Bab 9

by AM.assekop 11:10,Feb 05,2024

Malam ini, Kate bakal menguras isi dompet dan rekening Ramsey, sebagai balasan terhadap urungnya mendapatkan tiga ratus dollar. Jika tadi pas pergi wajahnya masam karena kehadiran Ramsey, maka sekarang wajahnya berbinar bahagia, seakan ada pelangi menggelayut di wajahnya.

Untuk mensukseskan misi besarnya, dia menghubungi Ella dan mengajaknya ke mari, belum lima belas menit karena kebetulan Ella juga sedang berada di luar, maka Ella pun tiba-tiba sudah berdiri pas di dekat mereka.

“Halo? Halo?” sapa Ella, wajahnya sangat sumringah. Sebagai mantan LC, wanita jalang itu memang suka meloroti dompet banyak pria. Setidaknya, Ella bakal dapat empat keuntungan, minum gratis, dugem, seks, dan tentu saja uang. Bahkan posisi sekretaris saat ini bisa dia dapatkan lantaran dia menggadaikan selangkangannya kepada petinggi perusahaan. Gila memang.

Ketika dia mendengar ada acara minum dan dugem gratis dan pria yang bakal mentraktir adalah Ramsey, security sok jagoan itu, Ella sangat antusias menyambutnya. Sama seperti Kate, tentu dia ingin merasakan keuntungan tiga ratus dollar yang batal dia terima.

“Ramsey, Bosku, apa kabar? Bagaimana tugas pertamamu di ekspedisi?” Kemudian Ella duduk pas di samping Ramsey. Sikap formal di kantornya menguap ke udara, lalu tampaknya segala macam gairah dan eksotisme yang bakal membangkitkan gairah para pria.

“Kabar baik. Tugas pertamaku lancar. Senang bisa bertemu lagi dengan mu, Ella.” Ramsey cukup tercengang saat melihat penampilan Ella yang jauh lebih seksi dan menggoda ketimbang di kantor.

“Baguslah kalau kabarmu baik. Aku menerima kabar gembira dari sobatku, Kate, bahwa malam ini di Barbar Cafe sedang ada pesta besar dalam perayaan berhasilnya Ramsey dalam menjalankan tugas pertama di Luxor Ekspedisi.”

Kate berdiri. “Iya dong! Sekarang, kita punya bos baru bernama Ramsey Aaron.” Kate bertepuk tangan, kemudian disusul oleh Ella.

Carlos meyakinkan kepada Ramsey bahwa tidak akan pernah bosan bekerja di Luxor, karena setiap akhir pekan biasanya mereka pesta, setidaknya minumi-minum untuk melepaskan kejenuhan. Dan apalagi bagi para pekerja jalanan seperti mereka berdua, tentu mereka mesti punya hiburan tersendiri agar mood dan semangat tetap terjaga.

Tanpa basa-basi, Ella menuangkan rum di gelas, lalu meneguknya lima kali. Dia mengedarkan pandangan ke sekitar cafe. Karena wajahnya familiar, dia mendapat sapaan dan teguran dari beberapa orang di sana. Dia melambaikan tangan dan tersenyum. Ada sebagian dari para pria itu pernah tidur bersamanya.

Ketika berada di kantor, Ella menjelma seperti kadal penjilat. Dan ketika berada di cafe dan tempat dugem, dia akan bertransformasi menjadi bebek betina yang sudah lama tidak kawin. Selangkangannya gatal kalau tiba waktunya akhir pekan. Namun, tidak menutup kemungkinan di waktu biasa, seperti malam ini.

Beberapa saat kemudian, kepala Ella dan Kate perlahan pusing, merasakan sensasi indahnya gemerlap malam diiringi dentuman musik disko. Sedangkan Carlos tak terlalu menikmati setiap tegukannya, karena tiap kali minum, dia teringat ocehan Bastian, dan itu jelas menganggu pikirannya.

Carlos sudah habis tiga botol.

Dunia tampak berputar di kepalanya.

Dia tersandar lemas di kursi, lalu meracau. “Ramsey, katakan pada kami kalau mencintai Annita! HAHAHA.”

Kate menghembuskan asap rokoknya. “Ya, ceritkan pada kami tentang kedekatan kau bersama dia!”

“Wow! Ternyata kau pria sejati, Ramsey. Kami salut padamu!” Mata Ella mulai merah dan suaranya serak.

Carlos merangkul pundak Ramsey. “Temanku membayar biaya pengobatan dan operasi ibunya Annita. Luar biasa!”

Kate dan Ella terbelalak. Mereka tidak bisa menahan keterkejutan.

Bulu kuduk Ella berdiri dan ada gemuruh di dadanya. “Apa aku tidak salah dengar? Kau mengeluarkan empat ribu dollar untuk wanita miskin itu?” cecarnya heran. Kemudian Ella kembali meneguk minumannya berkali-kali.

Ramsey menghela napas pendek. “Teman-teman, sebelum aku menjawab omongan kalian, aku ingatkan bahwa besok masih hari kerja. Jika kalian malam ini mabuk, bagaimana kalian bisa bangun pagi dan bekerja dengan baik. Jadi, aku rasa lebih baik kita pulang saja.”

Kate menggeleng keras. “Tidak bisa, Ramsey! Tadi kau bilang kalau kau akan senang ketika melihat kami senang. Apa aku mau menjilat ludahmu sendiri ha?” Kate bicara terbata-bata karena setengah akalnya sudah melayang.

“Betul, tapi kalian terlalu berlebihan. Aku pikir, kalian akan minum sedikit lalu kita bisa mengobrol santai. Tapi lihatlah, kalian semua mabuk. Mumpung masih jam sepuluh, sebaiknya kita pulang saja.”

Kepala Carlos tersandar di pundak Ramsey. Meski sangat mabuk, dia berusaha berbicara, “Acara kita jam sebelas, Ramsey. Badanku pegal-pegal setelah dua hari di jalanan. Aku butuh olahraga malam agar tubuhku lebih sehat. Kau juga butuh olahrga malam dan hiburan, biar sehat dan tidak stres seperti aku. HAHAHA.”

Meski Ramsey berulang kali memaksa mereka untuk pulang, mereka tak hirau, malah memanggil pelayan dan menambah minuman. Parahnya, Kate dan Ella meneriaki orang-orang di sekitar mereka dan menawarakan minuman.

“Gratis!” seru mereka sambil tertawa.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

182