chapter 6 Menjadi dokter resmi
by Frans Stevanus
16:59,Sep 27,2023
"Hehe ...."
Melihat Anton Wang pergi, Septian Shun tertawa ringan. Selama masa magang, Anton Wang selalu mempersulitnya, sekarang dia akhirnya bisa melampiaskannya. Hal yang paling penting adalah,
"Aku akhirnya menjadi seorang dokter resmi!"
Septian Shun mengepalkan tangannya dengan erat. Dia akhirnya dia menetap sia-sia di rumah sakit selama beberapa bulan.
"Septian, benar-benar terima kasih! Kamu telah menyelamatkan anakku. Kamu adalah penyelamat Kayla dan aku! Kami benar-benar berterima kasih banyak padamu!"
Pada saat ini, ibunya pasien menarik pasien berjalan ke arah Septian Shun. Dia berjalan sambil berkata. Tubuhnya yang montok sedikit bergemetar, hal ini bisa menunjukkan suasana hatinya yang sangat gembira.
Septian Shun tertegun sejenak. Dia baru menyadari bahwa pasien tidak hanya cantik, tetapi ibunya bahkan juga seorang ibu muda yang nenawan.
"Tidak perlu sungkan, ini sudah kewajibanku," ucap Septian Shun sambil melambaikan tangannya. Namun, Septian Shun tidak menyangka, ibunya gadis itu sangat gembira hingga memegang tangan Septian Shun. Sedangkan Septian Shun menarik tangannya dari tangan ibunya gadis itu yang mulus dengan wajah tersipu. "Kak, kamu jangan khawatir. Penyakit putrimu tampak sangat menakutkan, tapi karena masih stadium awal maka akan sangat mudah disembuhkan."
"Kalau bukan karena Dokter berhasil menemukan penyakitnya, penyakit ini akan mematikan jika terus ditunda! Kamu benar-benar penyelamat kami!" Ibu cantik berkata pada Septian Shun dengan serius, "Dokter, namaku Karen Ning, putriku bernama Kayla Ning. Penyakit Kayla harus merepotkanmu di kelak hari nanti. Terima kasih."
Karen Ning berkata sambil mengeluarkan sebuah kartu belanja di tas dan menyerahkan pada Septian Shun.
Septian Shun kebingungan dengan tindakan Karen Ning, kemudian Septian Shun menolak kartunya dengan tersenyum, "Kak, apa yang kamu lakukan? Aku adalah dokter, sudah seharusnya aku menyembuhkan Kayla. Kamu jangan khawatir."
Karen Ning menatap Septian Shun. Septian Shun bertatapan dengan Karen Ning tanpa ragu. Beberapa saat kemudian, mata Karen Ning menjadi berbinar-binar, lalu dia tersenyum. "Aku terlalu gegabah! Aku ambil kembali kartu belanjanya, kalau tidak aku akan diremehkan olehmu. Tapi, kamu harus menerima kartu namaku. Kamu boleh menghubungiku kalau ada masalah. Aku mungkin tidak bisa menyelesaikan masalah besar, setidaknya aku masih bisa menyelesaikan masalah kecil. Ini tidak keterlaluan, 'kan?"
Septian Shun menerima kartu namanya. Kartu namanya terbuat dari kertas khusus, saat dipegang akan terasa sangat nyaman. Bagian kosong di atas kartu nama ada ukiran pola . Kartu namanya hanya tertulis nama dan nomor telepon Karen Ning, membuat kartu namanya tampak sangat rendah hati namun mewah.
Setelah mengingatkan Kayla Ning banyak istirahat dan menerima pengobatan, Septian Shun teringat dengan ucapan Miranda Ouyang, jadi Septian Shun naik lift dan berniat untuk mencari Miranda Ouyang.
Septian Shun tiba di depan kantor Miranda Ouyang. Setelah mengetuk pintu beberapa saat, Septian Shun menyadari tidak ada tanggapan apa pun. Oleh karena itu, Septian Shun membuka pintu masuk. Kantor wakil direktur berbeda dengan kantor dokter biasa. Kantornya lebih besar, desain interiornya juga lebih berkelas dan juga ada aroma tipis kayu Cendana.
"Bu Miranda, Bu Miranda!"
Septian Shun memanggil sambil berjalan masuk dengan pelan. Pada akhirnya, Septian Shun melihat Miranda Ouyang dalam ruangannya. Tidak tahu apa karena kelelahan atau lainnya, Miranda Ouyang tertidur di atas meja. Rambutnya terkulai bagaikan air terjun. Gambaran yang indah ini tiba-tiba muncul di depan mata Septian Shun.
Sedangkan Septian Shun tidak tega merusak keindahan ini, jadi dia berdiri di samping untuk menunggu dengan diam.
Tidak tahu berapa lama, Miranda Ouyang akhirnya bangun. Dia meregangkan tubuhnya, membuat postur tubuhnya tertunduk jelas. Wajah cantiknya juga tampak sedikit bengong. Namun saat menyadari ad orang di dalam kantornya, tatapan Miranda Ouyang langsung menjadi dingin dan sosok yang jutek muncul di depan Septian Shun.
Namun Miranda Ouyang langsung mengerti ada apa sebenarnya. Dia merapikan rambut panjangnya ke belakang, kemudian berkata dengan acuh tak acuh, "Kapan datangnya?"
Septian Shun menggaruk kepalanya. "Tidak terlalu lama. Barusan aku mengetuk pintu tapi tidak ada tanggapan, jadi aku masuk dan menyadari Ibu sedang tidur, aku juga tidak mengganggumu."
Miranda Ouyang melihat Septian Shun dengan sedikit terkejut. Kemudian dia menundukkan kepala membalik dokumen di atas meja dan berkata, "Aku mencarimu ingin mengatakan tiga hal. Pertama, karena kamu sudah menjadi dokter resmi, maka kamu harus memiliki persiapan untuk menjadi seorang dokter dan bekerja dengan baik "
Septian Shun berdiri di depan Miranda Ouyang. Dilihat dari atas ke bawah ditambah ilmu tembus pandang, Septian Shun kebetulan bisa melihat jelas dada Miranda Ouyang yang montok dan mulus dari kerah kemeja putihnya.
"Shhh."
Septian Shun mendesis. Siapa sangka tubuh Miranda Ouyang yang jutek akan begitu montok! Jantung Septian Shun berdebar kencang dan tatapannya juga menjadi fokus pada dada Miranda Ouyang secara refleks. Rasa yang dingin melonjak ke mata Septian Shun. Kemeja putih Miranda Ouyang juga menghilang di depan mata Septian Shun secara perlahan membuat kedua bukit tinggi itu hampir muncul di depan Septian Shun.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
Saat menyadari Septian Shun tidak ada reaksi, Miranda Ouyang tiba-tiba mendongakkan kepala dan melihat Septian Shun sedang bengong sambil menatap dadanya. Alis mata Miranda Ouyang berkerut dan mulutnya yang seperti ceri juga langsung mengomel.
"Ti ... tidak ada apa-apa! Aku lihat ada kotoran di bajumu."
Septian Shun tidak bisa berkonsentrasi lagi dalam kondisi yang panik. Septian Shun yang panik segera menunjuk sebuah titik hitam di kemeja Miranda Ouyang dan berkata.
Miranda Ouyang menundukkan kepala melihat kemejanya, setelah menyadari ada kotoran, dia juga tidak berpikir banyak lagi. "Apakah kamu sudah mendengar hal kedua yang aku katakan padamu?"
"Hah? Apa? Aku tidak mendengar jelas barusan!" Septian Shun sedikit canggung. Dia hanya memperhatikan tubuh Miranda Ouyang yang montok.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?! Aku katakan sekali lagi, kamu dengarkan baik-baik!" Miranda Ouyang berkata pada Septian Shun dengan getir, "Besok rumah sakit kita akan melakukan seminar, biasanya semua dokter resmi harus berpartisipasi. Kamu adalah dokter resmi yang baru saja diangkat, jadi membutuhkan laporan yang berhubungan dengan pekerjaan. Bertindaklah yang baik, jangan mempermalukanku!"
Septian Shun menganggukkan kepala dengan tersenyum. " Kamu jangan khawatir, Bu. Hanya rapat seminar saja, tidak akan ada masalah."
Miranda Ouyang membuka mulutnya, seolah ada hal yang bisa diungkapkan. Namun, pada akhirnya Miranda Ouyang menyerah dan mengatakan hal lainnya, "Lalu hal yang ketiga, aku tahu bahwa hubunganmu dengan Dokter Anton sangat tidak harmonis, Dokter Anton sepertinya sedikit mempersulit mu. Tapi sekarang kamu sudah seorang dokter, kalian sebagai kolega kalau bisa damai akan lebih baik karena kalian akan sering bertemu. Terkadang ada beberapa masalah akan lewat jika bersabar."
Saat mendengarnya, Septian Shun berhenti tertawa dan menjawab, "Bu Miranda, aku adalah orang yang tidak akan mencari masalah dengan orang kalau tidak ada orang yang memulainya terlebih dahulu. Jika Dokter Anton tidak mencari masalah denganku, kamu tentu saja akan baik-baik saja. Jika dia terus mencari masalah denganku, maka jangan menyalahkanku tidak menghormatinya!"
Saat mendengar ucapan dan melihat Septian Shun yang optimis, Miranda Ouyang mengelus keningnya dengan pusing. "Anak muda sekarang benar-benar emosian! Tidak mau mengalah. Lupakan saja! Lagipula kamu adalah dokter yang aku angkat, jadi akan membantumu jika terjadi masalah di kelak hari nanti!"
"Selanjutnya juga tidak ada masalah lain. Kamu kembali beres-beres saja, besok datang lebih awal untuk melakukan pekerjaan pertukaran dan jangan lupa dengan seminar besok," ujar Miranda Ouyang sambil melihat Septian Shun yang berdiri di tempat, kemudian dia terus menundukkan kepala melihat dokumen di atas meja.
"Terima kasih, Bu." Mata Septian Shun berbinar-binar. Lalu berkata pada Miranda Ouyang dengan tersenyum, "Kalau begitu, aku pergi dulu. Tapi, Bu, kamu sedikit lemah, harus banyak makan makanan nutrisi, kalau tidak kamu akan sangat menderita saat datang bulan."
Setelah selesai mengatakannya, Septian Shun langsung keluar dan meninggalkan Miranda Ouyang yang kebingungan. Seketika Miranda Ouyang yang jutek tiba-tiba menjadi malu dan kesal. "Apakah pengobatan tradisional begitu ajaib? Hanya dengan melihat saja sudah tahu tubuhku bermasalah?" (Bersambung)
Melihat Anton Wang pergi, Septian Shun tertawa ringan. Selama masa magang, Anton Wang selalu mempersulitnya, sekarang dia akhirnya bisa melampiaskannya. Hal yang paling penting adalah,
"Aku akhirnya menjadi seorang dokter resmi!"
Septian Shun mengepalkan tangannya dengan erat. Dia akhirnya dia menetap sia-sia di rumah sakit selama beberapa bulan.
"Septian, benar-benar terima kasih! Kamu telah menyelamatkan anakku. Kamu adalah penyelamat Kayla dan aku! Kami benar-benar berterima kasih banyak padamu!"
Pada saat ini, ibunya pasien menarik pasien berjalan ke arah Septian Shun. Dia berjalan sambil berkata. Tubuhnya yang montok sedikit bergemetar, hal ini bisa menunjukkan suasana hatinya yang sangat gembira.
Septian Shun tertegun sejenak. Dia baru menyadari bahwa pasien tidak hanya cantik, tetapi ibunya bahkan juga seorang ibu muda yang nenawan.
"Tidak perlu sungkan, ini sudah kewajibanku," ucap Septian Shun sambil melambaikan tangannya. Namun, Septian Shun tidak menyangka, ibunya gadis itu sangat gembira hingga memegang tangan Septian Shun. Sedangkan Septian Shun menarik tangannya dari tangan ibunya gadis itu yang mulus dengan wajah tersipu. "Kak, kamu jangan khawatir. Penyakit putrimu tampak sangat menakutkan, tapi karena masih stadium awal maka akan sangat mudah disembuhkan."
"Kalau bukan karena Dokter berhasil menemukan penyakitnya, penyakit ini akan mematikan jika terus ditunda! Kamu benar-benar penyelamat kami!" Ibu cantik berkata pada Septian Shun dengan serius, "Dokter, namaku Karen Ning, putriku bernama Kayla Ning. Penyakit Kayla harus merepotkanmu di kelak hari nanti. Terima kasih."
Karen Ning berkata sambil mengeluarkan sebuah kartu belanja di tas dan menyerahkan pada Septian Shun.
Septian Shun kebingungan dengan tindakan Karen Ning, kemudian Septian Shun menolak kartunya dengan tersenyum, "Kak, apa yang kamu lakukan? Aku adalah dokter, sudah seharusnya aku menyembuhkan Kayla. Kamu jangan khawatir."
Karen Ning menatap Septian Shun. Septian Shun bertatapan dengan Karen Ning tanpa ragu. Beberapa saat kemudian, mata Karen Ning menjadi berbinar-binar, lalu dia tersenyum. "Aku terlalu gegabah! Aku ambil kembali kartu belanjanya, kalau tidak aku akan diremehkan olehmu. Tapi, kamu harus menerima kartu namaku. Kamu boleh menghubungiku kalau ada masalah. Aku mungkin tidak bisa menyelesaikan masalah besar, setidaknya aku masih bisa menyelesaikan masalah kecil. Ini tidak keterlaluan, 'kan?"
Septian Shun menerima kartu namanya. Kartu namanya terbuat dari kertas khusus, saat dipegang akan terasa sangat nyaman. Bagian kosong di atas kartu nama ada ukiran pola . Kartu namanya hanya tertulis nama dan nomor telepon Karen Ning, membuat kartu namanya tampak sangat rendah hati namun mewah.
Setelah mengingatkan Kayla Ning banyak istirahat dan menerima pengobatan, Septian Shun teringat dengan ucapan Miranda Ouyang, jadi Septian Shun naik lift dan berniat untuk mencari Miranda Ouyang.
Septian Shun tiba di depan kantor Miranda Ouyang. Setelah mengetuk pintu beberapa saat, Septian Shun menyadari tidak ada tanggapan apa pun. Oleh karena itu, Septian Shun membuka pintu masuk. Kantor wakil direktur berbeda dengan kantor dokter biasa. Kantornya lebih besar, desain interiornya juga lebih berkelas dan juga ada aroma tipis kayu Cendana.
"Bu Miranda, Bu Miranda!"
Septian Shun memanggil sambil berjalan masuk dengan pelan. Pada akhirnya, Septian Shun melihat Miranda Ouyang dalam ruangannya. Tidak tahu apa karena kelelahan atau lainnya, Miranda Ouyang tertidur di atas meja. Rambutnya terkulai bagaikan air terjun. Gambaran yang indah ini tiba-tiba muncul di depan mata Septian Shun.
Sedangkan Septian Shun tidak tega merusak keindahan ini, jadi dia berdiri di samping untuk menunggu dengan diam.
Tidak tahu berapa lama, Miranda Ouyang akhirnya bangun. Dia meregangkan tubuhnya, membuat postur tubuhnya tertunduk jelas. Wajah cantiknya juga tampak sedikit bengong. Namun saat menyadari ad orang di dalam kantornya, tatapan Miranda Ouyang langsung menjadi dingin dan sosok yang jutek muncul di depan Septian Shun.
Namun Miranda Ouyang langsung mengerti ada apa sebenarnya. Dia merapikan rambut panjangnya ke belakang, kemudian berkata dengan acuh tak acuh, "Kapan datangnya?"
Septian Shun menggaruk kepalanya. "Tidak terlalu lama. Barusan aku mengetuk pintu tapi tidak ada tanggapan, jadi aku masuk dan menyadari Ibu sedang tidur, aku juga tidak mengganggumu."
Miranda Ouyang melihat Septian Shun dengan sedikit terkejut. Kemudian dia menundukkan kepala membalik dokumen di atas meja dan berkata, "Aku mencarimu ingin mengatakan tiga hal. Pertama, karena kamu sudah menjadi dokter resmi, maka kamu harus memiliki persiapan untuk menjadi seorang dokter dan bekerja dengan baik "
Septian Shun berdiri di depan Miranda Ouyang. Dilihat dari atas ke bawah ditambah ilmu tembus pandang, Septian Shun kebetulan bisa melihat jelas dada Miranda Ouyang yang montok dan mulus dari kerah kemeja putihnya.
"Shhh."
Septian Shun mendesis. Siapa sangka tubuh Miranda Ouyang yang jutek akan begitu montok! Jantung Septian Shun berdebar kencang dan tatapannya juga menjadi fokus pada dada Miranda Ouyang secara refleks. Rasa yang dingin melonjak ke mata Septian Shun. Kemeja putih Miranda Ouyang juga menghilang di depan mata Septian Shun secara perlahan membuat kedua bukit tinggi itu hampir muncul di depan Septian Shun.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
Saat menyadari Septian Shun tidak ada reaksi, Miranda Ouyang tiba-tiba mendongakkan kepala dan melihat Septian Shun sedang bengong sambil menatap dadanya. Alis mata Miranda Ouyang berkerut dan mulutnya yang seperti ceri juga langsung mengomel.
"Ti ... tidak ada apa-apa! Aku lihat ada kotoran di bajumu."
Septian Shun tidak bisa berkonsentrasi lagi dalam kondisi yang panik. Septian Shun yang panik segera menunjuk sebuah titik hitam di kemeja Miranda Ouyang dan berkata.
Miranda Ouyang menundukkan kepala melihat kemejanya, setelah menyadari ada kotoran, dia juga tidak berpikir banyak lagi. "Apakah kamu sudah mendengar hal kedua yang aku katakan padamu?"
"Hah? Apa? Aku tidak mendengar jelas barusan!" Septian Shun sedikit canggung. Dia hanya memperhatikan tubuh Miranda Ouyang yang montok.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?! Aku katakan sekali lagi, kamu dengarkan baik-baik!" Miranda Ouyang berkata pada Septian Shun dengan getir, "Besok rumah sakit kita akan melakukan seminar, biasanya semua dokter resmi harus berpartisipasi. Kamu adalah dokter resmi yang baru saja diangkat, jadi membutuhkan laporan yang berhubungan dengan pekerjaan. Bertindaklah yang baik, jangan mempermalukanku!"
Septian Shun menganggukkan kepala dengan tersenyum. " Kamu jangan khawatir, Bu. Hanya rapat seminar saja, tidak akan ada masalah."
Miranda Ouyang membuka mulutnya, seolah ada hal yang bisa diungkapkan. Namun, pada akhirnya Miranda Ouyang menyerah dan mengatakan hal lainnya, "Lalu hal yang ketiga, aku tahu bahwa hubunganmu dengan Dokter Anton sangat tidak harmonis, Dokter Anton sepertinya sedikit mempersulit mu. Tapi sekarang kamu sudah seorang dokter, kalian sebagai kolega kalau bisa damai akan lebih baik karena kalian akan sering bertemu. Terkadang ada beberapa masalah akan lewat jika bersabar."
Saat mendengarnya, Septian Shun berhenti tertawa dan menjawab, "Bu Miranda, aku adalah orang yang tidak akan mencari masalah dengan orang kalau tidak ada orang yang memulainya terlebih dahulu. Jika Dokter Anton tidak mencari masalah denganku, kamu tentu saja akan baik-baik saja. Jika dia terus mencari masalah denganku, maka jangan menyalahkanku tidak menghormatinya!"
Saat mendengar ucapan dan melihat Septian Shun yang optimis, Miranda Ouyang mengelus keningnya dengan pusing. "Anak muda sekarang benar-benar emosian! Tidak mau mengalah. Lupakan saja! Lagipula kamu adalah dokter yang aku angkat, jadi akan membantumu jika terjadi masalah di kelak hari nanti!"
"Selanjutnya juga tidak ada masalah lain. Kamu kembali beres-beres saja, besok datang lebih awal untuk melakukan pekerjaan pertukaran dan jangan lupa dengan seminar besok," ujar Miranda Ouyang sambil melihat Septian Shun yang berdiri di tempat, kemudian dia terus menundukkan kepala melihat dokumen di atas meja.
"Terima kasih, Bu." Mata Septian Shun berbinar-binar. Lalu berkata pada Miranda Ouyang dengan tersenyum, "Kalau begitu, aku pergi dulu. Tapi, Bu, kamu sedikit lemah, harus banyak makan makanan nutrisi, kalau tidak kamu akan sangat menderita saat datang bulan."
Setelah selesai mengatakannya, Septian Shun langsung keluar dan meninggalkan Miranda Ouyang yang kebingungan. Seketika Miranda Ouyang yang jutek tiba-tiba menjadi malu dan kesal. "Apakah pengobatan tradisional begitu ajaib? Hanya dengan melihat saja sudah tahu tubuhku bermasalah?" (Bersambung)
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved