Bab 12 Keajaiban Pengobatan

by Hendy Zhang 08:01,Sep 01,2023
Dalam warisan kaisar penyihir terdapat pengetahuan segala bidang. Ada dukun pengobatan yang misterius, ramalan, bela diri penyihir, dan berbagai pengetahuan tentang perkembangbiakan dan feng shui. Semakin dalam Jeremy Lin menguasai warisan kaisar penyihir, semakin merasa dirinya seperti sedang membuka gudang harta karun yang sangat besar.
Dia menyeret kotak itu ke halaman, lalu dengan hati-hati memindahkan ratu lebah dan susu ratu lebah ke dalam kotak. Sesudah itu, dia membuat semacam cairan dengan campuran ragi dan madu, kemudian memercikkannya di pintu masuk desa dan halaman rumah. Segera, dia memperhatikan dari kejauhan ada lebah yang berkumpul kemari. Meski jumlahnya tidak banyak, paling tidak ada pengaruhnya.
“Berhasil!”
Jeremy Lin kembali ke kamar dengan gembira. Dia duduk bersila di atas tempat tidur, mengikuti cara kultivasi bela diri penyihir dan mulai bermeditasi. Cahaya hijau pucat samar-samar muncul di atas kepalanya, terkadang masuk ke dalam tubuhnya dan keluar lagi melayang di atas kepalanya dengan nakal.
Pada saat yang sama, dia merasa cangkang kura-kura misterius di kantongnya agak panas, seperti saling tanggap dengan tubuhnya.
Tanpa terasa, satu malam telah berlalu.
“Rasanya nyaman!”
Ketika sinar matahari pertama masuk menyinari kamar, dia langsung membuka mata dan melompat bangun dari ranjang. Meski telah berkultivasi semalaman, namun dia tidak merasa lelah sama sekali. Bahkan dia merasa tubuhnya penuh dengan energi, seolah-olah mampu membunuh seekor babi liar hanya dengan satu tapak.
“Lihat lebah kotak dulu!”
Dia membuka pintu dan berjalan ke halaman. Begitu melihat, dia langsung terpaku. Kotak yang diletakkan olehnya kemarin telah dipenuhi dengan lebah. Selain itu, masih ada lebah yang terus terbang dari jauh dan berhenti di atas kotak.
“Ini, efektif sekali.” gumamnya sendiri.
Lebah-lebah di dalam kotak ini jauh lebih banyak dari sarang lebah kemarin, ini berarti ada lebah dari sarang lain yang juga tertarik ke sini.
“Hanya satu kotak tidak cukup.”
Dia segera mencari dua kotak lagi dan memercikkan cairan yang sudah dicampur sebelumnya. Kemudian, dia memindahkan lagi ratu lebah yang ada di dalam kotak sebelumnya ke kotak yang baru. Kurang dari setengah jam, dua kotak lebah telah selesai disiapkan.
“Selanjutnya, tinggal tunggu panen madunya.” batinnya dengan gembira.
Usai sarapan, dia meminjam motor listrik roda tiga dari desa dan bersiap untuk mengantar jeruk yang dia tampung ke kabupaten. Setelah sampai di depan rumah Daisy Yang, dia berhenti dan memanggilnya keluar.
“Apa motor ini bisa membawa orang?”
Daisy Yang agak takut melihat motor listrik tersebut. Di belakang motor telah dipenuhi dengan jeruk, dan sepertinya sudah kelebihan beban. Di depan kemudi hanya ada satu tempat duduk, dia tidak mungkin duduk di atas jeruk ‘kan.
“Tenang, tidak apa-apa desak-desakan sebentar.” senyum Jeremy Lin sambil menggeser ke samping.
Melihat keadaan ini, Daisy Yang hanya bisa duduk di depan kemudi dengan hati-hati. Tempat duduk pengemudi memang tidak luas, jadi sangat mendesak begitu pintu ditutup.
“Kamu agak geser lagi.” ujar Daisy Yang dengan wajah merah.
Tubuh keduanya berdempetan sampai bisa merasakan detak jantung masing-masing. Daisy Yang berusaha menyusut ke samping, tapi postur keduanya masih terlihat sangat dekat.
“Berangkat!”
Jeremy Lin memutar penggerak dan motor listrik segera melaju. Daisy Yang menjerit, mau tak mau memeluk Jeremy Lin dengan erat lagi.
Jeremy Lin tersenyum kecut saat merasakan tubuh sintal Daisy Yang menggesek lengannya, “Kakak ipar, posturmu ini membuatku mudah melakukan kesalahan, kamu tahu itu?”
Daisy Yang baru menyadari, seketika wajahnya memerah, “Huh! Jangan kira aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan.”
Setelah itu, dia menyusut lagi ke samping. Jeremy Lin tiba-tiba menambah kecepatan, sehingga membuat dia menjerit lagi dan memeluk Jeremy Lin sekali lagi.
Dalam perjalanan yang terguncang-guncang, dia akhirnya tertidur bersandarkan Jeremy Lin. Kepalanya beralaskan pangkuan Jeremy Lin, sedangkan kedua tangan melingkar di pinggangnya seperti gurita. Tubuh yang berisi itu sangat dekat dengan Jeremy Lin, lembut dan harum. Daisy Yang yang tertidur memancarkan hawa feminim yang menawan, sehingga membuat Jeremy Lin terganggu untuk sesaat.
Satu jam kemudian, Jeremy Lin menghentikan motornya di gerbang kota kabupaten. Daisy Yang baru saja bangun, wajahnya memerah seperti apel yang terlalu matang.
Daisy Yang merasa canggung saat teringat sikap duduk mereka tadi yang terlalu dekat. “Aku mau pergi menjual sayur, kamu ke mana?” tanyanya pelan.
“Aku antar jeruk dulu, lalu pergi menjual madu.”
Jeremy Lin agak khawatir, jadi dia mengingatkan, “Kamu masih ingin ke pasar yang itu? Kalau bertemu Kenny, mungkin dia akan mengganggumu lagi.
“Jangan khawatir, ada banyak pasar di Kabupaten Qingshan, aku tidak akan ke tempatnya.” kata Daisy Yang seraya membawa sayurnya dan berlalu pergi.
Jeremy Lin mengendarai motor listrik roda tiga dan langsung mendatangi Apotek Cahaya Grup. Setelah masuk ke dalam, dia melihat wanita cheongsam yang kemarin sebelumnya duduk sendirian di meja konter sambil membaca buku. Dia mengenakan cheongsam hijau muda hari ini, lekuk tubuhnya terlihat jelas. Penampilan yang tenang dan diam membuatnya seperti wanita kuno yang keluar dari lukisan.
Fenny Su mengangguk sedikit saat melihat Jeremy Lin masuk, “Kamu lagi. Mau beli obat?”
Jeremy Lin menggeleng, lalu meletakkan madu di atas meja konter, “Aku beruntung dan menemukan sarang lebah lagi, jadi aku datang untuk menjual madu.” katanya disertai senyuman.
“Lebah liar lagi?”
Wajah Fenny Su agak berubah dan segera bangkit untuk mengecek. Madu yang dibawa oleh Jeremy Lin masih berwarna keemasan seperti emas cair, bahkan tidak terputus setelah ditarik hampir setengah meter. Ini jelas madu hutan berkualitas baik.
Fenny Su mengangguk puas, “Ini benar-benar madu hutan berkualitas tinggi, untuk harga tetap 300 yuan sekati, tidak masalah?” tanya dia.
“Iya, tidak masalah.”
Jeremy Lin dengan cepat menimbang madu tersebut. Kali ini total madunya ada 22 kati dan dia mendapat untung bersih 6.600 yuan.
“Kamu tidak jual royal jelly dan sarang lebah?” tanya Fenny Su.
Setelah menyimpan madu tersebut, Fenny Su bertanya lagi, “Apakah menurutmu harganya tidak cocok?”
Jeremy Lin segera menggeleng dan menjelaskan, “Bukan itu masalahnya. Aku tidak akan menjual royal jelly dan sarangnya, ada gunanya kusimpan sendiri.”
“Kamu ingin mengembangbiakkan lebah?” tebak Fenny Su.
Jeremy Lin hanya mengangguk tersenyum.
“Ide yang bagus. Sekarang pasokan madu berkulitas tinggi di pasaran memang sedikit. Jika pengembangbiakanmu berhasil, bagaimanapun itu juga satu cara yang baik untuk menjadi kaya. Kuajari satu cara, gunakan campuran ragi dan madu, agar lebih cepat menarik lebah kembali ke sarangnya. Dengan begini, hasilnya akan berlipat ganda tanpa banyak usaha.”
“Kamu juga tahu cara ini?” kaget Jeremy Lin.
Ini adalah cara tradisional yang disebutkan dalam warisan kaisar penyihir, pikirnya hanya dia sendiri yang mengetahuinya.
“Kamu juga tahu?” Fenny Su agak terperanjat.
Jeremy Lin mengangguk, “Aku menggunakan cara itu kemarin dan mengumpulkan tiga kotak lebah.”
“Dari mana kamu mengetahuinya?” tanya Fenny Su cepat.
Dia mengetahui cara ini secara tidak sengaja dari buku pengobatan yang dikoleksi oleh seorang orang besar. Buku pengobatan ini dianggap sebagai harta karun oleh orang besar tersebut, dan mengatakan tidak akan menjual dengan harga berapa pun. Dia cukup beruntung meski hanya membaca dua halaman karena persahabatan keluarganya.
Hanya dua halaman, namun sangat bermanfaat baginya, dan karena itu dia mulai mempelajari pengobatan tradisional.
Orang yang mengetahui isi buku kuno itu seharusnya sangat sedikit, pasti tidak lebih dari lima orang. Tak disangka olehnya, petani kecil biasa ini ternyata juga mengetahuinya.
“Hehe, dari hasil percobaan yang tidak disengaja.” jawab Jeremy Lin asal.
“Kalau madu hasil ternak, kualitasnya pasti menurun. Sampai saat itu, harga jual juga akan disesuaikan.” Fenny Su dengan niat baik mengingatkan.
“Aku mengerti. Kalau tidak ada hal lain, aku pergi dulu.”
Dia hendak pergi setelah menerima uang hasil jualan, namun dipanggil lagi oleh Fenny Su saat ingin berbalik, “Kamu tidak membeli obat?”
Setelah perdebatan waktu itu, Fenny Su secara khusus memperhatikan obat yang dibeli Jeremy Lin dan menemukan dia secara teratur membeli obat antiinflamasi non steroid setiap minggu. Obat ini adalah obat pereda nyeri dan antiradang yang kuat, khusus digunakan pada pasien dengan kelumpuhan tulang belakang.
Kalau begitu, jelas ada yang sakit seperti itu di keluarga Jeremy Lin.
“Ayahku sudah jauh lebih baik, tidak perlu minum obat lagi.” sahutnya sambil mengibaskan tangan.
Fenny Su memandang kepergian Jeremy Lin dengan hati yang sangat terkejut. Kelumpuhan tulang belakang hampir merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan di bidang medis. Tapi apa yang terjadi dengan “jauh lebih baik” yang dikatakan Jeremy Lin? Apakah kelumpuhan tulang belakang ayahnya benar-benar sembuh?
Jika benar demikian, hal ini mungkin akan menimbulkan kehebohan di dunia medis.
“Mungkin aku yang berpikir banyak.” gumamnya sambil menggeleng.
Kemungkinan untuk hal semacam ini terjadi pada seorang petani desa mungkin nol.
Jeremy Lin keluar dari apotek dan langsung menuju Mince Fruit Corp. Baru saja menghentikan motornya di depan, dia telah mendengar suara si hati jahat Zhang dari dalam, “Tahun ini banyak hujan, jadi sulit untuk mengumpulkan jeruk. Jeruk boronganku berkualitas bagus dan kusediakan khusus untuk kalian, aku cukup baik ‘kan? Tapi untuk harganya, kamu harus pikirkan lagi.”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

90