Bab 8 Tidur Seranjang Pun Robert Luo Tetap Tidak Sudi Menyentuhnya
by Alice
10:01,Feb 05,2021
Thea Qiao merasa sakit, tapi tidak berteriak, dagunya dikekang, dan kepalanya dipaksa terangkat melihat orang di depan matanya.
Ini adalah suami yang telah dinikahinya selama setahun lebih, terasa sedikit lucu, "Memangnya kamu masih kekurangan rayuan wanita?"
Wanita yang ingin merayunya telah membentuk barisan panjang.
Robert Luo merasa kesal, budaya patriarki dalam lubuk hatinya yang terus ditentang berulang kali seketika mulai terangsang.
"Thea! Qiao!" Suaranya sangat keras, telinga Thea Qiao merasa sangat sakit.
Saat melihat amarah di balik matanya, Thea Qiao sekejap merasa dirinya akan binasa.
Thea Qiao tertawa, semakin marahnya sang pria, senyumannya akan menjadi semakin ceria, tidak sakit kok...... Thea Qiao berkata terhadap dirinya sendiri.
"Kemapuan pendengaranku normal kok." Pria ini sudah sering membentaknya, Thea Qiao sudah terbiasa dari dulu.
Thea Qiao merasa lelah, berniat langsung menyatakan ucapan secara jelas, "Kejadian semalam tidak akan terjadi lagi, wanitamu yang di luar sana pun tidak akan kupedulikan, kita saling impas."
Dirinya telah ditiduri oleh seorang pria asing secara tanpa sadar, ini sudah cukup konyol, dan Thea Qiao tidak ingin membiarkan Robert Luo terus mempermasalahkan hal ini.
Robert Luo teringat akan bekas yang ada di tubuhnya, lalu mendekat selangkah padanya.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" Thea Qiao mundur ke belakang, kemurkaan di wajahnya membuat orang merasa ketakutan.
Robert Luo tertawa dingin, dia berusaha menahan kekacauan suasana hatinya dan langsung menekan sang wanita.
Thea Qiao bertubuh mungil, dengan mudahnya berhasil dipikul di bahunya.
"Apa yang kamu lakukan? Karena kamu begitu tak tahu malu sampai membuka kaki membiarkan pria lain menidurimu, maka, melayaniku yang merupakan suamimu ini tidak akan keterlaluan bukan?" Suaranya terdengar mengerikan.
Tubuh Thea Qiao tergantung terbalik, otaknya dipenuhi dengan darah, wajahnya memerah secara tidak normal.
Tubuhnya gemetaran, dan teringat akan kejadian hari itu.
Robert Luo telah mabuk dan ingin menggarapnya dengan paksa saat diantar pulang, Thea Qiao merasa sangat tegang, dia tidak pernah mengalami hal ini, dan secara tidak sengaja telah menendang bagian tubuh pria yang tertentu.
Alhasil, sang pria tidak pernah menyentuh wanita selama seminggu penuh.
Dan semenjak dari hari itu, meskipun mereka tidur di ranjang yang sama, Robert Luo tetap tidak sudi menyentuhnya.
Thea Qiao malahan merasa lega, dan merasa bebas.
Tapi saat ini, dirinya dikekang oleh sang pria, rasa takut menjalar dari lubuk hati, dia menggertakkan gigi, "Robert, bukankah kamu merasa risi karena aku kotor?
Setelah mengatakannya, Thea Qiao dilempar ke ranjang.
Kasur yang empuk mementalkannya, Thea Qiao meringis sejenak, pergerakan Robert Luo sama sekali tidak lembut.
Dia merobek baju sang wanita, bekas yang sesuatu itu begitu terlihat jelas dan mencolok, "Kamu memang kotor."
"Kalau begitu jangan kamu sentuh." Sepasang tangan Thea Qiao menghadangnya, kulitnya yang terpangpang keluar merasakan kesejukan udara.
Robert Luo merebah di atasnya, aroma khas tubuhnya memasuki hidung, hal yang tak bisa dipungkiri adalah aroma tubuh wanita ini memang sangat harum.
Tatapan mata sang pria sangat mendalam, suasana hati yang awalnya penuh kemarahan berangsur digantikan oleh suatu perasaan yang bernama nafsu birahi.
"Thea, tahu tidak apa yang paling senang kulakukan? Yaitu menentang keinginan orang yang arogan sepertimu dalam segala hal! Saat kamu ingin merayuku, aku tidak akan membiarkan harapanmu terwujudkan, sekarang kamu menjadi tidak bersedia, maka aku akan bersikeras menginginkanmu!" Suara Robert Luo sedikit serak.
Thea Qiao melakukan perlawanan, semakin melawan, Robert Luo jadi semakin bergairah untuk mendominasikannya, dan menyiksanya dengan kejam.
"Menyerahlah, aku hari ini pasti akan mendapatkanmu!" Sang pria berkata, telapak tangannya mengelusnya dengan pergerakan yang tidak lembut, "Akan kuperlihatkan siapa sebenarnya yang lebih hebat, pria liar itu atau aku."
Kaki Thea Qiao ditempatkan di bagian tubuhnya itu, meskipun dibatasi oleh kain, tapi tetap saja masih bisa merasakan hawa panas dari benda di baliknya.
Sang wanita berkata dengan menggertakkan gigi: "Robert, kalau kamu berani menyentuhku sekali lagi, kujamin kamu tidak akan bisa menyentuh wanita lain selama sebulan."
Kalau sang pria berani, Thea Qiao tidak keberatan membuatnya memecahkan rekor ini.
Thea Qiao pernah mempelajari kungfu sanda, semalam tidak melakukan perlawanan karena tidak berani, tapi bukan berarti malam ini dia tidak akan berani melakukannya.
Pergerakan Robert Luo mengkaku, sulit dipercaya ini adalah ucapan yang akan dilontarkannya, "Thea, kamu berani?" Sekujur tubuh sang pria memancarkan aura berbahaya.
Thea Qiao mendorongnya dengan kuat, sang pria terguling ke samping, tak disangka sang wanita berhasil mendorongnya dengan mudah begitu saja.
Martabat Robert Luo sebagai seorang pria telah diinjak-injak, "Thea, dasar tidak tahu diri!"
Thea Qiao memang tidak tahu diri, kalau dulu Robert Luo bersedia menyentuhnya, Thea Qiao akan merasa senang, dengan melahirkan anaknya, kehidupannya di kediaman keluarga Luo akan terasa jauh lebih baik.
Tapi setelah melewati hari itu, dia telah benar-benar mampu melihat pernikahan ini dengan jelas, Robert Luo bukan hanya kesal padanya, juga sangat membencinya.
Makanya seketika itu, perasaan Thea Qiao mulai berubah secara perlahan-lahan.
Robert Luo melihat ekspresi di wajahnya yang dingin, menunjuk ke arah pintu dengan murka, "Thea, enyah."
Tanpa perlu disuruh olehnya, Thea Qiao sendiri memang akan pergi dari sana.
Dia menarik baju yang kancingnya terlepas, tidak lagi melihat pria di atas ranjang, Thea Qiao mengambil kemeja lain dari lemari dan pergi.
Dalam waktu sehari, 2 bajunya telah dirobek oleh pria......
Thea Qiao buru-buru pergi dari kediaman keluarga Luo, lalu menyadari kunci mobilnya ikut tertinggal bersamaan dengan jaket di ruang tamu lantai 3.
Kembali ke sana pada saat seperti ini pasti bukanlah sebuah keputusan yang bijaksana, makanya Thea Qiao langsung keluar dari gerbang rumah.
Di tengah malam begini, meskipun memiliki ponsel dan tas, Thea Qiao tetap merasa sedikit ragu.
Thea Qiao tidak melihat adanya sebuah taxi pun melintas, dan terpaksa terus berjalan ke arah perkotaan, daerah di sekitar sini adalah kawasan orang kaya, pada dasarnya jarang ada taxi yang melintas.
Mobil Hummer hitam melaju di jalanan, karena sudah malam, jalanan jadi kosong melompong tanpa ada hambatan.
Willem Yang memanfaatkan cahaya lampu mobil dan menyadari wanita yang berjalan di pinggir jalan, dia terkejut, "Pak Ketua, wanita itu sedikit familiar."
Xander Qin memejamkan mata, tidak bereaksi sedikit pun.
Willem Yang melihat pria di belakang sekilas, dia bergumam sendiri, "Itu harusnya adalah nona yang bermarga Qiao itu, eh salah, harusnya Nyonya Luo?"
Karena perintah dari Xander Qin untuk menyelidikinya, makanya dia sangat tahu jelas terhadap informasi tentangnya.
Xander Qin membuka matanya, tatapan mata yang mendalam seketika dipusatkan pada wanita yang berjalan di pinggir jalan.
Angin di malam hari sepertinya sedikit kencang, menghembus rambutnya hingga berantakan, tubuh yang kurus seakan-akan bisa tertiup terbang.
Mata Willem Yang bersinar, sesuai dugaannya, ketuanya ini memiliki perasaan khusus terhadap Thea Qiao, "Pak Ketua, mau berhenti tidak?"
Suara Xander Qin yang bass keluar dari mulutnya, "Berhenti."
Willem Yang menghentikan mobil di pinggir jalan.
Thea Qiao melihat mobil Hummer yang terus mendekatinya dan terakhir berhenti dekat dengannya, hatinya merasa sedikit ketakutan dan mundur beberapa langkah ke belakang.
Pintu mobil Hummer terbuka, lalu terkejut saat melihat pria yang menuruni mobil, itu adalah pria...... yang telah dijumpainya sebanyak 3 kali hanya dalam sehari, Thea Qiao mulai curiga bahwa pria ini sedang membuntutinya.
"Pak Ketua selamat malam." Saat melihat tatapan sang pria yang terus menatap dirinya, Thea Qiao menebalkan muka untuk menyapanya.
Pria ini terlihat misterius, kalau bisa, Thea Qiao ingin pura-pura menganggapnya sebagai orang asing dan melewatinya begitu saja.
"Berjalan di tengah malam begini cukup berbahaya." Perkataan Xander Qin begitu singkat.
"Di sini adalah kawasan pervilaan, bukanlah daerah di sekitar Pujing Casino, tidak akan berbahaya." Thea Qiao berharap pria di depannya ini bisa segera pergi, instingnya mengatakan sebaiknya menjauhlah darinya.
"Memangnya orang jahat akan melewatkan kawasan orang kaya?" Xander Qin menanyakan, nada bicaranya tidak mengandung gejolak perasaan.
Thea Qiao terbungkam, terakhir dia tersenyum dengan paksa, Thea Qiao menyisir rambutnya yang berantakan tertiup angin, "Dengan adanya kehadiran seorang tokoh kesatria seperti Pak Ketua ini, orang jahat mana berani datang kemari."
Ini adalah suami yang telah dinikahinya selama setahun lebih, terasa sedikit lucu, "Memangnya kamu masih kekurangan rayuan wanita?"
Wanita yang ingin merayunya telah membentuk barisan panjang.
Robert Luo merasa kesal, budaya patriarki dalam lubuk hatinya yang terus ditentang berulang kali seketika mulai terangsang.
"Thea! Qiao!" Suaranya sangat keras, telinga Thea Qiao merasa sangat sakit.
Saat melihat amarah di balik matanya, Thea Qiao sekejap merasa dirinya akan binasa.
Thea Qiao tertawa, semakin marahnya sang pria, senyumannya akan menjadi semakin ceria, tidak sakit kok...... Thea Qiao berkata terhadap dirinya sendiri.
"Kemapuan pendengaranku normal kok." Pria ini sudah sering membentaknya, Thea Qiao sudah terbiasa dari dulu.
Thea Qiao merasa lelah, berniat langsung menyatakan ucapan secara jelas, "Kejadian semalam tidak akan terjadi lagi, wanitamu yang di luar sana pun tidak akan kupedulikan, kita saling impas."
Dirinya telah ditiduri oleh seorang pria asing secara tanpa sadar, ini sudah cukup konyol, dan Thea Qiao tidak ingin membiarkan Robert Luo terus mempermasalahkan hal ini.
Robert Luo teringat akan bekas yang ada di tubuhnya, lalu mendekat selangkah padanya.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" Thea Qiao mundur ke belakang, kemurkaan di wajahnya membuat orang merasa ketakutan.
Robert Luo tertawa dingin, dia berusaha menahan kekacauan suasana hatinya dan langsung menekan sang wanita.
Thea Qiao bertubuh mungil, dengan mudahnya berhasil dipikul di bahunya.
"Apa yang kamu lakukan? Karena kamu begitu tak tahu malu sampai membuka kaki membiarkan pria lain menidurimu, maka, melayaniku yang merupakan suamimu ini tidak akan keterlaluan bukan?" Suaranya terdengar mengerikan.
Tubuh Thea Qiao tergantung terbalik, otaknya dipenuhi dengan darah, wajahnya memerah secara tidak normal.
Tubuhnya gemetaran, dan teringat akan kejadian hari itu.
Robert Luo telah mabuk dan ingin menggarapnya dengan paksa saat diantar pulang, Thea Qiao merasa sangat tegang, dia tidak pernah mengalami hal ini, dan secara tidak sengaja telah menendang bagian tubuh pria yang tertentu.
Alhasil, sang pria tidak pernah menyentuh wanita selama seminggu penuh.
Dan semenjak dari hari itu, meskipun mereka tidur di ranjang yang sama, Robert Luo tetap tidak sudi menyentuhnya.
Thea Qiao malahan merasa lega, dan merasa bebas.
Tapi saat ini, dirinya dikekang oleh sang pria, rasa takut menjalar dari lubuk hati, dia menggertakkan gigi, "Robert, bukankah kamu merasa risi karena aku kotor?
Setelah mengatakannya, Thea Qiao dilempar ke ranjang.
Kasur yang empuk mementalkannya, Thea Qiao meringis sejenak, pergerakan Robert Luo sama sekali tidak lembut.
Dia merobek baju sang wanita, bekas yang sesuatu itu begitu terlihat jelas dan mencolok, "Kamu memang kotor."
"Kalau begitu jangan kamu sentuh." Sepasang tangan Thea Qiao menghadangnya, kulitnya yang terpangpang keluar merasakan kesejukan udara.
Robert Luo merebah di atasnya, aroma khas tubuhnya memasuki hidung, hal yang tak bisa dipungkiri adalah aroma tubuh wanita ini memang sangat harum.
Tatapan mata sang pria sangat mendalam, suasana hati yang awalnya penuh kemarahan berangsur digantikan oleh suatu perasaan yang bernama nafsu birahi.
"Thea, tahu tidak apa yang paling senang kulakukan? Yaitu menentang keinginan orang yang arogan sepertimu dalam segala hal! Saat kamu ingin merayuku, aku tidak akan membiarkan harapanmu terwujudkan, sekarang kamu menjadi tidak bersedia, maka aku akan bersikeras menginginkanmu!" Suara Robert Luo sedikit serak.
Thea Qiao melakukan perlawanan, semakin melawan, Robert Luo jadi semakin bergairah untuk mendominasikannya, dan menyiksanya dengan kejam.
"Menyerahlah, aku hari ini pasti akan mendapatkanmu!" Sang pria berkata, telapak tangannya mengelusnya dengan pergerakan yang tidak lembut, "Akan kuperlihatkan siapa sebenarnya yang lebih hebat, pria liar itu atau aku."
Kaki Thea Qiao ditempatkan di bagian tubuhnya itu, meskipun dibatasi oleh kain, tapi tetap saja masih bisa merasakan hawa panas dari benda di baliknya.
Sang wanita berkata dengan menggertakkan gigi: "Robert, kalau kamu berani menyentuhku sekali lagi, kujamin kamu tidak akan bisa menyentuh wanita lain selama sebulan."
Kalau sang pria berani, Thea Qiao tidak keberatan membuatnya memecahkan rekor ini.
Thea Qiao pernah mempelajari kungfu sanda, semalam tidak melakukan perlawanan karena tidak berani, tapi bukan berarti malam ini dia tidak akan berani melakukannya.
Pergerakan Robert Luo mengkaku, sulit dipercaya ini adalah ucapan yang akan dilontarkannya, "Thea, kamu berani?" Sekujur tubuh sang pria memancarkan aura berbahaya.
Thea Qiao mendorongnya dengan kuat, sang pria terguling ke samping, tak disangka sang wanita berhasil mendorongnya dengan mudah begitu saja.
Martabat Robert Luo sebagai seorang pria telah diinjak-injak, "Thea, dasar tidak tahu diri!"
Thea Qiao memang tidak tahu diri, kalau dulu Robert Luo bersedia menyentuhnya, Thea Qiao akan merasa senang, dengan melahirkan anaknya, kehidupannya di kediaman keluarga Luo akan terasa jauh lebih baik.
Tapi setelah melewati hari itu, dia telah benar-benar mampu melihat pernikahan ini dengan jelas, Robert Luo bukan hanya kesal padanya, juga sangat membencinya.
Makanya seketika itu, perasaan Thea Qiao mulai berubah secara perlahan-lahan.
Robert Luo melihat ekspresi di wajahnya yang dingin, menunjuk ke arah pintu dengan murka, "Thea, enyah."
Tanpa perlu disuruh olehnya, Thea Qiao sendiri memang akan pergi dari sana.
Dia menarik baju yang kancingnya terlepas, tidak lagi melihat pria di atas ranjang, Thea Qiao mengambil kemeja lain dari lemari dan pergi.
Dalam waktu sehari, 2 bajunya telah dirobek oleh pria......
Thea Qiao buru-buru pergi dari kediaman keluarga Luo, lalu menyadari kunci mobilnya ikut tertinggal bersamaan dengan jaket di ruang tamu lantai 3.
Kembali ke sana pada saat seperti ini pasti bukanlah sebuah keputusan yang bijaksana, makanya Thea Qiao langsung keluar dari gerbang rumah.
Di tengah malam begini, meskipun memiliki ponsel dan tas, Thea Qiao tetap merasa sedikit ragu.
Thea Qiao tidak melihat adanya sebuah taxi pun melintas, dan terpaksa terus berjalan ke arah perkotaan, daerah di sekitar sini adalah kawasan orang kaya, pada dasarnya jarang ada taxi yang melintas.
Mobil Hummer hitam melaju di jalanan, karena sudah malam, jalanan jadi kosong melompong tanpa ada hambatan.
Willem Yang memanfaatkan cahaya lampu mobil dan menyadari wanita yang berjalan di pinggir jalan, dia terkejut, "Pak Ketua, wanita itu sedikit familiar."
Xander Qin memejamkan mata, tidak bereaksi sedikit pun.
Willem Yang melihat pria di belakang sekilas, dia bergumam sendiri, "Itu harusnya adalah nona yang bermarga Qiao itu, eh salah, harusnya Nyonya Luo?"
Karena perintah dari Xander Qin untuk menyelidikinya, makanya dia sangat tahu jelas terhadap informasi tentangnya.
Xander Qin membuka matanya, tatapan mata yang mendalam seketika dipusatkan pada wanita yang berjalan di pinggir jalan.
Angin di malam hari sepertinya sedikit kencang, menghembus rambutnya hingga berantakan, tubuh yang kurus seakan-akan bisa tertiup terbang.
Mata Willem Yang bersinar, sesuai dugaannya, ketuanya ini memiliki perasaan khusus terhadap Thea Qiao, "Pak Ketua, mau berhenti tidak?"
Suara Xander Qin yang bass keluar dari mulutnya, "Berhenti."
Willem Yang menghentikan mobil di pinggir jalan.
Thea Qiao melihat mobil Hummer yang terus mendekatinya dan terakhir berhenti dekat dengannya, hatinya merasa sedikit ketakutan dan mundur beberapa langkah ke belakang.
Pintu mobil Hummer terbuka, lalu terkejut saat melihat pria yang menuruni mobil, itu adalah pria...... yang telah dijumpainya sebanyak 3 kali hanya dalam sehari, Thea Qiao mulai curiga bahwa pria ini sedang membuntutinya.
"Pak Ketua selamat malam." Saat melihat tatapan sang pria yang terus menatap dirinya, Thea Qiao menebalkan muka untuk menyapanya.
Pria ini terlihat misterius, kalau bisa, Thea Qiao ingin pura-pura menganggapnya sebagai orang asing dan melewatinya begitu saja.
"Berjalan di tengah malam begini cukup berbahaya." Perkataan Xander Qin begitu singkat.
"Di sini adalah kawasan pervilaan, bukanlah daerah di sekitar Pujing Casino, tidak akan berbahaya." Thea Qiao berharap pria di depannya ini bisa segera pergi, instingnya mengatakan sebaiknya menjauhlah darinya.
"Memangnya orang jahat akan melewatkan kawasan orang kaya?" Xander Qin menanyakan, nada bicaranya tidak mengandung gejolak perasaan.
Thea Qiao terbungkam, terakhir dia tersenyum dengan paksa, Thea Qiao menyisir rambutnya yang berantakan tertiup angin, "Dengan adanya kehadiran seorang tokoh kesatria seperti Pak Ketua ini, orang jahat mana berani datang kemari."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved