Bab 14 Teknik Bisnis Buah

by Hendy Zhang 08:01,Sep 01,2023
“Manajer Wang, apa maksudmu ini?”
Hati si hati jahat Zhang sakit melihat Christian Wang memberikan amplop kepada Jeremy Lin. Amplop itu berisi uang sejumlah 10.000 yuan, tapi malah diuntungkan oleh Jeremy Lin.
Christian Wang meliriknya dan berkata datar, “Terserah aku mau berikan amplop itu pada siapa, apa urusanmu?”
“Jadi, masalah pembelian jeruk?” tanya si hati jahat Zhang tidak menyerah.
“Karena CEO Jiang kami sudah membuat perjanjian pembelian dengan Tuan Lin, tentu saja kami akan memprioritaskan pembelian jeruknya. Jika persediaan Tuan Lin tidak mencukupi, aku akan mempertimbangkan jerukmu.”
“Hebat kamu, Christian!” gertak si hati jahat Zhang dengan wajah pucat.
Kata-kata Christian Wang sama saja mengumumkan kalau keduanya tidak lagi punya kemungkinan untuk bekerja sama. Mince Fruit Corp merupakan tiga besar rantai waralaba buah di Kabupaten Qingshan dengan permintaan sangat besar. Kehilangan pasar seperti ini merupakan pukulan besar bagi si hati jahat Zhang.
“Kamu melanggar aturan perdagangan, tunggu saja kamu!” umpat si hati jahat Zhang tak terima, lalu pergi dengan membanting pintu.
Jeremy Lin membawa Christian Wang untuk memeriksa jeruk yang diantar olehnya. Setelah ditimbang, total ada 6400 kati. Menurut harga yang disepakati sebelumnya, hasil yang didapat hampir 7.700 yuan. Ditambah dengan hasil penjualan madu di Cahaya Grup sebesar 6.600 yuan, total pendapatan dia hari ini telah mencapai 14.000 yuan lebih.
Ini masih belum termasuk amplop 10.000 yuan yang disumbangkan “tanpa pamrih” oleh si hati jahat Zhang.
“Tuan Lin, besok kamu akan mengirim jeruk lagi ‘kan?” tanya Christian Wang sambil menyodorkan sebatang rokok padanya.
Dia mengangguk.
“Tuan Lin, aku telah kasar hari ini. Lain kali kalau bertemu CEO Jiang … “ ujarnya, lalu terhenti.
“Tenang, aku mengerti.” sahut Jeremy Lin.
“Terima kasih Tuan Lin!”
Christian Wang jadi lega.
“Tuan Lin, ini pertama kalinya kamu menjadi pemasok buah ‘kan?” tanyanya sambil menyalakan rokok untuk Jeremy Lin.
Jeremy Lin mendongak dengan penasaran, “Bagaimana kamu bisa tahu?”
“Usaha memasok buah terlihat gampang, tapi nyatanya banyak sekali teknik di dalamnya. Jika orang luar ingin menjalankan bisnis ini, akan mudah untuk kehilangan modalnya.”
Jeremy Li jadi tertarik saat mendengarnya. Provinsi Minjian terletak di area subtropis, area yang paling tidak kekurangan sayur-mayur dan buah-buahan. Dan dalam dua hari ini Jeremy Lin baru tahu kalau keuntungan memasok buah sangat tinggi, ini termasuk cara cepat untuk menjadi kaya.
“Supermarket buah seperti Mince Fruit Corp pada dasarnya membeli buah dari pemasok buah. Pemasok buah di Kabupaten Qingshan dibagi menjadi beberapa wilayah. Kota Xishui tempat kamu berada adalah wilayah si hati jahat Zhang. Bila ada orang baru yang mencoba bisnis ini, mereka akan diboikot oleh supermarket buah dan pemasok buah lain yang saling bekerja sama. Orang-orang ini akan kehilangan modal dan uangnya, bahkan keselamatan pribadi mereka juga akan terancam.”
“Semenakutkan itu?” tanya Jeremy Lin dengan kening mengkerut.
“Tentu. Aku ingat tahun lalu di Kota Xishui kalian ada yang bernama Dedi Lin, dia juga ingin menjadi pemasok buah. Hasilnya dia kehilangan modal dan mengalami kecelakaan mobil. Mengenai kecelakaan itu, aku tidak perlu banyak bicara. Tapi kamu ada CEO Jiang yang membantu, jadi tenang saja.” kata Christian Wang sembari tersenyum.
“Brak!”
Christian Wang baru selesai bicara dan dia melihat Jeremy Lin menggebrak meja. Dia sangat terkejut hingga bangkit dari kursinya, “Ada apa?”
“Tidak apa-apa.”
Jeremy Lin menarik napas, “Kalau tidak ada hal lain, aku pergi dulu, besok aku antar jeruknya lagi.”
“Besok aku akan mengatur agar truk pengiriman mengambil jeruk di tempatmu.”
Dia melirik motor listrik Jeremy Lin yang terparkir di depan pintu, lalu berkata, “Jika usaha pemasok Tuan Lin berjalan lancar, pasti tidak sulit untuk membeli mobil tahun ini.”
“Terima kasih banyak.”
Jeremy Lin berbalik dan meninggalkan Mince Fruit Corp, mengendarai motor listrik roda tiga lalu berhenti di sebuah gang. Dia sangat curiga dengan kecelakaan yang menimpa ayahnya, Dedi Lin tahun lalu. Dan perkataan Christian Wang tadi telah memastikan kecurigaannya selama ini.
Benar saja, kecelakaan Dedi Lin ada hubungannya dengan si hati jahat Zhang!
“Tunggu saja kamu, si hati jahat Zhang!”
Jeremy Lin menghantam tinjunya ke dinding. Sebuah retakan halus diam-diam muncul di dinding yang keras.
Jeremy Lin tenang kembali dan langsung menuju toserba paling besar di Kabupaten Qingshan. Sejak kecelakaan mobil Dedi Lin tahun lalu, mereka belum membeli baju baru. Sekarang dia telah menghasilkan uang dan siap membelanjakannya.
Fluor Shopping Mall adalah pusat perbelanjaan terbesar di Kabupaten Qingshan, terletak di pusat paling makmur di Kabupaten Qingshan. Ketika baru saja memarkir motor listriknya, suara klakson terdengar dari belakang. Dia menoleh dan melihat sebuah Toyota putih membunyikan klakson tanpa henti.
Seorang pria gemuk paruh baya dengan wajah mengkilap menjulurkan kepalanya dari jendela mobil dan berteriak padanya, “Minggir, tempat parkir itu milikku.”
Dia melihat ke sekeliling, ternyata ini tempat parkir satu-satunya yang tersisa. Tapi dia tidak memiliki kesan baik pada pemilik Toyota tersebut, apalagi sikap gendut itu yang buruk. Dia malas untuk meladeni dan langsung pergi.
“Hei bocah, apa kamu tuli!”
Pria gemuk itu keluar dari tempat kemudinya dan berjalan ke hadapan dirinya, “Aku suruh kamu minggir, apa kamu tidak dengar?” teriaknya.
“Ada masalah?” tanya Jeremy Lin dengan alis terangkat.
“Pindahkan motormu, aku mau parkir mobil.”
“Atas dasar apa aku harus memindahkan motorku?”
Seorang wanita dengan riasan tebal keluar dari samping kemudi. Dia memandang Jeremy Lin dan menghina, “Kamu juga tidak mengaca dulu, apakah rongsokan sepertimu layak parkir di sini? Ini tempat parkir kota kabupaten, bukan kampung kalian.”
Jeremy Lin menunjuk ke papan parkir dan membaca dengan jelas, “Tempat parkir kendaraan listrik dan motor listrik roda tiga. Kalian bahkan tidak mengenal tulisan, bagaimana bisa mendapat surat izin mengemudi?”
Keduanya terkejut dengan kata-kata Jeremy Lin. Namun beberapa saat kemudian, pria gendut itu mengancam dengan garang, “Beraninya orang kampung berlagak di kota, kulitmu sudah gatal! Cepat berikan tempat parkir itu, atau aku akan menghajarmu.”
“Coba saja!”
Jeremy Lin maju satu langkah dan datang ke hadapan pria gendut. Dia memiliki tinggi badan 175 cm, setengah lebih tinggi dari pria gendut. Seketika, pria gendut tersebut jadi takut dan mundur dua langkah, bahkan tidak berani berbicara lagi.
Tapi wanita di sebelahnya malah berteriak, “Hajar dia! Kak gendut, bukankah kamu kenal orang dunia hitam? Cepat panggil mereka!”
Jeremy Lin memandang dingin pada wanita itu yang kemudian terdiam ketakutan. Dia memutar badannya dan berjalan pergi. Setelah beberapa langkah, dia berbalik dan mengingatkan, “Gendut, aku ingatkan. Wanita itu lahir dengan jenis mata rubah dan sangat licik. Tahi lalat di sudut mata menandakan dia memiliki keberuntungan dalam hubungan asmara. Bibir atas dan bawah sangat tipis, mewakili watak dan sifatnya yang kasar dan dingin. Boleh-boleh saja main-main dengan wanita seperti ini, tapi kalau ingin menikahinya, kamu akan menyesal.”
“Omong kosong!” umpat wanita itu yang sebelumnya tertegun lebih dulu.
“Benarkah?”
Jeremy Lin terkekeh, “Tahi lalat keberuntungan asmara di sudut matamu sedang berkembang saat ini, dan ada dua garis halus di sampingnya. Satu garis halus menghadap barat, menunjukkan kekayaan. Garis halus lainnya menghadap ke timur, melambangkan vitalitas. Kalau dugaanku tidak salah, kamu sekarang pasti memiliki hubungan dengan dua pria. Garis halus yang menghadap barat mewakili gendut ini, sumber uang dan kekayaan bagimu. Sedangkan garis halus yang menghadap timur, mungkin melambangkan seorang pria muda yang tampan.”
“Jalang, apakah itu adik angkatmu yang bermarga Wu?” Emosi pria gendut langsung meledak begitu mendengarnya, “Apa itu kakak angkat adik angkat, aku sudah curiga kalian berdua punya hubungan.”
“Kak gendut, dengarkan penjelasanku.”
‘’Penjelasan kepalamu! Ponselmu tidak aktif semalam, apa kamu check in dengan brengsek itu di hotel!”
“Ponselku kehabisan baterai semalam … “
“Brengsek, orang yang selalu membawa dua pengisi daya setiap hari, apa masih akan kehabisan baterai!”
“Bukan begitu … “

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

90