Bab 13 Ini Tuan Gong
by Lexa
10:01,Jan 05,2021
“Oh.” Awalnya ingin mengatakan sesuatu, Joelle Su kini merasa geli dengan perkataan Julia Su, “Aku sudah datang. Jika tidaka ada urusan apa-apa denganku, bisakah aku pergi duduk?”
Wanita itu merasa dirinya tidak cocok dengan semua yang ada di sini.
Senyum Justin Su membeku, “Joelle Su, kamu…...”
“Kakak!” Dengan raut emosional dan menyalahkan, Julia Su menanggapi, “Kamu belum juga bisa memaafkan kami sampai sekarang? Waktu itu, kamu…… Jika bukan karena itu, ayah tidak mungkin mengirimmu ke luar negeri. Kakak, kamu tidak tahu betapa seringnya ayah menyalahkan diri sendiri dalam dua tahun terakhir. Sekarang kamu kembali, tidak bisakah kamu bicara yang baik-baik dengan ayah?”
Joelle Su tahu mereka salah paham, namun tidak tertarik memberi penjelasan, terutama dalam suasana seperti ini. Lagipula, apa yang cocok dibicarakan di antara dirinya dan Julia Su?
Ada dirinya maka tidak ada Julia Su, ada Julia Su maka tidak ada dirinya.
Bukankah selama ini selalu begini?
Justin Su dulu telah memilih berpihak pada Julia Su dan mengirim dirinya pergi jauh, jadi buat apa diriya berpura-pura sudah merasa baik?
Dari awal sampai akhir, Dexter Nian tidak mengucapkan satu kata pun. Joelle Su mengalihkan pandangan padanya, “Aku sudah bilang aku pasti datang. Aku sekarang ingin bertanya padamu, bisakah aku pergi ke pojok dan beristirahat?”
Wanita itu tidak memberi panggilan apa pun pada si pria……
Perkataannya langsung membuat air muka ketiga orang berubah.
Wajah gembira Dexter Nian berubah jadi sedikit dingin setelah melihat Joelle Su muncul, lalu tubuhnya sekarang jadi tegang. Julia Su, yang daritadi bergandengan dengannya, menyadari betul perubahan ini. Melihat kekhawatiran dalam tatapan Dexter Nian, wanita itu mengencangkan pegangan tangan mereka.
“Joelle Su…...” Justin Su juga menyadari perubahan pada Dexter Nian dan Julia Su, namun dirinya mana bisa melawan reaksi tubuh yang bersifat alamiah? Ia baru menanggapi begini, Dexter Nian sudah menahannya. Setelah barusan terdiam, Dexter Nian memperlihatkan senyum sembari menyembunyikan semua perasaan yang muncul dalam tatapan, “Joelle Su, istirahatlah jika kamu lelah. Urusan menyapa para tamu, ada aku dan…... Julia Su. Sudah cukup.”
Mendengar tanggapan itu, Julia Su membuang nafas lega. Dengan tatapan yang menyiratkan kebahagiaan, ia tersenyum pada Joelle Su, “Iya, di sini cukup aku dan Kakak Dexter Nian. Kakak silahkan isirahat, tidak masalah.”
Meski perkatannya dipotong, Justin Su sama sekali tidak terlihat risih, melainkan puas dengan sikap Dexter Nian. Ia mengangguk: “Pergilah. Jika nanti ada yang perlu dibicarakan, ayah akan cari kamu.”
Menemukan sofa dan akhirnya bisa duduk, Joelle Su merasa sangat lega.
Berinteraksi dengan tiga orang tadi sungguh melelahkan.
Dalam dua puluh tahun, ini adalah pertama kalinya Joelle Su merasa seperti ini. Padahal, Justin Su dan Julia Su adalah keluarganya, bahkan Dexter Nian per hari ini juga jadi.
Realitas ini sungguh bisa membuat hati seseorang terasa dingin dan mati rasa. Untungnya, tiket pesawat sudah dipesan. Setelah hari ini berlalu, ia bisa langsung kembali ke Prancis dan tidak datang ke China lagi seumur hidup. Dengan begini, dirinya tidak perlu melihat mereka lagi.
Joelle Su bersandar di sofa dengan kepala yang sangat pusing. Mencium aroma berbagai wewangian di ruangan, dadanya sedikit pengap.
“Nona, kamu baik-baik saja?” Berselang beberapa saat, melihat ketidakberesan dalam diri Joelle Su, seorang pelayan wanita mendekat dan bertanya. Pelayan itu tengah membawa sepiring kue yang dipesan oleh tamu.
Tanpa diduga, baru dia mendekat dan bertanya singkat, Joel Su sebelum melihat dirinya sudah menutup mulut, membungkuk, dan mengeluarkan suara muntah.
Pelayan dengan cepat meletakkan nampan berisi kue di meja, lalu berlari ke arah Joelle Su. Satu tangannya diletakkan di bahunya, sementara satu tangannya lagi menepuk lembut punggung wanita itu. Setelah Joelle Su sudah sedikit baikan, ia bertanya, “Nona, kamu baik-baik saja? Bagaimana jika kita pergi ke dokter?”
Yang ditanya menggeleng lemah, “Mohon bawa pergi kuenya.” Aroma kue membuat Joelle Su merasa makin pengap dan makin ingin muntah.
Setelah si pelayan membawa pergi kue, Joelle Su merasa semakin baikan.
“Joelle Su, ada apa? Kamu tidak enak badan?” Pelayan wanita baru pergi kurang dari dua menit, Justin Su tiba-tiba muncul dan bertanya dengan penuh perhatian.
Melihat sosoknya, Joelle Su merasa sedikit aneh dan menggeleng kepala dalam diam. Justin Su tidak datang sendiri. Di sebelahnya ada Julia Su, juga ada seorang pria yang berusia tidak jauh beda dengan si pria.
“Ini putriku, Joelle Su.” Justin Su tersenyum dan bertutur pada pria itu.
Tubuh si pria sangat terawat. Ia bukan hanya tidak terlihat tua, melainkan juga memiliki karisma yang sangat kuat. Dengan senyum manis di wajah, Julia Su memperkenalkan pria itu pada kakaknya: “Kakak, ini Tuan Gong.”
Joelle Su memandang mereka bertiga tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Seberkas firasat tidak enak muncul di dalam hatinya. Mereka sedang bersandiwara apa?
Di tengah situasi yang agak canggung, Tuan Gong tersenyum dan berkata: “Nona Su sesuai dengan yang diceritakan Tuan Su. Nona Su benar-benar cantik dan tenang. Aku dengar, kamu baru saja kembali dari studi di Prancis. Bisa memiliki dua orang putri yang memesona, Tuan Su sungguh beruntung.”
“Tuan Gong, pujianmu berlebihan. Dari kecil sampai sekarang, entahlah kehebatan kakak jauh lebih tinggi berapa level dibanding aku.” Julia Su menanggapi dengan malu-malu.
Wanita itu merasa dirinya tidak cocok dengan semua yang ada di sini.
Senyum Justin Su membeku, “Joelle Su, kamu…...”
“Kakak!” Dengan raut emosional dan menyalahkan, Julia Su menanggapi, “Kamu belum juga bisa memaafkan kami sampai sekarang? Waktu itu, kamu…… Jika bukan karena itu, ayah tidak mungkin mengirimmu ke luar negeri. Kakak, kamu tidak tahu betapa seringnya ayah menyalahkan diri sendiri dalam dua tahun terakhir. Sekarang kamu kembali, tidak bisakah kamu bicara yang baik-baik dengan ayah?”
Joelle Su tahu mereka salah paham, namun tidak tertarik memberi penjelasan, terutama dalam suasana seperti ini. Lagipula, apa yang cocok dibicarakan di antara dirinya dan Julia Su?
Ada dirinya maka tidak ada Julia Su, ada Julia Su maka tidak ada dirinya.
Bukankah selama ini selalu begini?
Justin Su dulu telah memilih berpihak pada Julia Su dan mengirim dirinya pergi jauh, jadi buat apa diriya berpura-pura sudah merasa baik?
Dari awal sampai akhir, Dexter Nian tidak mengucapkan satu kata pun. Joelle Su mengalihkan pandangan padanya, “Aku sudah bilang aku pasti datang. Aku sekarang ingin bertanya padamu, bisakah aku pergi ke pojok dan beristirahat?”
Wanita itu tidak memberi panggilan apa pun pada si pria……
Perkataannya langsung membuat air muka ketiga orang berubah.
Wajah gembira Dexter Nian berubah jadi sedikit dingin setelah melihat Joelle Su muncul, lalu tubuhnya sekarang jadi tegang. Julia Su, yang daritadi bergandengan dengannya, menyadari betul perubahan ini. Melihat kekhawatiran dalam tatapan Dexter Nian, wanita itu mengencangkan pegangan tangan mereka.
“Joelle Su…...” Justin Su juga menyadari perubahan pada Dexter Nian dan Julia Su, namun dirinya mana bisa melawan reaksi tubuh yang bersifat alamiah? Ia baru menanggapi begini, Dexter Nian sudah menahannya. Setelah barusan terdiam, Dexter Nian memperlihatkan senyum sembari menyembunyikan semua perasaan yang muncul dalam tatapan, “Joelle Su, istirahatlah jika kamu lelah. Urusan menyapa para tamu, ada aku dan…... Julia Su. Sudah cukup.”
Mendengar tanggapan itu, Julia Su membuang nafas lega. Dengan tatapan yang menyiratkan kebahagiaan, ia tersenyum pada Joelle Su, “Iya, di sini cukup aku dan Kakak Dexter Nian. Kakak silahkan isirahat, tidak masalah.”
Meski perkatannya dipotong, Justin Su sama sekali tidak terlihat risih, melainkan puas dengan sikap Dexter Nian. Ia mengangguk: “Pergilah. Jika nanti ada yang perlu dibicarakan, ayah akan cari kamu.”
Menemukan sofa dan akhirnya bisa duduk, Joelle Su merasa sangat lega.
Berinteraksi dengan tiga orang tadi sungguh melelahkan.
Dalam dua puluh tahun, ini adalah pertama kalinya Joelle Su merasa seperti ini. Padahal, Justin Su dan Julia Su adalah keluarganya, bahkan Dexter Nian per hari ini juga jadi.
Realitas ini sungguh bisa membuat hati seseorang terasa dingin dan mati rasa. Untungnya, tiket pesawat sudah dipesan. Setelah hari ini berlalu, ia bisa langsung kembali ke Prancis dan tidak datang ke China lagi seumur hidup. Dengan begini, dirinya tidak perlu melihat mereka lagi.
Joelle Su bersandar di sofa dengan kepala yang sangat pusing. Mencium aroma berbagai wewangian di ruangan, dadanya sedikit pengap.
“Nona, kamu baik-baik saja?” Berselang beberapa saat, melihat ketidakberesan dalam diri Joelle Su, seorang pelayan wanita mendekat dan bertanya. Pelayan itu tengah membawa sepiring kue yang dipesan oleh tamu.
Tanpa diduga, baru dia mendekat dan bertanya singkat, Joel Su sebelum melihat dirinya sudah menutup mulut, membungkuk, dan mengeluarkan suara muntah.
Pelayan dengan cepat meletakkan nampan berisi kue di meja, lalu berlari ke arah Joelle Su. Satu tangannya diletakkan di bahunya, sementara satu tangannya lagi menepuk lembut punggung wanita itu. Setelah Joelle Su sudah sedikit baikan, ia bertanya, “Nona, kamu baik-baik saja? Bagaimana jika kita pergi ke dokter?”
Yang ditanya menggeleng lemah, “Mohon bawa pergi kuenya.” Aroma kue membuat Joelle Su merasa makin pengap dan makin ingin muntah.
Setelah si pelayan membawa pergi kue, Joelle Su merasa semakin baikan.
“Joelle Su, ada apa? Kamu tidak enak badan?” Pelayan wanita baru pergi kurang dari dua menit, Justin Su tiba-tiba muncul dan bertanya dengan penuh perhatian.
Melihat sosoknya, Joelle Su merasa sedikit aneh dan menggeleng kepala dalam diam. Justin Su tidak datang sendiri. Di sebelahnya ada Julia Su, juga ada seorang pria yang berusia tidak jauh beda dengan si pria.
“Ini putriku, Joelle Su.” Justin Su tersenyum dan bertutur pada pria itu.
Tubuh si pria sangat terawat. Ia bukan hanya tidak terlihat tua, melainkan juga memiliki karisma yang sangat kuat. Dengan senyum manis di wajah, Julia Su memperkenalkan pria itu pada kakaknya: “Kakak, ini Tuan Gong.”
Joelle Su memandang mereka bertiga tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Seberkas firasat tidak enak muncul di dalam hatinya. Mereka sedang bersandiwara apa?
Di tengah situasi yang agak canggung, Tuan Gong tersenyum dan berkata: “Nona Su sesuai dengan yang diceritakan Tuan Su. Nona Su benar-benar cantik dan tenang. Aku dengar, kamu baru saja kembali dari studi di Prancis. Bisa memiliki dua orang putri yang memesona, Tuan Su sungguh beruntung.”
“Tuan Gong, pujianmu berlebihan. Dari kecil sampai sekarang, entahlah kehebatan kakak jauh lebih tinggi berapa level dibanding aku.” Julia Su menanggapi dengan malu-malu.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved