Bab 11

by AM.assekop 11:11,Feb 05,2024
Tidak mau ada keributan, Ramsey menenangkan mereka. “Sabar, uang tunai di dompetku hanya beberapa dollar saja, tidak akan bisa melunai semuanya. Jadi, aku akan pergi ke luar dan mencari mesin ATM untuk mencairkan uang ku.”

Ella dan Kate berpikir bahwa Ramsey akan kabur. Empat ribu delapan ratus dollar sangat banyak bagi para kelas pekerja. Setidaknya butuh waktu sekitar sepuluh bulan bekerja untuk mengumpulkannya jika orang tersebut seorang petugas keamanan, dan tiga bulan untuk petugas ekspedisi.

Bisa jadi Ramsey mau melarikan diri karena tidak ingin menderita kerugian. Atau, bisa jadi Ramsey mau mencuri sesuatu di luar sana, muncuri perhiasan Luxor misalnya. Berbagai macam tuduhan pun bertebaran di dalam kepala masing-masing mereka. Dan pada intinya, rencana mereka akan berhasil mempermalukan Ramsey pada malam hari ini.

Selain mendapatkan minuman dan hiburan gratis, popularitas mereka berdua pun bertambah karena baru saja mereka dianggap dermawan karena bagi-bagi minuman gratis kepada para pengunjung. Kate dan Ella sangat bahagia, dan mereka pasti akan lebih bahagia jika melihat Ramsey menderita pada malam hari ini.

Ramsey membalik badan dan bermaksud keluar dari gedung diskotik. “Aku tidak berbohong. Aku hanya ingin menarik uang terus kembali lagi ke sini.”

Ella menegaskan. “Ramsey, kalau kau mau bayar pakai kartu, silakan gesek sekarang. Bisa! Kau tidak perlu payah-payah ke luar sana untuk menarik uang.”

Kate makin geram. “Betul! Di sini bisa bayar pakai kartu. Apa kau meremehkan Barbar Cafe ha?”

Tidak perlu dijelaskan, Ramsey pun tahu kalau di sini bisa bayar pakai kartu, hanya saja mereka tidak mengerti keadaan sebenarnya.

Apa mereka harus melihat Kartu Vibra sekarang?

Apa mereka siap untuk terkejut begitu tahu bahwa Ramsey ternyata bangsawan Glory yang melegenda?

“Ramsey, keluarkan kartu mu dan bayar sekarang juga!”

“Kau tidak boleh melarikan diri!”

Ramsey masih berusaha tenang meskipun dua wanita itu terus saja mengoceh, sampai-sampai beberapa orang di sekitar sana memperhatikan mereka dan terheran-heran.

Ketika suasana makin tegang dan hampir saja Ella dan Kate memukuli Ramsey, tiba-tiba tiga orang pria berjas hitam dan berkaca mata menyela pembicaraan.

“Biar aku saja yang membayarnya.” Pria itu langsung mengeluarkan tas yang berisi uang sebanyak jutaan dollar.

***

Ramsey kenal dengan wajah-wajah mereka.

‘Sial! Kenapa bisa mereka berada di sini?’ gerutunya dalam hati.

Setelah pembayaran selesai, Ramsey segera menyeret tiga orang itu keluar diskotik. Mereka berbicara di salah satu sudut halaman parkir yang jauh dari keramaian.

“Tuan Marvin Rock, kenapa Tuan sangat susah kami hubungi?”

“Quinn, kau bilang pada ayahku, jangan pernah menggangguku di sini. Cepat pulang ke Gloriston!”

Quinn membuka topi bowler hitamnya, lalu berkata dengan nada kepatuhan. “Maaf Tuan Marvin, kami ke sini justru malah karena perintah dari Tuan Werner Rockstone. Kami ditugaskan memberikan pengawalan kepada Tuan.”

“Tidak perlu! Aku bisa berusaha sendiri!” Ramsey menatap mereka dengan pandangan curiga. “Bagaimana bisa kalian tahu aku berada di sini?”

“Karena kartu Vibra, Tuan. Tuan Werner telah berkoordinasi dengan Bank Gloriston, jadi kami tahu bahwa Tuan melakukan transaksi di Rumah Sakit Daire beberapa waktu yang lalu.”

“Lalu?”

“Kami bertemu dengan wanita bernama Annita dan menanyakan beberapa hal tentang Tuan. Kami bahkan tahu siapa saja tiga orang di dalam.”

“Emelda si hacker juga terlibat?”

“Ya, tapi tidak banyak, Tuan Marvin,” balas Quinn.

“Kalian harus segera pergi dari sini!” Ramsey mendengus marah.

Di dalam diskotik.

Ramsey kembali duduk bersama tiga orang lainnya.

Ella agak berteriak karena suaranya beradu dengan dentuman musik. “Ramsey, siapa mereka yang telah berbaik hati padamu? Kami tahu bahwa mereka telah mengeluarkan hampir lima ribu dollar.”

Kate berbicara di dekat telinga Ramsey. “Kami tidak mengenal mereka dan sepertinya mereka orang datangan. Ramsey, apa ada yang kau sembunyikan dari kami?”

Jikalau jujur hanya akan mendatangkan perkara buruk dan fatal, mending sedikit berbohong. “Aku tidak mengenal siapa mereka. Tidak ada yang aku sembunyikan dari kalian. Mereka adalah orang yang telah berbaik hati kepada kita. Jadi, jangan kalian pikirkan, mending kalian bersenang-senang saja.”

Tidak puas dengan pernyataan Ramsey, dua wanita itu tidak bisa menahan rasa penasarannya. Mereka saling bercakap cukup lama dan memang di antara mereka tidak ada yang mengenal tiga pria asing tadi. Penasaran, akhirnya mereka menanyakan kepada kasir dan beberapa pelayan yang berada di sana.

Namun, tetap tidak ada satu pun dari orang sini yang mengenali tiga pria misterius tersebut. Ella dan Kate ditimpa rasa keresahan yang cukup besar dan itu tentu mengganggu ketenangan mereka pada malam hari ini. Kemauan untuk hepi pun jadi sedikit berkurang karena terus kepikiran tentang siapa orang yang telah berbuat baik terhadap Ramsey.

Selain dari pada itu, mereka kecewa karena telah gagal mempermalukan Ramsey. Jika malam ini mereka berhasil, tentu besok dan besoknya lagi mereka tetap akan menggunakan lelucon tersebut untuk mempermalukan Ramsey di Luxor. Namun, rencana busuk mereka pun gagal.

Entah bagaimana ceritanya, Ella dan Kate segera meninggalkan lokasi tanpa berpamitan dengan Ramsey dan Carlos. Mereka berdua melencit keluar diskotik karena mereka masih terpikir tentang bekerja besok pagi. Sementara Carlos tertidur pulas, lantas Ramsey menggotongnya lalu membawanya pulang ke rumah sewanya.


***


Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

182