chapter 17 Bertugas di Departemen Unit Gawat Darurat

by Frans Stevanus 16:59,Sep 27,2023
Miranda Ouyang tidak berkomentar apa pun. Septian Shun masih terlihat mengantuk, namun tanpa disadari orang lain, sesekali ada kilatan cahaya di bola matanya.

"Septian itu orang lemah, kenapa masih ditugaskan di unit gawat darurat? Kamu berniat menyiksanya sampai mati! Ferdinan, sejak kapan kamu jadi sekejam ini?"

Arman Zhou berbisik di telinga Ferdinan Zhang.

"Hah, untung saja Wang meneleponku. Aku tidak habis pikir, bisa-bisanya Septian menyinggung banyak orang padahal dia belum lama bergabung dengan kita. Apalagi, Seminar Medis kali ini diselenggarakan Miranda, bagaimana dia bisa bertahan hidup di sini?"

Ferdinan Zhang menjawab tanpa ragu. Bagi Ferdinan Zhang dan Arman Zhou, Septian Shun hanya seperti seekor semut kecil yang bisa mereka hancurkan sesuka hati.

Acara terus berjalan di saat Septian Shun masih melawan rasa kantuk.

Hari sudah petang saat rapat berakhir dan Septian Shun tetap ditugaskan menjadi dokter di unit gawat darurat.

Saat semua orang sedang antri mengambil makanan, Miranda Ouyang mengajak Septian Shun bicara. Untuk pertama kali, raut wajah yang biasanya terlihat dingin saat ini terlihat sangat malu. "Karena pertemuan ini, aku bukan hanya gagal menahanmu di Departemen Bedah, tapi juga sudah mencelakaimu karena membuat orang lain berpikir kita sudah bersekongkol. Kamu akan mendapat banyak kesulitan, aku jadi merasa bersalah."

Septian Shun melirik wanita di sampingnya ini dengan heran. Dia tidak menyangka Miranda Ouyang sebagai seorang Wakil Direktur rumah sakit sebesar ini akan meminta maaf padanya, apalagi wanita ini meminta maaf dengan sangat serius.



Septian Shun tersenyum, "Tidak ada yang perlu disesali. Sesulit apa pun jalanku nanti, tetap akan lebih baik dibanding saat aku magang."

Septian Shun mengambil jeda sambil menatap wanita baik hati di hadapannya. Dada Septian Shun pun berdebar, dia jadi ikut merasa tidak enak hati. "Lagi pula, aku 'kan memang termasuk pendukungmu, jadi jangan berpikir keputusan ini salah. Harusnya kamu percaya padaku."

Setelah itu, Septian Shun mengedipkan mata pada Miranda Ouyang.

Miranda Ouyang terkesiap, dia tersipu malu untuk sesaat, kemudian kembali terlihat dingin dan menatap Septian Shun dengan tegas. "Kamu hanya boleh bercanda denganku sekali saja, jadi kali ini aku maafkan. Kalau kamu berani melakukannya lagi lain kali, kamu akan kuhukum untuk menulis hasil pemeriksaan sepanjang lima ribu kata."

Faktanya, saat ini wajah Miranda Ouyang memerah karena malu, sayang Septian Shun tidak bisa melihatnya. "Ada apa denganku? Bisa-bisanya aku malu berhadapan dengan Septian? Benar-benar memalukan!"

Septian Shun hanya bisa cemberut sambil menatap punggung Miranda Ouyang yang semakin menjauh. "Kenapa dia pergi begitu saja? Di dalam wajah yang begitu cantik dan tubuh yang sangat seksi ternyata menyimpan hati sedingin es. Sayang sekali."

Kalau bukan demi menghemat jumlah ilmu tembus pandang, mungkin saat ini Septian Shun sudah menggunakan kekuatannya untuk memuaskan pikiran jahat dan usilnya.

Setelah itu,Septian Shun mengemasi barang-barangnya dan pergi ke unit gawat darurat di lantai pertama untuk mulai bertugas.

"Halo, aku Septian Shun, dokter tetap baru di unit gawat darurat."

Septian Shun yang hanya membawa sebuah tas, dengan santai berdiri di depan pintu ruang praktek dokter unit gawat darurat.

Pintu ruangan itu terbuka sehingga Septian Shun dapat dengan jelas melihat ada dua orang dokter yang sedang mengobrol di sana, yang seorang sudah tua sedangkan yang lain masih muda. Karena pintu tidak ditutup, Septian Shun bisa mendengar perbincangan mereka seperti. "Pemikiran baru", "Mana mungkin ini tulisan orang biasa? Penulisnya pasti orang hebat". Perbincangan mereka terhenti saat mendengar suara ketukan pintu, kedua dokter itu mengernyit melihat kedatangan Septian Shun.

Christian Chen adalah direktur unit gawat darurat yang sudah berusia hampir 70 tahun. Dia memiliki keterampilan dan integritas medis yang sangat baik dan sosoknya cukup terkenal di rumah sakit. Sedangkan dokter muda itu bernama Jack Zhou. Sama seperti Septian Shun, dia juga seorang dokter tetap baru di unit gawat darurat.

"Masuklah."

Penuaan di wajah Christian Chen terlihat jelas dengan munculnya bintik-bintik. Pria tua itu tersenyum dan menanggapi sapaan Septian Shun. Meski dia tidak punya kesan yang baik terhadap Septian Shun, dia juga tidak punya niat buruk sehingga dia tetap menyambut Septian Shun dengan ramah.

Sedangkan Jack Zhou hanya menatap Septian Shun dengan dingin, lalu menundukkan kepalanya dan kembali membaca bukunya tanpa berkata apa-apa.

“Terima kasih, Pak Christian.” Septian Shun tersenyum cerah pada Christian Chen sambil menjinjing tasnya.

“Apa proses administrasinya sudah selesai diurus?"

Setelah Septian Shun menyelesaikan urusan administrasinya, Christian Chen menunjuk ke meja kosong sambil tersenyum dan berkata, "Ini mejamu yang sudah kusiapkan, ruanganku ada di sebelah, cari saja aku kalau butuh apa-apa."

"Baik, terima kasih Pak Christian."

Perhatian Christian Chen padanya membuat hati Septian Shun terasa hangat.

"Septian, kenalkan ini Jack Zhou. Dia juga dokter di unit gawat darurat kita. Mulai sekarang, kalian akan sering bekerja sama," kata Christian Chen pada Septian Shun sambil tersenyum, lalu dia menoleh pada Jack Zhou. "Jack, yang akur ya dengan Septian. Aku rapat dulu."

"Siap, Pak Christian. Hati-hati." Jack Zhou membalas Christian Chen dengan senyum. Setelah melihat Christian Chen meninggalkan kantor, raut wajah Jack Zhou berubah jadi dingin. Dia melirik Septian Shun dengan jijik dan menggerutu, "Yang benar saja, semua orang buangan dikirim ke unit gawat darurat, menyebalkan."


Septian Shun bisa mendengar kalimat ini dengan jelas, dia pun mengernyit dan menatap Jack Zhou, "Apa katamu?"

"Cih."

Jack Zhou mendengus jijik lalu berjalan melewati Septian Shun. Jack Zhou bersikap dingin pada Septian Shun karena melihat rivalnya tidak mudah dikalahkan.

Septian Shun hanya bisa menggeleng sambil menata barang-barangnya di atas meja.

Setelah semua beres, Septian Shun yang sedang duduk di depan komputer teringat akan artikel yang dia posting di forum internal Rumah Sakit Utama semalam. Septian Shun pun menyalakan komputer, berniat membuka website internal untuk melihat reaksi orang-orang pada postingannya. Namun, ternyata komputer Septian Shun tidak bisa mengakses internet, dia mencoba mengotak-atik cukup lama, tetapi tetap tidak berhasil.

Septian Shun tidak tahu bahwa saat ini seluruh Rumah Sakit Utama sedang gempar karena postingannya.

Orang pertama yang menemukan postingan ini adalah seorang dokter muda bernama Nathan Zhang dari Departemen Otak Rumah Sakit Utama. Sebenarnya, seperti anak muda lainnya, dia tidak menyukai makalah akademis yang membosankan. Tujuannya suka membuka forum diskusi website internal rumah sakit adalah untuk mencari pacar, dia berharap bisa mendapat pasangan yang satu frekuensi dengannya.

Pagi ini, waktu masuk ke bagian "Diskusi Kedokteran", dia menemukan sebuah artikel yang diposting secara anonim, judulnya adalah 'Beberapa Poin Dugaan yang Disebabkan oleh Struktur Intrakranial dan Struktur Otak – Teori Pengendalian Otak’.

Awalnya dia berpikir, bisa-bisanya seorang dokter menulis artikel yang penuh omong kosong dan mempostingnya di forum "Diskusi Kedokteran" hanya untuk menyombongkan diri. Namun, pemikirannya ini berubah drastis setelah dia membaca keseluruhan artikel!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200