Bab 11 Iblis Gilang Feng

by Joe King 07:24,Oct 18,2023
Layla Wei tercengang. Tatapan matanya tidak lepas dari tiga mayat serigala yang tergeletak di hadapannya.

Dia mengerti....

"Ayo!" napas Gilang Feng terengah-engah seperti dengusan sapi. Melihat rumahnya sudah mulai terlalap api, dia menggendong Layla Wei sekaligus anak itu dan melompat keluar dengan menggunakan ilmu peringan tubuh.

"Tuan!" bawahan Gilang Feng berhasil menyusul mereka dan melindunginya.

"Apakah semua serigala sudah terbunuh?" Gilang Feng terus berjalan sambil bertanya.

Bawahannya tidak menjawab.

Dia mengerti.

Kedatangannya kali ini tidak terencana. Tadinya dia hanya ingin menjemput anak itu pergi. Maka dari itu, dia hanya membawa belasan pengawal bersamanya. Siapa yang menyangka seluruh gunung tertutup salju dan gerombolan serigala memasuki desa.

"Kalau begitu, kita hanya bisa membunuh semua yang menghalangi jalan kita. Serbu!" mata Gilang Feng memerah. Dia menurunkan perintah dengan suara dingin.

"Siap!" para pengawal membunuh serigala-serigala dan membuka jalan sambil melindungi Gilang Feng.

Layla Wei menjadi cemas. Di dalam pelataran masih ada Bibi Song dan Chika.

"Aku tidak bisa mengurusi ibu pengasuh dan pelayanmu. Berdoa saja mereka selamat!" Suara yang datar dan tidak berperasaan terdengar dari atas kepalanya.

Layla Wei membelalakan matanya. Orang ini sama saja dengan serigala... meskipun apa yang dia katakan memang kenyataan. Dia sendiri sedang sakit. Dia dapat berhasil membawanya dan anaknya itu keluar dari sana sudah melampaui batas kemampuannya sendiri.

Baru saja mereka berhasil mencapai pintu keluar pelataran, mereka semua hanya bisa terdiam.

Di atas hamparan salju yang putih bersih, kumpulan serigala berwarna hitam memenuhi tempat itu. Berpasang-pasang mata berwarna kehijauan memancarkan cahaya yang menakutkan.

Gilang Fang melihat kerumunan serigala itu. Matanya perlahan menjadi fokus. Seluruh darah di dalam tubuhnya mengalir deras dan ujung bibirnya terangkat.

Dia tidak percaya pada dewa-dewa. Dia hanya percaya pada dirinya sendiri. Setiap kali menghadapi ribuan prajurit, dia hanya bisa membuka matanya lebar-lebar. Sama sekali tidak merasa takut.

Sejak dulu, sifatnya seperti itu. Di hadapan lawan yang kuat, semangat bertempurnya semakin kuat. Semakin sulit keadaannya, dia semakin tidak mau mengaku kalah.

Pertempuran ini, pasti akan dia menangkan. Karena dia adalah Gilang Feng yang tidak terkalahkan.

Dia menundukkan kepalanya dan tersenyum sambil berkata kepada Layla Wei: "Aku tidak bisa melindungimu sekarang. Carilah tempat yang aman dan bersembunyilah. Berusahalah bertahan. Jika tidak bisa bertahan, aku akan mencarikan tempat pemakaman yang indah untukmu agar di kehidupan selanjutnya kamu dilahirkan dalam keadaan yang lebih baik."

Baru saja dia berkata demikian, Layla Wei merasa dunia seperti berputar. Detik berikutnya, dia sudah diletakkan di sebuah sudut yang tersembunyi.

"Bunuh!"

Gilang Feng mengayunkan pedangnya dan maju menerjang seperti iblis.

"Auuuuu!" Tidak jauh dari sana, seekor serigala berwarna putih seperti salju melolong panjang sambil menghadap bulan.

Suaranya bergema di telinga Layla Wei dan membuatnya bergidik.

Saat itu, anaknya mulai menangis.

Layla Wei ingin menghentikannya, tetapi tidak sempat lagi. Apa yang dia takutkan terjadi. Dua ekor serigala menyadari keberadaan mereka. Mereka membalikkan arah dan mengawasi mereka dengan tatapan mata yang sadis.

Layla Wei merasa sangat takut hingga rasanya jantungnya berhenti berdetak. Tiba-tiba saja, serigala itu menerjangnya tanpa ragu-ragu.

Pada saat genting, tiba-tiba saja Layla Wei berseru: "Auuuuuuu.."

Kedua serigala itu menghentikan gerakan mereka. Mereka berhenti di hadapannya: "Auuuu..."

"Auuuuu...."

Layla Wei akhirnya dapat memastikan bahwa putri sah Keluarga Wei bisa mengerti bahasa binatang, termasuk serigalam.Tetapi dia tidak bisa membalas mereka.

Sedangkan dirinya di dunia modern menguasai bahasa dari berbagai negara, termasuk bahasa purba yang mendekati cara berkomunikasi binatang. Dia memiliki kemampuan mempelajari bahasa yang sangat hebat. Setelah berhasil mengerti apa yang dikatakan para serigala itu, dia bisa menggunakan pelafalan mereka untuk membalas.

Layla Wei mengulurkan tangannya dengan gemetaran. Lalu dia menggunakan bahasa serigala dan bertanya kepada kedua serigala itu: "Apakah serigala berwarna putih itu adalah raja serigala?"

Setelah mendapat jawaban yang meyakinkan, Layla Wei berpikir sejenak, kemudian berkata: "Apakah kalian bisa mengantarku untuk menemuinya?"

"Auuuu!"

Seekor serigala yang tubuhnya lebih besar membungkukkan tubuhnya dan meminta Layla Wei untuk menungganginya.

Tubuh Layla Wei cukup kecil, ditambah lagi dia sangat kurus. Serigala itu cukup menggunakan sedikit tenaga untuk membawanya dan berlari menuju ke tempat raja serigala berada.

Sebelah tangan Layla Wei tetap menggendong anaknya, dan yang sebelah lagi berpegangan pada punggung serigala itu. Kedua kakinya mengapit perut serigala itu erat-erat. Dia menempelkan seluruh tubuhnya pada serigala itu seperti sedang menunggangi seekor kura. Sekalipun angin utara berhembus di sisinya, dia sama sekali tidak merasa dingin.

"Tuan...." Dimas Feng melihat Layla Wei menunggangi serigala dengan tidak percaya.

Gilang Feng juga menyaksikannya.

Kedua matanya yang merah tercengang.

Permainan macam apa yang sedang dilakukan wanita itu?

"Lindungi dia dan anak itu!" Detik berikutnya Gilang Feng kembali berseru.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

37