Bab 12 Barang Yang Sudah Rusak, Maka Biarkan Rusak Saja, Seperti Pernikahannya Dengan Robert Luo
by Alice
10:01,Feb 05,2021
Setelah dibuat bingung dengan kata-katanya tak lama, ia pun memasang raut wajah yang profesional. “Terima kasih banyak atas Ketua Xin dan Tuan You memberiku kesempatan ini untuk memperoleh proyek ini.”
“Aku akan membiarkan Anda mengetahui dimana letak keunggulan Huadong Group.” Ia sangat percaya diri.
“Marganya Qin.” Wayne Xin mengingatinya dan kali ini dirinya bisa memastikan bahwa ia sungguh tidak kenal akan Xander Qin.
Xander Qin? Thea Qiao seketika merasa agak familiar terhadap nama tersebut.
“Manajer Qiao, nanti aku masih ada rapat yang penting, kamu ada waktu dua puluh menit meyakinkan diriku untuk memilih perusahaan kalian.” Sepasang kaki Wayne Xin yang jenjang pun dibaris bersama, memilih gaya duduk yang nyaman.
Thea Qiao memandang ia yang santai dan teringat akan orang yang membantunya kemarin malam. Kalau orang itu yang berada di sini, maka saat duduk, ia pasti akan duduk dengan sopan seperti kepribadiannya.
“Aku akan selesai membahasnya dalam dua puluh menit.” Ia pun langsung membuka dokumennya.
Kerja sama itu pun berlangsung dengan lancar. Thea Qiao mendengar kata-kata yang ia inginkan. “Manajer Qiao, semoga kerja sama kita bisa berlangsung dengan baik.”
“Semoga kerja sama bisa berlangsung dengan baik.” Ia bangkit dan tersenyum mengulur tangan.
“Untuk urusan tanda tangan surat perjanjian kerja sama, kamu boleh bahas dengan asistenku.” Wayne Xin pun mendorong masalah ke asistennya. Ia memang tidak suka mengurus masalah seperti ini.
“Baik, Ketua Xin.” Thea Qiao menghela nafas lega. Kali ini, Ibunya pasti ada harapan untuk dibebaskan. Departemen mereka juga tidak perlu khawatir akan jumlah kinerja akhir tahun dan bonus mereka.
“Ketua, Ketua Qin sudah datang.” Prajuritnya Wayne Xin pun masuk ke dalam dan memberi salam melaporkan.
“Biarkan ia masuk.” Tatapan Wayne Xin pun terlintas lagi niat bercanda, memandang Thea Qiao. “Mohon Manajer Qiao tunggu sebentar.”
Thea Qiao berdiri dan memberi dokumen ke tangan Selvi Yang. Mata yang berada di bawah lensa pun terlintas sedikit kebingungan. “Ketua Xin, apakah tadi ada sesuatu yang tidak kukatakan dengan jelas?”
Wayne Xin menggelengkan kepala, “Pertama kali bekerja sama denganmu, bagaimana kalau nanti pergi makan bersama?”
Sekarang makan bersama? Waktunya masih pagi dan Thea Qiao mengerti maksudnya. Ketua Xin ini ingin membiarkan dirinya menetap di sini. Ia tahu bahwa dirinya tidak dapat menolak, sehingga dirinya hanya bisa tersenyum membalas, “Boleh, semuanya ikuti rencana Ketua Xin.”
Saat masuk ke dalam, kebetulan Xander Qin mendengar perbincangan ini. Ternyata benar ia belum pergi.
“Xander, bukankah hari ini kamu mau pergi rapat? Mengapa ada waktu datang ke tempatku untuk minum teh?” Melihat Xander Qin, tatapan Wayne Xin pun terlintas sekilas kelicikan.
Ia itu cukup baik dengan teman, membantunya untuk menahan seorang wanita cantik. Nanti ia harus meminta banyak traktiran darinya.
Xander? Thea Qiao terkejut hingga mulutnya menganga pelan. Orang ini adalah Xander Qin, orang yang telah membantunya itu……
Bertemu dengan mata Xander Qin, ia pun langsung menarik kembali keterkejutannya itu. “Ketua Qin, salam kenal.”
Wajah Xander Qin masih saja begitu datar. Ia mengangguk pelan, “Salam kenal.”
Cara sapanya persis dengan orangnya, begitu datar dan cuek.
Thea Qiao sangat penasaran mengapa ia mau membantu dirinya. Tapi Wayne Xin ada di sini, begitu pula dengan Selvi Yang, ia pun tidak enak untuk banyak bertanya.
“Xander, bolehkah kamu jangan melihat wanita cantik saja?” Wayne Xin menertawainya. “Jangan-jangan kamu mendapat informasi, bukan datang mencariku, melainkan mencari Manajer Qiao?”
Mendengar candanya yang begitu langsung, padahal bukan membicarakannya, tapi wajah Thea Qiao tetap tidak tahan untuk memerah.
Wayne Xin ini berbeda dari yang ia bayangkan, sepertinya juga memiliki hubungan yang dekat dengan Xander Qin.
“Bukankah kamu mau pergi rapat?” Xander Qin melirik sekilas jam tangannya. Ia datang kesini karena ada beberapa hal yang ingin ditanyakan kepada Thea Qiao.
“Oh iya, untung kamu mengingatkan aku. Oh, nanti pergi makan bersama, aku juga mengajak Manajer Qiao, kebetulan bersama. Jadi ya kalau begitu. Xander, kalau kamu nanti tidak ada urusan, bantu aku bawa Manajer Qiao dan asistennya berkunjung untuk menghabiskan waktu.”
Wayne Xin mengucapkan kata-kata ini, membawa dokumen untuk rapat dan buru-buru meninggalkan tempat.
Thea Qiao berdiri di sana dengan tak berdaya. Kata-katanya tadi itu bermaksud bahwa ia tidak boleh pergi nanti.
Selvi Yang tahu urusan apa yang harus Thea Qiao kerjakan. Oleh karena itu, ia pun bertanya dengan suara pelan, “Manajer Qiao, sekarang kita harus bagaimana?”
“Kamu langsung kirim rekaman suaranya.” Thea Qiao langsung memutuskan, tersenyum kepada Xander Qin dan langsung mengeluarkan ponsel mengirim rekaman suara kepada Robert Luo. “Aku telah selesai membahas kerja sama dengan komando distrik militer sini, kamu kirimlah uang ke rekeningku.”
Selvi Yang pun melakukan apa yang ia katakan.
Thea Qiao menatap Xander Qin. “Terima kasih, Ketua Qin.”
Xander Qin langsung duduk di atas sofa, tatapannya tampak semangat memandang dirinya. “Duduklah.”
Thea Qiao tidak ragu dan langsung duduk di atas sofa, bertatapan dengannya. Ia tahu pria itu ada sesuatu yang ingin dikatakan, jadi ia memilih untuk tidak mengatakan apapun.
Gaya duduk Xander Qin berbeda dengan Wayne Xin. Ternyata sesuai apa yang ia pikirkan, ia duduk dengan tegak. Dirinya pun juga ikut menegakkan tubuh, duduk dengan sopan.
“Letnan kolonel Yang, kamu keluar terlebih dahulu.” perintah Xander Qin langsung.
“Baik.” Letnan Kolonel Yang melirik Thea Qiao sekilas, lalu langsung berjalan keluar.
Thea Qiao pun memberi kode kepada Selvi Yang dan ia juga ikut ke luar.
“Nona Qiao adalah orang yang pintar.” puji Xander Qin. Ia adalah seorang tentara, sekujur tubuhnya menunjukkan aura-aura yang positif, tapi dirinya malah ada keinginan untuk kabur.
“Selamat.” Xander Qin tidak langsung masuk ke topik pembicaraan, melainkan memberi selamat. Ia ternyata seperti apa yang dirinya pikirkan dan berhasil memperoleh proyek ini.
“Terima kasih, semua ini harus berterima kasih banyak kepada Ketua, sehingga aku bisa memperoleh kesempatan untuk berkompetisi dengan adil.” Thea Qiao sangat berwaspada dalam berbicara.
Kerutan alis Xander Qin agak berkurang. Wayne Xin telah memberitahunya?
“Apakah ponselmu sudah dibenarkan?” tanyanya, ingin menggunakan topik ini untuk mencari tahu apakah ia mengetahui hari itu yang berhubungan dengannya adalah dirinya.
“Sudah.” Thea Qiao tertawa membalas. Ponselnya sama sekali tidak dibenarkan. Setelah pulang rumah, ia langsung mengeluarkan kartu perdana dan memasangnya pada ponsel pengganti.
Ponsel yang berlayar hancur itu pun langsung ditaruh di laci bagian terdalam. Di dalam ponsel itu selalu ada hal-hal yang ingin ia sayangi, tapi hingga sekarang, ia baru menyadari bahwa ia menyayangi hal-hal yang tidak seharusnya disayangi.
Ada beberapa hal yang sudah rusak, maka biarkan rusak saja, seperti pernikahannya dengan Robert Luo. Thea Qiao juga tidak ada pikiran untuk membenarkannya.
“Mengapa hari itu kamu berada di hotel?” Xander Qin lanjut bertanya. Matanya terus memandangnya. Saat mengungkit ponsel, sepasang mata yang besar dan terang itu pun terlintas sekilas sedikit kesedihan.
Mengapa ia harus sedih?
“Terkadang pergi ke hotel dengan suami seharusnya tidak melanggar aturan, bukan?” Thea Qiao mengambil Robert Luo sebagai alasan. Nada bicaranya pun dibuat santai secara pura-pura.
Dari kalimat itu, Xander Qin pun langsung mengetahui bahwa ia tidak mengingat apapun pada hari itu. Seharusnya ia menghela nafas lega, tapi entah mengapa ia merasa agak kesal.
Ia pun bangkit dari tempat duduk, wajah yang tegas itu pun menjadi semakin cuek. “Aku bawa kamu berkunjung komando distrik militer.”
Thea Qiao bangun dari tempat dan menunjukkan raut wajah yang terkejut. “Apakah komando distrik militer boleh bebas dikunjung?” Tadi saat ia masuk ke dalam, para penjaga pintu masuk memeriksanya dengan sangat ketat.
“Ada aku.” Xander Qin pun berjalan ke luar.
“Aku akan membiarkan Anda mengetahui dimana letak keunggulan Huadong Group.” Ia sangat percaya diri.
“Marganya Qin.” Wayne Xin mengingatinya dan kali ini dirinya bisa memastikan bahwa ia sungguh tidak kenal akan Xander Qin.
Xander Qin? Thea Qiao seketika merasa agak familiar terhadap nama tersebut.
“Manajer Qiao, nanti aku masih ada rapat yang penting, kamu ada waktu dua puluh menit meyakinkan diriku untuk memilih perusahaan kalian.” Sepasang kaki Wayne Xin yang jenjang pun dibaris bersama, memilih gaya duduk yang nyaman.
Thea Qiao memandang ia yang santai dan teringat akan orang yang membantunya kemarin malam. Kalau orang itu yang berada di sini, maka saat duduk, ia pasti akan duduk dengan sopan seperti kepribadiannya.
“Aku akan selesai membahasnya dalam dua puluh menit.” Ia pun langsung membuka dokumennya.
Kerja sama itu pun berlangsung dengan lancar. Thea Qiao mendengar kata-kata yang ia inginkan. “Manajer Qiao, semoga kerja sama kita bisa berlangsung dengan baik.”
“Semoga kerja sama bisa berlangsung dengan baik.” Ia bangkit dan tersenyum mengulur tangan.
“Untuk urusan tanda tangan surat perjanjian kerja sama, kamu boleh bahas dengan asistenku.” Wayne Xin pun mendorong masalah ke asistennya. Ia memang tidak suka mengurus masalah seperti ini.
“Baik, Ketua Xin.” Thea Qiao menghela nafas lega. Kali ini, Ibunya pasti ada harapan untuk dibebaskan. Departemen mereka juga tidak perlu khawatir akan jumlah kinerja akhir tahun dan bonus mereka.
“Ketua, Ketua Qin sudah datang.” Prajuritnya Wayne Xin pun masuk ke dalam dan memberi salam melaporkan.
“Biarkan ia masuk.” Tatapan Wayne Xin pun terlintas lagi niat bercanda, memandang Thea Qiao. “Mohon Manajer Qiao tunggu sebentar.”
Thea Qiao berdiri dan memberi dokumen ke tangan Selvi Yang. Mata yang berada di bawah lensa pun terlintas sedikit kebingungan. “Ketua Xin, apakah tadi ada sesuatu yang tidak kukatakan dengan jelas?”
Wayne Xin menggelengkan kepala, “Pertama kali bekerja sama denganmu, bagaimana kalau nanti pergi makan bersama?”
Sekarang makan bersama? Waktunya masih pagi dan Thea Qiao mengerti maksudnya. Ketua Xin ini ingin membiarkan dirinya menetap di sini. Ia tahu bahwa dirinya tidak dapat menolak, sehingga dirinya hanya bisa tersenyum membalas, “Boleh, semuanya ikuti rencana Ketua Xin.”
Saat masuk ke dalam, kebetulan Xander Qin mendengar perbincangan ini. Ternyata benar ia belum pergi.
“Xander, bukankah hari ini kamu mau pergi rapat? Mengapa ada waktu datang ke tempatku untuk minum teh?” Melihat Xander Qin, tatapan Wayne Xin pun terlintas sekilas kelicikan.
Ia itu cukup baik dengan teman, membantunya untuk menahan seorang wanita cantik. Nanti ia harus meminta banyak traktiran darinya.
Xander? Thea Qiao terkejut hingga mulutnya menganga pelan. Orang ini adalah Xander Qin, orang yang telah membantunya itu……
Bertemu dengan mata Xander Qin, ia pun langsung menarik kembali keterkejutannya itu. “Ketua Qin, salam kenal.”
Wajah Xander Qin masih saja begitu datar. Ia mengangguk pelan, “Salam kenal.”
Cara sapanya persis dengan orangnya, begitu datar dan cuek.
Thea Qiao sangat penasaran mengapa ia mau membantu dirinya. Tapi Wayne Xin ada di sini, begitu pula dengan Selvi Yang, ia pun tidak enak untuk banyak bertanya.
“Xander, bolehkah kamu jangan melihat wanita cantik saja?” Wayne Xin menertawainya. “Jangan-jangan kamu mendapat informasi, bukan datang mencariku, melainkan mencari Manajer Qiao?”
Mendengar candanya yang begitu langsung, padahal bukan membicarakannya, tapi wajah Thea Qiao tetap tidak tahan untuk memerah.
Wayne Xin ini berbeda dari yang ia bayangkan, sepertinya juga memiliki hubungan yang dekat dengan Xander Qin.
“Bukankah kamu mau pergi rapat?” Xander Qin melirik sekilas jam tangannya. Ia datang kesini karena ada beberapa hal yang ingin ditanyakan kepada Thea Qiao.
“Oh iya, untung kamu mengingatkan aku. Oh, nanti pergi makan bersama, aku juga mengajak Manajer Qiao, kebetulan bersama. Jadi ya kalau begitu. Xander, kalau kamu nanti tidak ada urusan, bantu aku bawa Manajer Qiao dan asistennya berkunjung untuk menghabiskan waktu.”
Wayne Xin mengucapkan kata-kata ini, membawa dokumen untuk rapat dan buru-buru meninggalkan tempat.
Thea Qiao berdiri di sana dengan tak berdaya. Kata-katanya tadi itu bermaksud bahwa ia tidak boleh pergi nanti.
Selvi Yang tahu urusan apa yang harus Thea Qiao kerjakan. Oleh karena itu, ia pun bertanya dengan suara pelan, “Manajer Qiao, sekarang kita harus bagaimana?”
“Kamu langsung kirim rekaman suaranya.” Thea Qiao langsung memutuskan, tersenyum kepada Xander Qin dan langsung mengeluarkan ponsel mengirim rekaman suara kepada Robert Luo. “Aku telah selesai membahas kerja sama dengan komando distrik militer sini, kamu kirimlah uang ke rekeningku.”
Selvi Yang pun melakukan apa yang ia katakan.
Thea Qiao menatap Xander Qin. “Terima kasih, Ketua Qin.”
Xander Qin langsung duduk di atas sofa, tatapannya tampak semangat memandang dirinya. “Duduklah.”
Thea Qiao tidak ragu dan langsung duduk di atas sofa, bertatapan dengannya. Ia tahu pria itu ada sesuatu yang ingin dikatakan, jadi ia memilih untuk tidak mengatakan apapun.
Gaya duduk Xander Qin berbeda dengan Wayne Xin. Ternyata sesuai apa yang ia pikirkan, ia duduk dengan tegak. Dirinya pun juga ikut menegakkan tubuh, duduk dengan sopan.
“Letnan kolonel Yang, kamu keluar terlebih dahulu.” perintah Xander Qin langsung.
“Baik.” Letnan Kolonel Yang melirik Thea Qiao sekilas, lalu langsung berjalan keluar.
Thea Qiao pun memberi kode kepada Selvi Yang dan ia juga ikut ke luar.
“Nona Qiao adalah orang yang pintar.” puji Xander Qin. Ia adalah seorang tentara, sekujur tubuhnya menunjukkan aura-aura yang positif, tapi dirinya malah ada keinginan untuk kabur.
“Selamat.” Xander Qin tidak langsung masuk ke topik pembicaraan, melainkan memberi selamat. Ia ternyata seperti apa yang dirinya pikirkan dan berhasil memperoleh proyek ini.
“Terima kasih, semua ini harus berterima kasih banyak kepada Ketua, sehingga aku bisa memperoleh kesempatan untuk berkompetisi dengan adil.” Thea Qiao sangat berwaspada dalam berbicara.
Kerutan alis Xander Qin agak berkurang. Wayne Xin telah memberitahunya?
“Apakah ponselmu sudah dibenarkan?” tanyanya, ingin menggunakan topik ini untuk mencari tahu apakah ia mengetahui hari itu yang berhubungan dengannya adalah dirinya.
“Sudah.” Thea Qiao tertawa membalas. Ponselnya sama sekali tidak dibenarkan. Setelah pulang rumah, ia langsung mengeluarkan kartu perdana dan memasangnya pada ponsel pengganti.
Ponsel yang berlayar hancur itu pun langsung ditaruh di laci bagian terdalam. Di dalam ponsel itu selalu ada hal-hal yang ingin ia sayangi, tapi hingga sekarang, ia baru menyadari bahwa ia menyayangi hal-hal yang tidak seharusnya disayangi.
Ada beberapa hal yang sudah rusak, maka biarkan rusak saja, seperti pernikahannya dengan Robert Luo. Thea Qiao juga tidak ada pikiran untuk membenarkannya.
“Mengapa hari itu kamu berada di hotel?” Xander Qin lanjut bertanya. Matanya terus memandangnya. Saat mengungkit ponsel, sepasang mata yang besar dan terang itu pun terlintas sekilas sedikit kesedihan.
Mengapa ia harus sedih?
“Terkadang pergi ke hotel dengan suami seharusnya tidak melanggar aturan, bukan?” Thea Qiao mengambil Robert Luo sebagai alasan. Nada bicaranya pun dibuat santai secara pura-pura.
Dari kalimat itu, Xander Qin pun langsung mengetahui bahwa ia tidak mengingat apapun pada hari itu. Seharusnya ia menghela nafas lega, tapi entah mengapa ia merasa agak kesal.
Ia pun bangkit dari tempat duduk, wajah yang tegas itu pun menjadi semakin cuek. “Aku bawa kamu berkunjung komando distrik militer.”
Thea Qiao bangun dari tempat dan menunjukkan raut wajah yang terkejut. “Apakah komando distrik militer boleh bebas dikunjung?” Tadi saat ia masuk ke dalam, para penjaga pintu masuk memeriksanya dengan sangat ketat.
“Ada aku.” Xander Qin pun berjalan ke luar.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved