Bab 11 Waktunya Memenuhi Kewajiban
by Sisy
10:06,Jun 15,2021
Setelah mewawancarai Jason Meng, suasana hati Jenni Ye sangat baik, dan berteriak ingin mengajak Priska Lin pergi makan di restoran barat.
Kedua orang itu bangkit berdiri, dan ditahan oleh Yuni Tang.
Pertama kali Priska Lin melihat Yuni Tang, dia langsung mengenali jika wanita ini adalah wanita yang bersama dengan Lucas Hua di dalam mobil hari itu, wajahnya memucat, namun dia memaksakan menunjukkan senyuman kecil: “Apa kamu ada urusan?”
Tatapan Yuni Tang sangat tidak bersahabat, menatap wajah Priska Lin sejenak dengan memprovokasi, lalu menyeringai berucap: “Nona Lin, dengan berbaik hati kuperingatkanmu, pria seperti Lucas itu tidak bisa kamu kekang, jika kamu sadar diri, sebaiknya kamu menyerahlah, setidaknya agar terlihat tidak terlalu menyedihkan.”
“Siapa kamu? Atas dasar apa berbicara seperti ini!” Jenni Ye mendelik ke arah Yuni Tang dengan tajam.
“Bukan urusanmu!” Yuni Tang ikut mendeliknya, dan melirik wajah putih Priska Lin yang berkerut, lalu tersenyum dingin, “Aku ini hanya ingin membantu, Nona Lin sebaiknya pikirkan baik-baik.”
Selesai berucap dia mendongakkan kepalanya, menunjukkan kesombongannya, dan pergi dari kafe dengan anggun.
“Apa-apaan orang ini!” Jenni Ye memperagakannya sejenak, lalu memeluk lengan Priska Lin, “Priska, jangan berhubungan dengan wanita seperti ini yang......”
Sisa kalimatnya tidak terucap dari mulutnya, karena raut wajah Priska Lin yang terlihat sangat sendu.
Jenni Ye baru mengetahui ternyata Priska Lin berada di posisi yang kurang menguntungkan di keluarga Hua. Dia ingin menyuarakan ketidakadilan sahabatnya, dan mengatakan ingin membuat perhitungan dengan Lucas Hua, namun Priska Lin menghentikannya.
“Sudahlah, Jenni, sejak awal aku menggantikan Patricia untuk menikah dengan Lucas, siapa sangka akan menjadi seperti ini, tunggu setelah Patricia kembali aku akan bercerai dengannya, dan masalah akan selesai.”
“Kamu ini! Jika Lucas berani main tangan denganmu, ingat untuk memberitahuku!” ucap Jenni Ye dengan tidak tenang.
Priska Lin menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum.
Kedua orang itu pergi ke restoran barat sesuai rencana awal, mereka makan sambil mengenang masa menyenangkan saat kuliah, perlahan-lahan suasana hati Priska Lin mulai membaik, dan melupakan masalahnya.
Setelah berpisah dengan Jenni Ye, Priska Lin pulang dengan menaiki taksi.
Dia meminum sedikit wine, hanya menyesapnya beberapa kali, namun ada perasaan sedikit mabuk. Rasa seperti melayang-layang membuatnya merasa sangat senang, dia berjalan ke arah pintu dengan terhuyung-huyung, merasa seperti ingin terbang.
Kenyataan seperti sekarang ini terasa sangat baik, dia dan Lucas Hua tidak saling ikut campur, melalui hari mereka masing-masing, dan jangan sampai Kakek mengetahuinya, ini lebih penting daripada apapun.
Saat Priska Lin memasuki ruang tengah, dia terkejut dengan suasana mencekam di ruang tengah, seketika dia tersadar dari kemabukannya.
Kakak Zhang berdiri di samping dengan tidak tenang, Lucas Hua duduk di sofa, menatapnya dengan dingin.
“Pergi ke mana?”
Aura dingin menguar di sekitar tubuh Lucas Hua, matanya yang tajam seperti mata elang, mengunci tatapannya.
Wajah Priska Lin sedikit merah, matanya yang jernih mengerjap beberapa kali, setelah benar-benar sadar, dia menjawab dengan pelan: “Aku pergi makan bersama Jenni, dan meminum sedikit...... wine.”
“Bersama Jenni?” Lucas Hua tersenyum dingin, “Priska, apa kamu pikir aku bodoh? Menggunakan Jenni untuk menutupinya dan mengira aku sungguh tidak mengetahui apapun? Sekarang kamu masih istriku, jangan selalu tebar pesona.”
“Apa yang kamu bicarakan?”
Priska Lin membelalakkan matanya, sedikit tidak mengerti dengan jalan pikir Lucas Hua, sebenarnya kenapa dia marah? Dia tidak melakukan kesalahan!
“Aku minta kamu untuk sedikit lebih jujur!”
Lucas Hua bangkit berdiri, mendekat dengan langkah besar, dan langsung menariknya berjalan ke kamar.
“Lucas! Cengkeramanmu sakit! Lepaskan aku......”
Priska Lin memberontak, dibawa oleh pria itu ke dalam kamar, kemudian pria itu langsung mengunci pintu, dan menarik tangannya ke arah samping, kekuatannya sungguh sangat besar.
Priska Lin terhempas ke samping, bahunya menabrak lemari pakaian, terasa sangat sakit hingga air matanya mengalir.
Ini adalah kamar pernikahan mereka, dekorasi kamar berwarna merah, namun Lucas Hua tidak pernah masuk ke sini, kamar sebesar ini, hanya ditempati oleh Priska Lin sendiri.
“Kamu harus tahu, jika menjadi istriku, maka harus bersikap jujur!”
“Aku tidak melakukan kesalahan apapun padamu!” Priska Lin sangat sedih, dan berucap padanya.
“Bagus.” Lucas Hua tersenyum dingin, dia masih tidak mengakuinya, dengan terpaksa dia menggunakan cara lain.
Pria itu mencengkeram pergelangan tangannya, dan mendorongnya ke dinding, jarak kedua orang itu sangat dekat, wajahnya terlihat sangat halus, sepasang iris mata yang hitam terlihat berbinar, terdapat kemerahan di kulit putihnya, pipinya bahkan terlihat seperti apel yang sudah matang.
Hati Lucas Hua tergerak, menundukkan kepalanya berucap: “Sudah waktunya kamu memenuhi kewajibanmu sebagai istri......”
Kedua orang itu bangkit berdiri, dan ditahan oleh Yuni Tang.
Pertama kali Priska Lin melihat Yuni Tang, dia langsung mengenali jika wanita ini adalah wanita yang bersama dengan Lucas Hua di dalam mobil hari itu, wajahnya memucat, namun dia memaksakan menunjukkan senyuman kecil: “Apa kamu ada urusan?”
Tatapan Yuni Tang sangat tidak bersahabat, menatap wajah Priska Lin sejenak dengan memprovokasi, lalu menyeringai berucap: “Nona Lin, dengan berbaik hati kuperingatkanmu, pria seperti Lucas itu tidak bisa kamu kekang, jika kamu sadar diri, sebaiknya kamu menyerahlah, setidaknya agar terlihat tidak terlalu menyedihkan.”
“Siapa kamu? Atas dasar apa berbicara seperti ini!” Jenni Ye mendelik ke arah Yuni Tang dengan tajam.
“Bukan urusanmu!” Yuni Tang ikut mendeliknya, dan melirik wajah putih Priska Lin yang berkerut, lalu tersenyum dingin, “Aku ini hanya ingin membantu, Nona Lin sebaiknya pikirkan baik-baik.”
Selesai berucap dia mendongakkan kepalanya, menunjukkan kesombongannya, dan pergi dari kafe dengan anggun.
“Apa-apaan orang ini!” Jenni Ye memperagakannya sejenak, lalu memeluk lengan Priska Lin, “Priska, jangan berhubungan dengan wanita seperti ini yang......”
Sisa kalimatnya tidak terucap dari mulutnya, karena raut wajah Priska Lin yang terlihat sangat sendu.
Jenni Ye baru mengetahui ternyata Priska Lin berada di posisi yang kurang menguntungkan di keluarga Hua. Dia ingin menyuarakan ketidakadilan sahabatnya, dan mengatakan ingin membuat perhitungan dengan Lucas Hua, namun Priska Lin menghentikannya.
“Sudahlah, Jenni, sejak awal aku menggantikan Patricia untuk menikah dengan Lucas, siapa sangka akan menjadi seperti ini, tunggu setelah Patricia kembali aku akan bercerai dengannya, dan masalah akan selesai.”
“Kamu ini! Jika Lucas berani main tangan denganmu, ingat untuk memberitahuku!” ucap Jenni Ye dengan tidak tenang.
Priska Lin menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum.
Kedua orang itu pergi ke restoran barat sesuai rencana awal, mereka makan sambil mengenang masa menyenangkan saat kuliah, perlahan-lahan suasana hati Priska Lin mulai membaik, dan melupakan masalahnya.
Setelah berpisah dengan Jenni Ye, Priska Lin pulang dengan menaiki taksi.
Dia meminum sedikit wine, hanya menyesapnya beberapa kali, namun ada perasaan sedikit mabuk. Rasa seperti melayang-layang membuatnya merasa sangat senang, dia berjalan ke arah pintu dengan terhuyung-huyung, merasa seperti ingin terbang.
Kenyataan seperti sekarang ini terasa sangat baik, dia dan Lucas Hua tidak saling ikut campur, melalui hari mereka masing-masing, dan jangan sampai Kakek mengetahuinya, ini lebih penting daripada apapun.
Saat Priska Lin memasuki ruang tengah, dia terkejut dengan suasana mencekam di ruang tengah, seketika dia tersadar dari kemabukannya.
Kakak Zhang berdiri di samping dengan tidak tenang, Lucas Hua duduk di sofa, menatapnya dengan dingin.
“Pergi ke mana?”
Aura dingin menguar di sekitar tubuh Lucas Hua, matanya yang tajam seperti mata elang, mengunci tatapannya.
Wajah Priska Lin sedikit merah, matanya yang jernih mengerjap beberapa kali, setelah benar-benar sadar, dia menjawab dengan pelan: “Aku pergi makan bersama Jenni, dan meminum sedikit...... wine.”
“Bersama Jenni?” Lucas Hua tersenyum dingin, “Priska, apa kamu pikir aku bodoh? Menggunakan Jenni untuk menutupinya dan mengira aku sungguh tidak mengetahui apapun? Sekarang kamu masih istriku, jangan selalu tebar pesona.”
“Apa yang kamu bicarakan?”
Priska Lin membelalakkan matanya, sedikit tidak mengerti dengan jalan pikir Lucas Hua, sebenarnya kenapa dia marah? Dia tidak melakukan kesalahan!
“Aku minta kamu untuk sedikit lebih jujur!”
Lucas Hua bangkit berdiri, mendekat dengan langkah besar, dan langsung menariknya berjalan ke kamar.
“Lucas! Cengkeramanmu sakit! Lepaskan aku......”
Priska Lin memberontak, dibawa oleh pria itu ke dalam kamar, kemudian pria itu langsung mengunci pintu, dan menarik tangannya ke arah samping, kekuatannya sungguh sangat besar.
Priska Lin terhempas ke samping, bahunya menabrak lemari pakaian, terasa sangat sakit hingga air matanya mengalir.
Ini adalah kamar pernikahan mereka, dekorasi kamar berwarna merah, namun Lucas Hua tidak pernah masuk ke sini, kamar sebesar ini, hanya ditempati oleh Priska Lin sendiri.
“Kamu harus tahu, jika menjadi istriku, maka harus bersikap jujur!”
“Aku tidak melakukan kesalahan apapun padamu!” Priska Lin sangat sedih, dan berucap padanya.
“Bagus.” Lucas Hua tersenyum dingin, dia masih tidak mengakuinya, dengan terpaksa dia menggunakan cara lain.
Pria itu mencengkeram pergelangan tangannya, dan mendorongnya ke dinding, jarak kedua orang itu sangat dekat, wajahnya terlihat sangat halus, sepasang iris mata yang hitam terlihat berbinar, terdapat kemerahan di kulit putihnya, pipinya bahkan terlihat seperti apel yang sudah matang.
Hati Lucas Hua tergerak, menundukkan kepalanya berucap: “Sudah waktunya kamu memenuhi kewajibanmu sebagai istri......”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved