Bab 12 Pertunangan Berjalan Sesuai Harapan
by Lexa
10:01,Jan 05,2021
“Kakak Dexter Nian…...” Ditatap oleh begitu banyak pasang mata, satu turunan tangga serasa seperti berjalan kaki sepuluh mil bagi Julia Su. Begitu wanita itu menggandengkan tangannya ke telapak tangan Dexter Nian, pipinya sudah memerah.
“Julia Su, kamu sangat cantik hari ini.” Dexter Nian mengeratkan pegangan tangan mereka, menunduk sedikit, dan berseru dalam volume suara yang hanya bisa mereka berdua dengar.
Yang dipuji meliriknya dengan malu, lalu memasangkan tangannya yang lain ke tangan Justin Su yang daritadi telah menunggu. Wanita itu menyapa pelan: “Ayah.”
“Oh, kamu masih ingat aku.” Justin Su menatapnya dan tertawa, “Kupikir, sudah punya suami, kamu akan melupakan ayah.”
“Ayah, kamu jelas-jelas tahu bahwa kamu dan Kakak Dexter Nian adalah dua orang paling penting dalam hidupku, kok bisa-bisanya kamu bilang begitu! Kamu iseng sekali!” Si wanita protes dengan manja. Melihat tingkahnya, dua pria di kedua sisinya bertatapan sambil tersenyum.
Suasana di antara mereka bertiga memang sangat hangat, namun tidak dengan suasana di beberapa sudut tempat yang sepi. Ada orang-orang yang saling berbisik di sana.
“Oh, ini Julia Su. Aku tidak menyangka dia sungguh cantik.”
“Memang kenapa kalau cantik? Dia bukan jenis wanita yang menggoda. Keluarga Su kelewat sesuka hati dalam melakukan sesuatu. Putri mereka yang halal malas diurusi, tetapi putri yang merupakan anak haram malah diberi pesta pertunangan yang begitu megah.”
“Iya tuh. Berbicara tentang Joelle Su, aku juga pernah melihatnya. Ia dulu merupakan anak yang berperilaku baik dan dewasa, eh tahu-tahu…… Itu luar biasa kejam sih. Dengar-dengar, Julia Su sampai terbaring di rumah sakit selama setahun penuh.”
“Gila, kasihan sekali.”
“Kenapa kasihan? Jika ayahku tiba-tiba membawa seorang anak haram ke rumah, bagaimana aku bisa menerima kehadirannya? Aku bisa jadi akan melakukan hal yang lebih kejam dari yang dilakukan Joelle Su!”
“Eh, Joelle Su sampai sekarang belum muncul. Dia masih di Prancis?”
“Ayahnya, keluarganya, dan tunangannya telah menjadi milik orang lain. Jika kamu yang ada di posisinya, apakah kamu sekarang akan muncul?”
“Benar juga logikamu. Hatiku akan terasa sangat dingin…...”
“Eh! Tidak! Kalian keliru! Lihat sana!”
“Hah? Ada apa? Lihat apa?”
“Pintu masuk, lihat yang barusan masuk itu! Cepat lihat, itu Joelle Su. Jadi, dia datang?!”
Orang-orang yang pernah melihat Joelle Su namun tidak mengenalinya ini tidak pantas dikritik.
Hanya dalam waktu dua tahun, Joelle Su telah mengalami perubahan drastis. Jika dirinya versi dua tahun lalu dengan dirinya versi sekarang dipasangkan bersebelahan, orang-orang pasti akan ragu selama beberapa detik dulu sebelum akhirnya sadar mereka orang yang sama.
Perubahan ini tidak terkait penampilan luar, melainkan terkait temperamen.
Sebelum berusia delapan belas tahun, Joelle Su ramah, energik, dan selalu tersenyum. Yang ia sukai, pasti akan ia ceritakan pada orang lain biar ikutan suka. Kini, wanita itu kehilangan pembawaan mudanya. Ia menjadi pendiam, tenang, dan acuh tidak acuh. Wanita itu terlihat seperti membangun tembok raksasa di antara dirinya dan semua orang di sekitar.
Para hadirin pesta pertunangan terhenyak dengan penampilan barunya.
Joelle Su tidak menyangka kedatangannya akan menarik perhatian banyak orang. Yang paling ekstrem, ada hadirin-hadirin yang sengaja bergeser ke dua sisi untuk membukakan jalan tengah yang lapang buatnya.
Riasannya hari ini sempurna. Bedak tebal menutupi warna kulit wajahnya yang pucat. Belakangan ini, wanita itu kembali mengalami insomnia. Salah satu efek samping dari imsonia adalah tubuh lemas, jadi sekujur tubuhnya saat ini terasa melayang-layang. Selama satu bulan terakhir, Joelle Su tidak pulang ke rumah kediaman keluarga Su, juga tidak berani kembali mengunjungi hotel. Jadinya, ia menyewa sebuah apartemen kelas atas dan tinggal sendirian di sana.
“Joelle Su…...” Suasana menghening. Melihat Joelle Su berjalan selangkah demi selangkah, wajah Justin Su yang biasanya kalem terlihat tergugah. Dengan semacam kelipan air mata di ujung kedua matanya, pria itu mengeratkan genggaman pada tangan Julia Su.
Saat ini berusia lima puluhan awal, Justin Su belum terhitung tua. Apalagi, kondisi kesehatannya juga begitu terawat. Penampilan pria itu persis sama dengan dua tahun lalu. Ia senang mengenakan jas hitam dengan dasi biru tua. Soal wajah, rambutnya masih gelap dan jidatnya memiliki kerutan halus yang baru bisa terlihat jelas ketika tengah berbicara atau tertawa.
Joelle Su berdiri diam di depan mereka bertiga, kemudian mengerucutkan bibirnya. Berselang beberapa saat, wanita itu memanggil: “Ayah.”
Ia memaksa dirinya sendiri untuk tidak menatap Dexter Nian dan Julia Su yang berdiri di sisi. Sayang, hatinya tidak bisa tenang sama sekali.
Sepasang kekasih itu memancarkan cinta dan kebahagiaan yang sangat kuat, bagaimana bisa ia berpura-pura tidak melihat mereka?
Justin Su mengangguk-angguk. Puas dengan panggilan pendek barusan, ia bertutur dengan hati terenyuh: “Joelle Su, acara hari ini adalah pesta pertunangan Dexter Nian dan Julia Su. Kamu sekarang baru datang, kupikir kamu…… Sebulan ini jelas-jelas ada di Kota A, mengapa kamu tidak pulang ke rumah keluarga? Jangan-jangan kamu masih menyalahkan ayah?”
Nada suara Justin Su sangat tulus, ekspresinya juga sangat bersemangat. Andai tangan pria itu tidak sedang bergandengan dengan tangan Julia Su, Joelle Su hampir akan merasa bahwa ayah yang dulu begitu mencintainya telah kembali.
Saat Joelle Su hendak menjawab, Julia Su mengambil langkah duluan dan berbicara dengan manja: “Kakak, kamu telah tinggal di Prancis selama dua tahun, jadi kita sudah selama periode waktu itu pula tidak pernah berkumpul. Kamu tidak akan tau betapa ayah merindukanmu. Ia tiap hari memanggil namamu, aku sampai lelah mendengarnya. Tidak usah tanya seberapa cemburunya aku dengan kasih ayah padamu.”
“Julia Su, kamu sangat cantik hari ini.” Dexter Nian mengeratkan pegangan tangan mereka, menunduk sedikit, dan berseru dalam volume suara yang hanya bisa mereka berdua dengar.
Yang dipuji meliriknya dengan malu, lalu memasangkan tangannya yang lain ke tangan Justin Su yang daritadi telah menunggu. Wanita itu menyapa pelan: “Ayah.”
“Oh, kamu masih ingat aku.” Justin Su menatapnya dan tertawa, “Kupikir, sudah punya suami, kamu akan melupakan ayah.”
“Ayah, kamu jelas-jelas tahu bahwa kamu dan Kakak Dexter Nian adalah dua orang paling penting dalam hidupku, kok bisa-bisanya kamu bilang begitu! Kamu iseng sekali!” Si wanita protes dengan manja. Melihat tingkahnya, dua pria di kedua sisinya bertatapan sambil tersenyum.
Suasana di antara mereka bertiga memang sangat hangat, namun tidak dengan suasana di beberapa sudut tempat yang sepi. Ada orang-orang yang saling berbisik di sana.
“Oh, ini Julia Su. Aku tidak menyangka dia sungguh cantik.”
“Memang kenapa kalau cantik? Dia bukan jenis wanita yang menggoda. Keluarga Su kelewat sesuka hati dalam melakukan sesuatu. Putri mereka yang halal malas diurusi, tetapi putri yang merupakan anak haram malah diberi pesta pertunangan yang begitu megah.”
“Iya tuh. Berbicara tentang Joelle Su, aku juga pernah melihatnya. Ia dulu merupakan anak yang berperilaku baik dan dewasa, eh tahu-tahu…… Itu luar biasa kejam sih. Dengar-dengar, Julia Su sampai terbaring di rumah sakit selama setahun penuh.”
“Gila, kasihan sekali.”
“Kenapa kasihan? Jika ayahku tiba-tiba membawa seorang anak haram ke rumah, bagaimana aku bisa menerima kehadirannya? Aku bisa jadi akan melakukan hal yang lebih kejam dari yang dilakukan Joelle Su!”
“Eh, Joelle Su sampai sekarang belum muncul. Dia masih di Prancis?”
“Ayahnya, keluarganya, dan tunangannya telah menjadi milik orang lain. Jika kamu yang ada di posisinya, apakah kamu sekarang akan muncul?”
“Benar juga logikamu. Hatiku akan terasa sangat dingin…...”
“Eh! Tidak! Kalian keliru! Lihat sana!”
“Hah? Ada apa? Lihat apa?”
“Pintu masuk, lihat yang barusan masuk itu! Cepat lihat, itu Joelle Su. Jadi, dia datang?!”
Orang-orang yang pernah melihat Joelle Su namun tidak mengenalinya ini tidak pantas dikritik.
Hanya dalam waktu dua tahun, Joelle Su telah mengalami perubahan drastis. Jika dirinya versi dua tahun lalu dengan dirinya versi sekarang dipasangkan bersebelahan, orang-orang pasti akan ragu selama beberapa detik dulu sebelum akhirnya sadar mereka orang yang sama.
Perubahan ini tidak terkait penampilan luar, melainkan terkait temperamen.
Sebelum berusia delapan belas tahun, Joelle Su ramah, energik, dan selalu tersenyum. Yang ia sukai, pasti akan ia ceritakan pada orang lain biar ikutan suka. Kini, wanita itu kehilangan pembawaan mudanya. Ia menjadi pendiam, tenang, dan acuh tidak acuh. Wanita itu terlihat seperti membangun tembok raksasa di antara dirinya dan semua orang di sekitar.
Para hadirin pesta pertunangan terhenyak dengan penampilan barunya.
Joelle Su tidak menyangka kedatangannya akan menarik perhatian banyak orang. Yang paling ekstrem, ada hadirin-hadirin yang sengaja bergeser ke dua sisi untuk membukakan jalan tengah yang lapang buatnya.
Riasannya hari ini sempurna. Bedak tebal menutupi warna kulit wajahnya yang pucat. Belakangan ini, wanita itu kembali mengalami insomnia. Salah satu efek samping dari imsonia adalah tubuh lemas, jadi sekujur tubuhnya saat ini terasa melayang-layang. Selama satu bulan terakhir, Joelle Su tidak pulang ke rumah kediaman keluarga Su, juga tidak berani kembali mengunjungi hotel. Jadinya, ia menyewa sebuah apartemen kelas atas dan tinggal sendirian di sana.
“Joelle Su…...” Suasana menghening. Melihat Joelle Su berjalan selangkah demi selangkah, wajah Justin Su yang biasanya kalem terlihat tergugah. Dengan semacam kelipan air mata di ujung kedua matanya, pria itu mengeratkan genggaman pada tangan Julia Su.
Saat ini berusia lima puluhan awal, Justin Su belum terhitung tua. Apalagi, kondisi kesehatannya juga begitu terawat. Penampilan pria itu persis sama dengan dua tahun lalu. Ia senang mengenakan jas hitam dengan dasi biru tua. Soal wajah, rambutnya masih gelap dan jidatnya memiliki kerutan halus yang baru bisa terlihat jelas ketika tengah berbicara atau tertawa.
Joelle Su berdiri diam di depan mereka bertiga, kemudian mengerucutkan bibirnya. Berselang beberapa saat, wanita itu memanggil: “Ayah.”
Ia memaksa dirinya sendiri untuk tidak menatap Dexter Nian dan Julia Su yang berdiri di sisi. Sayang, hatinya tidak bisa tenang sama sekali.
Sepasang kekasih itu memancarkan cinta dan kebahagiaan yang sangat kuat, bagaimana bisa ia berpura-pura tidak melihat mereka?
Justin Su mengangguk-angguk. Puas dengan panggilan pendek barusan, ia bertutur dengan hati terenyuh: “Joelle Su, acara hari ini adalah pesta pertunangan Dexter Nian dan Julia Su. Kamu sekarang baru datang, kupikir kamu…… Sebulan ini jelas-jelas ada di Kota A, mengapa kamu tidak pulang ke rumah keluarga? Jangan-jangan kamu masih menyalahkan ayah?”
Nada suara Justin Su sangat tulus, ekspresinya juga sangat bersemangat. Andai tangan pria itu tidak sedang bergandengan dengan tangan Julia Su, Joelle Su hampir akan merasa bahwa ayah yang dulu begitu mencintainya telah kembali.
Saat Joelle Su hendak menjawab, Julia Su mengambil langkah duluan dan berbicara dengan manja: “Kakak, kamu telah tinggal di Prancis selama dua tahun, jadi kita sudah selama periode waktu itu pula tidak pernah berkumpul. Kamu tidak akan tau betapa ayah merindukanmu. Ia tiap hari memanggil namamu, aku sampai lelah mendengarnya. Tidak usah tanya seberapa cemburunya aku dengan kasih ayah padamu.”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved