Bab 7 Tidak Sengaja Bertemu
by Sisy
10:05,Jun 15,2021
Priska Lin tercengang menatap papan bar itu, terdapat cahaya yang mempesona di tulisan ‘Rose’, walaupun di siang hari, tetap terlihat menggoda.
Jenni Ye membujuknya dengan manja: “Kamu temani saja aku duduk di dalam! Bar ini sangat bagus, tidak ada orang yang merokok, kujamin tidak akan terjadi apapun padamu.”
Melihat bawah mata Jenni Ye yang sedikit gelap, seperti tidak tidur semalaman, hati Priska Lin melunak, dan mengikutinya masuk ke dalam.
Saat masuk ke bar, terlihat lampu warna-warni yang berkelip, bar terbagi menjadi dua area, yang satu area minum, dan yang satu lagi lantai dansa.
Di area minum terputar melodi piano yang pelan, sedangkan di lantai dansa terputar musik yang menghentak, kedua tempat itu ternyata tidak saling mempengaruhi. Para pengunjung tenggelam dalam dunianya sendiri, atau meliukkan tubuhnya menari dengan menggila.
Ini adalah pertama kalinya Priska Li datang ke tempat seperti ini, terlihat jelas jika dia sedikit tidak nyaman.
Jenni Ye menyadari ketidaknyamanannya, menariknya mencari tempat untuk duduk: “Kamu tenang saja, ini tempat khusus VIP, para pria brengsek itu tidak akan bisa masuk, kita hanya bersantai sebentar.”
Jenni Ye memesan satu gelas cocktail, dan memesankan satu gelas jus untuk Priska Lin.
“Kudengar kamu sudah menikah?” Jenni Ye menatapnya dengan tajam.
Wajah Priska Lin memerah, namun tersenyum pahit.
“Suamimu Lucas?” Jenni Ye mengangkat sebelah alisnya, dia selalu mengetahui apa yang dipikirkan Priska Lin, “Selamat, akhirnya kamu menikah dengannya, apa dia sangat lembut dan perhatian padamu?”
“Tidak.” Priska Lin tidak tahu bagaimana mengatakannya, bagaimanapun ini adalah aib keluarga, dia hanya bisa tersenyum pahit, lalu menjawab pelan.
Jenni Ye mendongakkan kepalanya langsung menghabiskan cocktail itu dalam sekali tegak, walaupun kadar alkoholnya tidak tinggi, namun wajahnya tetap memerah karena mabuk, saat ini muncul senyuman pahit di wajahnya.
“Priska, akhirnya kamu menikah dengan orang yang kamu sukai, tapi aku? Aku sudah bersama dengannya selama lima tahu, pada akhirnya dia mengkhianatiku! Demi masa depannya, dia menikahi wanita lain! Priska, kenapa aku merasa semua pria sangat brengsek......”
Jenni Ye mulai meneteskan air matanya, mungkin akrena pengaruh alkohol, dia mulai membicarakan masalahnya dengan kekasihnya.
Priska Lin juga mengenal kekasih Jenni Ye, Henry Pei. Saat kuliah, mereka berdua adalah sepasang kekasih yang sangat bersinar, kemudian mereka berdua keluar negeri, dan sampai sekarang masih menjadi pasangan legendaris di kampus.
Namun siapa sangka, cinta kedua orang ini, pada akhirnya dikalahkan oleh waktu!
Jenni Ye menangis hingga matanya memerah, akhirnya dia sedikit sadar, dia tersenyum meminta maaf pada Priska Lin, lalu berucap: “Aku ke toilet sebentar untuk mencuci wajahku.”
Priska Lin ingin memapahnya, namun ditolak oleh Jenni Ye, dan dia pergi dengan terhuyung-huyung.
Priska Lin menatap punggung Jenni Ye dengan khawatir, melihat dia sudah menghilang di belokan jalan, dia menghela napas panjang. Cinta Jenni Ye telah mati, kalau begitu bagaimana dengannya? Bisa bertahan berapa lama lagi?
Saat dia sedang duduk meminum jusnya dengan bosan, dua pria duduk di sudut yang gelap, sedang memperhatikannya dengan lekat.
Melihat raut wajah Lucas Hua yang seperti ingin membunuh, membuat Vincent Huo tertawa, sambil mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia berucap di dalam hatinya, sedang apa kakak ipar datang ke sini? Lihatlah wajah Lucas itu, sangat dingin hingga membuat suhu di sekitar ikut dingin.
Lucas Hua memicingkan matanya, aura gelap di sekitarnya semakin menguat, jika tidak ada hal yang penting, sekarang dia pasti sudah membawa wanita itu pulang!
Priska Lin berpenampilan sangat sederhana, wajahnya sangat bersih, dan sangat tidak cocok dengan lingkungan bar, dia terlihat seperti bunga mawar yang paling wangi di antara ratusan bunga.
Dan sekarang, ada seorang pria yang berdiri di depan Priska Lin.
“Nona, aku akan mentraktirmu minum.” pria itu tersenyum cerah, wajahnya juga tidak terlihat jahat.
“Maaf, aku tidak minum alkohol.” Priska Lin menolaknya, toleransinya sangat rendah terhadap alkohol, jika tidak Jenni Ye juga tidak mungkin memesankan jus untuknya.
Pria itu tetap tersenyum lebar: “Hargailah aku, hanya berteman saja.”
Priska Lin tersenyum canggung, lalu mengalihkan tatapannya, diam-diam berdoa memohon agar Jenni Ye segera kembali, dia sungguh tidak bisa menangani situasi seperti ini.
Pria itu masih memegang gelasnya, jika dilihat dari wajahnya dia tidak terlihat seperti orang jahat, dia tetap menunggunya, percaya jika wanita di hadapannya ini akan menerima undangannya.
Priska Lin sedikit bingung, dia selalu tidak bisa menolak orang lain, tidak ada Jenni Ye yang membantunya, suasana di sekitar menjadi canggung perlahan-lahan, dia menggigit bibirnya, menerima gelas itu, kemudian menegaknya hingga habis.
Jenni Ye membujuknya dengan manja: “Kamu temani saja aku duduk di dalam! Bar ini sangat bagus, tidak ada orang yang merokok, kujamin tidak akan terjadi apapun padamu.”
Melihat bawah mata Jenni Ye yang sedikit gelap, seperti tidak tidur semalaman, hati Priska Lin melunak, dan mengikutinya masuk ke dalam.
Saat masuk ke bar, terlihat lampu warna-warni yang berkelip, bar terbagi menjadi dua area, yang satu area minum, dan yang satu lagi lantai dansa.
Di area minum terputar melodi piano yang pelan, sedangkan di lantai dansa terputar musik yang menghentak, kedua tempat itu ternyata tidak saling mempengaruhi. Para pengunjung tenggelam dalam dunianya sendiri, atau meliukkan tubuhnya menari dengan menggila.
Ini adalah pertama kalinya Priska Li datang ke tempat seperti ini, terlihat jelas jika dia sedikit tidak nyaman.
Jenni Ye menyadari ketidaknyamanannya, menariknya mencari tempat untuk duduk: “Kamu tenang saja, ini tempat khusus VIP, para pria brengsek itu tidak akan bisa masuk, kita hanya bersantai sebentar.”
Jenni Ye memesan satu gelas cocktail, dan memesankan satu gelas jus untuk Priska Lin.
“Kudengar kamu sudah menikah?” Jenni Ye menatapnya dengan tajam.
Wajah Priska Lin memerah, namun tersenyum pahit.
“Suamimu Lucas?” Jenni Ye mengangkat sebelah alisnya, dia selalu mengetahui apa yang dipikirkan Priska Lin, “Selamat, akhirnya kamu menikah dengannya, apa dia sangat lembut dan perhatian padamu?”
“Tidak.” Priska Lin tidak tahu bagaimana mengatakannya, bagaimanapun ini adalah aib keluarga, dia hanya bisa tersenyum pahit, lalu menjawab pelan.
Jenni Ye mendongakkan kepalanya langsung menghabiskan cocktail itu dalam sekali tegak, walaupun kadar alkoholnya tidak tinggi, namun wajahnya tetap memerah karena mabuk, saat ini muncul senyuman pahit di wajahnya.
“Priska, akhirnya kamu menikah dengan orang yang kamu sukai, tapi aku? Aku sudah bersama dengannya selama lima tahu, pada akhirnya dia mengkhianatiku! Demi masa depannya, dia menikahi wanita lain! Priska, kenapa aku merasa semua pria sangat brengsek......”
Jenni Ye mulai meneteskan air matanya, mungkin akrena pengaruh alkohol, dia mulai membicarakan masalahnya dengan kekasihnya.
Priska Lin juga mengenal kekasih Jenni Ye, Henry Pei. Saat kuliah, mereka berdua adalah sepasang kekasih yang sangat bersinar, kemudian mereka berdua keluar negeri, dan sampai sekarang masih menjadi pasangan legendaris di kampus.
Namun siapa sangka, cinta kedua orang ini, pada akhirnya dikalahkan oleh waktu!
Jenni Ye menangis hingga matanya memerah, akhirnya dia sedikit sadar, dia tersenyum meminta maaf pada Priska Lin, lalu berucap: “Aku ke toilet sebentar untuk mencuci wajahku.”
Priska Lin ingin memapahnya, namun ditolak oleh Jenni Ye, dan dia pergi dengan terhuyung-huyung.
Priska Lin menatap punggung Jenni Ye dengan khawatir, melihat dia sudah menghilang di belokan jalan, dia menghela napas panjang. Cinta Jenni Ye telah mati, kalau begitu bagaimana dengannya? Bisa bertahan berapa lama lagi?
Saat dia sedang duduk meminum jusnya dengan bosan, dua pria duduk di sudut yang gelap, sedang memperhatikannya dengan lekat.
Melihat raut wajah Lucas Hua yang seperti ingin membunuh, membuat Vincent Huo tertawa, sambil mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia berucap di dalam hatinya, sedang apa kakak ipar datang ke sini? Lihatlah wajah Lucas itu, sangat dingin hingga membuat suhu di sekitar ikut dingin.
Lucas Hua memicingkan matanya, aura gelap di sekitarnya semakin menguat, jika tidak ada hal yang penting, sekarang dia pasti sudah membawa wanita itu pulang!
Priska Lin berpenampilan sangat sederhana, wajahnya sangat bersih, dan sangat tidak cocok dengan lingkungan bar, dia terlihat seperti bunga mawar yang paling wangi di antara ratusan bunga.
Dan sekarang, ada seorang pria yang berdiri di depan Priska Lin.
“Nona, aku akan mentraktirmu minum.” pria itu tersenyum cerah, wajahnya juga tidak terlihat jahat.
“Maaf, aku tidak minum alkohol.” Priska Lin menolaknya, toleransinya sangat rendah terhadap alkohol, jika tidak Jenni Ye juga tidak mungkin memesankan jus untuknya.
Pria itu tetap tersenyum lebar: “Hargailah aku, hanya berteman saja.”
Priska Lin tersenyum canggung, lalu mengalihkan tatapannya, diam-diam berdoa memohon agar Jenni Ye segera kembali, dia sungguh tidak bisa menangani situasi seperti ini.
Pria itu masih memegang gelasnya, jika dilihat dari wajahnya dia tidak terlihat seperti orang jahat, dia tetap menunggunya, percaya jika wanita di hadapannya ini akan menerima undangannya.
Priska Lin sedikit bingung, dia selalu tidak bisa menolak orang lain, tidak ada Jenni Ye yang membantunya, suasana di sekitar menjadi canggung perlahan-lahan, dia menggigit bibirnya, menerima gelas itu, kemudian menegaknya hingga habis.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved