Bab 20

by AM.assekop 11:14,Feb 05,2024
Carlos dipaksa untuk membuka brankas besar di dalam mobil tapi karena dia tidak tahu menahu soal cara membukanya, dia malah menunduk dan berkata pelan, “Kami hanya mengantarkan. Kami tidak tahu cara membukanya. Benda ini harus sampai ke tempat tujuan terlebih dahulu karena orang yang bisa membukanya hanya mereka.”

Bugh!

Satu pukulan mendarat di wajah Carlos.

Carlos meringis kesakitan.

Penjahat itu kembali memaksa agar Carlos segera membuka brankas tersebut. “Nama kau adalah Marco Carlos. Kau tahu bagaimana cara membuka brankas ini. Apa kau kira kami bodoh ha?!” cecar pria kekar itu. Namanya Oblak, sang pimpinan tugas.

Sebenarnya, Carlos memang tahu kode atau sandi untuk membuka brankas tersebut namun karena dia punya tanggung jawab besar agar semua barang yang dibawa harus sampai ke lokasi tujuan, maka dia teguh menjalankan tanggung jawab pekerjaan meskipun saat ini dia berada dalam bahaya.

Dia tidak menyangka kalau mereka bakal kena begal karena sesuai perhituangannya, mereka semestinya melewati perjalanan dengan sangat mulus untuk sekarang. Carlos punya cukup pengalaman untuk membaca situasi jalan dan waktu ketika mereka menempuh perjalanan.

Namun, prediksinya kurang tepat. Dari pada kehilangan habis semua barang di dalam mobil, mendingan dia memulai negosiasi bersama para perampok agar tidak membawa kerugian besar bagi perusahaan. “Berapa uang yang kalian inginkan? Kami akan beri.” Carlos berucap dengan nada pasrah, tanpa perlawanan.

Tahu bahwa di dalam mobil ini terdapat barang bernilai besar, pimpinan penjahat itu tidak mau termakan oleh negosiasi receh yang Carlos tawarkan. “Memangnya berapa uang yang bisa kau beri kepada kami ha?” sergahnya dengan suara besar dan menakutkan.

“Dua ribu dollar.”

Lalu, pecahlah tawa di sana. “HAHAHA.”

Sang pimpinan mencekik leher Carlos. “Apa kau sudah gila menawarkan uang dua ribu dollar kepada kami? Kami tidak bakal mau menerima uang yang sangat sedikit. Bahkan uang dua ribu dollar tidak cukup untuk satu orang di antara kami.”

“Sepuluh ribu dollar. Aku akan kirimkan uangnya malam ini juga.”

Bugh!

Satu pukulan lagi mendarat di tengkuk.

“Bodoh! Kami sudah bilang kalau kami tidak mau menerima uang darimu. Cepat buka brankas ini sekarang juga! Kalau tidak, kau akan kami bunuh dan mobil ini akan kami bawa!” ancam sang pimpinan.

Badan Carlos makin menggigil dan wajahnya sangat pucat, seakan-akan malam ini adalah kiamat baginya. Meski dia berulang kali memberikan penawaran, namun para perampok tidak mau dengan penawaran murah darinya. Dan sepertinya malam ini adalah malam tersial sepanjang hidupnya.

Di luar mobil, Ramsey sedang adu mulut dengan lima orang sekaligus. “Katakan siapa kalian? Apa kalian komplotan mafia yang berada di sekitar sini ha?” cecarnya sambil menerbitkan seringai kasar di wajahnya. Berbeda dengan Carlos yang takut dan gelabakan, Ramsey malah tenang tanpa rasa takut sama sekali.

Tidak senang dilempar pertanyaan semacam itu berulang-ulang, satu perampok melepaskan tinju ke arah wajah Ramsey. Namun Ramsey memagari wajahnya dengan satu lengannya.

“Aduuh!” pria itu mengerang kesakitan, lalu mengelus jari-jemarinya yang keseleo. Tak puas, dia coba lagi pakai tangan kiri.

Lagi, Ramsey memagari wajahnya.

“Wadaw!!” pria itu langsung mundur karena tangan kirinya tiba-tiba nyeri tak terperi setelah memukul lengan Ramsey. “Ada pelindung di tangannya!”

Kemudian Ramsey kena keroyok dua orang sekaligus. Tidak tinggal diam, Ramsey menyingsingkan lengan baju dan segera mengambil kuda-kuda. Dia mendapat serangan frontal dan agresif dari musuhnya namun dia berhasil membendung semua serangan. Setelah itu, Ramsey menghadiahkan satu pukulan pas ke rahang musuh lalu pria itu terpental lima meter.

Gedebuk!

Lalu Ramsey menerjang satu pria lainnya dan pria itu langsung melayang lebih dari tujuh meter.

Pertarungan selanjutnya jauh lebih seru dan tidak berimbang karena lima orang maju secara bersamaan. Jika satu lawan satu, Ramsey cukup mudah mengalahkan mereka, maka dari itu serangan ala Najis Jerman harus mereka kerahkan secara optimal. Lima orang mengerumuni Ramsey dan mengeluarkan pukulan dan sepakan berkali-kali.

Bak! Buk!

Namun, lagi-lagi Ramsey mampu menghalau semua serangan meskipun dia beberapa kali kena pukul di bagian wajah dan perut. Meski begitu, Ramsey sempat memberikan perlawanan dan menjatuhkan dua orang berkat terjangan mautnya. Dia agak menjauh karena tiba-tiba semua perampok, termasuk pimpinannya, telah berkumpul dan siap melawan Ramsey seorang diri.

“Simpan senjata kalian!” perintah sang pimpinan. “Dia tidak boleh mati karena senjata. Dia telah menghajar anak buahku, karena dia cukup tangguh, biarkan aku yang melawannya.”

Sang pimpinan sudah mengikat tangan Carlos dan tidak bakal membunuhnya sebab hanya Carlos yang tahu bagaimana brankas tersebut bisa terbuka.

Sang pimpinan menggertak sambil mengepalkan tinju dan membusungkan dada. “Hei kau! Kau harus mati di tanganku!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

182