Bab 15 Martabat Penyihir Agung
by Hendy Zhang
08:01,Sep 01,2023
Jeremy Lin masuk ke mal dan langsung menuju konter pakaian. Setelah memilih dua helai pakaian untuk ayah dan ibunya, sebuah gaun tiba-tiba menarik perhatiannya. Gaun hitam ini berpotongan ramping dengan model berongga di bagian punggung. Bagian pinggang yang menyempit akan menguraikan lekuk tubuh dengan jelas. Ujung gaun agak pendek, tidak sampai ke lutut. Dia tidak bisa tidak memikirkan Daisy Yang di benaknya. Daisy Yang memiliki kulit putih dan tubuh yang bagus, pasti terlihat sangat cantik dengan gaun ini.
Pelayan toko memperhatikan tatapan Jeremy Lin, lalu buru-buru mendekat dan memuji, “Tuan, kamu punya penglihatan bagus. Gaun ini model terbaru kami dan laris manis. Dan ada bonus untuk pembelian hari ini.”
“Berapa harganya?”
“400 yuan.”
“Mahal sekali!”
Jeremy Lin terdiam kaget. Dia baru saja membeli satu stel pakaian untuk ayah dan ibunya, total harganya hanya 500 yuan lebih.
Pelayan toko tersenyum dan mengenalkan, “Tidak mahal, bahan dan pengerjaan gaun ini adalah yang terbaik. Kalau Tuan membeli gaun ini, pacarnya pasti sangat suka.”
“Baik, aku beli.” ujar Jeremy Lin, “Oh ya, apa bonus yang kamu bilang tadi?”
“Satu set pakaian dalam wanita.”
Pelayan toko mengambil satu set pakaian dalam hitam dari meja konter dan menyerahkannya pada Jeremy Lin. Satu set pakaian dalam ini terdiri dari bra dan dua helai celana dalam, juga didesain dengan lubang renda yang terlihat berbeda dan menarik.
“Hah! Pakaian dalam wanita?”
Jeremy Lin hampir muntah darah.
“Pakaian dalam dan gaun ini dirancang oleh desainer yang sama. Dan memang dirancang untuk dipakai bersamaan, jadinya sangat menarik. Coba bayangkan, pacarmu memakai gaun ini setelah mandi. Setelah melepas gaunnya lagi, ada pakaian dalam yang sama, bukankah sangat seksi?”
Pelayan toko menjelaskan sampai sendiri juga tersipu. Dia diam-diam melirik Jeremy Lin, sehingga wajahnya semakin merah. Meskipun pria di depannya ini memakai pakaian yang warnanya sudah pudar, namun dari tubuhnya memancarkan aura yang khas. Seolah-olah di mana dia berdiri, disitu akan menjadi pusat panggung.
Tidak merendah, tidak angkuh, juga tenang, pria seperti ini memiliki daya tarik yang mematikan bagi wanita mana pun.
Terlebih lagi, dia berinisiatif membelikan pakaian untuk wanita. Pelayan toko merasa iri pada wanita yang bahagia itu.
“Ini pakaian Anda, silakan diterima.”
Pelayan toko memberikan pakaian tersebut pada Jeremy Lin dan mengantar kepergiannya dengan pandangan mata.
Jeremy Lin baru saja berjalan sampai ke pintu gerbang ketika ponselnya berdering. Setelah panggilan terhubung, suara cemas Daisy Yang terdengar, “Jeremy, cepat datang, sesuatu terjadi!”
……
“Panggil, cepat panggil orang kemari!” tantang Kenny Hu duduk di kursi sambil memandang Daisy Yang yang menelepon dengan tergesa-gesa, “Hari ini aku mau lihat kemampuan apa yang kalian miliki!” katanya dengan garang.
Setelah menutup telepon, Daisy Yang melotot pada Kenny Hu dengan wajah marah, “Tindakan kalian melanggar hukum, aku mau lapor polisi!”
“Lapor polisi?”
Kenny Hu melambai pada pria berseragam polisi di sebelahnya dan terbahak-bahak, “Petugas Chen, dia bilang mau lapor polisi untuk menangkapku!”
Kebencian melintas di mata Petugas Chen, tapi dia masih tersenyum, “Biarkan saja dia lapor polisi.”
Daisy Yang dengan panik memutar nomor 110. Sesaat kemudian, ponsel Petugas Chen berdering. Dia melihat ponselnya dan terkekeh, “Ini panggilanmu untuk polisi? Maaf, panggilan itu telah dialihkan padaku.”
“Kamu!”
Daisy Yang marah sampai air mata menggenang di matanya. Dia ingin menjual sayur hari ini, dan sengaja memilih pasar terjauh yang ada di timur kota. Tapi baru saja selesai menata lapak, Kenny Hu telah datang membawa orang.
Saat terjadi perselisihan, Robin Hu yang kebetulan menjual sayur di pasar maju untuk melerai, tapi malah ditahan Kenny Hu.
“Cantik, kamu kira kalau tidak menjual di barat kota, aku tidak akan bisa menemukanmu? Kuberitahu, selama kamu masih ada di Kabupaten Qingshan, kamu tidak akan bisa lolos dari genggamanku.” ancam Kenny Hu yang kemudian menendang tubuh Robin Hu.
Robin Hu sudah berusia lima puluh tahunan, mana sanggup menahan pukulan seperti ini, karena itu dia langsung terbatuk keras.
“Paman Robin, kamu tidak apa-apa?”
Daisy Yang segera mendekat dan memapah Robin Hu.
Robin Hu menggeleng dan tersenyum minta maaf pada Kenny Hu, “Bos-bos sekalian, kami semua dari desa. Kalau benar-benar ada yang salah, harap kalian maklumi. Daisy seorang janda, tolong kasihani dia, biarkan dia pulang.”
“Janda?”
Kenny Hu tertegun, namun terbahak-bahak lagi, “Janda paling bagus, janda memiliki keterampilan ranjang yang bagus. Aku paling suka dengan janda! Temani aku tiga hari, aku jamin tidak akan mengganggumu lagi kelak.”
“Puih.”
Daisy Yang meludah tepat ke wajah Kenny Hu. Namun tanpa dia sangka, Kenny Hu malah menjilat dengan lidahnya dan berkata dengan puas, “Janda memang bagus, sampai ludahnya juga manis.”
“Gila!”
Daisy Yang marah sampai tubuhnya gemetaran.
“Sudah begitu lama, sepertinya kekasihmu tidak akan datang. Sebaiknya kamu turuti aku saja.”
Daisy Yang melihat waktu, rasa cemas melintas di matanya. Kalau dihitung-hitung, seharusnya Jeremy Lin sudah tiba di saat ini. Mungkinkah dia benar-benar khawatir Kenny Hu akan membalas, jadi tidak berani datang?
Hati Daisy Yang tersentak saat berpikir seperti ini.
“Janda kecil, turuti aku saja.”
Kenny Hu mendekati Daisy Yang dengan tampang mesum. Bau cabul membuat Daisy Yang mual. Dia meronta untuk menghindar, namun kedua tangannya dipegang Kenny Hu, dia tidak bisa bergerak.
“Tampaknya kamu belum cukup dihajar waktu itu.”
Tepat saat ini, pintu kantor pasar ditendang terbuka. Jeremy Lin memasuki kantor dan mendatangi Daisy Yang, “Kakak ipar, kamu tidak apa-apa?”
“Aku tidak apa-apa. Tapi Paman Robin dipukul olehnya, motor juga dirusak.”
Daisy Yang melepaskan diri dari pegangan Kenny Hu dan berlindung di belakang Jeremy Lin.
Robin Hu bangun dengan susah payah dan membujuk Jeremy Lin, “Jeremy, cepat minta maaf pada bos. Bos orang yang pengertian, dia tidak akan mempersulit kita.”
“Dua pilihan. Pertama, berlutut dan minta maaf. Kedua, kupatahkan kakimu, lalu berlutut dan minta maaf.” kata Kenny Hu dengan wajah beringas.
Dia memanggil dan sekelompok penjaga keamanan dengan tongkat di tangan segera datang mengepung, memandang Jeremy Lin dengan tamak dan buas.
“Penyihir, di atas menyembah langit, di bawah menyembah bumi. Penyihir dihormati di antara langit dan bumi. Penyihir bertindak menurut kehendak langit dan bumi, tidak ada aturannya untuk berlutut pada orang lain.”
Cahaya keemasan yang sangat terang bak putaran matahari yang terik muncul di warisan kaisar penyihir.
“Berlutut atau tidak!” desak Kenny Hu.
“Berlutut kepalamu.”
Jeremy Lin tiba-tiba mendongak dan menyeringai, “Kalau aku berlutut, mungkin umur seluruh keluargamu akan berkurang.”
Setelah berkata demikian, dia bergerak bagaikan hantu dan muncul di belakang Kenny Hu dalam sekejap mata. Jarinya menotok ringan di pinggang Kenny Hu, tubuhnya bergetar hebat lalu jatuh ke lantai.
“Bu … bunuh dia!” perintah Kenny Hu dengan sulit dan mulut yang berbusa.
Tanpa menunggu Kenny Hu selesai bicara, Jeremy Lin telah muncul di hadapan yang lain. Kedua tangannya bagaikan cakar naga yang mengintai dan menotok ke tubuh setiap orang. Orang-orang tersebut tersungkur ke lantai tanpa sempat bereaksi. Petugas Chen yang paling cepat bereaksi juga terkulai ke lantai.
“Paman Robin, tidak apa-apa?” tanyanya sambil membantu Robin Hu berdiri.
Robin Hu pucat ketakutan, “Jeremy, kamu telah membuat masalah besar. Kalau menyinggung mereka, kelak desa kita tidak punya tempat menjual sayur.” keluhnya pada Jeremy Lin.
“Betul, kalian orang Desa Cantik jangan harap bisa menjual sayur di pasar! Kalau tidak, aku akan hajar setiap orang yang kutemui!”
Kenny Hu masih keras kepala dan berteriak mengancam.
Jeremy Li memandang penuh simpati pada Kenny Hu, “Kalau sudah berbuat banyak kejahatan, akibatnya adalah cari mati sendiri. Tidak ada kata kelak untuk orang mati. Kamu melakukan terlalu banyak hal buruk, pembalasan akan segera datang.”
Pelayan toko memperhatikan tatapan Jeremy Lin, lalu buru-buru mendekat dan memuji, “Tuan, kamu punya penglihatan bagus. Gaun ini model terbaru kami dan laris manis. Dan ada bonus untuk pembelian hari ini.”
“Berapa harganya?”
“400 yuan.”
“Mahal sekali!”
Jeremy Lin terdiam kaget. Dia baru saja membeli satu stel pakaian untuk ayah dan ibunya, total harganya hanya 500 yuan lebih.
Pelayan toko tersenyum dan mengenalkan, “Tidak mahal, bahan dan pengerjaan gaun ini adalah yang terbaik. Kalau Tuan membeli gaun ini, pacarnya pasti sangat suka.”
“Baik, aku beli.” ujar Jeremy Lin, “Oh ya, apa bonus yang kamu bilang tadi?”
“Satu set pakaian dalam wanita.”
Pelayan toko mengambil satu set pakaian dalam hitam dari meja konter dan menyerahkannya pada Jeremy Lin. Satu set pakaian dalam ini terdiri dari bra dan dua helai celana dalam, juga didesain dengan lubang renda yang terlihat berbeda dan menarik.
“Hah! Pakaian dalam wanita?”
Jeremy Lin hampir muntah darah.
“Pakaian dalam dan gaun ini dirancang oleh desainer yang sama. Dan memang dirancang untuk dipakai bersamaan, jadinya sangat menarik. Coba bayangkan, pacarmu memakai gaun ini setelah mandi. Setelah melepas gaunnya lagi, ada pakaian dalam yang sama, bukankah sangat seksi?”
Pelayan toko menjelaskan sampai sendiri juga tersipu. Dia diam-diam melirik Jeremy Lin, sehingga wajahnya semakin merah. Meskipun pria di depannya ini memakai pakaian yang warnanya sudah pudar, namun dari tubuhnya memancarkan aura yang khas. Seolah-olah di mana dia berdiri, disitu akan menjadi pusat panggung.
Tidak merendah, tidak angkuh, juga tenang, pria seperti ini memiliki daya tarik yang mematikan bagi wanita mana pun.
Terlebih lagi, dia berinisiatif membelikan pakaian untuk wanita. Pelayan toko merasa iri pada wanita yang bahagia itu.
“Ini pakaian Anda, silakan diterima.”
Pelayan toko memberikan pakaian tersebut pada Jeremy Lin dan mengantar kepergiannya dengan pandangan mata.
Jeremy Lin baru saja berjalan sampai ke pintu gerbang ketika ponselnya berdering. Setelah panggilan terhubung, suara cemas Daisy Yang terdengar, “Jeremy, cepat datang, sesuatu terjadi!”
……
“Panggil, cepat panggil orang kemari!” tantang Kenny Hu duduk di kursi sambil memandang Daisy Yang yang menelepon dengan tergesa-gesa, “Hari ini aku mau lihat kemampuan apa yang kalian miliki!” katanya dengan garang.
Setelah menutup telepon, Daisy Yang melotot pada Kenny Hu dengan wajah marah, “Tindakan kalian melanggar hukum, aku mau lapor polisi!”
“Lapor polisi?”
Kenny Hu melambai pada pria berseragam polisi di sebelahnya dan terbahak-bahak, “Petugas Chen, dia bilang mau lapor polisi untuk menangkapku!”
Kebencian melintas di mata Petugas Chen, tapi dia masih tersenyum, “Biarkan saja dia lapor polisi.”
Daisy Yang dengan panik memutar nomor 110. Sesaat kemudian, ponsel Petugas Chen berdering. Dia melihat ponselnya dan terkekeh, “Ini panggilanmu untuk polisi? Maaf, panggilan itu telah dialihkan padaku.”
“Kamu!”
Daisy Yang marah sampai air mata menggenang di matanya. Dia ingin menjual sayur hari ini, dan sengaja memilih pasar terjauh yang ada di timur kota. Tapi baru saja selesai menata lapak, Kenny Hu telah datang membawa orang.
Saat terjadi perselisihan, Robin Hu yang kebetulan menjual sayur di pasar maju untuk melerai, tapi malah ditahan Kenny Hu.
“Cantik, kamu kira kalau tidak menjual di barat kota, aku tidak akan bisa menemukanmu? Kuberitahu, selama kamu masih ada di Kabupaten Qingshan, kamu tidak akan bisa lolos dari genggamanku.” ancam Kenny Hu yang kemudian menendang tubuh Robin Hu.
Robin Hu sudah berusia lima puluh tahunan, mana sanggup menahan pukulan seperti ini, karena itu dia langsung terbatuk keras.
“Paman Robin, kamu tidak apa-apa?”
Daisy Yang segera mendekat dan memapah Robin Hu.
Robin Hu menggeleng dan tersenyum minta maaf pada Kenny Hu, “Bos-bos sekalian, kami semua dari desa. Kalau benar-benar ada yang salah, harap kalian maklumi. Daisy seorang janda, tolong kasihani dia, biarkan dia pulang.”
“Janda?”
Kenny Hu tertegun, namun terbahak-bahak lagi, “Janda paling bagus, janda memiliki keterampilan ranjang yang bagus. Aku paling suka dengan janda! Temani aku tiga hari, aku jamin tidak akan mengganggumu lagi kelak.”
“Puih.”
Daisy Yang meludah tepat ke wajah Kenny Hu. Namun tanpa dia sangka, Kenny Hu malah menjilat dengan lidahnya dan berkata dengan puas, “Janda memang bagus, sampai ludahnya juga manis.”
“Gila!”
Daisy Yang marah sampai tubuhnya gemetaran.
“Sudah begitu lama, sepertinya kekasihmu tidak akan datang. Sebaiknya kamu turuti aku saja.”
Daisy Yang melihat waktu, rasa cemas melintas di matanya. Kalau dihitung-hitung, seharusnya Jeremy Lin sudah tiba di saat ini. Mungkinkah dia benar-benar khawatir Kenny Hu akan membalas, jadi tidak berani datang?
Hati Daisy Yang tersentak saat berpikir seperti ini.
“Janda kecil, turuti aku saja.”
Kenny Hu mendekati Daisy Yang dengan tampang mesum. Bau cabul membuat Daisy Yang mual. Dia meronta untuk menghindar, namun kedua tangannya dipegang Kenny Hu, dia tidak bisa bergerak.
“Tampaknya kamu belum cukup dihajar waktu itu.”
Tepat saat ini, pintu kantor pasar ditendang terbuka. Jeremy Lin memasuki kantor dan mendatangi Daisy Yang, “Kakak ipar, kamu tidak apa-apa?”
“Aku tidak apa-apa. Tapi Paman Robin dipukul olehnya, motor juga dirusak.”
Daisy Yang melepaskan diri dari pegangan Kenny Hu dan berlindung di belakang Jeremy Lin.
Robin Hu bangun dengan susah payah dan membujuk Jeremy Lin, “Jeremy, cepat minta maaf pada bos. Bos orang yang pengertian, dia tidak akan mempersulit kita.”
“Dua pilihan. Pertama, berlutut dan minta maaf. Kedua, kupatahkan kakimu, lalu berlutut dan minta maaf.” kata Kenny Hu dengan wajah beringas.
Dia memanggil dan sekelompok penjaga keamanan dengan tongkat di tangan segera datang mengepung, memandang Jeremy Lin dengan tamak dan buas.
“Penyihir, di atas menyembah langit, di bawah menyembah bumi. Penyihir dihormati di antara langit dan bumi. Penyihir bertindak menurut kehendak langit dan bumi, tidak ada aturannya untuk berlutut pada orang lain.”
Cahaya keemasan yang sangat terang bak putaran matahari yang terik muncul di warisan kaisar penyihir.
“Berlutut atau tidak!” desak Kenny Hu.
“Berlutut kepalamu.”
Jeremy Lin tiba-tiba mendongak dan menyeringai, “Kalau aku berlutut, mungkin umur seluruh keluargamu akan berkurang.”
Setelah berkata demikian, dia bergerak bagaikan hantu dan muncul di belakang Kenny Hu dalam sekejap mata. Jarinya menotok ringan di pinggang Kenny Hu, tubuhnya bergetar hebat lalu jatuh ke lantai.
“Bu … bunuh dia!” perintah Kenny Hu dengan sulit dan mulut yang berbusa.
Tanpa menunggu Kenny Hu selesai bicara, Jeremy Lin telah muncul di hadapan yang lain. Kedua tangannya bagaikan cakar naga yang mengintai dan menotok ke tubuh setiap orang. Orang-orang tersebut tersungkur ke lantai tanpa sempat bereaksi. Petugas Chen yang paling cepat bereaksi juga terkulai ke lantai.
“Paman Robin, tidak apa-apa?” tanyanya sambil membantu Robin Hu berdiri.
Robin Hu pucat ketakutan, “Jeremy, kamu telah membuat masalah besar. Kalau menyinggung mereka, kelak desa kita tidak punya tempat menjual sayur.” keluhnya pada Jeremy Lin.
“Betul, kalian orang Desa Cantik jangan harap bisa menjual sayur di pasar! Kalau tidak, aku akan hajar setiap orang yang kutemui!”
Kenny Hu masih keras kepala dan berteriak mengancam.
Jeremy Li memandang penuh simpati pada Kenny Hu, “Kalau sudah berbuat banyak kejahatan, akibatnya adalah cari mati sendiri. Tidak ada kata kelak untuk orang mati. Kamu melakukan terlalu banyak hal buruk, pembalasan akan segera datang.”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved