Bab 3 Ada Bahaya
by Summertrain
08:01,Sep 13,2023
Saat ini terdapat tatapan haus akan darah di dalam tatapan Ancistro, meskipun di sisinya ada empat prajurit yang sudah mati tertembak, namun dia tidak mundur, dia justru menjadi semakin bersemangat seperti telah menemukan mangsanya.
Jika dia bisa menembak mati targetnya lebih dahulu, lalu merebut wanita itu, maka dia dapat menikmati hadiah 10% seorang diri.
Di dunia ini, yang dapat membuat orang menjadi gila, meskipun yang harus dikorbankan adalah nyawa.
“Serang bersamaku, target ada di depan sana, dia sudah terluka, dan dia juga membawa seorang gadis, dia tidak akan bisa lari jauh!”
Ancistro berteriak, kemudian dia segera mengatur satu per satu prajurit bersenjata di sisinya, lalu mulai menyebar, namun target mereka tetap ke arah suara tembakan itu berasal.
Tentu saja, di saat proses itu, Ancistro tidak lupa menghubungi pria berjanggut itu, bagaimana pun pria itu adalah atasannya.
Saat ini pria berjanggut sedang mendekat dari belakang sana dengan perlahan, setelah mendapatkan kabar dari Ancistro, ekspresinya terkejut, kemudian dia mengerutkan alisnya.
Dari sisi Ancistro sudah terjadi pertarungan?
Hal ini benar-benar diluar dugaannya, dia mengira prajurit yang menjadi targetnya itu akan lalri ke arah depan, kemudian masuk ke dalam kepungan pasukan keempat dan kelima, dia sama sekali tidak pernah berpikir targetnya akan berlari mudnur kembali, lalu melakukan penyerangan pada pasukan yang mengejar di belakangnya.
“Sialan!”
Pria berjanggut itu mengumpat, dia segera menghubungi dua pasukan di depan, meminta mereka untuk berkumpul, dia juga menghubungi Scorpio, meminta dia untuk memimpin pasukan bersenjata lainnya untuk datang membantu Ancistro.
……
Di tengah hutan hujan, empa suara tembakan terndegar, kemudian semuanya kembali tenang.
Ancistro memimpin enam pasukan yang tersisa maju ke depan, namun kondisi di sekitar kembali menjadi tenang, tidak ada suara sama sekali, bahkan sedikit aura saja tidak ada, seakan-akan suara tembakan tadi hanyalah sebuah ilusi.
Setelah berlari, mereka tidak menemukan satu orang pun, dan juga tidak merasakan keberadaan aura apa pun, hanya ada kesepian dari hutan hujan saja.
Perlahan-lahan, dahi Ancistro mengeluarkan keringat, tangannya yang memegang AK47 dengan erat juga mulai basah, dia menelan air liur dengan susah payah, seketika dia mulai merasa takut.
Dia dengan samar merasakan, di sebuah tempat yang tidak terlihat, seperti ada sepasang mata yang sedang menatapnya.
Itu adalah sepasang mata kematian!
Perlahan-lahan, kondisi di sekitar sana seperti membeku, setiap nafas menjadi sangat berat. Membuat mereka menjadi merasakan tekanan yang besar.
Tidak hanya Ancistro, pasukan bersenjata yang lain juga merasakannya.
“Ada ancaman!”
Ancistro berteriak.
Namun, itu sudah terlambat, di saat itu——
Wush!
Sesosok bayangan melesat keluar dari semak-semak, dalam waktu yang singkat, lesatan itu mencapai kecepatan yang sangat tinggi.
Selanjutnya, cahaya merah melesat di leher seorang prajurit.
Ugh!
Leher prajurit itu langsung tergores, darah menyembut ke atas langit.
Cahaya merah itu sekali lagi berkilau, pisau militer yang berlumuran darah itu sekali lagi menembus leher prajurit yang lain.
Duang! Duang! Duang!
Tiga suara tembakan erdengar, tiga prajurit yang baru merespon tidak sempat melesatkan serangan balasan, namun dahi mereka sudah tertembak pel;uru.
Sosok yang sepertti iblis itu sekali lagi melesat, melesat melalui sisi prajurit yang terakhir, pisau prajurit di tangannya itu mengeluarkan genangan darah lagi.
“Argghhh!”
Ancistro akhirnya merespon, dia berteriak, AK47 di tangannya segear berputar, lalu dia menarik pelatuknya untuk menembak.
Huh!
Namun, suara ada suara deruan angin, sebuah tendangan langsung menghantam lengan Ancistro yang memegang pedang.
Krek!
Suara patahan turang yang nyaring terdengar, AK47 yang ada dii tangan Ancistro terlepas dari tangannya, tulang tangan kanannya patah.
Ancistro terkejut, ketika dia menoleh kembali, dia sudah melihat lubang hitam membidik ke arahnya.
Itu adaah senapan model 92.
Dorr!
Suara temabak terdengar, Ancistro terkapar ke atas tanah, kedua matanya terbuka lebar, dia mati dengan tidak tenang.
Setelah menyelesaikan kondisi di sana, Nickson Ye menarik nafas, lalu dengan cepat mengambil satu per satu tas milik para prajurit, setelah memeriksanya, selain makanan dan air mineral, di dalam sana masih ada amunisi.
Dan yang membuat Nickson Ye terkejut, ternyata ada bom ranjau.
Nickson Ye segera mengambil semua bom ranjau, lalu mengambil dua M16, dan mengisinya dengan amunisi yang cukup, setelah itu dia melesat, dengan cempat kembali menghilang dari hutan hujan.
Beberapa saat kemudian, tiga pasukan bersenjatan akhirnya tiba, mereka tiba di tempat pertarungan, dan melihat mayat yang terkapar di sana, di antaranya juga ada Ancistro.
Kemudian, pria berjanggut berjalan mendekat, setelah melihat kondisi di sana, ekspresinya menjadi semakin muram, lalu muncul niat membunuh di dalam tatapannya.
“Bajingan ini, dia ingin mendapatkan hadiah sendiri, sehingga tidak menunggu yang lain untuk menyerang bersama-sama, lalu melakukan penyerangan sendiri!” Pria berjanggut itu berkata dengan nada dignin, selanjutnya dia menatap ke arah depat, lalu hidungya mencoba mencium aroma, seperti sedang mencari tahu sesuatu.
Akhirnya, dia menunjuk ke arah depan, dan berkata dengan nada dingin: “Orang itu lari ke sana, cepat menyebar, lalu kejar dia! Aku tidak percaya dia bisa lari jauh di tengah hutan hujan ini, dengan tubuh yang terluka dan juga membawa seorang gadis!”
Saat inni, pasukan bersenjata milik pria berjanggut yang tersisa sudah berkumpul, kira-kira ada sekiar 28 orang, mereka semua terlihat ganas, mereka menjalankan perintah dari pria berjanggut, menyebar dari sana untuk membentuk lingkaran perangkap.
Dengan adanya pengalaman yang sebelumnya, kali ini mereka menjadi lebih berhati-hati, identitas asli mereka adalah prajurit bayaran, mereka semua sudah memiliki banyak pengalaman.
Sehingga, di tengah Hutan Hujan, mereka tahu bagaimana ccara bersembunyi, dan sebisa mungkin tidak menunjukkan diri.
Namun meskipun sudah seperti itu, setelah berjalan secara berhati-hati beberapa saat, ekspresi pria berjanggut itu berubah, lalu tiba-tiba dia berteriak——
“Ada bahaya!”
Wush!
Seakan-akan untuk menjawab ucapan pria berjanggutt, di saat dia memberikan peringatan, suara deruan muncul.
Bagi para tentara bayaran ini, mereka sudah tahu suara deruan itu berarti apa——
Peluru tembapak laras panjang!
Duarr!
Ternyata benar, setelah suara itu muncul, kepala seorang tentara bayaran meledak.
Selanjutnya seperti terjadi respon yang merantai, yang kedua, yang ketiga…… satu per satu kepala tentara bayaran meledak, mereka benar-benar tidak bisa bersembunyi, tidak peduli bagaimana cara mereka bersembunyi, kematian tetap menghampiri mereka entah tidak tahu bagaimana caranya.
“Berikan serangan balasan!”
Pria berjanggut berteriak, dia mengangkat postol, lalu menembak ke arah depan dengan menggila.
Dor dor dorr dorrr!
Di bawah pimpinan pria berjanggut, prajurit bayaran yang lain juga menembak ke arah depan, melakukan penembakan besar.
Di depan sana, di tengah bunker, ada bayangan yang melesat, kemudian berguling di atas tanah, senapan laras panjang di tangan dia lepaskan, tangan kiri dan kanannya masing-masing memegang M16, kemudian pelatuknya tertarik, muncul cahaya api dari ujung pistol, peluru langsung melesat keluar.
Sosok itu adalah Nickson Ye, peluru senapa laras panjang sudah habis, amunisi yang dia dapatkan sebelumnya juga tidak ada yang cocok untuk senjata laras panjang, jadi dia hanya dapat menggunakan senjata dengan tembakan menyembur ini sekarang.
Setelah Nickson Ye menembak, para prajurit bayaran di depan sana sudah mengetahui posisinya, hal ini membuat mereka prajurit yang berdahrah dingin segera menembak ke arah tembakan Nickson Ye muncul.
Ekspresi Nickson Ye tetap terlihat datar, dia sama sekali tidak takut, dia tetap terlihat sangat tenang.
Tubuhnya mulai berlari, lalu tidakk berhenti melesatkan tembakan.
Di waktu yang bersamaan dia memanfaatkan pepohonan di sana untuk melindungi dirinya, terkadang dia berlari, terkadang dia bergulling, ada banyak peluru yang melesat melalui sisi tubuhnya, bahkan ada beberapa kali ada peluru yang menggores tubuhnya, sangatlah berbahaya.
Meskipun sangat berbahaya, namun Nickson Ye sama sekali tidak panik, senjata tembakan menyembur sudah seperti senjata laras panjang baginya, memiliki tingkat akurasi yagn tinggi.
Dor dor dor dorrr!
Nickson Ye menembakkan peluru ke arah depan, lalu dari depan kanan muncul tiga prajurit bayaran, mereka semua tertembak, lalu langsung terkapar.
Wajah Nickson Ye terlihat muram, kedua kakinya meningkatkan kecepatan, dia segera menerjang ke arah sisi kiri depan.
Di sana adalah dataran tinggi, tempat Carley Su bersembunyi.
Jika dia bisa menembak mati targetnya lebih dahulu, lalu merebut wanita itu, maka dia dapat menikmati hadiah 10% seorang diri.
Di dunia ini, yang dapat membuat orang menjadi gila, meskipun yang harus dikorbankan adalah nyawa.
“Serang bersamaku, target ada di depan sana, dia sudah terluka, dan dia juga membawa seorang gadis, dia tidak akan bisa lari jauh!”
Ancistro berteriak, kemudian dia segera mengatur satu per satu prajurit bersenjata di sisinya, lalu mulai menyebar, namun target mereka tetap ke arah suara tembakan itu berasal.
Tentu saja, di saat proses itu, Ancistro tidak lupa menghubungi pria berjanggut itu, bagaimana pun pria itu adalah atasannya.
Saat ini pria berjanggut sedang mendekat dari belakang sana dengan perlahan, setelah mendapatkan kabar dari Ancistro, ekspresinya terkejut, kemudian dia mengerutkan alisnya.
Dari sisi Ancistro sudah terjadi pertarungan?
Hal ini benar-benar diluar dugaannya, dia mengira prajurit yang menjadi targetnya itu akan lalri ke arah depan, kemudian masuk ke dalam kepungan pasukan keempat dan kelima, dia sama sekali tidak pernah berpikir targetnya akan berlari mudnur kembali, lalu melakukan penyerangan pada pasukan yang mengejar di belakangnya.
“Sialan!”
Pria berjanggut itu mengumpat, dia segera menghubungi dua pasukan di depan, meminta mereka untuk berkumpul, dia juga menghubungi Scorpio, meminta dia untuk memimpin pasukan bersenjata lainnya untuk datang membantu Ancistro.
……
Di tengah hutan hujan, empa suara tembakan terndegar, kemudian semuanya kembali tenang.
Ancistro memimpin enam pasukan yang tersisa maju ke depan, namun kondisi di sekitar kembali menjadi tenang, tidak ada suara sama sekali, bahkan sedikit aura saja tidak ada, seakan-akan suara tembakan tadi hanyalah sebuah ilusi.
Setelah berlari, mereka tidak menemukan satu orang pun, dan juga tidak merasakan keberadaan aura apa pun, hanya ada kesepian dari hutan hujan saja.
Perlahan-lahan, dahi Ancistro mengeluarkan keringat, tangannya yang memegang AK47 dengan erat juga mulai basah, dia menelan air liur dengan susah payah, seketika dia mulai merasa takut.
Dia dengan samar merasakan, di sebuah tempat yang tidak terlihat, seperti ada sepasang mata yang sedang menatapnya.
Itu adalah sepasang mata kematian!
Perlahan-lahan, kondisi di sekitar sana seperti membeku, setiap nafas menjadi sangat berat. Membuat mereka menjadi merasakan tekanan yang besar.
Tidak hanya Ancistro, pasukan bersenjata yang lain juga merasakannya.
“Ada ancaman!”
Ancistro berteriak.
Namun, itu sudah terlambat, di saat itu——
Wush!
Sesosok bayangan melesat keluar dari semak-semak, dalam waktu yang singkat, lesatan itu mencapai kecepatan yang sangat tinggi.
Selanjutnya, cahaya merah melesat di leher seorang prajurit.
Ugh!
Leher prajurit itu langsung tergores, darah menyembut ke atas langit.
Cahaya merah itu sekali lagi berkilau, pisau militer yang berlumuran darah itu sekali lagi menembus leher prajurit yang lain.
Duang! Duang! Duang!
Tiga suara tembakan erdengar, tiga prajurit yang baru merespon tidak sempat melesatkan serangan balasan, namun dahi mereka sudah tertembak pel;uru.
Sosok yang sepertti iblis itu sekali lagi melesat, melesat melalui sisi prajurit yang terakhir, pisau prajurit di tangannya itu mengeluarkan genangan darah lagi.
“Argghhh!”
Ancistro akhirnya merespon, dia berteriak, AK47 di tangannya segear berputar, lalu dia menarik pelatuknya untuk menembak.
Huh!
Namun, suara ada suara deruan angin, sebuah tendangan langsung menghantam lengan Ancistro yang memegang pedang.
Krek!
Suara patahan turang yang nyaring terdengar, AK47 yang ada dii tangan Ancistro terlepas dari tangannya, tulang tangan kanannya patah.
Ancistro terkejut, ketika dia menoleh kembali, dia sudah melihat lubang hitam membidik ke arahnya.
Itu adaah senapan model 92.
Dorr!
Suara temabak terdengar, Ancistro terkapar ke atas tanah, kedua matanya terbuka lebar, dia mati dengan tidak tenang.
Setelah menyelesaikan kondisi di sana, Nickson Ye menarik nafas, lalu dengan cepat mengambil satu per satu tas milik para prajurit, setelah memeriksanya, selain makanan dan air mineral, di dalam sana masih ada amunisi.
Dan yang membuat Nickson Ye terkejut, ternyata ada bom ranjau.
Nickson Ye segera mengambil semua bom ranjau, lalu mengambil dua M16, dan mengisinya dengan amunisi yang cukup, setelah itu dia melesat, dengan cempat kembali menghilang dari hutan hujan.
Beberapa saat kemudian, tiga pasukan bersenjatan akhirnya tiba, mereka tiba di tempat pertarungan, dan melihat mayat yang terkapar di sana, di antaranya juga ada Ancistro.
Kemudian, pria berjanggut berjalan mendekat, setelah melihat kondisi di sana, ekspresinya menjadi semakin muram, lalu muncul niat membunuh di dalam tatapannya.
“Bajingan ini, dia ingin mendapatkan hadiah sendiri, sehingga tidak menunggu yang lain untuk menyerang bersama-sama, lalu melakukan penyerangan sendiri!” Pria berjanggut itu berkata dengan nada dignin, selanjutnya dia menatap ke arah depat, lalu hidungya mencoba mencium aroma, seperti sedang mencari tahu sesuatu.
Akhirnya, dia menunjuk ke arah depan, dan berkata dengan nada dingin: “Orang itu lari ke sana, cepat menyebar, lalu kejar dia! Aku tidak percaya dia bisa lari jauh di tengah hutan hujan ini, dengan tubuh yang terluka dan juga membawa seorang gadis!”
Saat inni, pasukan bersenjata milik pria berjanggut yang tersisa sudah berkumpul, kira-kira ada sekiar 28 orang, mereka semua terlihat ganas, mereka menjalankan perintah dari pria berjanggut, menyebar dari sana untuk membentuk lingkaran perangkap.
Dengan adanya pengalaman yang sebelumnya, kali ini mereka menjadi lebih berhati-hati, identitas asli mereka adalah prajurit bayaran, mereka semua sudah memiliki banyak pengalaman.
Sehingga, di tengah Hutan Hujan, mereka tahu bagaimana ccara bersembunyi, dan sebisa mungkin tidak menunjukkan diri.
Namun meskipun sudah seperti itu, setelah berjalan secara berhati-hati beberapa saat, ekspresi pria berjanggut itu berubah, lalu tiba-tiba dia berteriak——
“Ada bahaya!”
Wush!
Seakan-akan untuk menjawab ucapan pria berjanggutt, di saat dia memberikan peringatan, suara deruan muncul.
Bagi para tentara bayaran ini, mereka sudah tahu suara deruan itu berarti apa——
Peluru tembapak laras panjang!
Duarr!
Ternyata benar, setelah suara itu muncul, kepala seorang tentara bayaran meledak.
Selanjutnya seperti terjadi respon yang merantai, yang kedua, yang ketiga…… satu per satu kepala tentara bayaran meledak, mereka benar-benar tidak bisa bersembunyi, tidak peduli bagaimana cara mereka bersembunyi, kematian tetap menghampiri mereka entah tidak tahu bagaimana caranya.
“Berikan serangan balasan!”
Pria berjanggut berteriak, dia mengangkat postol, lalu menembak ke arah depan dengan menggila.
Dor dor dorr dorrr!
Di bawah pimpinan pria berjanggut, prajurit bayaran yang lain juga menembak ke arah depan, melakukan penembakan besar.
Di depan sana, di tengah bunker, ada bayangan yang melesat, kemudian berguling di atas tanah, senapan laras panjang di tangan dia lepaskan, tangan kiri dan kanannya masing-masing memegang M16, kemudian pelatuknya tertarik, muncul cahaya api dari ujung pistol, peluru langsung melesat keluar.
Sosok itu adalah Nickson Ye, peluru senapa laras panjang sudah habis, amunisi yang dia dapatkan sebelumnya juga tidak ada yang cocok untuk senjata laras panjang, jadi dia hanya dapat menggunakan senjata dengan tembakan menyembur ini sekarang.
Setelah Nickson Ye menembak, para prajurit bayaran di depan sana sudah mengetahui posisinya, hal ini membuat mereka prajurit yang berdahrah dingin segera menembak ke arah tembakan Nickson Ye muncul.
Ekspresi Nickson Ye tetap terlihat datar, dia sama sekali tidak takut, dia tetap terlihat sangat tenang.
Tubuhnya mulai berlari, lalu tidakk berhenti melesatkan tembakan.
Di waktu yang bersamaan dia memanfaatkan pepohonan di sana untuk melindungi dirinya, terkadang dia berlari, terkadang dia bergulling, ada banyak peluru yang melesat melalui sisi tubuhnya, bahkan ada beberapa kali ada peluru yang menggores tubuhnya, sangatlah berbahaya.
Meskipun sangat berbahaya, namun Nickson Ye sama sekali tidak panik, senjata tembakan menyembur sudah seperti senjata laras panjang baginya, memiliki tingkat akurasi yagn tinggi.
Dor dor dor dorrr!
Nickson Ye menembakkan peluru ke arah depan, lalu dari depan kanan muncul tiga prajurit bayaran, mereka semua tertembak, lalu langsung terkapar.
Wajah Nickson Ye terlihat muram, kedua kakinya meningkatkan kecepatan, dia segera menerjang ke arah sisi kiri depan.
Di sana adalah dataran tinggi, tempat Carley Su bersembunyi.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved