Bab 11 Mengapa Dua Malam Ini Kamu Tidak Pulang Ke Rumah?

by Alice 10:01,Feb 05,2021
“Apakah barang yang aku suruh kalian siapkan sudah ada?” Thea Qiao tidak pernah omong kosong.

Pembantu wanita itu pun mengikuti perintah Thea Qiao, membungkus sprei ranjang, sprei selimut dan sprei bantal bersama, lalu memberinya. “Nyonya, barang-barang yang Anda minta.”

Thea Qiao tidak menerimanya, hatinya merasa jijik, lalu mengangkat dagu pelan. Ia menatap Yuzy Tao. “Ranjang Nona Tao seharusnya juga termasuk ranjang king size pada umumnya, bukan? Kebetulan sprei ranjang dan selimut ini mungkin bisa terpakai.”

Yuzy Tao mengepal erat tangannya, wajahnya masih memasang senyuman yang sama. “Terima kasih, tapi aku tidak membutuhkannya.”

“Bukankah kemarin malam kamu memberi tahuku kalau kamu sangat menyukai set sprei ranjang rumahku?” Berhadapan dengannya, ia juga tidak perlu mengatakan kata-kata baik.

Saat Thea Qiao membuka mata lebar, beromong kosong dengan serius, dirinya tampak elegan dan tak bersalah.

“Kamu sedang beromong kosong.” Suara Yuzy Tao agak meninggi dan kesal. Senyuman sempurna pada wajahnya pun muncul sedikit kekurangan.

Thea Qiao mengangkat bahunya tak peduli, diam-diam menyindir wanita Robert Luo sangatlah banyak. “Benarkah? Kalau begitu, mungkin aku salah ingat. Terlalu banyak wanita yang menginginkan set sprei ranjangku.”

“Sayangnya set sprei ranjang berbahan duvet yang dibuat khusus oleh Yves Delorme ini, jika Nona Tao tidak menginginkannya, maka aku hanya bisa membuangnya. Lagi pula barang yang pernah dipakai orang lain, aku tidak menginginkannya lagi.”

Pembantu wanita itu terus mengambil kantong plastik itu berdiri di samping Yuzy Tao, bahkan dirinya bisa mencium bau-bau perperangan yang kuat dalam atmosfer ini.

Bukan wanita siapapun yang berhak mengganggu Thea Qiao.

“Thea Qiao, apa yang kamu katakan itu? Setidaknya Yuzy juga adalah seorang tamu.” Evelyn Shen memasang wajah kurang senang dan menegur.

Thea Qiao pun merunduk, sudut bibirnya membentuk lengkungan tipis. “Apa yang dikatakan Ibu benar. Aku memang merasa agak sayang jika membuang set sprei ranjang yang mahal ini begitu saja. Aku pikir rumah Nona Tao sepertinya tidak pernah memakai sprei ranjang yang semahal ini? Jika ia begitu menyukainya, aku akan memberinya kepadanya.”

Kebetulan hari ini suasana hatinya juga tidak begitu baik, ia akan membiarkan Yuzy Tao mengingat baik kejadian ini dan juga merupakan pilihan baik.

Yuzy Tao tidak dapat menahannya, tapi ia tidak boleh merusak kesan dirinya yang menerima perlakuan apapun di hadapan Evelyn Shen. Sayangnya Robert Luo tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya terus memandang Thea Qiao.

Matanya yang memerah pun meneteskan air mata, celak yang indah pun ikut meluntur. “Kelakuanmu ini sungguh….” Keterlaluan.

Kata-katanya ini pun langsung dipotong oleh suara seorang pria yang berat dan tegas. “Pagi-pagi seperti ini, ada masalah apa yang terjadi? Siapa yang sedang menangis di sana?”

Mata Thea melemas, berbalik badan dan merunduk menyapa pria yang baru saja berjalan ke dalam. “Selamat pagi, Ayah.”

Rahmat Luo pun pulang dari makan sarapan.

Wajah Evelyn Shen yang sombong itu seketika berkurang. Ia berdiri ke samping Rahmat Luo, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

“Mengapa ia berada di sini?” Rahmat Luo mengerutkan dahi memandang Yuzy Tao. Ia masih berdiri bersama dengan putranya.

“Robert, coba kamu jelaskan.” Nada bicaranya membawa sedikit kekesalan.

Robert Luo langsung berkata, “Aku yang membawanya pulang.” Ia tahu Ayahnya tidak menyukai Yuzy Tao, bahkan bisa melakukan beberapa tingkah laku yang keterlaluan, sehingga ia pun langsung melindunginya.

“Berani-beraninya kamu! Apakah kelakuanmu ini ada menganggap Thea Qiao penting?” Rahmat Luo tidak peduli entah bagaimana dirinya bermain di luar sana. Tapi ia sangat keterlaluan jika membawa wanita seperti ini pulang rumah.

Evelyn Shen itu sayang anak, ia pun langsung membantu anaknya berkata, “Sayang, bukankah ia sudah dua hari tidak kembali ke rumah? Robert itu pria, memangnya mengapa jika mencari Yuzy datang untuk menemaninya?”

Rahmat Luo memandangnya dengan tatapan tegas. “Kalau berdasarkan apa yang kamu katakan, saat kamu pergi berlibur, aku boleh mencari wanita lain untuk menemaniku dengan alasan kesepian?”

Evelyn Shen dibuat takut hingga tidak berani berbicara.

Rahmat Luo melirik Robert Luo sekilas, lalu melirik ke Thea Qiao lagi, “Mengapa dua malam ini kamu tidak pulang ke rumah?”

Di Keluarga Luo, ia adalah Kepala Keluarga, bahkan Robert Luo juga harus menurutinya.

“Ayah, selama dua hari ini aku tengah sibuk mengurus kerja sama perlengkapan militer antar perusahaan dengan komando distrik militer. Hari ini pukul sembilan, aku sudah berjanji dengan Mayor Jenderal mereka untuk membahas kerja sama.” balas Thea Qiao penuh hormat.

Menghitung waktu dari sekarang masih cukup untuknya mengganti pakaian, baru berangkat.

Robert Luo menyipitkan mata dengan bahaya. Thea Qiao sungguh memperolehnya? Ia sudah tidak pulang sejak kemarin malam, maka….dirinya pun memikirkan ke hal-hal yang tidak baik.

Rahmat Luo sedikit terkejut. Untuk kerja sama dengan komando distrik militer, ia kira sudah pasti tidak dapat memperolehnya….

“Kamu janji pukul sembilan, kalau begitu waktunya bentar lagi mau tiba, kamu segera berangkatlah.” Nada bicaranya pun juga berubah.

Thea Qiao terkekeh pelan, mengangkat kepalanya. Ia sudah lama berpura-pura rendah hati, sekarang ia juga tidak perlu menetap di sini. “Kalau begitu, aku pergi ganti pakaian dan baru berangkat.”

Ia memandang Yuzy Tao dengan tatapan yang penuh senang hati. “Nona Tao, aku berharap sarapan dan makan malam rumah kita bisa membuatmu puas.”

Thea Qiao berbalik badan, kembali ke kamar. Seluruh tenaga pada tubuhnya seperti ditarik habis. Saat ingin berbaring di atas ranjang, ia malah menyadari bahwa pembantu wanita telah membantunya melepaskan sprei ranjang dan belum keburu mengganti yang baru.

Ia hanya rebahan lemas di atas sofa. Tak lama kemudian, ia baru duduk tegak kembali, mengganti pakaiannya dan siap-siap mau pergi.

Thea Qiao pun mencium aroma parfum yang terdapat di udara secara tidak jelas, sepertinya ini adalah aroma kesukaan Yuzy Tao. Ia pun langsung membuka jendela kamar, baru meninggalkan tempat.

Tiba di lantai satu, kekacauan tadi pun terselesaikan. Paman Wang berjalan mendekatinya dan berkata dengan pelan. “Nyonya Muda, apakah Anda sudah mau keluar sekarang?”

Thea Qiao mengangguk.

“Wanita itu ditegur Tuan Besar, seharusnya ada beberapa saat tidak berani datang ke sini lagi.” Paman Wang memberi tahunya dengan suara pelan.

Sudut bibir Thea Qiao pun melengkung tipis. Awalnya ia masih ingin mempermalukan Yuzy Tao, tapi siapa sangka ia memperoleh hal lain yang ada di luar pikirannya. “Paman Wang, mohon nanti Anda suruh pembantu untuk mengganti semua sprei ranjang ke yang baru, tidak perlu ganti yang begitu mahal. Daripada merasa sayang jika harus dibuang lagi lain kali.”

Ia sengaja mengatakannya dengan kencang, agar beberapa pembantu lainnya dapat mendengarnya.

Thea Qiao menyetir mobil tiba di pintu gerbang komando distrik militer. Selvi Yang telah berdiri menunggu dengan profesional di depan pintu gerbang. “Selamat pagi, Manajer Qiao.”

“Selamat pagi.” Kekacauan keluarga tadi pagi sudah membuatnya semangat. Ia pun berkata kepada seorang penjaga pintu masuk berkata, “Selamat pagi, aku Thea Qiao, ada janji dengan Mayor Jenderal Xin pukul sembilan.”

Setelah penjaga pintu masuk menyatakan benar, ada seseorang berpakaian militer membawa mereka ke ruang penerima tamu.

Baru saja membawakan teh hangat, kemudian seorang pria tampan pun berjalan masuk ke dalam dengan diikuti seorang asisten. “Salam kenal, Manajer Qiao.”

Thea Qiao berdiri dan membalasnya sopan. “Salam kenal, Ketua Xin.”

Thea Qiao pun duduk kembali di tempatnya setelah ia mengisyaratkan.

Ia mengira pihak lawan akan langsung memasuki topik utama. Saat dirinya membuka dokumen dengan teliti, malah mendengar ia bertanya, “Apakah Manajer Qiao kenal Xander?”

Ia menghentikan gerakan di tangannya dan duduk dengan tegak. Mulutnya pun mengeluarkan suara, “Hmm?”

Thea Qiao sangat memastikan bahwa dirinya tidak kenal akan tokoh yang ia sebut tadi.

Wayne Xin memandang kebingungan yang terdapat di tatapannya. Agak menarik, bisa-bisanya Xander Qin membantu seorang wanita yang bahkan tidak mengetahui namanya.

“Manajer Qiao, apakah kamu tahu siapa yang membantumu memperoleh kesempatan pertemuan kali ini?” Tatapannya pun terlintas sedikit niat bercanda.

Alis mata Thea Qiao yang cantik itu pun terangkat sedikit. Orang yang bernama Xander itu membantunya dari belakang?

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

760