Bab 3

by Ritasilvia 15:15,Aug 09,2023
Pagi harinya, Aldebaran Presdir tampan dengan segala pesona itu, mengeliat merenggang kan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku dengan mata terpejam, namun tiba-tiba dia kembali membuka mata ketika teringat kejadian semalam. Tangan kekarnya langsung menyibak selimut tebal disebelah nya.
 
“Kosong  dimana gadis yang semalam bercinta dengan ku?” gumam Al, sambil menatap fokus bercak merah disepray berwarna putih tersebut.
 
“Ternyata gadis itu benar-benar masih suci, hanya dia wanita kedua yang pernah aku sentuh setelah Marina.” Aldebaran mengusap rambutnya frustasi.
 
“Apa dia sedang mandi?” Aldebaran berjalan menuju kamar mandi untuk memastikan namun juga kosong.
 
“Aku harus mencari tahu tentang gadis itu.”  Aldebaran segera membersihkan tubuhnya. Saat mengenakan pakaian nya kembali, Aldebaran teringat asisten Rey pasti mengetahui hal ini.
 
Asisten siap siaga itu langsung datang menghadap Aldebaran, dengan nafas yang memburu.
 
“Ada apa bos?”
 
“Kamu tahu tentang gadis yang tidur dengan ku semalam?”
 
“Ya bos, aku yakin gadis itu masih bersegel. Mengingat hotel ini tidak mungkin memberikan wanita sembarangan pada bos.” Ucap Rey.
 
“Bukan masalah itu, tapi dia menghilang begitu saja.”
 
“Trus gimana bos?”
 
“Cari dan temukan gadis itu, aku ingin menjadikan dia sebagai wanita ku satu-satunya.” Terang Al.
 
“Baik bos,” Rey pergi mencari informasi tentang gadis itu pada pihak perhotelan, namun hasilnya diluar dugaan nya. Pihak hotel memberi tahukan jika mereka tidak mengirim seorang gadispun kekamar Tuan muda Aldebaran.
 
“Tapi jika tuan muda Al menginginkan seorang gadis, malam itu i kami akan mengirimkan gadis terbaik kekamarnya.” Ucap manager hotel.
 
“Tidak perlu.” Balas Rey yang langsung pergi menuju salah satu ruangan untuk mengecek cctv.
 
“Ternyata dia sudah kabur bos,” terang Rey menemui Al sambil memperlihatkan rekaman cctv.
 
“Aku yakin gadis itu adalah wanita baik-baik, tapi kenapa dia bisa masuk kekamar ku?” gumam Al yang mendapat informasi jika pihak hotel mewah ini tidak mengirimkan seorang wanita kekamarnya.
 
“Aku yakin wanita itu masih disekitar sini, cepat kalian cari.” Perintah Aldebaran yang mulai emosi.  Memerintahkan Rey untuk mengumpulkan orang-orang terpercaya dan handal. Cukup lama Aldebaran menunggu sambil sesekali mengusap kasar wajahnya.
 
“Bagaimana, apa kalian sudah menemukan wanita itu?” setelah orang-orang yang berjumlah sepuluh orang itu kembali menghadap.
 
Mata elang yang memancarkan aura dingin, membuat suasana diruangan VIP seketika hening. Semua menunduk ketakutan tanpa ada yang berani untuk mengeluarkan suaranya.
 
“Oya jawab, kenapa kalian semua bungkam.?”  teriak Aldebaran.
 
“Mengejar satu wanita saja kalian tidak becus, mana kelihaian dan kepintaran kalian yang selama ini dalam melacak?”
 
 Tendangan keras menghantam tubuh salah seorang bodyguard yang bertubuh dan mempunyai otot paling besar dibandingkan yang lain.
 
Tubuh besar itu terhempas ke sisi sofa, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Dia mundur beberapa langkah dan ikut bergabung dengan teman-teman yang lain, semua menunduk dan pasrah dengan amukan sang bos Besar Aldebaran.
Aldebaran kembali meremas-remas jemarinya penuh kemarahan, rahang pria dewasa itu terlihat bergetar menahan kemarahan nya.
 
Ditengah-tengah kepanikan, ponsel Aldebaran berdering tanda panggilan masuk dari sang Oma. yang merupakan ibu dari papinya yang menetap tinggal di Inggris, setelah papinya  meninggal  dan mewarisi kekayaan yang cukup melimpah.
 
Membuat Aldebaran semakin sibuk mengurus dan mengelola bisnisnya. sementara mamanya yang asli orang Indonesia  memilih menetap di tanah kelahirannya, setelah kepergian suaminya.
 
