chapter 1 ukiran misterius

by Frans Stevanus 16:59,Sep 27,2023

"Septian, aku sudah memberimu begitu banyak kesempatan, tapi kamu sangat mengecewakanku. Ini adalah kesempatan terakhirmu. Jika kamu tidak bisa menyelesaikannya lagi, jangan salahkan aku. Lagi pula, rumah sakit kita tidak membutuhkan dokter yang tidak berguna!”
Melihat pemuda yang cukup tampan ini, Anton Wang duduk di atas kursi sambil menggoyangkan tubuhnya yang gemuknya itu.
“Bapak tenang saja, aku pasti akan menyelesaikan tugas kali ini!” Septian Shun mendongakkan kepalanya. Matanya menunjukkan tidak akan menyerah.
Anton Wang berkata dengan munafik, "Aku sangat salut dengan anak muda yang semangat sepertimu. Jika kamu bisa menyelesaikan tugas kali ini, aku akan merekomendasikan kamu untuk menjadi pegawai tetap.”
“Pak Anton tenang saja, aku pasti akan menyelesaikannya!” Septian Shun menganggukkan kepala.
Saat melihat Septian Shun hendak pergi, wajah gemuk Anton Wang menunjukkan senyuman sinis. “Aku sudah melihat pasien di kamar 302 dan memastikan bahwa kondisinya tidaklah parah, jadi tugas kali ini tidaklah sulit. Kamu harus meraih kesempatan ini dengan baik!:
Rumah Sakit Utama adalah salah satu dari sedikit rumah sakit besar di negara ini. Septian Shun baru saja lulus kuliah dan menonjol dari hampir seribu lulusan baru yang masuk ke Rumah Sakit Utama sebagai dokter magang. Hal ini juga bisa menunjukkan kemampuan Septian Shun.
Namun orang baik selalu ditindas. Septian Shun baru magang beberapa hari, dia menyadari Anton Wang dan kepala perawat melakukan hal tercela di dalam kantor. Dia tidak menyangka mulai saat itu, dia menjadi musuhnya Anton Wang.
Anton Wang selalu menyerahkan pasien akut pada Septian Shun. Hal ini menyebabkan dokter magang yang masuk bersama Septian Shun sudah menjadi pegawai tetap sedangkan Septian Shun masih tetap dengan status magang.
Penyakit pasien di kamar 302 sangatlah aneh, meskipun menggunakan peralatan medis tercanggih juga tidak bisa memastikan penyakitnya. Kali ini Anton Wang menyerahkan kasus sengit ini padanya karena ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengusir Septian Shun.
Setelah keluar dari rumah sakit, Septian Shun menghela napas. Kali ini sepertinya akan berakhir di tangan Anton Wang.
Lagi pula, dia juga akan dipecat, jadi dia tidak perlu terburu-buru ke bangsal. Sekarang sudah waktunya untuk makan, jadi hal paling penting sekarang adalah mengisi perut.
Namun Septian Shun tidak ingin makan di dapur rumah sakit. Dia ingin makan makanan enak di luar dan dia merasa ada sesuatu yang akan terjadi hari ini.
“Mau makan apa?” Septian Shun berjalan ke depan pintu rumah sakit. Dia melihat kedua sisi jalan yang penuh dengan restoran. Septian Shun sedikit pusing dalam memilih. Dia menoleh ke sekitar dan benar-benar tidak tahu harus memilih restoran yang mana.
“Nak, kuihat dahimu lebar dan dagumu kotak, seperti ada cahaya ilahi yang membumbung ke langit dari kepalamu. Ini menandakan kamu memiliki takdir yang sangat luar biasa! Nak, aku berani jamin hidupmu pasti akan sangat meriah dan sangat menakjubkan! Kamu pasti bukan orang biasa, menjadi kaya bukanlah apa-apa, tetapi kamu akan menjadi dewa di masa depan!”
Saat Septian Shun sedang kebingungan ingin makan apa, tiba-tiba ada seseorang menarik sudut bajunya. Dia menoleh dan melihat seorang pengemis tua dengan rambut penuh kotoran dan mengenakan pakaian compang-camping yang menarik pakaiannya. Pengemis tua itu berkata panjang lebar tanpa jeda.
Septian Shun tersenyum dan merasa pengemis tua ini adalah orang yang menarik. Namun Septian Shun teringat dirinya masih mau makan dan ada tugas di sore hari, jadi dia berniat untuk langsung pergi. Saat melangkah, dia menyadari bajunya masih tetap ditarik.
“Nak! Aku lihat dahimu lebar ….” Pengemis tua menarik Septian Shun dan berkata lagi seperti barusan. Namun kali ini agak berbeda dari sebelumnya karena pengemis tua menjulurkan tangan pada Septian Shun dengan perlahan.
“Apa yang ingin kamu lakukan?”
“Nak, apa yang aku katakan padamu itu benar! Tapi, jika kamu ingin sukses masih memerlukan suatu kesempatan!” Pengemis tua itu tiba-tiba memancarkan aura yang misterius dan suaranya juga menjadi suram. Perubahan pengemis tua yang mendadak membuat Septian Shun terkejut.
“Coba Bapak katakan, peluang apa yang aku butuhkan?” tanya Septian Shun dengan penasaran.
“Jika ingin mengetahui apa kesempatannya, kita harus ke sana!” Pengemis tua tiba-tiba menunjuk ke sebuah tempat. Septian Shun melihat ke arah tempat yang ditunjuk pengemis tua itu dengan serius.
“Restoran Ayam Lie’s!” Kata-kata besar sangat menonjol bagi Septian Shun.
“Pak Tua, kamu langsung bilang saja kalau lapar, kamu jangan membodohiku seperti ini!” Ekspresi Septian Shun menjadi masam. Dia tahu bahwa dirinya termasuk orang yang pintar, jadi bagaimana mungkin dibodohi oleh pengemis tua itu dengan begitu mudah.
“Ayo! Kamu beruntung bertemu denganku hari ini. Kebetulan aku juga sedang bingung ingin makan apa, aku traktir kamu makan ayam saja!” Septian Shun menggelengkan kepala dan berjalan masuk ke dalam restoran terlebih dahulu.
“Kelak kamu akan tahu bahwa kamulah yang paling beruntung bertemu denganku!” Pengemis tua berdiri di tempat. Dia menyipitkan matanya sambil berbicara dengan misterius seperti seorang master. Namun beberapa saat kemudian, pengemis tua segera menggosok tangannya dan mengejar Septian Shun.
“Aku mau makan porsi besar!”
“Erghh … Erghh ….” Satu jam kemudian, pengemis tua keluar dari restoran bersendawa kenyang. Septian Shun ikut di belakang pengemis tua dengan tercengang. Dia meraba dompetnya yang telah rata dengan diam. Gaji magangnya tidaklah banyak, siapa sangka pengemis tua iku bisa makan tiga porsi ayam! Sepertinya dia harus makan di dapur rumah sakit dalam beberapa hari ke depan.
“Erghh … Nak, aku tidak berbohong padamu mengenai peluang yang aku katakan. Erghh … Di sini!” Septian Shun ikut di belakang pengemis tua. Si pengemis tua tiba-tiba membalikkan tubuh, dia menunjukkan gigi kuningnya dengan misterius dan suara saat berbicara dengan Septian Shun juga tiba-tiba mengecil.
“Pak Tua! Aku sudah tidak ada uang lagi! Kamu jangan membodohiku lagi, aku tidak akan percaya lagi! Kamu juga sudah tua, jangan terus keluar lagi, bagaimana kalau terjadi kecelakaan?!” Saat melihat pengemis tua menunjukkan ekspresi yang misterius, Septian Shun langsung menjadi tegang dan segera menutup dompetnya.
“Chiee! Apa yang kamu takutkan? Aku tidak tertarik pada uangmu!” Pengemis tua melirik dompet Septian Shun dengan diam-diam, lalu berkata dengan serius, “Aku benar-benar ingin memberimu kesempatan! Ini untukmu! Pegang!”
Pengemis tua menyerahkan sebuah barang pada Septian Shun sambil berbicara dan menyuruh Septian Shun memegangnya dengan erat.
“Ikan bersirip emas bukanlah ikan biasa dalam kolam, ia akan berubah menjadi naga ketika badai melanda!”
“Kesempatan akan berkumpul ketika badai melanda!”
Pengemis tua tiba-tiba berpuisi dengan nyaring. Septian Shun menundukkan kepala melihat barang yang diberikan pengemis tua padanya dengan kebingungan.
“Apa? Kamu membohongiku lagi!” Septian Shun menundukkan kepala melihat benda yang diberikan pengemis tua adalah patung berbentuk mata yang terbuat dari plastik. Benda itu sangat ringan, hanya ada titik keemasan yang di pertengahan mata.
“Pak Tua, apa ini?” Septian Shun mendongakkan kepala dan menyadari pengemis tua sudah menghilang di depannya seperti tidak pernah hadir di sini.
“Apa-apaan ini!” Septian Shun kebingungan dan tidak mengerti apa yang telah terjadi. Dia mengamati patung mata yang terbuat dari plastik dengan cermat. Tiba-tiba titik keemasan bersinar berubah menjadi cahaya emas dan langsung menghantam ke dalam matanya. Seketika, Septian Shun merasa depannya menjadi gelap, kemudian pingsan. (Bersambung)


Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200