chapter 4 Saat dia berkata, aku mengambil nama belakangnya
by Frans Stevanus
16:59,Sep 27,2023
Miranda Ouyang melihat Anton Wang, sedangkan Anton Wang berteriak, “Bagaimana mungkin? Jika benar-benar seperti apa yang dikatakan Septian, aku akan semarga dengannya!”
Sedangkan Septian Shun tetap acuh tak acuh. Sikap Septian Shun membuat Miranda Ouyang salut padanya. Seorang dokter tidak hanya harus memiliki keterampilan medis tetapi mentalitas. Septian Shun yang tenang dan acuh tak acuh sangat cocok dengan etika seorang dokter.
“Sudahlah, jangan katakan lagi!” Miranda Ouyang melambaikan tangan. “Septian, karena kamu begitu yakin penyebab penyakit pasien ini adalah paru-paru, maka kamu saja yang mengambil alih pasien ini. Kita sebagai dokter juga demi kebaikan pasien. Kamu membutuh waktu berapa lama untuk mendiagnosisnya?”
“Sekarang.” Septian Shun tersenyum tipis.
“Apa?!” Anton Wang menjerit. “Septian! Sekarang kamu bukan angkuh lagi tapi bodoh! Apakah kamu tidak waras? Kenapa berbicara sembarangan? Aku beritahumu, kalau kamu tidak ada hasil apa pun, kamu langsung enyah dari sini!” Anton Wang meletakkan tangannya di pinggulnya. Ekspresinya sangat murka seolah ingin menerkam Septian Shun secara hidup-hidup.
Miranda Ouyang juga merasa terkejut. Wajahnya yang jutek juga menunjukkan ekspresi kebingungan. Dia melihat Septian Shun. “Kamu begitu optimis?”
Melihat wajah Miranda Ouyang yang jutek, Septian Shun menganggukkan kepalanya dengan pelan.
“Baiklah kalau begitu, biarkan aku menambah wawasan hari ini. Aku tidak akan pergi. Aku akan melihatmu bagaimana memberitahuku penyebab penyakitnya.” Miranda Ouyang menyilangkan kedua tangannya dan memberi jalan ke kasur pasien gadis. Miranda Ouyang mengenakan seragam kerja membuat tubuhnya tampak menonjol.
Septian Shun berjalan ke depan kasur gadis itu sambil menyipitkan matanya. Wajahnya sedikit memerah karena dia melihat tubuh telanjang gadis itu.
“Sekarang kita harus melakukan rontgen lagi, oke?”
Ibunya si gadis itu tidak mengatakan apa pun. Dia menjulurkan tangan memapah gadis itu berjalan keluar dari bangsal dengan perlahan.
“Bibi, lewat sini. Sini adalah departemen radiologi kita.” Septian Shun segera mengikutinya dan membawa jalan.
“Hmph.” Anton Wang mendengus. Saat gadis itu masuk ke rumah sakit, Anton Wang sudah melakukan rontgen. Dia juga telah melihatnya berkali-kali dan tidak menemukan masalahnya.
Dia mau melihat apa yang akan dilakukan Septian Shun jika tidak mendiagnosis apa pun! Septian Shun lebih baik keluar sejak awal, supaya dia tidak pusing! Anton Wang berpikir dengan emosi. Dia sudah tidak sabar ingin melihat Septian Shun dipermalukan.
Miranda Ouyang mengikuti mereka sambil mengernyitkan alis.
Di ruang radiologi, Septian Shun menunggu hasil rontgen dengan santai. Sedangkan Anton Wang berdiri di belakang Septian Shun penuh dengan kebencian.
“Bu Miranda, Septian sangatlah patuh saat baru masuk ke rumah sakit dan tidak banyak masalah. Tapi sekarang tidak bisa diatur lagi. Menurut aturan rumah sakit, bukankah kita bisa menyuruhnya pergi?”
Anton Wang memegang perutnya yang gemuk sambil berbicara dengan Miranda Ouyang. Sedangkan kepala perawat, Carmen Zhao juga tidak tahu kapan masuknya dan juga ikut menyela, “Benar, Septian sangat tidak patuh. Aku rasa kita lebih baik membiarkannya keluar dari rumah sakit kita saja supaya tidak merusak reputasi rumah sakit kita.”
Miranda Ouyang menoleh dan melirik mereka berdua dengan aneh, “Ada apa dengan kalian berdua? Kenapa selalu mempersulit dokter magang? Lagipula, hasilnya juga belum keluar, kenapa kamu begitu yakin?”
Ucapan Miranda Ouyang yang dingin membuat Anton Wang sedikit canggung. “Bu, bukankah kamu juga sudah melihat hasil rontgennya? Hasilnya menunjukkan semuanya baik-baik saja! Aku juga melihatnya beberapa kali. Bocah ini memang tidak tahu diri dan tak berotak!”
Pada saat ini, seorang perawat di ruang radiologi menyerahkan hasil X-ray dari dalam pintu. Pasien berjalan keluar di bawah bantuan ibunya. Bisa dilihat, tubuh gadis itu sangat lemah.
“Terima kasih!”
Septian Shun mengambil hasil foto rontgen. Itu adalah foto rontgen dada. Tulang rusuk di kedua sisi tersusun rapi dan jelas di bawah foto rontgen.
Saat melihat hasilnya keluar, Anton Wang segera mendekat untuk melihat apa perbedaan hasil foto rontgen Septian Shun. Namun, Septian Shun mengabaikannya. Dia membawa hasil rontgen berjalan ke depan. Tindakannya membuat Anton Wang malu. Anton Wang semakin benci Septian Shun.
Septian Shun meletakkan foto rontgen di bawah cahaya lampu sambil mengernyitkan alisnya. Dia menatap foto rontgen yang jernih dengan serius sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Kali ini Anton Wang berpikir terbuka. Dia tidak banyak bicara. Dia ke samping lampu penglihatan dan diam-diam melihatnya.
“Hmph … hmph!”
Anton Wang menatap lampu penglihatan sejenak, kemudian menoleh melihat Septian Shun yang berpikir dengan serius. Anton Wang tidak bisa menahan diri untuk tidak mendengus. Menurutnya, foto rontgen tidak ada keanehan sama sekali di bawah cahaya lampu penglihatan.
“Bu, kamu juga lihat hasilnya!” Anton Wang mencibir dan menyuruh Miranda Ouyang untuk melihat hasilnya.
Mendengarnya, Miranda Ouyang juga melihat hasil foto rontgen. Alis matanya yang indah berkerut. Wajahnya yang jutek juga menunjukkan ekspresi yang kacau. Dia ingin percaya pada pemuda yang sangat optimis ini, tetapi dia mau tidak mau harus menerima kenyataan ini.
“Aku sudah bilang semuanya normal, ‘kan? Masih mau berdebat denganku! Septian, kamu masih terlalu muda.” Anton Shun sangat bangga. “Kamu tidak menghormati senior! Menurutmu, kamu ingin pihak rumah sakit bagaimana menghukummu?”
Saat melihat Septian Shun menatap hasil rontgen seakan tidak percaya dengan hasil ini, Anton Wang semakin senang. Sekujur tubuhnya bergemetar.
“Apakah semuanya normal?”
Septian Shun yang menata hasil rontgen tiba-tiba membalikkan tubuh dan ada senyuman misterius di wajah tampannya. Anton Wang menelan kembali sindiran yang hendak dikatakannya.
“Hasil rontgen ada di sana, kamu ingin membodohi siapa? Semuanya menandakan normal!” Anton Wang berkata dengan emosi. “Aku sudah beritahumu bahwa semuanya normal! Kalau seperti yang kamu katakan, penyakit pasien ini disebabkan oleh paru-paru, aku akan semarga denganmu!”
Septian Shun menggelengkan kepala sambil tersenyum. Sekarang dia memiliki ilmu tembus pandang yang menakjubkan membuat dia bisa melihat keanehannya. Septian Shun berjalan keluar dari ruang radiologi untuk sementara waktu.
“Apakah masih ada perubahan lain?” Miranda Ouyang tiba-tiba terkejut. Mata indahnya menatap Septian Shun hingga Septian Shun keluar dari ruang radiologi.
“Aku mau lihat kejutan apa yang akan dia berikan?” Anton Wang mendengus dan menatap ke arah pintu dengan dingin.
Tidak lama kemudian, Septian Shun kembali dengan kaca pembesar di tangannya.
Di bawah tatapan Anton Wang dan Miranda Ouyang yang kebingungan, Septian Shun datang ke depan lampu pencahayaan dengan tersenyum. Dia mengarahkan kaca pembesar ke foto rontgen yang ada di lampu pencahayaan. Tiba-tiba ada bayangan hitam yang muncul di area dada foto rontgen.
“A … Apa ini?!” (Bersambung)
Sedangkan Septian Shun tetap acuh tak acuh. Sikap Septian Shun membuat Miranda Ouyang salut padanya. Seorang dokter tidak hanya harus memiliki keterampilan medis tetapi mentalitas. Septian Shun yang tenang dan acuh tak acuh sangat cocok dengan etika seorang dokter.
“Sudahlah, jangan katakan lagi!” Miranda Ouyang melambaikan tangan. “Septian, karena kamu begitu yakin penyebab penyakit pasien ini adalah paru-paru, maka kamu saja yang mengambil alih pasien ini. Kita sebagai dokter juga demi kebaikan pasien. Kamu membutuh waktu berapa lama untuk mendiagnosisnya?”
“Sekarang.” Septian Shun tersenyum tipis.
“Apa?!” Anton Wang menjerit. “Septian! Sekarang kamu bukan angkuh lagi tapi bodoh! Apakah kamu tidak waras? Kenapa berbicara sembarangan? Aku beritahumu, kalau kamu tidak ada hasil apa pun, kamu langsung enyah dari sini!” Anton Wang meletakkan tangannya di pinggulnya. Ekspresinya sangat murka seolah ingin menerkam Septian Shun secara hidup-hidup.
Miranda Ouyang juga merasa terkejut. Wajahnya yang jutek juga menunjukkan ekspresi kebingungan. Dia melihat Septian Shun. “Kamu begitu optimis?”
Melihat wajah Miranda Ouyang yang jutek, Septian Shun menganggukkan kepalanya dengan pelan.
“Baiklah kalau begitu, biarkan aku menambah wawasan hari ini. Aku tidak akan pergi. Aku akan melihatmu bagaimana memberitahuku penyebab penyakitnya.” Miranda Ouyang menyilangkan kedua tangannya dan memberi jalan ke kasur pasien gadis. Miranda Ouyang mengenakan seragam kerja membuat tubuhnya tampak menonjol.
Septian Shun berjalan ke depan kasur gadis itu sambil menyipitkan matanya. Wajahnya sedikit memerah karena dia melihat tubuh telanjang gadis itu.
“Sekarang kita harus melakukan rontgen lagi, oke?”
Ibunya si gadis itu tidak mengatakan apa pun. Dia menjulurkan tangan memapah gadis itu berjalan keluar dari bangsal dengan perlahan.
“Bibi, lewat sini. Sini adalah departemen radiologi kita.” Septian Shun segera mengikutinya dan membawa jalan.
“Hmph.” Anton Wang mendengus. Saat gadis itu masuk ke rumah sakit, Anton Wang sudah melakukan rontgen. Dia juga telah melihatnya berkali-kali dan tidak menemukan masalahnya.
Dia mau melihat apa yang akan dilakukan Septian Shun jika tidak mendiagnosis apa pun! Septian Shun lebih baik keluar sejak awal, supaya dia tidak pusing! Anton Wang berpikir dengan emosi. Dia sudah tidak sabar ingin melihat Septian Shun dipermalukan.
Miranda Ouyang mengikuti mereka sambil mengernyitkan alis.
Di ruang radiologi, Septian Shun menunggu hasil rontgen dengan santai. Sedangkan Anton Wang berdiri di belakang Septian Shun penuh dengan kebencian.
“Bu Miranda, Septian sangatlah patuh saat baru masuk ke rumah sakit dan tidak banyak masalah. Tapi sekarang tidak bisa diatur lagi. Menurut aturan rumah sakit, bukankah kita bisa menyuruhnya pergi?”
Anton Wang memegang perutnya yang gemuk sambil berbicara dengan Miranda Ouyang. Sedangkan kepala perawat, Carmen Zhao juga tidak tahu kapan masuknya dan juga ikut menyela, “Benar, Septian sangat tidak patuh. Aku rasa kita lebih baik membiarkannya keluar dari rumah sakit kita saja supaya tidak merusak reputasi rumah sakit kita.”
Miranda Ouyang menoleh dan melirik mereka berdua dengan aneh, “Ada apa dengan kalian berdua? Kenapa selalu mempersulit dokter magang? Lagipula, hasilnya juga belum keluar, kenapa kamu begitu yakin?”
Ucapan Miranda Ouyang yang dingin membuat Anton Wang sedikit canggung. “Bu, bukankah kamu juga sudah melihat hasil rontgennya? Hasilnya menunjukkan semuanya baik-baik saja! Aku juga melihatnya beberapa kali. Bocah ini memang tidak tahu diri dan tak berotak!”
Pada saat ini, seorang perawat di ruang radiologi menyerahkan hasil X-ray dari dalam pintu. Pasien berjalan keluar di bawah bantuan ibunya. Bisa dilihat, tubuh gadis itu sangat lemah.
“Terima kasih!”
Septian Shun mengambil hasil foto rontgen. Itu adalah foto rontgen dada. Tulang rusuk di kedua sisi tersusun rapi dan jelas di bawah foto rontgen.
Saat melihat hasilnya keluar, Anton Wang segera mendekat untuk melihat apa perbedaan hasil foto rontgen Septian Shun. Namun, Septian Shun mengabaikannya. Dia membawa hasil rontgen berjalan ke depan. Tindakannya membuat Anton Wang malu. Anton Wang semakin benci Septian Shun.
Septian Shun meletakkan foto rontgen di bawah cahaya lampu sambil mengernyitkan alisnya. Dia menatap foto rontgen yang jernih dengan serius sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Kali ini Anton Wang berpikir terbuka. Dia tidak banyak bicara. Dia ke samping lampu penglihatan dan diam-diam melihatnya.
“Hmph … hmph!”
Anton Wang menatap lampu penglihatan sejenak, kemudian menoleh melihat Septian Shun yang berpikir dengan serius. Anton Wang tidak bisa menahan diri untuk tidak mendengus. Menurutnya, foto rontgen tidak ada keanehan sama sekali di bawah cahaya lampu penglihatan.
“Bu, kamu juga lihat hasilnya!” Anton Wang mencibir dan menyuruh Miranda Ouyang untuk melihat hasilnya.
Mendengarnya, Miranda Ouyang juga melihat hasil foto rontgen. Alis matanya yang indah berkerut. Wajahnya yang jutek juga menunjukkan ekspresi yang kacau. Dia ingin percaya pada pemuda yang sangat optimis ini, tetapi dia mau tidak mau harus menerima kenyataan ini.
“Aku sudah bilang semuanya normal, ‘kan? Masih mau berdebat denganku! Septian, kamu masih terlalu muda.” Anton Shun sangat bangga. “Kamu tidak menghormati senior! Menurutmu, kamu ingin pihak rumah sakit bagaimana menghukummu?”
Saat melihat Septian Shun menatap hasil rontgen seakan tidak percaya dengan hasil ini, Anton Wang semakin senang. Sekujur tubuhnya bergemetar.
“Apakah semuanya normal?”
Septian Shun yang menata hasil rontgen tiba-tiba membalikkan tubuh dan ada senyuman misterius di wajah tampannya. Anton Wang menelan kembali sindiran yang hendak dikatakannya.
“Hasil rontgen ada di sana, kamu ingin membodohi siapa? Semuanya menandakan normal!” Anton Wang berkata dengan emosi. “Aku sudah beritahumu bahwa semuanya normal! Kalau seperti yang kamu katakan, penyakit pasien ini disebabkan oleh paru-paru, aku akan semarga denganmu!”
Septian Shun menggelengkan kepala sambil tersenyum. Sekarang dia memiliki ilmu tembus pandang yang menakjubkan membuat dia bisa melihat keanehannya. Septian Shun berjalan keluar dari ruang radiologi untuk sementara waktu.
“Apakah masih ada perubahan lain?” Miranda Ouyang tiba-tiba terkejut. Mata indahnya menatap Septian Shun hingga Septian Shun keluar dari ruang radiologi.
“Aku mau lihat kejutan apa yang akan dia berikan?” Anton Wang mendengus dan menatap ke arah pintu dengan dingin.
Tidak lama kemudian, Septian Shun kembali dengan kaca pembesar di tangannya.
Di bawah tatapan Anton Wang dan Miranda Ouyang yang kebingungan, Septian Shun datang ke depan lampu pencahayaan dengan tersenyum. Dia mengarahkan kaca pembesar ke foto rontgen yang ada di lampu pencahayaan. Tiba-tiba ada bayangan hitam yang muncul di area dada foto rontgen.
“A … Apa ini?!” (Bersambung)
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved