Bab 16 Ini Adalah Jejak Yang Ditinggalkan Robert Luo, Sangat Menjijikan
by Alice
10:01,Feb 05,2021
Bibirnya terasa nyeri, sekali Thea Qiao melihat, lengkungan bahagia pada bibirnya seketika menghilang. Bibirnya pun tergores sedikit karena kelakuan Robert Luo yang kasar itu, bibirnya masih memerah dengan sangat jelas.
Ini adalah jejak yang ditinggalkan Robert Luo, sangat menjijikan.
Ia membawa dokumen keluar dari kantor.
Selvi Yang pun berjalan kemari dari seberang sana, “Manajer Qiao, wajahmu…..”
Wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi lagi. Thea Qiao berkata dengan pelan, “Aku tidak sengaja ketabrak dinding. Apakah kamu sudah memanggil semuanya?”
“Aku sudah memanggil semuanya.” Sekarang satu ruang rapat tengah menunggunya untuk rapat.
Di dalam ruang rapat, Thea Qiao pun memberi semua tugas dan menekankan betapa pentingnya kerja sama kali ini, serta bubar pada waktu yang tepat.
Ia mengelus keningnya. Setelah bertengkar dengan Robert Luo, kepalanya terasa sangat sakit.
Selvi Yang dengan baik hati membawakan secangkir teh hangat. “Manajer Qiao pulang istirahat saja jika Anda sangat lelah. Kantor sini ada aku sudah cukup.”
Thea Qiao menggelengkan kepala. Pekerjaannya masih sangat banyak.
Ponselnya berdering, ia melirik sekilas dan mengetahui itu adalah panggilan dari Keluarga Qiao. Ia pun mengangkatnya, “Halo.”
Suara Lily Gu pun terdengar, di tengah kelemahan itu membawa sedikit pemberontakan. “Thea, segera pulang ke sini. Ayahmu bentar lagi mau memukulku hingga mati!”
Ia baru saja mengatakan itu, seberang panggilan sana pun terdengar suara kekacauan. Raut wajah Thea Qiao menjadi serius. Ia pun langsung mengingkari ucapan sebelumnya. “Mohon kamu bantu urus pekerjaan kantor dulu. Aku harus pulang ke rumahku sebentar.”
“Baik, Manajer Qiao.” balas Selvi Yang.
--------
Rumah besar Keluarga Qiao. Suara tangis Lily Gu pun terdengar menyedihkan di telinga Thea Qiao. Ia pun mempercepat langkah kakinya masuk ke ruang tamu.
“Ayah, hentikan.” tegurnya.
Budi Qiao yang tengah mengambil cambuk memukul tubuh Lily Gu pun melirik Thea Qiao sekilas dan mendengus pelan. “Kamu dan Ibumu mau menyembunyikannya dariku hingga kapan?”
Alis Thea Qiao berkerut. Jika Ayahnya lanjut memukulnya, tubuh Lily Gu yang lemah itu pasti tidak mampu menahannya.
“Kalau kamu tidak mau berhenti, aku akan melindunginya. Kalau kamu melukaiku, kamu tidak akan bisa menjelaskannya kepada Keluarga Luo!” Ia hanya bisa mengancamnya.
Setiap kali menggunakan Keluarga Luo sebagai alasan pasti akan berguna. Nyatanya Budi Qiao langsung berhenti dan menatap Thea Qiao kesal. “Kali ini berapa banyak yang kamu bayar lagi untuknya?”
Thea Qiao terdiam. Ibunya sangat ketakutan, pasti tidak akan memberi tahunya tentang dirinya yang judi.
Siapa yang memberitahunya?
“Katakan!” Budi Qiao melayangkan cambuknya sekali, Lily Gu langsung menghindar, lalu cambuk pun mendarat di lantai dan terdengar nyaring.
“Satu juta.” balas Thea Qiao.
Tubuh Budi Qiao gemetar, sambil memandang Lily Gu. “Dasar kamu wanita tak berguna! Berani-beraninya kamu judi, aku akan memukulmu hingga mati.”
Ia pun melayangkan beberapa kali cambuk dan semuanya mendarat pada tubuh Lily Gu.
Thea Qiao maju memegang cambuk yang melayang itu. Kemudian, terdengar suara dimana cambuk itu melayang ke tangannya sekali.
Jejak cambuk yang merah itu pun tertinggal di tangannya dan tampak menyeramkan.
“Ayah, aku yang memberi uangnya.” Thea Qiao tidak dapat peduli begitu banyak, yang penting ia harus menghentikan kekerasan Ayahnya.
Budi Qiao mendengus pelan, “Jangan anggap aku tidak tahu bagaimana dengan posisimu di Keluarga Luo. Kamu bisa membantu Ibumu untuk membayar hutang sekali, lalu bagaimana dengan kedua kalinya?”
Tindakan Lily Gu ini tidak hanya terjadi sekali saja.
“Kamu tidak perlu ikut campur urusan keluarga. Kalau kamu mampu, lebih baik kamu memikirkan cara untuk mendapatkan hati Robert Luo.” sindir Budi Qiao.
Ia terus merasa kecewa akan Thea Qiao yang tidak bisa membuat Robert Luo tertarik kepadanya.
Wajah Thea Qiao memucat, rasa sedih yang tidak dimengerti keluarga pun terus mendatanginya. “Pengurus rumah, tolong bantu bawa Nyonya naik mobil.”
Mendengar ini, Pengurus rumah langsung membantu Lily Gu yang terjatuh di lantai bangun.
Thea Qiao melirik Budi Qiao sekilas, kata demi kata pun terucapkan dengan cuek, “Aku akan mematuhi ajaran Ayah.”
Ia membawa Lily Gu ke rumah sakit dan dokter tengah membersihkan luka untuknya.
Thea Qiao duduk di luar unit gawat darurat dengan mata yang memerah.
Entah sejak kapan Ibunya jadi ketagihan akan judi dan menjadi seorang penjudi.
Ayahnya hanya terus mengejar nama dan keuntungan, sama sekali tidak mementingkan keluarga. Tapi mereka berdua memiliki sesuatu yang sama.
Yaitu menjadikannya pohon uang. Awalnya ia sudah seharusnya tidak perlu peduli mereka, tapi ia pun merasa kasihan.
Jadi setelah Daniel Wang menghubunginya, ia pun langsung menerima untuk membayar hutangnya tanpa ragu.
Wayne Xin berjalan ke luar dari ruang rawat inap. Sekali bertemu dengan Thea Qiao, ia pun menyikut teman baiknya, “Ada Nona Qiao di sana.”
Xander Qin juga menemukannya. Wajahnya sama pucat dengan dekorasi rumah sakit.
“Apakah mau pergi menyapanya?” tanya Wayne Xin.
“Hmm.” Xander Qiao telah melangkahkan kakinya.
“Manajer Qiao, kebetulan sekali. Mengapa kamu berada di rumah sakit?” Wayne Xin yang menyapanya terlebih dahulu.
Thea Qiao mengangkat kepala, genangan air pada matanya belum keburu dielap, ia pun langsung bangkit dengan raut wajah terkejut. “Siang, Ketua Qin, Ketua Xin.”
Xander Qin melihat matanya yang memerah dan tak memakai kacamata, ia pun langsung berkata, “Ada apa denganmu?”
Thea Qiao menggelengkan kepala, “Tubuh Ibu kurang enak, jadi aku datang membawanya kemari.”
Xander Qin menyadari tangannya yang memerah tapi ia tidak merintih sama sekali.
Thea Qiao mengikuti pandangannya dan mendarat pada tangannya. Ia pun meletakkan tangannya ke belakang punggung, “Mengapa kalian berdua berada di rumah sakit?”
“Kita sedang mengunjungi tentara yang terluka dan kebetulan bertemu dengan kamu.” Wayne Xin lebih hebat berbicara daripada Xander Xin. “Nyonya Qiao baik-baik saja, bukan?”
“Tak apa-apa, hanya masalah kecil.” Thea Qiao tersenyum.
“Keluarga Lily Gu.” Dokter membuka tirai pintu dan berteriak ke luar.
“Aku datang.” Thea Qiao membalas singkat dan berkata kepada Xander Qin, “Permisi dulu, Ketua.”
Melihat Thea Qiao yang pergi, Wayne Xin bertanya, “Xander, sepertinya kamu sangat tertarik dengan wanita ini?”
“Ia adalah wanita yang bercinta denganku setelah aku diberi obat.” ujar Xander Qin. Ia tidak dapat menolak bahwa ia sangat menikmati di bawah pengaruh obat-obatan itu.
Wayne Xin terkejut. Pantas pria yang tidak jatuh hati kepada adiknya yang begitu cantik ini bisa-bisanya merasa tertarik kepada Thea Qiao.
Ternyata mereka berdua tidak sengaja sudah melakukan itu. Tatapannya pun menunjukkan kejanggalan, “Kamu menyuruhku untuk memberinya kesempatan demi menebusnya?”
“Hmm.” Xander Qin tidak ingin Wayne Xin banyak berpikir.
“Apakah ia tahu orang itu adalah dirimu?” Ia penasaran, karena ini bukan hal-hal yang akan dilakukan Xander Qin.
Jika ini terjadi pada masa lalu, ia tidak akan membukakan jalan samping karena hubungan cinta satu malam. Wayne Xin sengaja tidak memberi tahunya.
“Tidak tahu.” Xander Qin menarik kembali tatapannya, beserta suara yang serak.
Thea Qiao mengurus administrasi penginapan rumah sakit untuk Lily Gu. “Ibu istirahatlah dua hari di rumah sakit. Tunggu amarah Ayah menghilang, Anda baru pulang.”
“Hmm, Thea, kamu sudah bekerja keras.” Lily Gu juga tidak mau menghadapi Budi Qiao lagi.
“Tidak, Ibu. Anda jangan judi lagi. Kalau lanjut berjudi, aku juga tidak ada uang lagi.” Apa yang dikatakan Thea Qiao itu benar.
Kalau bukan karena kerja sama antar komando distrik militer itu ada, mungkin salah satu jari Lily Gu sudah dipotong Daniel Wang.
Emosi Lily Gu menjadi parah. “Aku juga tidak ingin berjudi lagi, tapi aku sangat menderita, Ayahmu….”
Thea Qiao mengerti bahwa Lily Gu jadi ketagihan judi karena ada sebagian besar alasannya dimana Ayahnya yang terlalu obsesi akan kekuasaan dan terus bekerja, sehingga ia sangat kesepian,
“Jangan mencari alasan apapun untuk kebiasaan burukmu. Aku pulang dulu.” Thea Qiao juga butuh waktu untuk menenangkan diri.
Ini adalah jejak yang ditinggalkan Robert Luo, sangat menjijikan.
Ia membawa dokumen keluar dari kantor.
Selvi Yang pun berjalan kemari dari seberang sana, “Manajer Qiao, wajahmu…..”
Wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi lagi. Thea Qiao berkata dengan pelan, “Aku tidak sengaja ketabrak dinding. Apakah kamu sudah memanggil semuanya?”
“Aku sudah memanggil semuanya.” Sekarang satu ruang rapat tengah menunggunya untuk rapat.
Di dalam ruang rapat, Thea Qiao pun memberi semua tugas dan menekankan betapa pentingnya kerja sama kali ini, serta bubar pada waktu yang tepat.
Ia mengelus keningnya. Setelah bertengkar dengan Robert Luo, kepalanya terasa sangat sakit.
Selvi Yang dengan baik hati membawakan secangkir teh hangat. “Manajer Qiao pulang istirahat saja jika Anda sangat lelah. Kantor sini ada aku sudah cukup.”
Thea Qiao menggelengkan kepala. Pekerjaannya masih sangat banyak.
Ponselnya berdering, ia melirik sekilas dan mengetahui itu adalah panggilan dari Keluarga Qiao. Ia pun mengangkatnya, “Halo.”
Suara Lily Gu pun terdengar, di tengah kelemahan itu membawa sedikit pemberontakan. “Thea, segera pulang ke sini. Ayahmu bentar lagi mau memukulku hingga mati!”
Ia baru saja mengatakan itu, seberang panggilan sana pun terdengar suara kekacauan. Raut wajah Thea Qiao menjadi serius. Ia pun langsung mengingkari ucapan sebelumnya. “Mohon kamu bantu urus pekerjaan kantor dulu. Aku harus pulang ke rumahku sebentar.”
“Baik, Manajer Qiao.” balas Selvi Yang.
--------
Rumah besar Keluarga Qiao. Suara tangis Lily Gu pun terdengar menyedihkan di telinga Thea Qiao. Ia pun mempercepat langkah kakinya masuk ke ruang tamu.
“Ayah, hentikan.” tegurnya.
Budi Qiao yang tengah mengambil cambuk memukul tubuh Lily Gu pun melirik Thea Qiao sekilas dan mendengus pelan. “Kamu dan Ibumu mau menyembunyikannya dariku hingga kapan?”
Alis Thea Qiao berkerut. Jika Ayahnya lanjut memukulnya, tubuh Lily Gu yang lemah itu pasti tidak mampu menahannya.
“Kalau kamu tidak mau berhenti, aku akan melindunginya. Kalau kamu melukaiku, kamu tidak akan bisa menjelaskannya kepada Keluarga Luo!” Ia hanya bisa mengancamnya.
Setiap kali menggunakan Keluarga Luo sebagai alasan pasti akan berguna. Nyatanya Budi Qiao langsung berhenti dan menatap Thea Qiao kesal. “Kali ini berapa banyak yang kamu bayar lagi untuknya?”
Thea Qiao terdiam. Ibunya sangat ketakutan, pasti tidak akan memberi tahunya tentang dirinya yang judi.
Siapa yang memberitahunya?
“Katakan!” Budi Qiao melayangkan cambuknya sekali, Lily Gu langsung menghindar, lalu cambuk pun mendarat di lantai dan terdengar nyaring.
“Satu juta.” balas Thea Qiao.
Tubuh Budi Qiao gemetar, sambil memandang Lily Gu. “Dasar kamu wanita tak berguna! Berani-beraninya kamu judi, aku akan memukulmu hingga mati.”
Ia pun melayangkan beberapa kali cambuk dan semuanya mendarat pada tubuh Lily Gu.
Thea Qiao maju memegang cambuk yang melayang itu. Kemudian, terdengar suara dimana cambuk itu melayang ke tangannya sekali.
Jejak cambuk yang merah itu pun tertinggal di tangannya dan tampak menyeramkan.
“Ayah, aku yang memberi uangnya.” Thea Qiao tidak dapat peduli begitu banyak, yang penting ia harus menghentikan kekerasan Ayahnya.
Budi Qiao mendengus pelan, “Jangan anggap aku tidak tahu bagaimana dengan posisimu di Keluarga Luo. Kamu bisa membantu Ibumu untuk membayar hutang sekali, lalu bagaimana dengan kedua kalinya?”
Tindakan Lily Gu ini tidak hanya terjadi sekali saja.
“Kamu tidak perlu ikut campur urusan keluarga. Kalau kamu mampu, lebih baik kamu memikirkan cara untuk mendapatkan hati Robert Luo.” sindir Budi Qiao.
Ia terus merasa kecewa akan Thea Qiao yang tidak bisa membuat Robert Luo tertarik kepadanya.
Wajah Thea Qiao memucat, rasa sedih yang tidak dimengerti keluarga pun terus mendatanginya. “Pengurus rumah, tolong bantu bawa Nyonya naik mobil.”
Mendengar ini, Pengurus rumah langsung membantu Lily Gu yang terjatuh di lantai bangun.
Thea Qiao melirik Budi Qiao sekilas, kata demi kata pun terucapkan dengan cuek, “Aku akan mematuhi ajaran Ayah.”
Ia membawa Lily Gu ke rumah sakit dan dokter tengah membersihkan luka untuknya.
Thea Qiao duduk di luar unit gawat darurat dengan mata yang memerah.
Entah sejak kapan Ibunya jadi ketagihan akan judi dan menjadi seorang penjudi.
Ayahnya hanya terus mengejar nama dan keuntungan, sama sekali tidak mementingkan keluarga. Tapi mereka berdua memiliki sesuatu yang sama.
Yaitu menjadikannya pohon uang. Awalnya ia sudah seharusnya tidak perlu peduli mereka, tapi ia pun merasa kasihan.
Jadi setelah Daniel Wang menghubunginya, ia pun langsung menerima untuk membayar hutangnya tanpa ragu.
Wayne Xin berjalan ke luar dari ruang rawat inap. Sekali bertemu dengan Thea Qiao, ia pun menyikut teman baiknya, “Ada Nona Qiao di sana.”
Xander Qin juga menemukannya. Wajahnya sama pucat dengan dekorasi rumah sakit.
“Apakah mau pergi menyapanya?” tanya Wayne Xin.
“Hmm.” Xander Qiao telah melangkahkan kakinya.
“Manajer Qiao, kebetulan sekali. Mengapa kamu berada di rumah sakit?” Wayne Xin yang menyapanya terlebih dahulu.
Thea Qiao mengangkat kepala, genangan air pada matanya belum keburu dielap, ia pun langsung bangkit dengan raut wajah terkejut. “Siang, Ketua Qin, Ketua Xin.”
Xander Qin melihat matanya yang memerah dan tak memakai kacamata, ia pun langsung berkata, “Ada apa denganmu?”
Thea Qiao menggelengkan kepala, “Tubuh Ibu kurang enak, jadi aku datang membawanya kemari.”
Xander Qin menyadari tangannya yang memerah tapi ia tidak merintih sama sekali.
Thea Qiao mengikuti pandangannya dan mendarat pada tangannya. Ia pun meletakkan tangannya ke belakang punggung, “Mengapa kalian berdua berada di rumah sakit?”
“Kita sedang mengunjungi tentara yang terluka dan kebetulan bertemu dengan kamu.” Wayne Xin lebih hebat berbicara daripada Xander Xin. “Nyonya Qiao baik-baik saja, bukan?”
“Tak apa-apa, hanya masalah kecil.” Thea Qiao tersenyum.
“Keluarga Lily Gu.” Dokter membuka tirai pintu dan berteriak ke luar.
“Aku datang.” Thea Qiao membalas singkat dan berkata kepada Xander Qin, “Permisi dulu, Ketua.”
Melihat Thea Qiao yang pergi, Wayne Xin bertanya, “Xander, sepertinya kamu sangat tertarik dengan wanita ini?”
“Ia adalah wanita yang bercinta denganku setelah aku diberi obat.” ujar Xander Qin. Ia tidak dapat menolak bahwa ia sangat menikmati di bawah pengaruh obat-obatan itu.
Wayne Xin terkejut. Pantas pria yang tidak jatuh hati kepada adiknya yang begitu cantik ini bisa-bisanya merasa tertarik kepada Thea Qiao.
Ternyata mereka berdua tidak sengaja sudah melakukan itu. Tatapannya pun menunjukkan kejanggalan, “Kamu menyuruhku untuk memberinya kesempatan demi menebusnya?”
“Hmm.” Xander Qin tidak ingin Wayne Xin banyak berpikir.
“Apakah ia tahu orang itu adalah dirimu?” Ia penasaran, karena ini bukan hal-hal yang akan dilakukan Xander Qin.
Jika ini terjadi pada masa lalu, ia tidak akan membukakan jalan samping karena hubungan cinta satu malam. Wayne Xin sengaja tidak memberi tahunya.
“Tidak tahu.” Xander Qin menarik kembali tatapannya, beserta suara yang serak.
Thea Qiao mengurus administrasi penginapan rumah sakit untuk Lily Gu. “Ibu istirahatlah dua hari di rumah sakit. Tunggu amarah Ayah menghilang, Anda baru pulang.”
“Hmm, Thea, kamu sudah bekerja keras.” Lily Gu juga tidak mau menghadapi Budi Qiao lagi.
“Tidak, Ibu. Anda jangan judi lagi. Kalau lanjut berjudi, aku juga tidak ada uang lagi.” Apa yang dikatakan Thea Qiao itu benar.
Kalau bukan karena kerja sama antar komando distrik militer itu ada, mungkin salah satu jari Lily Gu sudah dipotong Daniel Wang.
Emosi Lily Gu menjadi parah. “Aku juga tidak ingin berjudi lagi, tapi aku sangat menderita, Ayahmu….”
Thea Qiao mengerti bahwa Lily Gu jadi ketagihan judi karena ada sebagian besar alasannya dimana Ayahnya yang terlalu obsesi akan kekuasaan dan terus bekerja, sehingga ia sangat kesepian,
“Jangan mencari alasan apapun untuk kebiasaan burukmu. Aku pulang dulu.” Thea Qiao juga butuh waktu untuk menenangkan diri.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved