Bab 2 Hak Apa Yang Dia Miliki Untuk Mengaturnya?

by Lexa 10:01,Jan 05,2021
Joelle Su yang membenamkan setengah kepalanya di bantal tidak akan pernah tahu, setelah dia membuat pernyataan seperti itu, Joseph Fu merasa sedikit terkejut, ekspresi tertarik pun melintas di tengah tatapannya yang tajam.

Saat pesawat mendarat, Joelle Su terbangun oleh karena panggilan pelan pramugari, ketika baru saja perlahan terbangun, tatapannya yang baru saja berputar mendapati bahwa kursi di sampingnya sudah kosong.

Dia tidur dengan sangat nyenyak kali ini, hanya mereka yang kekurangan tidur akan kesulitan mengendalikan emosi mereka, sehingga dia pun menahan amarahnya. Dia pun beranjak berdiri dan menarik nafas yang dalam, menurut Joelle Su, kembali dari Prancis ke Kota A tentu saja adalah pertempuran bersenjata yang tidak terlihat!

Meskipun sudah ditinggaklan keluarga Su tanpa kabar di luar negeri selama dua tahun terakhir, namun bagaimanapun juga, harga diri keluarga Su tetap harus dipertimbangkan, ada orang yang sudah menunggu di terminal sejak awal.

Joelle Su mengikuti pria yang terlihat muda dan serius ini ke lapangan parkir, dia mengambil koper Joelle Su, lalu membukakan kursi belakang mobil untuk Joelle Su.

Ada seorang laki-laki yang duduk di kursi barisan belakang mobil, Joelle Su beridiri dan dia sedang duduk, lalu dipisahkan oleh mobil, Joelle Su hanya bisa melihat sepatu kulitnya yang mengkilap, lalu sepasang kakinya yang panjang dan lurus, yang dibungkus di bawah celana jas.

"Maaf, aku tidak terbiasa naik mobil yang sama dengan orang lain."

Joelle Su langsung mengerutkan alisnya. Ah, sebenarnya, setelah menetap di Prancis selama dua tahun, semua rasa angkuhnya sudah diratakan, sepertinya tidak akan ada yang mempercayainya jika dia mengatakannya, Joelle Su bahkan sudah pernah tidur di ruangan yang sama dengan lebih dari sepuluh orang lainnya, juga pernah sembarangan duduk di koridor panjang di tengah musim dingin, sambil menatap tebalnya salju yang menutupi luar perumahan. Namun, ketika pesawat mendaran, udara dalam negeri membuatnya merasa kesal tanpa alasan jelas, hatinya terasa sangat berat seakan-akan ada sebuah batu besar yang menyesakkannya hingga terasa tidak nyaman. Tempramennya juga langsung memburuk, dirinya juga seakan-akan menjadi kembali plin-plan seperti dua tahun yang lalu.

Orang yang berada di dalam mobil tidak menanggapinya, Joelle Su juga tidak berharap orang lain bereaksi setelah mendengarnya. Dia kini sudah tidak dapat dibandingkan seperti di masa lalu, dia sudah tidak lagi dihargai. Jadi, dia pun mengangkat kopernya dan berpaling pergi.

Dia belajar di Prancis selama dua tahun terakhir, dia baru saja menyelesaikan tahun keduanya dan akan naik ke tingkatan ketiga tahun depan, dia tidak pernah berpikir untuk kembali ke Tiongkok, jika bukan karena ayahnya yang menelepon dirinya sendiri kali ini, dia tidak akan mungkin kembali.

"Ke mana lagi kamu akan pergi jika kamu tidak naik ke mobil?"

Pergelangan Joelle Su langsung ditahan ketika dia baru saja berjalan beberapa langkah, tenaganya sangat kuat, hingga menimbulkan sepintas rasa sakit.

Joelle Su berpaling, lalu melihat orang yang paling tidak ingin dia lihat dalam sepanjang hidupnya.

Tubuhnya yang ramping terlihat sangat tinggi dan tegak di bawah pancaran sinar matahari, wajahnya yang tampan terlihat lebih dewasa dibandingkan lima tahun yang lalu, alisnya sedikit meningi, bibirnya yang mengerut tidak terlihat kesal ataupun mengancam.

“Hak apa yang kamu miliki untuk mengaturku?” Joelle Su menekan emosi di dalam hatinya, dia tidak pernah menyangka bahwa orang di dalam mobil itu adalah dirinya. Saat itu, orang inilah, yang menamparnya dengan tidak berperasaan, ketika kini melihatnya, rasa benci yang kental memenuhi hatinya, yang kemudian menenggelamkan hatinya, lalu membakar jiwanya.

Joelle Su menepis tangannya,”Pergi, jangan pernah muncul di depan hadapanku lagi."

“Apa kamu tahu seperti apa dirimu sekarang?” Dexter Nian mengerutkan alisnya dan menatap Joelle Su, bibir tipisnya terlihat seperti potongan es yang perlahan mengerut.

“Kamu tidak perlu mempedulikan seperti apa!” Joelle Su menarik kopernya dan hendak melangkah pergi.

“Aku bahkan sudah datang ke sini, apakah kamu merasa aku akan melepaskanmu begitu saja?” Dia menarik pergelangan tangan Joelle Su lagi,”Kamu benar-benar tidak berubah sedikitpun. Tidak kusangka, setelah dua tahun berlalu, kamu masih saja begitu sangat keras kepala, sangat egois.” Nada bicaranya tidak tahu apakah sedang menyembunyikan rasa kecewa atau hina.

Namun semua hal mengenai dirinya ini sudah tidak dapat menusuk Joelle Su lagi. Joelle Su memutar pergelangan tangannya, dia menggenggamnya lebih kuat lagi, seakan-akan seperti merasa takut dia akan melarikan diri.

"Coba ulangi sekali lagi......" Joelle Su menatap sepasang matanya yang dingin, sepasang mata ini juga pernah menatapnya dengan penuh rasa kasih akung, tapi sekarang, Joelle Su menutup matanya. Ayah berkata bahwa dia harus kembali untuk menghadiri pesta pertunangan Dexter Nian dan Julia Su. "Lepaskan! Selain itu, apapun yang aku lakukan, bagaimanapun penampilanku, semuanya! Tidak perlu! Kamu yang mengatur!"

Joelle Su terus-menerus mencoba untuk melepaskan diri dari Dexter Nian. Dia tidak bisa menenangkan dirinya, tidak bisa menenangkan diri saat menghadapi orang ini. Dia pernah sangat mencintainya, sejak kecil hingga dewasa, dia selalu menyayanginya, memaafkannya, dia bergantung padanya, tidak bisa terlepas dari dirinya.

Sedangkan dia, menamparnya secara pribadi!

Dia! Bukan orang lain! Dexter Nian! Orang yang paling dia cintai! Dia bahkan tidak pernah bermimpi bahwa dia akan bertindak seperti itu.

"Joelle Su, aku kira semua ini tidak bergantung kepadamu sendiri." Dexter Nian berjalan maju dua langkah dan berdiri di depan hadapan Joelle Su. "Julia dan paman sedang menunggumu di rumah."

“Jangan pernah mengungkit mengenai Julia Su si wanita murahan itu di depan hadapanku!” Tekanan dalam hati Joelle Su sudah meledak sejak dia pertama kali menerima panggilan ayahnya yang sudah memesankan tiket pesawat untuknya, dia mendorong Dexter Nian dan menatapnya dengan kejam. "Bagimu, dia adalah malaikat, dia adalah seorang dewi, tapi bagiku, dia akan selalu menjadi...... manusia brengsek!"

Ketika melihat mata Dexter Nian yang terus bersabar mulai memancarkan sedikit amarah, Joelle Su tersenyum sinis,”Apakah kamu sudah merasa tidak tahan ketika aku membicarakan dirinya? Pantas saja kamu mengirimku ke Prancis karena dirinya pada saat itu."

Wajah tampan Dexter Nian menegang, emosinya kini sudah memuncak, dia kemudian berkata dengan sikap dingin,”Joelle Su, kamu boleh membicarakan diriku sesuai dengan keinginanm. Tetapi, permasalahan ini tidak bersangkutan dengan Julia. Jika bukan karena saat itu......" Setelah itu, dia tidak bisa melanjutkan perkataannya lagi, seluruh tubuhnya terlihat berusaha untuk menahan diri.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

505