chapter 19 Pasien Darurat Pertama

by Frans Stevanus 16:59,Sep 27,2023
“Hei, kenapa kamu hanya duduk diam saja? Kamu pikir bertugas di unit gawat darurat itu bisa santai seperti tidak ada kerjaan?"

Septian Shun yang sedang duduk di mejanya melirik ke arah Jack Zhou yang sedang menatapnya dengan wajah marah. Septian Shun pun tersenyum mengejek, "Seingatku menurut jadwal tugas, harusnya sekarang giliran kamu yang bertugas, 'kan? Kenapa kamu sendiri bukannya pergi kerja dan hanya menatapku saja?"

"Cih, aku kembali sebentar untuk minum dan melihatmu bermalas-malasan. Kuberi tahu ya, unit gawat darurat bukan tempat bermain. Kalau kamu terus bermalas-malasan seperti ini suatu hari nanti, akan kuadukan pada Pak Christian! Kami para dokter di unit gawat darurat, tidak menginginkan orang malas dan makan gaji buta sepertimu!"

Jack Zhou memelototi Septian Shun.

Dulu sebelum kedatangan Septian Shun, dialah satu-satunya dokter muda di unit gawat darurat. Pak Christian memperlakukan Jack Zhou dengan baik sehingga dia yang berpikiran sempit pun berpikir bahwa unit gawat darurat adalah wilayah kekuasaannya. Dengan kehadiran Septian Shun, Jack Zhou sontak merasa posisinya terancam. Apalagi Miranda Ouyang memberi Septian Shun perhatian spesial, Jack Zhou tentu merasa cemburu.

Namun, sikap Septian Shun di seminar yang tidak bersemangat dan malas-malasan membuat Jack Zhou merasa Septian Shun adalah pria lemah, itu sebabnya Jack Zhou menindas dan mengintimidasi Septian Shun sesuka hati.

"Kamu bodoh ya? Ini hari pertamaku di sini. Dasar, bukannya bekerja malah mengajakku berdebat."

Septian Shun membalas sambil mengernyit.

"Memangnya kenapa kalau ini hari pertamamu? Kalau tidak ada kerjaan, 'kan bisa bantu-bantu menyapu atau membersihkan meja. Sudah makan gaji buta saja masih banyak alasan."

Tubuh Jack Zhou sampai gemetar karena begitu marah, dia tidak menyangka Septian Shun berani menyahutinya.

Kali ini, Septian Shun tidak mau repot-repot menjawab. Dia hanya melirik sinis lalu memejamkan mata dan istirahat, dia benar-benar mengabaikan Jack Zhou.

"Kamu! Kamu! Hei..."



Jack Zhou menunjuk Septian Shun, dia sangat marah sampai tidak bisa berkata-kata.

"Kring… Kring..."

Telepon kantor tiba-tiba berdering nyaring. Mata malas Septian Shun tiba-tiba kembali terbuka dan berkilat semangat. Biasanya telepon kantor tidak akan berdering kecuali dalam keadaan darurat. Artinya, sekarang ada pasien dalam kondisi kritis!

"Halo, dengan UGD!"

Waktu Septian Shun mengangkat telepon, ekspresi malasnya menghilang seketika, Septian Shun berubah 180 derajat menjadi pribadi yang percaya diri dan energik.

"Kenapa tidak ada dokter yang tidak bertugas di sini? Tolong segera datang ke ruang gawat darurat, ada pasien yang sakit kritis!"

Emma Zhao berujar dengan cemas. Barusan, mobil ambulans datang mengantarkan seorang wanita yang berlumuran darah, matanya sudah memutih, tangannya terentang ke atas dan tubuhnya kejang parah. Sepertinya kondisinya sangat kritis, tetapi di saat seperti ini dokter yang bertugas malah tidak ada di ruang konsultasi. Emma Zhao pun menjadi emosi meski posisinya hanya sebagai seorang perawat muda.

"Baik, kami datang sekarang."

Septian Shun langsung menutup telepon, meraih jas dokter yang tergantung di gantungan dan bergegas ke ruang gawat darurat.

“Hei, kamu!” Jack Zhou yang benar-benar diabaikan oleh Septian Shun, seketika tercengang saat melihat Septian Shun bergegas keluar. Setelah tersadar akan situasinya, barulah dia buru-buru mengikuti Septian Shun.

"Apa yang terjadi? Lihat mata pasien sudah memutih, kenapa tidak ada satu pun dokter di ruang tugas!"

Emma Zhao adalah gadis biasa dari daerah selatan. Dia bertubuh mungil, terlihat ceria dan imut. Selain itu, hal terpenting adalah sebagai perawat, dia memiliki rasa tanggung jawab yang kuat terhadap pasien. Emma Zhao marah karena dokter jaga tidak ada di tempat sehingga dia harus menunda pertolongan. Wajah mungil cantiknya sangat menggemaskan walau sedang melotot karena marah.

Namun, Emma Zhao menahan diri untuk tidak marah-marah lagi saat melihat seorang dokter baru yang belum pernah dilihatnya datang menghampirinya. Dokter ini berperawakan tinggi dan tampan, selain itu dokter ini berbudi baik karena langsung minta maaf sambil tersenyum.

Tatapan mata hangat dokter baru yang tampan itu membuat wajah Emma Zhao tiba-tiba terasa panas dan kekesalannya barusan tiba-tiba sirna. Dia tahu dokter baru ini bernama Septian Shun, dia juga tahu reputasi dokter baru ini buruk, meski begitu kesannya pada dokter baru yang tampan ini cukup baik.

“Bagaimana kondisinya?”

Sambil berjalan, Septian Shun sudah bertanya tentang kondisi pasien.

"Pasiennya perempuan. Menurut keluarga, pasien mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang. Selain beberapa luka luar, sepertinya kepalanya terbentur cukup keras, sekarang dia kejang-kejang."

Emma Zhao mampu merangkum kondisi pasien dengan jelas hanya dalam beberapa kata.

Septian Shun hanya diam mendengarkan penjelasan Emma Zhao. Dia mendongak dan membaca kata "Ruang Gawat Darurat" yang tertulis di sampingnya, menarik napas dalam-dalam, mengenakan masker lalu membuka pintu dan masuk ke ruangan.

Septian Shun langsung mengenali pasien mana yang kritis karena hanya wanita itu pasien yang kejang-kejang di ruang gawat darurat. Pasien ini tidak bisa diam meski tubuhnya berlumuran darah, dia menggoyangkan kedua tangan sambil meneriakkan beberapa kata tanpa sadar. Kedua bola matanya memutih, dia terlihat seperti ingin melakukan sesuatu tetapi tidak bisa, bahkan dari mulut keluar busa.

Saat Septian Shun sedang memeriksa, Jack Zhou juga sudah tiba dan masuk ke ruangan. Begitu dia melihat Septian Shun berdiri di samping pasien yang kritis, Jack Zhou langsung melompat mendatanginya.

"Apa yang terjadi!"

Jack Zhou menarik Septian Shun menjauh dari pasien dengan kasar, lalu mengernyit dan bertanya dengan nada curiga, "Apa-apaan? Dokter tugas hari ini itu aku, kenapa bukan meneleponku kalau ada pasien kritis seperti ini?"

Emma Zhao yang muak hanya bisa cemberut, dia tahu persis tabiat Dokter Jack yang suka pamer. Emma Zhao tahu sebaiknya dia tidak menyinggung pria ini, jadi dia yang kesal terpaksa menelan bulat-bulat amarahnya lalu menceritakan kembali kondisi pasien pada Dokter Jack. Setelah itu, Emma Zhao melirik Septian Shun dan membatin, 'Lebih baik dokter ini, sudah baik hati, tampan pula!'

"Pasien pasti mengalami pendarahan otak, cepat pindai otaknya untuk melihat sejauh apa cederanya."

Jack Zhou buru-buru memeriksa kondisi pasien setelah itu mengernyit dan memberi isyarat pada keluarga pasien untuk membawa pasien ke ruang pemindai otak. Kemudian Jack Zhou menoleh pada Erick Zhou dan menginstruksikan, "Hubungi departemen otak dan minta mereka datang memeriksa apa pasien ini perlu dioperasi.”

"Baik."

Emma Zhao hanya menjawab pelan.

Setelah memberi instruksi, Jack Zhou merasa menjadi penguasa karena sudah mengendalikan situasi. Dia merasa puas saat melihat keluarga pasien melakukan seperti apa yang dia perintahkan. Setelah itu, matanya menangkap sosok Septian Shun yang hanya berdiri di sampingnya sambil mengerutkan kening seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Hei, apa yang kamu lakukan? Pasien sudah kritis begitu kamu masih diam saja. Sana siapkan pemeriksaan rutin yang harus dilakukan pasien selanjutnya seperti gula darah dan tes rutin lainnya. Cepat pergi!"

Jack Zhou berkata dengan arogan pada Septian Shun.

Septian Shun menatap Jack Zhou dan tersenyum tipis. Dia mengabaikan perintah Jack Zhou karena tes gula darah rutin dilakukan oleh perawat, tidak ada hubungannya dengan Septian Shun.

Melihat Septian Shun tetap diam, kemarahan Jack Zhou pun meluap. "Hei, jalankan perintahku! Kamu pikir bisa makan gaji buta di sini? Mimpi!"

Suara Jack Zhou yang lantang langsung menggema di ruang gawat darurat dan menarik perhatian semua orang. Mereka semua tahu tidak mudah menundukkan Jack Zhou, di sisi lain mereka juga tidak terlalu mengenal Septian Shun, dokter baru mereka. Jadi, mereka punya firasat buruk saat melihat Septian Shun menentang Jack Zhou.

Emma Zhao yang saat ini kembali setelah menelepon pun langsung kesal begitu mendengar kata-kata Lisa Wang. Dadanya naik turun karena napasnya yang memburu. Meski Emma Zhao bertubuh mungil dan cantik, dia bukan tipe gadis yang lemah. "Siapa bilang ada aturan seperti itu? Lagi pula, Dokter Septian bukan dokter magang, dia bukan tidak melakukan apa-apa, dia baru mau bertindak tapi sudah dihalangi."

Lisa Wang mengernyit. Hubungannya dengan Emma Zhao memang tidak baik, tetapi dia tidak menyangka bahwa Emma Zhao akan berdebat dengannya dalam hal ini.

"Perhatikan bicaramu, Dokter Jack masih di sini. Maksud perkataanmu itu kamu tidak mengijinkan Dokter Septian bekerja di bawah perintah Dokter Jack?" Raut wajah Lisa Wang berubah dingin saat menatap Emma Zhao dan Septian Shun.

Melihat Lisa Wang sepertinya ingin menabuh genderang perang di sini, Emma Zhao pun tidak lagi menahan diri, dia sama sekali tidak mundur. Dia menatap tajam Lisa Wang dengan matanya yang indah dan menyahut, "Tidak? Aku tidak bermaksud begitu."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200