Bab 10 Gerombolan Serigala Menyerang
by Joe King
07:24,Oct 18,2023
Anaknya tidak boleh minum asi, tetapi Layla Wei tetap menghasilkan asi.
Malam sudah sangat larut. Ada satu bayi kelaparan yang sedang meraung-raung. Juga ada satu ibu yang mau tidak mau memeras asinya dan membuangnya.
Mau sebaik apapun ajaran keluarga Layla Wei, dia tetap saja ingin memaki-maki Gilang Feng gila. Mengapa dia harus membuatnya minum racun.
"Gubrak." Tangan Bibi Song gemetaran. Semangkuk air beras yang baru saja selesai dimasak berserakan di lantai.
"Ah!" Chika hanya bisa terduduk lemas di atas lantai sambil menangis.
Layla Wei menarik bajunya untuk menopang diri.
Dia meminta Gilang Feng untuk mencari ibu pengasuh. Dimas Feng malah menangkap seekor serigala.
"Di desa, tidak ada ibu yang sedang menyusui. Juga tidak ada susu sapi. Susu serigala ini bisa diminum." Dimas Feng memeras semangkuk susu serigala di sana lalu menyerahkannya dengan bangga pada Layla Wei.
Ternyata Tuan sama dengan bawahannya. Jalan pikiran mereka sama-sama unik.
Layla Wei hanya bisa menjelaskan: "Susu serigala bisa diminum. Tetapi tubuh anaknya sangat lemah. Lebih baik jangan minum. Yang pertama, karena komponen susu serigala tidak sama dengan asi ibu. Bati biasa tidak bisa menerimanya. Yang kedua, susu serigala yang baru diperas keluar mengandung bakteri. Kalau tidak disterilisasi dengan suhu tinggi, jangankan bayi, orang dewasa yang minum pun bisa diare."
Komponen? Bakteri? Dimas Feng tidak mengerti. Tetapi dia mengerti maksud Layla Wei: Tuan Muda Kecil tidak bisa minum susu serigala.
Jika orang lain yang berkata demikian, dia pasti tidak akan percaya. Tetapi setelah menyaksikan teknik penyembuhan Layla Wei, dia cukup kagum dan hormat padanya. Berhubung dia berkata tidak boleh minum, maka jangan minum.
"Bibi Song, ambil lagi air beras kemari." Lebih baik mengandalkan minyak yang ada di permukaan air beras. Layla Wei memberi arahan sambil berpikir keras.
Baru saja dia selesai menyuapi anak itu hingga kenyang dan memeras asinya. Layla Wei hendak duduk beristirahat. Lalu dari luar terdengar suara melolong.
Hati Layla Wei mencelos, dia merasa ada yang tidak beres.
Ternyata benar. Chika kembali menangis: "Nona... Ada, banyak sekali serigala!"
Semangkuk susu serigala yang tidak bisa diminum mengundang sekelompok serigala kelaparan untuk mengerubungi mereka. Bawahan Gilang Feng benar-benar... Hebat!
Selain otaknya, Layla Wei sama sekali tidak memiliki apa-apa. Bahkan tubuh yang sanggup untuk melarikan diripun dia tidak punya. Dia hanya bisa menenangkan dirinya: "Chika, Bibi Song. Lembpar semua benda-benda di dalam rumah ini yang bisa di bakar ke depan pintu dan bakarlah. Jangan biarkan apinya padam!"
"Baik, Nona!"
Layla Wei membungkus anaknya dengan hati-hati dan memeluknya dengan erat.
Setelah nyala api mulai berkobar-kobar, Layla Wei baru tahu ada berapa banyak serigala di luar.
Malam yang hening, di sudut desa di atas gunung yang terperangkap badai salju, segerombolan serigala yang sudah kelaparan selama berbulan-bulan melolong nyaring.
Chika ketakutan hingga kakinya lemas. Bibi Song mengambil pisau dapur dan berjaga-jaga di depan pintu dengan tubuh gemetaran.
Tiba-tiba muncul beberapa bayangan hitam dari pelataran.
"Serigala! Serigala!" Chika sangat ketakutan. Dia bahkan sampai lupa menangis.
"Minggir!" Bibi Song mengayun-ayunkan pisau dapur. Pikirannya kosong melompong.
Layla Wei juga panik. Bukan karena Chika dan Bibi Song. Melainkan karena api di luar pintu semakin lama semakin lemah.
"Chika, Bibi Song. Keluarkan semua pakaian dan selimut dan bakarlah!" Dia berkata dengan lantang.
Tetapi Chika sudah tidak bisa bergerak. Bibi Song sudah tidak bisa mendengar kata-kata Layla Wei. Layla Wei mengeratkan giginya dan menggendong anak turun dari ranjang. Dengan bersusah payah, dia melempar lampu minyak di atas meja ke atas ranjang.
Kobaran api belum membesar, tetapi serigala-serigala itu sudah menerobos masuk ke dalam.
"Auuu~"
Layla Wei menundukkan kepalanya secara insting. Dia menggunakan tubuhnya untuk melindungi anak yang berada dalam pelukkannya. Dia sial sekali. Dia tidak mati terkubur hidup-hidup, tetapi apakah dia akan mati karena serigala?
"Auuu!"
Cipratan darah hangat mengenai wajah dan tubuh Layla Wei.
Dia mengangkat kepalanya dan melihat Gilang Feng membawa pedang panjang. Tubuhnya lincah, setiap ayunan pedang, dia mengenai seekor serigala. Sebentar saja, tiga ekor serigala yang menerjang masuk sudah mati terbunuh.
Malam sudah sangat larut. Ada satu bayi kelaparan yang sedang meraung-raung. Juga ada satu ibu yang mau tidak mau memeras asinya dan membuangnya.
Mau sebaik apapun ajaran keluarga Layla Wei, dia tetap saja ingin memaki-maki Gilang Feng gila. Mengapa dia harus membuatnya minum racun.
"Gubrak." Tangan Bibi Song gemetaran. Semangkuk air beras yang baru saja selesai dimasak berserakan di lantai.
"Ah!" Chika hanya bisa terduduk lemas di atas lantai sambil menangis.
Layla Wei menarik bajunya untuk menopang diri.
Dia meminta Gilang Feng untuk mencari ibu pengasuh. Dimas Feng malah menangkap seekor serigala.
"Di desa, tidak ada ibu yang sedang menyusui. Juga tidak ada susu sapi. Susu serigala ini bisa diminum." Dimas Feng memeras semangkuk susu serigala di sana lalu menyerahkannya dengan bangga pada Layla Wei.
Ternyata Tuan sama dengan bawahannya. Jalan pikiran mereka sama-sama unik.
Layla Wei hanya bisa menjelaskan: "Susu serigala bisa diminum. Tetapi tubuh anaknya sangat lemah. Lebih baik jangan minum. Yang pertama, karena komponen susu serigala tidak sama dengan asi ibu. Bati biasa tidak bisa menerimanya. Yang kedua, susu serigala yang baru diperas keluar mengandung bakteri. Kalau tidak disterilisasi dengan suhu tinggi, jangankan bayi, orang dewasa yang minum pun bisa diare."
Komponen? Bakteri? Dimas Feng tidak mengerti. Tetapi dia mengerti maksud Layla Wei: Tuan Muda Kecil tidak bisa minum susu serigala.
Jika orang lain yang berkata demikian, dia pasti tidak akan percaya. Tetapi setelah menyaksikan teknik penyembuhan Layla Wei, dia cukup kagum dan hormat padanya. Berhubung dia berkata tidak boleh minum, maka jangan minum.
"Bibi Song, ambil lagi air beras kemari." Lebih baik mengandalkan minyak yang ada di permukaan air beras. Layla Wei memberi arahan sambil berpikir keras.
Baru saja dia selesai menyuapi anak itu hingga kenyang dan memeras asinya. Layla Wei hendak duduk beristirahat. Lalu dari luar terdengar suara melolong.
Hati Layla Wei mencelos, dia merasa ada yang tidak beres.
Ternyata benar. Chika kembali menangis: "Nona... Ada, banyak sekali serigala!"
Semangkuk susu serigala yang tidak bisa diminum mengundang sekelompok serigala kelaparan untuk mengerubungi mereka. Bawahan Gilang Feng benar-benar... Hebat!
Selain otaknya, Layla Wei sama sekali tidak memiliki apa-apa. Bahkan tubuh yang sanggup untuk melarikan diripun dia tidak punya. Dia hanya bisa menenangkan dirinya: "Chika, Bibi Song. Lembpar semua benda-benda di dalam rumah ini yang bisa di bakar ke depan pintu dan bakarlah. Jangan biarkan apinya padam!"
"Baik, Nona!"
Layla Wei membungkus anaknya dengan hati-hati dan memeluknya dengan erat.
Setelah nyala api mulai berkobar-kobar, Layla Wei baru tahu ada berapa banyak serigala di luar.
Malam yang hening, di sudut desa di atas gunung yang terperangkap badai salju, segerombolan serigala yang sudah kelaparan selama berbulan-bulan melolong nyaring.
Chika ketakutan hingga kakinya lemas. Bibi Song mengambil pisau dapur dan berjaga-jaga di depan pintu dengan tubuh gemetaran.
Tiba-tiba muncul beberapa bayangan hitam dari pelataran.
"Serigala! Serigala!" Chika sangat ketakutan. Dia bahkan sampai lupa menangis.
"Minggir!" Bibi Song mengayun-ayunkan pisau dapur. Pikirannya kosong melompong.
Layla Wei juga panik. Bukan karena Chika dan Bibi Song. Melainkan karena api di luar pintu semakin lama semakin lemah.
"Chika, Bibi Song. Keluarkan semua pakaian dan selimut dan bakarlah!" Dia berkata dengan lantang.
Tetapi Chika sudah tidak bisa bergerak. Bibi Song sudah tidak bisa mendengar kata-kata Layla Wei. Layla Wei mengeratkan giginya dan menggendong anak turun dari ranjang. Dengan bersusah payah, dia melempar lampu minyak di atas meja ke atas ranjang.
Kobaran api belum membesar, tetapi serigala-serigala itu sudah menerobos masuk ke dalam.
"Auuu~"
Layla Wei menundukkan kepalanya secara insting. Dia menggunakan tubuhnya untuk melindungi anak yang berada dalam pelukkannya. Dia sial sekali. Dia tidak mati terkubur hidup-hidup, tetapi apakah dia akan mati karena serigala?
"Auuu!"
Cipratan darah hangat mengenai wajah dan tubuh Layla Wei.
Dia mengangkat kepalanya dan melihat Gilang Feng membawa pedang panjang. Tubuhnya lincah, setiap ayunan pedang, dia mengenai seekor serigala. Sebentar saja, tiga ekor serigala yang menerjang masuk sudah mati terbunuh.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved