Bab 1 Diperbudak
by Raden Rauf
17:14,May 11,2022
Stasiun Kereta Batavia, Plaza Selatan.
Harold Kiev berjongkok di tepi jalan, dia merokok di sana dengan sambil memperhatikan mobil-mobil yang lewat. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan lumpur, kemeja Metersbonwe yang dikenakan oleh dia juga sudah menjadi warna kuning, celana dengan sepatunya juga sama. Hanya tersisa bagian wajahnya yang masih bersih.
Di stasiun, orang seperti Harold sangat banyak, mereka semua adalah petani dari desa yang datang bekerja di kota.
Tetapi yang membedakannya adalah Harold sengaja berpakaian seperti ini.
“Kamu lagi di mana? Sekitar sepuluh menit lagi aku akan sampai.”
“Di seberang Plaza Selatan, sini ada satu papan nama jalan…” Harold memegang hpnya.
Suara dingin seorang wanita pun terdengar: “Tunggu aku di sisi kanan, jalan di sana lebih luas dan tidak akan macet.”
“Siap istriku!”
Harold mengakhiri panggilan itu dengan senang, lalu dia pun berdiri dan berjalan ke sisi kanan Plaza Selatan.
Dua menit kemudian, Harold pun sampai di sana.
Mobil di sana tidak banyak, jalannya juga agak lebar, kemudian Harold pun menunggu dengan berjongkok di tangga.
Sebulan ini, Harold melewatinya dengan sangat menderita.
Satu bulan yang lalu, Harold hidup dengan bebas di luar negeri, karena panggilan telepon dari rumahnya, Harold pun langsung kembali ke dalam negeri, awalnya dia naik pesawat dulu, lalu dia naik kereta cepat lagi, setelah itu dia baru naik bus dan mobil lokal.
Awalnya Harold masih mengira terjadi sesuatu pada beberapa pria tua di rumahnya, siapa sangka saat dia sampai di gunung, lima pria tua sedang memanen padi dengan sambil menyanyikan lagu di ladang.
Harold langsung diperbudak, dia memanen padi di ladang seluas tiga hektar itu, bahkan semua uangnya pun dibekukan oleh beberapa pria itu.
Sekarang setelah semua padi selesai dipanen, beberapa pria tua itu pun menendang Harold ke Kota Batavia.
Din! Din!
Terdapat seunit mobil yang berhenti di depan Harold dan membunyikan klakson.
Harold mengangkat kepalanya, dia sedang ingin berdiri dan masuk ke dalam mobil, tapi dia pun melihat terdapat beberapa pria yang mengenakan jas turun dari mobil.
Saat Harold melihat ke belakang, ternyata ada tiga unit mobil.
Harold mengerucutkan bibirnya dan bergumam di dalam hati.
Mana mungkin? Baru enam tahu saja, Keluarga Stile sudah jadi seperti ini? Jemput orang dengan menggunakan tiga unit mobil?
Tidak lama kemudian, Harold pun merasa ada yang aneh.
Istri yang tidak pernah dijumpai oleh dirinya selama enam tahun tidak berada di dalam mobil, selain pria-pria yang mengepungnya, orang terakhir yang turun dari mobil adalah seorang wanita yang tidak dikenali oleh dirinya.
Harold dalam posisi berjongkok, saat dia mengangkat kepalanya, dia pun melihat terdapat tujuh pria yang mengenakan jas sudah mengepungnya.
Apa? Sekarang perampok di dalam negeri sudah menjadi begitu profesional? Menculik orang masih perlu mengenakan jas?
Kemudian terdapat seorang wanita yang muncul.
Wanita itu berumur sekitar dua puluh lebih, mengenakan pakaian sport bermerek dengan rambut yang diikat ke belakang. Pandangannya tertuju pada Harold dengan agak bingung. Tinggi badannya sekitar 170 cm lebih, wanita ini mempunyai aura yang khas saat sedang berjalan.
Tatapan wanita itu berhenti di tubuh Harold, dia terlihat kaget, tampaknya dia tidak menyangka orang yang ingin dicari oleh dirinya adalah orang seperti ini.
“Cecan, kalian…kalian mau merampok ya?”
Harold merasa murung, dirinya sudah mengenakan pakaian seperti ini, kenapa masih bisa menjadi target perampok? Jangan-jangan mereka tahu identitas dirinya?
Wanita itu tidak mengatakan apa pun, dia menatap Harold dan layar hpnya dengan sambil memikirkan sesuatu.
“Cecan, kalau kalian mau merampokku, aku merasa kalian salah cari orang, kalian lihat pakaianku saja, sama sekali tidak mirip seperti orang kaya kan?” Harold tersenyum.
Wanita itu tetap tidak mengatakan apa pun.
Senyuman Harold pun mulai hilang.
“Jangan-jangan…kalian mau perkosa aku? Cecan, sekarang masih pagi, tampaknya tidak terlalu baik…”
“Aku mengakui aku memang sangat tampan, tapi ini juga bukan salahku.”
“Diam kamu!”
Stevy tidak bisa bersabar lagi, dia menatap Harold dengan tatapan tajam, dirinya sama sekali tidak menyangka pria ini begitu tidak tahu malu.
“Namamu Harold?” Wanita itu meletakkan hpnya dan menatap Harold.
Ekspresi Harold langsung berubah: “Kamu kenal aku?”
Stevy berkata: “Nama aku Stevy Klein, perwakilan dari Perusahaan Plamogini Keluarga Klein, cucu Tuan Borch Klein, kakekku ingin undang kamu ke rumah untuk minum teh.”
“Orang Keluarga Klein?” Harold merasa kaget.
Apa? Aku naik kereta api ke Batavia, bahkan masih mengenakan pakaian yang kotor, sekumpulan orang ini mana mungkin bisa menemukan aku?
“Apakah orang Keluarga Klein punya hidung sensitif seperti anjing? Aku sudah berpenampilan seperti ini, kalian masih bisa temukan aku?”
“Harold! Mohon untuk perhatikan kata-katamu!”
Stevy merasa kecewa di dalam hatinya, awalnya dia mengira orang yang diundang kakeknya adalah sosok yang bertata krama baik dan sopan, meskipun bukan sosok yang terkemuka juga tidak masalah. Dirinya sama sekali tidak menyangka sosok ini akan mengenakan pakaian yang begitu kotor, bahkan masih memaki orang lain dengan tidak jelas.
Jika bukan karena Borch menyuruh Stevy harus menjaga sikapnya, Stevy pun ingin langsung menangkap Harold.
Harold tersenyum dan berkata: “Kamu beri tahu pria tua itu, aku sementara tidak punya waktu, kali ini aku datang ke Batavia karena ada urusan penting, Tunggu beberapa hari lagi saja.”
“Kamu berani memaki Tuan Klein! Aku merasa kamu sedang cari mati!”
Seorang pria yang mengenakan jas berteriak pada Harold, dia pun langsung mengulurkan tangannya untuk meninju Harold.
Harold terkejut, untung saja dirinya sempat mundur selangkah ke belakang dan berhasil menghindari pukulan dari pria itu. Awalnya Harold ingin menyerangnya juga, tapi setelah memikirkan mereka adalah orang Borch, dia pun membatalkan niat ini.
“Eh! Tunggu! Jangan main kasar!” Harold menghentikan pria itu.
“Kakekku hanya bilang harus bawa kamu ke Keluarga Klein, tapi dia tidak bilang harus gunakan cara apa!” Stevy tersenyum dingin: “Harusnya kamu tahu Keluarga Klein punya latar belakang seperti apa, orang-orang yang aku bawa ke sini semuanya punya keterampilan bela diri yang bagus, kalau kamu tidak ingin dilukai, silakan naik ke mobil sendiri!”
“Angkuh kali kamu, tapi menarik juga.” Harold tersenyum: “Kalau gitu kakekmu ada bilang aku berprofesi sebagai apa ke kamu? Kalian langsung main kasar, tidak takut akan terluka?”
Setelah mendengarkan omongan Harold, Stevy pun tersenyum dingin.
Orang-orang yang dibawa oleh dirinya adalah master Keluarga Klein, jangan menyuruh mereka semua untuk menangkap seseorang, jika menyuruh seseorang saja, Harold pasti tidak bisa melawannya.
“Apa profesimu?” Stevy tersenyum dingin: “Tangkap dia!”
Harold merasakan terdapat orang yang memegang bahunya, lalu dia hanya mengangkat bahunya dengan pelan saja, seketika langsung terdapat sebuah kekuatan tak terlihat yang dikeluarkan oleh dirinya.
Kemudian Harold mengulurkan tangannya dan menangkap tiga tangan yang ada di depannya. Setelah itu, Harold pun mengangkat kaki kanannya dan menendang mereka.
Tiga orang itu pun terbang.
Stevy hanya merasa gerak-gerik Harold terlalu lincah, kecepatannya juga sangat cepat. Setelah menendang tiga orang itu, Harold langsung berdiri di belakang orang yang memegang bahunya. Kemudian Harold pun menendang pantat dua orang itu dengan kuat!
Mereka berdua langsung terjatuh, sekarang hanya tersisa dua orang, tapi mereka berdua masih berdiri di sana dengan bengong. Mereka berdua menyaksikan adegan ini dengan kaget!
Harold Kiev berjongkok di tepi jalan, dia merokok di sana dengan sambil memperhatikan mobil-mobil yang lewat. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan lumpur, kemeja Metersbonwe yang dikenakan oleh dia juga sudah menjadi warna kuning, celana dengan sepatunya juga sama. Hanya tersisa bagian wajahnya yang masih bersih.
Di stasiun, orang seperti Harold sangat banyak, mereka semua adalah petani dari desa yang datang bekerja di kota.
Tetapi yang membedakannya adalah Harold sengaja berpakaian seperti ini.
“Kamu lagi di mana? Sekitar sepuluh menit lagi aku akan sampai.”
“Di seberang Plaza Selatan, sini ada satu papan nama jalan…” Harold memegang hpnya.
Suara dingin seorang wanita pun terdengar: “Tunggu aku di sisi kanan, jalan di sana lebih luas dan tidak akan macet.”
“Siap istriku!”
Harold mengakhiri panggilan itu dengan senang, lalu dia pun berdiri dan berjalan ke sisi kanan Plaza Selatan.
Dua menit kemudian, Harold pun sampai di sana.
Mobil di sana tidak banyak, jalannya juga agak lebar, kemudian Harold pun menunggu dengan berjongkok di tangga.
Sebulan ini, Harold melewatinya dengan sangat menderita.
Satu bulan yang lalu, Harold hidup dengan bebas di luar negeri, karena panggilan telepon dari rumahnya, Harold pun langsung kembali ke dalam negeri, awalnya dia naik pesawat dulu, lalu dia naik kereta cepat lagi, setelah itu dia baru naik bus dan mobil lokal.
Awalnya Harold masih mengira terjadi sesuatu pada beberapa pria tua di rumahnya, siapa sangka saat dia sampai di gunung, lima pria tua sedang memanen padi dengan sambil menyanyikan lagu di ladang.
Harold langsung diperbudak, dia memanen padi di ladang seluas tiga hektar itu, bahkan semua uangnya pun dibekukan oleh beberapa pria itu.
Sekarang setelah semua padi selesai dipanen, beberapa pria tua itu pun menendang Harold ke Kota Batavia.
Din! Din!
Terdapat seunit mobil yang berhenti di depan Harold dan membunyikan klakson.
Harold mengangkat kepalanya, dia sedang ingin berdiri dan masuk ke dalam mobil, tapi dia pun melihat terdapat beberapa pria yang mengenakan jas turun dari mobil.
Saat Harold melihat ke belakang, ternyata ada tiga unit mobil.
Harold mengerucutkan bibirnya dan bergumam di dalam hati.
Mana mungkin? Baru enam tahu saja, Keluarga Stile sudah jadi seperti ini? Jemput orang dengan menggunakan tiga unit mobil?
Tidak lama kemudian, Harold pun merasa ada yang aneh.
Istri yang tidak pernah dijumpai oleh dirinya selama enam tahun tidak berada di dalam mobil, selain pria-pria yang mengepungnya, orang terakhir yang turun dari mobil adalah seorang wanita yang tidak dikenali oleh dirinya.
Harold dalam posisi berjongkok, saat dia mengangkat kepalanya, dia pun melihat terdapat tujuh pria yang mengenakan jas sudah mengepungnya.
Apa? Sekarang perampok di dalam negeri sudah menjadi begitu profesional? Menculik orang masih perlu mengenakan jas?
Kemudian terdapat seorang wanita yang muncul.
Wanita itu berumur sekitar dua puluh lebih, mengenakan pakaian sport bermerek dengan rambut yang diikat ke belakang. Pandangannya tertuju pada Harold dengan agak bingung. Tinggi badannya sekitar 170 cm lebih, wanita ini mempunyai aura yang khas saat sedang berjalan.
Tatapan wanita itu berhenti di tubuh Harold, dia terlihat kaget, tampaknya dia tidak menyangka orang yang ingin dicari oleh dirinya adalah orang seperti ini.
“Cecan, kalian…kalian mau merampok ya?”
Harold merasa murung, dirinya sudah mengenakan pakaian seperti ini, kenapa masih bisa menjadi target perampok? Jangan-jangan mereka tahu identitas dirinya?
Wanita itu tidak mengatakan apa pun, dia menatap Harold dan layar hpnya dengan sambil memikirkan sesuatu.
“Cecan, kalau kalian mau merampokku, aku merasa kalian salah cari orang, kalian lihat pakaianku saja, sama sekali tidak mirip seperti orang kaya kan?” Harold tersenyum.
Wanita itu tetap tidak mengatakan apa pun.
Senyuman Harold pun mulai hilang.
“Jangan-jangan…kalian mau perkosa aku? Cecan, sekarang masih pagi, tampaknya tidak terlalu baik…”
“Aku mengakui aku memang sangat tampan, tapi ini juga bukan salahku.”
“Diam kamu!”
Stevy tidak bisa bersabar lagi, dia menatap Harold dengan tatapan tajam, dirinya sama sekali tidak menyangka pria ini begitu tidak tahu malu.
“Namamu Harold?” Wanita itu meletakkan hpnya dan menatap Harold.
Ekspresi Harold langsung berubah: “Kamu kenal aku?”
Stevy berkata: “Nama aku Stevy Klein, perwakilan dari Perusahaan Plamogini Keluarga Klein, cucu Tuan Borch Klein, kakekku ingin undang kamu ke rumah untuk minum teh.”
“Orang Keluarga Klein?” Harold merasa kaget.
Apa? Aku naik kereta api ke Batavia, bahkan masih mengenakan pakaian yang kotor, sekumpulan orang ini mana mungkin bisa menemukan aku?
“Apakah orang Keluarga Klein punya hidung sensitif seperti anjing? Aku sudah berpenampilan seperti ini, kalian masih bisa temukan aku?”
“Harold! Mohon untuk perhatikan kata-katamu!”
Stevy merasa kecewa di dalam hatinya, awalnya dia mengira orang yang diundang kakeknya adalah sosok yang bertata krama baik dan sopan, meskipun bukan sosok yang terkemuka juga tidak masalah. Dirinya sama sekali tidak menyangka sosok ini akan mengenakan pakaian yang begitu kotor, bahkan masih memaki orang lain dengan tidak jelas.
Jika bukan karena Borch menyuruh Stevy harus menjaga sikapnya, Stevy pun ingin langsung menangkap Harold.
Harold tersenyum dan berkata: “Kamu beri tahu pria tua itu, aku sementara tidak punya waktu, kali ini aku datang ke Batavia karena ada urusan penting, Tunggu beberapa hari lagi saja.”
“Kamu berani memaki Tuan Klein! Aku merasa kamu sedang cari mati!”
Seorang pria yang mengenakan jas berteriak pada Harold, dia pun langsung mengulurkan tangannya untuk meninju Harold.
Harold terkejut, untung saja dirinya sempat mundur selangkah ke belakang dan berhasil menghindari pukulan dari pria itu. Awalnya Harold ingin menyerangnya juga, tapi setelah memikirkan mereka adalah orang Borch, dia pun membatalkan niat ini.
“Eh! Tunggu! Jangan main kasar!” Harold menghentikan pria itu.
“Kakekku hanya bilang harus bawa kamu ke Keluarga Klein, tapi dia tidak bilang harus gunakan cara apa!” Stevy tersenyum dingin: “Harusnya kamu tahu Keluarga Klein punya latar belakang seperti apa, orang-orang yang aku bawa ke sini semuanya punya keterampilan bela diri yang bagus, kalau kamu tidak ingin dilukai, silakan naik ke mobil sendiri!”
“Angkuh kali kamu, tapi menarik juga.” Harold tersenyum: “Kalau gitu kakekmu ada bilang aku berprofesi sebagai apa ke kamu? Kalian langsung main kasar, tidak takut akan terluka?”
Setelah mendengarkan omongan Harold, Stevy pun tersenyum dingin.
Orang-orang yang dibawa oleh dirinya adalah master Keluarga Klein, jangan menyuruh mereka semua untuk menangkap seseorang, jika menyuruh seseorang saja, Harold pasti tidak bisa melawannya.
“Apa profesimu?” Stevy tersenyum dingin: “Tangkap dia!”
Harold merasakan terdapat orang yang memegang bahunya, lalu dia hanya mengangkat bahunya dengan pelan saja, seketika langsung terdapat sebuah kekuatan tak terlihat yang dikeluarkan oleh dirinya.
Kemudian Harold mengulurkan tangannya dan menangkap tiga tangan yang ada di depannya. Setelah itu, Harold pun mengangkat kaki kanannya dan menendang mereka.
Tiga orang itu pun terbang.
Stevy hanya merasa gerak-gerik Harold terlalu lincah, kecepatannya juga sangat cepat. Setelah menendang tiga orang itu, Harold langsung berdiri di belakang orang yang memegang bahunya. Kemudian Harold pun menendang pantat dua orang itu dengan kuat!
Mereka berdua langsung terjatuh, sekarang hanya tersisa dua orang, tapi mereka berdua masih berdiri di sana dengan bengong. Mereka berdua menyaksikan adegan ini dengan kaget!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved