Bab 21 Kamu Malam Ini Sangat Cantik, Lebih Percaya Dirilah

by Alice 10:01,Feb 05,2021
"Robert sungguh tak pantas jadi seorang pria, aku tadi harusnya mengambil jarum dan menusuknya sampai mati!" Stella Lin memaki-maki, "Thea, cepat bercerai dengan pria brengsek seperti ini."
Saat mendengar kekesalan teman baiknya demi dirinya, Thea Qiao tertawa dengan suara yang bagaikan lonceng, "Stella, membunuh adalah tindakan kriminal."
Meskipun hanya sekedar asal bicara, tapi Stella Lin tidak pantas menjadi marah terhadap orang rendahan seperti Robert Luo.
"Aku sekarang baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir." Meskipun kehidupan percintaannya begitu tidak sesuai dengan harapan, tapi dengan adanya Stella Lin yang membantunya membela keadilan, Thea Qiao sudah merasa puas.
"Ngomong-ngomong, pria itu telah memberimu obat perangsang, lalu bagaimana caranya kamu mengatasinya?" Setelah urusan penting selesai dibahas, Stella Lin mulai bergosip.
Thea Qiao kembali teringat terhadap segala hal yang terjadi di mobil, dia melegakan tenggorokannya, "Stella, aku masih ada urusan, kututup dulu ya."
Thea Qiao menutup panggilan dengan sangat cepat, takut akan didengar orang lain jika sedetik lebih lambat.
"Suamimu mencari masalah dengan temanmu?" Xander Qin menyadari garis besar keadaan dari ucapannya.
Thea Qiao membungkam bibirnya, menganggukkan kepala, "Hmm."
"Aku awalnya tidak ingin membawamu ke kodim, tapi dia terus membuntuti kita dari belakang, Willem Yang langsung mengemudikan mobil kembali ke kodim setelah berhasil lolos dari pengekorannya." Xander Qin mengeluarkan satu tangannya untuk membongkar barang.
"Maaf telah merepotkanmu." Thea Qiao mengira, ekspresi di balik wajahnya yang dingin itu adalah ekspresi kesal.
Xander Qin menyodorkan sebuah obat salep, "Ambillah."
Thea Qiao mengambilnya, spontan memeriksa tulisan yang ada di sana, lalu terdengar sang pria berkata: "Penghilang bekas memar."
Masih ada bekas memar membiru yang terlihat mencolok di bagian belakang lehernya, ini adalah akibat dari pukulan tangannya.
"Hmm." Thea Qiao menanggapinya, lalu membuka tutup dan memencet keluar cairan salep bening sedikit.
Aroma mint mengelilingi hidung, Thea Qiao merasa aroma ini sedikit mirip dengan aromanya Xander Qin.
Thea Qiao mengoleskannya secara naluri, saat bagian memar tersentuh dengan lembut, Thea Qiao spontan meringis, saat tak menyentuhnya terasa baik-baik saja, tapi akan terasa sakit kalau sudah tersentuh.
"Kalau kamu oleskan seperti ini, memarnya tidak akan cepat hilang." Xander Qin melihatnya.
"Tidak apa." Thea Qiao takut sakit, tidak tega menggosok bagian tubuhnya yang sakit dengan kuat.
Xander Qin menghentikan mobil di pinggir jalan.
"Ketua, Anda?" Thea Qiao melihatnya, wajahnya memancarkan sedikit ekspresi kaget.
"Berikan salepnya, balikkan badan ke samping." Xander Qin memerintahkannya.
Thea Qiao merasa heran, lagipula dirinya bukanlah prajurit bawahannya, tapi tetap saja menuruti perintahnya, Thea Qiao memberikan salep padanya dan membalikkan badan ke samping.
Saat rasa sakit itu mulai menyerang, baru Thea Qiao menyadarinya tujuannya.
"Auww, sakit." Suara Thea Qiao yang ditahan mengandung rasa sakit dan kemanjaan.
"Tahan." Jari tangan Xander Qin dilumuri salep, lalu menggosok bagian memar di tubuhnya.
Thea Qiao membungkam bibirnya, seluruh perhatiannya dipusatkan di bagian belakang lehernya, jari tangan sang pria bagaikan sebuah obor, suhu yang dihasilkan akibat pergesekan antara kulit dan kulit sangat menggelitik.
Seiring dengan gosokan tangannya yang lembut, Thea Qiao merasa sangat panas, suhu panas di wajahnya perlahan-lahan membara, terasa lebih panas daripada mengkonsumsi obat perangsang.
Xander Qin menyentuh kulitnya yang mulus, dan terasa tidak rela saat hendak menarik tangannya kembali, "Sudah." Suara sang pria terdengar sedikit serak.
Thea Qiao membalikkan badan, menundukkan kepala, "Terima kasih." Suaranya sangat kecil.
Thea Qiao merasa untung saja dirinya sekarang sedang duduk, kalau tidak pasti akan terjatuh karena tenaga untuk berdiri pun sudah tidak ada lagi.
Dia spontan mengelus bagian belakang lehernya, masih ada sedikit salep yang tersentuh.
"Jangan mengusap hilang salepnya." Xander Qin berkata dengan suara kecil.
Thea Qiao melihat sang pria mengambil tisu mengusap sisa salep yang ada di jari tangannya, mukanya jadi tersipu.
Jari tangan sang pria begitu panjang, meskipun sering melakukan latihan, tapi sama sekali tidak terlihat kasar, malahan terlihat begitu indah.
"Oh." Thea Qiao menanggapinya, suaranya sedikit tertahan.
Xander Qin mengemudikan mobilnya menuju ke tempat pesta.
Setelah menuruni mobil, Thea Qiao berdiri di samping menunggunya, angin malam hari telah menghembus hawa panas di siang hari, suasana hati Thea Qiao menjadi jauh lebih baik, dan sudut bibirnya memancarkan senyuman.
Setelah Xander Qin selesai memarkirkan mobilnya, senyuman yang muncul di sudut bibirnya langsung terlihat oleh Xander Qin, tingkat kelembutannya begitu pas.
"Ayo pergi." Sang pria berkata terhadap Thea Qiao, suaranya pun terlumuri dengan aura kelembutan.
Thea Qiao tertegun, sepertinya ini adalah pertama kalinya mendengar dia berkata dengan selembut ini.
Thea Qiao berjalan ke depan, tapi malah ada suatu tenaga yang menariknya, saat melihat ke belakang, terlihat Xander Qin sedang memegang tangannya.
Detakan jantung Thea Qiao bertambah, diiringi dengan keheranan.
"Gandeng aku." Di balik ucapan Xander Qin terkandung perintah yang tak boleh dibantah.
Thea Qiao diam-diam menghela napas, dirinya telah lalai.
Lalu Thea Qiao memasukkan tangannya ke sela lengan sang pria, meski dibatasi oleh dua lapis kain, Thea Qiao tetap mampu merasakan suhu tubuh dari lengannya.
Dibandingkan dengan dirangkul di pinggang atau di bahu, merangkul lengan seperti ini tidaklah terbilang tidak mesra, tapi Thea Qiao tetap saja tindakan ini tidak patut dilakukan, makanya merasa sedikit tidak terbiasa.
Saat memasuki hall ruang pesta, Thea Qiao mampu merasakan perhatian dari orang-orang di sekitar terhadapnya, ini terasa sedikit tak nyaman.
"Kamu malam ini sangat cantik, lebih percaya dirilah sedikit." Xander Qin memperingatinya.
Detakan jantung Thea Qiao tiba-tiba menjadi kencang, tidak disangka pria ini malah memujinya, karena tahu perhatian orang sekitar tertuju padanya karena faktor pria di sampingnya, Thea Qiao mulai membusungkan dada, dan menegangkan seluruh saraf di sekujur tubuhnya, berusaha tidak membuat pria ini malu.
"Xander, tidak kusangka kamu bisa membawa manajer Qiao menjadi pasangan wanitamu." Wayne Xin langsung menyadari mereka saat mereka baru saja masuk, dia merangkul pasangan wanitanya sendiri dan berjalan menghampiri mereka.
Thea Qiao sedikit menganggukkan kepala, wajahnya memperlihatkan senyuman formal, "Ketua Xin, selamat malam."
"Di luar urusan pekerjaan, Manajer Qiao tidak perlu bersikap segan." Mata Wayne Xin memancarkan ekspresi senang, sudah dia duga Thea Qiao dan Xander Qin begitu serasi saat sedang bersama.
Mereka adalah pasangan yang sama-sama menawan, penilaiannya memang tidak salah.
"Xander, bukankah kamu bilang kamu malam ini tidak akan datang dengan membawa pasangan wanita?" Wayne Xin mengangkat sebelah alisnya, terus menyindir teman baiknya.
"Sudah gaharu cendana pula." Xander Qin mengambil segelas wine dan segelas jus, gelas berisikan jus diberikan pada Thea Qiao.
Kalau bukan karena ada sesi spesial di acara pesta malam ini, dan pria atau wanita yang tidak memiliki pasangan akan dipasangkan secara acak, Xander Qin mana mungkin akan meminta Thea Qiao menjadi pasangan wanitanya.
"Aku rasa sesi seperti ini memang khusus diciptakan untuk orang yang tidak tertarik dengan wanita sepertimu." Wayne Xin menerima gelas wine yang diberikan oleh wanita pendampingnya.
"Aku padahal sudah meminta adik perempuanku datang, berniat menjadikannya sebagai pasangan wanitamu, dia pun sangat bersedia melakukannya, tapi sekarang, dia sepertinya harus merasa kecewa."
"Dasar kepo." Saat mengingat perilaku Alice Xin yang begitu menempelinya, alisnya Xander Qin mulai berkerut.
"Sudahlah, akan telepon dia untuk jangan datang, tapi kalau dia sudah berangkat, aku pun tak berdaya." Wayne Xin tahu dirinya telah mengacaukan masalah.
Xander Qin membawa Thea Qiao menghadiri pesta pun merupakan hal yang berada di luar dugaan, dia awalnya hanya sekedar berniat baik, sekalian mengusili teman baiknya yang gairahnya tidak begitu tinggi.
Sambil mendengar percakapan mereka berdua, Thea Qiao merasa serba salah saat melihat segelas jus yang disodorkan Xander Qin padanya.
Dia merasa dirinya telah diperlakukan seperti anak kecil.
"Ketua, bolehkah aku meminum sedikit wine?" Thea Qiao sudah cukup sering menghadiri pesta besar seperti ini, tapi saat menghadapi suasana seperti ini bersama dengan sang pria, Thea Qiao merasa dia perlu mengandalkan efek alkohol untuk menambah nyalinya.
"Apa yang kamu pikirkan?" Xander Qin dalam sekejap langsung mengerti apa yang dia pikirkan.
"Aku telah meminum bir, nanti kamulah yang bertugas menyetir." Sang pria meminum seteguk bir, "Makanya kamu hanya boleh meminum jus atau air putih."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

760