Bab 12 Carson Marah Besar

by Justin 07:01,Mar 25,2022
Di dalam sebuah pasar besar yang berada hampir di pinggiran Kota Sihai, saat ini adalah saat di mana pasar tersebut banyak pengunjung, di salah satu atas gedung di pasar tersebut, ada sebuah clubhouse kecil, Scarlett sedang diikat di dalam salah satu kamar, tangan dan kakinya terikat, mulutnya juga dibungkam.

"Kakak Terbesar, kita hari ini beruntung sekali, sial, bisa-bisanya Si TIkus itu mendapatkan gadis secantik ini, kita benar-benar beruntung." Di ruang tamu di luar kamar itu, beberapa preman sedang mengitari seorang pria gendut berkepala botak sambil tertawa riang.

"Si Tikus ini memang benar-benar beruntung, gadis yang waktu itu, bukankah pada akhirnya dia dapat kita jual dengan harga yang sangat bagus, gadis ini, pasti akan lebih mahal lagi." kata Si Gendut Luo sambil tetawa.

"Kakak Terbesar, apa kita perlu mencobanya terlebih dahulu, segar atau tidak?" kata pemuda lainnya.

"Duh, kau ingin menidurinya setelah aku menidurinya ya, kali ini benar-benar tidak bisa." kata Si Gendut Luo.

"Kakak Terbesar, kenapa tidak bisa?" tanya bawahannya yang tadi dengan sedikit bersemangat.

"Kuberitahu kalian, tidak ada yang boleh menyentuh gadis ini, apa kalian mengerti?" kata Si Gendut Luo.

"Kakak Terbesar, ada apa, bukankah biasanya kau selalu memainkanya terlebih dulu, lalu setelah itu gantian dengan kami, kenapa kali ini berubah?" Bawahannya tidak mengerti, oleh karena itu bertanya demikian.

"Apakah kalian tidak bisa berpikir lebih jauh lagi, Kak Codet di dermaga nomor 4 sudah tertangkap, sekarang dermaga nomor 4 sedang kosong, kalau Bos menyerahkan dermaga nomor 4 kepadaku, bukankah kita dapat makan dan minum enak kelak?" kata Si Gendut Luo sambil tersenyum.

"Kakak Terbesar, itu adalah berita baik, maksudmu, gadis ini......" Salah seorang pemuda kurus kecil menunjuk ke arah kamar, memasang ekspresi wajah yang mengerti.

"Aku sudah menelepon Tuan Muda Song, memberitahunya bahwa kita mendapatkan barang kelas atas, aku sudah mengirimkan foto gadis ini pada Tuan Muda Song, dia bilang akan segera datang kemari, jika Tuan Muda Song senang, dermaga nomor 4 kelak akan menjadi milikku, Si Gendut Luo, kalian juga bisa ikut makan dan minum enak, setelah gadis ini selesai dimainkan oleh Tuan Muda Song, kita juga bisa menikmatinya." kata Si Gendut Luo dengan sangat gembira.

"Kakak Terbesar, hebat sekali, aku benar-benar sangat kagum padamu......" bawahannya segera memujinya.

"Kakak Terbesar, Tuan Muda Song sudah datang." Tiba-tiba, salah seorang bawahannya berlari kemari.

"Cepat, jangan berkumpul di sini, lakukan pekerjaan kalian masing-masing." kata Si Gendut Luo.

Para bawahannya pun segera bubar, tiba-tiba beberapa orang pun masuk ke dalam, Si Gendut Luo langsung menyambut mereka dengan tersenyum.

"Tuan Muda Song." sahut Si Gendut Luo pada pemuda yang berdiri di paling depan di antara gerombolan orang tersebut.

"Si Gendut Luo, mana gadis itu?" tanya pemuda itu langsung, pemuda itu adalah Rudolph Song, putra terkecil dari Henry Song, bos Geng Shuanglong.

"Tuan Muda Song, ada di sini, kubawa kau ke sana, setelah kau melihatnya, kau pasti akan langsung puas." kata Si Gendut Luo sambil mulai menuntun mereka.

Tak lama, Si Gendut Luo pun membuka kamar tempat Scarlett dikurung, begitu melihat Scarlett yang terikat di atas kursi, mata Rudolph langsung bersinar terang.

"Si Gendut Luo, kerja bagus, besok aku pasti akan memberitahu Paman Kedua, dermaga nomor 4 tidak memiliki pemimpin, kurasa kau cukup pantas." kata Rudolph pada Si Gendut Luo.

"Terima kasih, Tuan Muda Song." Si Gendut Luo tersenyum dengan sangat gembira.

"Cepat, lepaskan tali wanita cantik ini, kenapa kau memperlakukan wanita cantik dengan seperti ini." kata Rudolph dengan tatapan mata yang sangat mesum.

"Apa kau tidak dengar kata Tuan Muda Song, cepat lepaskan talinya." Si Gendut Luo segera memerintahkan kedua bawahannya.

Bos mereka sudah memberi perintah, kedua bawahan itu pun segera berlari ke sana, lalu melepaskan tali Scarlett, juga mengambil kain yang dimasukkan ke dalam mulutnya.

"Huhu......" Setelah tidak ada kain di dalam mulutnya, Scarlett pun menarik nafas dalam-dalam.

Scarlett mengenakan sebuah gaun, saat ia menarik dan membuang nafas dalam-dalam, gerakan dadanya itu membuat mata Rudolph terbelalak lebar.

"Wanita cantik, siapa namamu?" tanya Rudolph sambil mendekat ke arah Scarlett.

"Ah...... Jangan kemari, pergi sana!" teriak Scarlett ketakutan.

"Jangan berteriak, kalau berteriak tidak asyik namanya." kata Rudolph sambil mengulurkan tangannya dan mulai meraba-raba Scarlett, namun Scarlett langsung menghindar.

"Menarik, Si Gendut Luo, jangan menakut-nakuti wanita cantik ini lagi, aku ingin berbincang-bincang dengannya." kata Rudolph tersenyum.

"Tuan Muda Song, kita pergi sekarang." kata Si Gendut Luo sambil tersenyum, lalu keluar dan menutup pintu kamar itu.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Di dalam kamar, Rudolph tiba-tiba melepas bajunya sendiri, lalu berjalan ke arah Scarlett sambil tersenyum, membuat Scarlett berteriak.

"Apa lagi, tentu saja membicarakan masalah kehidupan kita." kata Rudolph sambil tersenyum, lalu menyerbu ke arah Scarlett.

"Ah...... Jangan kemari...... Ah." Seketika, suara teriakan Scarlett pun memenuhi seisi kamar tersebut.

"Hahaha......" Si Gendut Luo dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak di luar kamar.

"Brak!", pintu di tangga tiba-tiba didobrak oleh seseorang, suara tawa di ruang tamu itu pun langsung berhenti seketika.

"Siapa, cari mati ya!" teriak Si Gendut Luo tiba-tiba.

"Jangan kemari, ah......" Dari dalam kamar, terdengar suara teriakan Scarlett yang ditindih oleh Rudolph di atas lantai.

"Cari mati!" Seketika, Carson pun marah besar, dan langsung berlari ke arah kamar.

Begitu melihat Carson berlari menuju kamar, dua orang bawahan Si Gendut Luo, segera bersiap untuk menghadang Carson.

"Minggir!" Melihat dua orang yang menghadang di depannya, Carson langsung berteriak kencang, lalu melompat, dalam satu tendangan, salah satu dari kedua orang tersebut langsung terpental ke belakang, dan yang satunya lagi hendak meninju Carson.

Namun tinjuan itu langsung dihentikan oleh Carson, lalu Carson melemparkan tubuhnya, dan dia pun jatuh terkapar di atas lantai.

"Krak", lengannya pun dipatahkan oleh Carson.

Hudson yang berada di belakang Carson juga tidak diam saja, ia langsung berlari ke arah Si Gendut Luo.

Di dalam kamar, Scarlett yang ditindih di bawah tubuh Rudolph tidak bisa bergerak sama sekali, ia hanya bisa menahan dirinya dilecehkan oleh Rudolph, tiba-tiba, di dalam kepala Scarlett pun terbesit rupa Carson, seketika, dia benar-benar sangat berharap Carson dapat muncul tiba-tiba seperti di depan pintu gerbang sekolah.

Lalu, Scarlett membelalakkan matanya lebar-lebar, karena dia sedang berbaring di atas lantai, dan kebetulan ia melihat Carson yang menyerbu masuk dari luar, seketika, Scarlett menangis lagi, dia tahu Carson datang untuk menolongnya.

"Bangun." Setelah masuk ke dalam, Carson langsung mengangkat tubuh Rudolph dengan satu tangan saja.

"Apa yang kau lakukan......"

"Plak plak plak plak plak plak......" Rudolph yang diangkat itu baru saja hendak berkata sesuatu, namun Carson sama sekali tidak memberinya kesempatan, wajahnya langsung ditampar berkali-kali.

Rudolph yang ditampar belasan kali itu pun kepalanya langsung terasa pusing, lalu ia langsung terduduk di atas lantai tak berkutik.

"Semua ini salahku, sekarang kau tidak apa-apa." Setelah itu barulah Carson menarik Scarlett berdiri.

"Huhuhu......" Scarlett langsung menangis di dalam pelukan Carson, menangis dengan sangat sedih.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60