“Hallo ada apa Oma?” Ucap Al mencoba untuk bersikap tenang.
 
“Maaf Tuan muda, aku adalah asisten Maria. Nyonya Kate sedang sakit dan perlu perawatan dirumah sakit Elizabeth.” Terang asisten Oma.
 
“Oma sakit lagi,”  Aldebaran terlihat begitu cemas dan khawatir, mengingat dia begitu mencintai dan menyayangi Oma.
 
“Rey, siapkan penerbangan secepatnya. Pagi ini kita harus segera pulang ke Inggris.” Ucap Aldebaran yang melupakan pencarian dan rasa penasarannya terhadap wanita yang telah masuk ke kamar nya semalam.
 
Helikopter pribadi yang membawa Aldebaran, langsung meluncur mendarat menuju negara kelahiran sang ayah Inggris. Terlihat sekali wajah cemas dan tidak sabaran Aldebaran sepanjang perjalanan panjang yang dilaluinya. untuk segera sampai dan bertemu Oma tersayang.
“Shafira kamu dimana? Dan kenapa kamu langsung pulang meninggalkan aku?” teriak Vita begitu panggilan mereka terhubung.
 
“Aku sekarang menyewa kamar kos-kosan, aku hancur.... hancur Vita hu...hu...  dan aku juga tidak akan kembali kerumah orang tua ku.” Ucap Safira masih menangis meratapi nasib yang menimpa nya.
 
“Okey, kamu share alamatmu. Aku sekarang menuju  kesana.” Ucap Vita yang begitu khawatir dengan kondisi Safira saat ini.
 
Tidak sulit bagi Vita menemukan keberadaan Safira, dia langsung berlari kecil menuju pintu masuk Rumah kontrakan sahabat baiknya itu.
“Tok....tok.... Safira.” Panggil Vita tidak sabaran.
 
Cekklek.... Safira membuka pintu dengan mata sembab.
 
“Safira,” Ucap Vita dan langsung menghambur memeluk sahabatnya itu. Safira menumpahkan tangis dan kesedihannya dalam pelukan Vita.
 
“Sudahlah Fira, Kamu tenangin dirimu dulu ya.” Bujuk Vita sambil mengelus-elus punggung Safira.
 
Setelah melihat Safira sedikit tenang, barulah Vita bertanya tentang   kejadian yang menimpa sahabatnya itu.
 
“Safira, kamu kenapa sampai seperti ini. dan apa yang terjadi pada mu sewaktu kita liburan, karena aku tidak menemukan mu dikamar sewaktu aku balik dari klub.” Terang Vita dengan wajah penasaran.
 
“Semua berawal gara-gara minuman sialan itu, yang membuat kesadaran ku berkurang, sehingga aku salah masuk kamar dan A...a...aku diperkosa Vit hu...hu..” terang Safira sambil tersedu-sedu dalam tangisnya.
 
Vita membulatkan matanya, dia seakan tidak percaya dengan pendengaran nya barusan, sehingga dia mencubit lengan nya sendiri agar tersadar dari keterkejutan tiba-tiba ini.
 
“Kamu ...di... diperkosa? Siapa pelakunya?” Ucap Vita terbata-bata.
 
“Aku Ngak kenal, yang jelas laki-laki brengsek itu menganggap ku sebagai wanita bayaran untuk melepaskan hasratnya malam itu.”  Terang Safira.
 
“Maafkan aku Sha, karena mengajak mu meminum minuman sialan itu. Coba saja kita barengan kembali kekamar. Mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.” Vita iutan menangis dan menyesali kecerobohan mereka.
 
“Sudahlah Vit, mungkin ini sudah suratan nasipku. Menyesal dan menangis tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula lagi.” Ucap Safira.
 
“Fira aku juga mempunyai masalah berat, kedua orang tua ku bercerai dan memilih kehidupan mereka masing-masing. Aku boleh tinggal bareng kamu ngak Safira, aku tidak betah dirumah, Melihat Mama yang sibuk dengan pacar barunya yang masih brondong itu...hu...” Vita kembali menangis.
 
“Okey mulai sekarang kita tinggal bareng, mereka semua egois Vita. Kita tunjukkan jika kita mampu mandiri tanpa mereka.” Bujuk Safira.
 
“Iya Safira,” Vita mengusap air matanya.
 
“Besok kita mulai  nyari kerja, sambil menyelesaikan kuliah kita yang sudah mau skripsi.”  Bujuk Safira.
 
“Memang ada yang mau menerima Kita kerja sambilan seperti itu?” tanya Vita.
 
“ Pasti ada Vit.”


 
 

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

33