggil Beatrix istri juga karena dia tidak tahu malu.
“Tapi karena kakek, aku perbolehkan kamu untuk tinggal di Keluarga Stile.”
“Tapi kalau kakekmu paksa kita untuk menikah gimana?” Harold menatap Beatrix.
Beatrix terdiam, dia juga menatap Harold dengan matanya yang mulai memerah.
Beatrix tidak ingin menikah dengan pria ini, tapi kakeknya sudah mengungkit masalah ini berulang kali. Harold kali ini datang ke sini, Beatrix juga tidak bisa melakukan apa pun.
Melihat Beatrix tampak seperti ini, Harold pun berkata dengan sambil melihat ke arah lain: “Begini saja, kakekmu juga sudah tua, yang diinginkan oleh dia juga tidak banyak, kita hanya perlu bilang ke orang lain sudah menikah, setidaknya jangan sampai kakekmu merasa kamu tidak berbakti padanya…”
Mengenai seorang wanita seperti ini, Harold juga tidak terlalu tertarik.
Meskipun kali ini dirinya datang ke Kota Batavia untuk membantu wanita ini mendapatkan usaha Keluarga Stile, tapi ini juga tidak berarti bahwa harus menikah dengannya.
Karena Beatrix tidak mau, Harold juga tidak akan memaksanya.
Setelah mendengarkan omongan Harold, Beatrix pun merasa lega.
Beatrix hanya takut pria ini tidak ingin menyetujuinya, sikap kakek sudah sangat jelas, kakeknya ingin dirinya menikah dengan pria ini, tapi jika pria ini tidak keberatan, dirinya juga tidak punya pilihan lain!
“Ok! Aku bisa berikan uang ke kamu, anggap aja itu ganti rugi untuk kamu!” Beatrix berkata.
“Apa?”
Harold merasa senang.
Dirinya adalah sosok yang mempunyai kekayaan sebanyak ratusan triliun, Harold tidak menyangka terdapat seorang wanita yang akan menyogok dirinya dengan menggunakan uang. Apalagi alasannya itu karena tidak ingin menikah dengan dirinya.
“Boleh, kebetulan aku lagi butuh uang.” Harold menyetujuinya.
“Kamu bilang mau berapa!”
Melihat Harold ingin mengambil uangnya, Beatrix pun merasa agak tenang.
Tampaknya menggunakan uang paling berguna, Harold tinggal di desa dari kecil, dia pasti kekurangan uang, jika dirinya bisa memberikan uang kepada Harold, Harold juga tidak akan terus mencari dirinya.
“Ini!” Harold mengangkat dua jarinya.
“Dua miliar?” Beatrix mengerutkan keningnya.
“Tidak perlu sebanyak itu, berikan dua juta ke aku seminggu, aku tidak bisa habiskan uang sebanyak itu.” Harold tersenyum.
Candaan seperti apa ini? Jika dirinya menerima dua miliar dari Beatrix dan lima pria tua di rumahnya tahu, uang miliknya akan langsung dibekukan.
Harold ingin mengambil uang ini, tapi dia mana berani?
“Apa? Dua juta? Kamu pandai tawar-menawar.”
Beatrix tersenyum dingin, dirinya hanya perlu memberikan delapan juta sebulan kepada Harold dan sudah bisa mengusirnya.
Harold tersenyum: “Kalau gitu seperti begini ya, ke depannya aku boleh tinggal di rumahmu?”
“Boleh.” Beatrix menyetujuinya: “Tapi di rumahku, semua hal yang akan dilakukan kamu harus dengarkan aku.”
“Semua?” Harold mengerucutkan bibirnya, dia terlihat agak terpaksa.
Beberapa detik kemudian, Harold menggaruk kepalanya dan berkata: “Kalau gitu…setiap minggu harus nambah satu juta lagi…”
Mendengarkan ini, Beatrix hanya merasa lucu, tapi dia pun mengangguk: “Deal!”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved