Bab 5 Terpaksa Menikmati Yang Kedua

by Andrew Wang 11:23,Sep 01,2021

Perkataan Roger Zhu yang terdengar sadis itu membuat Julie Fung terperangah, semurah itu harga nyawa seseorang di mata pria itu. Nada angkuh itu semakin memuakkan hati Julie Fung, membuatnya berpikir keras dan berulang kali, apakah ia yakin mau menghabiskan hidupnya dengan berstatus sebagai istri dari pria tanpa perasaan itu?

“Semudah itu bagimu untuk melenyapkan nyawa orang, kenapa kamu malah repot-repot menawariku pernikahan aneh ini?” Ujar Julie Fung lantang, ia tak menyadari perkataannya seperti memancing harimau kenyang untuk lapar lagi.

Roger Zhu mendelik, menelisik raut wajah Julie Fung yang seperti menantangnya. Sepasang alisnya pun bergerak naik turun, senyum seringainya mengembang. “Sepertinya kamu memberiku satu ide bagus, apa kamu sungguh ingin aku menghabisimu?” Ujar Roger Zhu seraya berjalan mendekati Julie Fung kemudian mengangkat dagu gadis itu dengan jari telunjuknya.

Julie Fung tidak takut, ia membalas tatapan Roger tak kalah tajam. “Sejak kamu merenggut kesucianku, bagiku kamu telah membunuhku! Apa kamu mau membunuhku untuk kedua kalinya? Silahkan, tapi dengan syarat, kamu harus bertanggung jawab atas kehidupan ibuku.” Jawab Julie Fung lantang.

Roger Zhu menepiskan dagu Julie Fung dengan kasar, kata ‘ibu’ yang diucapkan Julie Fung membuatnya semakin tidak senang. Pria itu berdiri membelakangi Julie Fung dengan dua alasan, enggan melihat gadis itu dengan pose yang menggiurkan dalam balutan selimut, serta suasana hatinya rusak akibat mendengar kata ‘ibu’.

Srek... srek! Suara kertas dirobek menghentakkan Roger Zhu hingga ia menoleh ke belakang lagi. Sepasang matanya terbelalak saat mendapati kertas yang disodorkannya tengah dirobek berkeping-keping oleh Julie Fung. “Kamu!” Bentak Roger Zhu namun belum tuntas, tenggorokannya seperti tercekak dan ia tak sanggup meneruskan lagi.

“Aku kenapa? Merobek surat tak berhargamu ini?” Cibir Julie Fung tanpa rasa takut. Ia membalas delikan Roger Zhu dan menambahinya dengan senyum getir.

“Kamu sungguh tidak menghargai belas kasihanku.” Cecar Roger Zhu nyaris naik pitam.

“Belas kasihanmu? Aku sungguh tidak memerlukannya lagi, ketika aku memohon kepadamu, tapi kamu menulikan telinga dan membutakan matamu untuk melihat penderitaanku. Sekarang semua sudah terlambat!” Jawab Julie Fung pantang gentar, ia berharap segera menyudahi perdebatan konyol ini agar ia segera berlalu dari hadapan pria ini dan tidak berurusan lagi dengannya.

Roger Zhu termangu, kata-kata menohok dari Julie Fung serta keberanian itu baru ia temukan dalam sosok Julie Fung. Ia bukan wanita lemah yang merasa senang bisa menikah dengan pria sukses seperti dirinya. Sungguh sangat berbeda watak dengan wanita yang sebentar lagi akan berstatus istrinya.
“Kamu akan menyesalinya jika menolakku sekarang, aku tekankan sekali lagi, aku tidak akan memberikan kesempatan kedua pada siapapun.” Pekik Roger Zhu, ada gejolak yang tidak ia mengerti dalam dirinya. Entah mengapa ia merasa sakit akibat penolakan wanita biasa itu. Semakin membuatnya gemas karena sulit untuk membuatnya tunduk.

Julie Fung menyeringai, bukannya takut malah merasa semakin jengah bicara dengan pria itu. “Bisakah kita sudahi? Aku harus segera pergi dari sini. Aku tidak akan menyesal jadi kamu tidak perlu repot memberi tawaran itu.”

Roger Zhu mengepalkan tangannya, tidak habis pikir ia bisa terlihat bodoh di hadapan seorang wanita. Rasanya segala kuasa dan kekayaannya tidak mempan untuk menakhlukkan orang yang bukan tandingannya, tapi nyatanya ia kalah. Julie Fung berdiri dengan memeluk selimut yang sebagai penutup tubuh polosnya. Ia tak peduli lagi dengan Roger Zhu yang termangu di hadapannya, yang pasti ia ingin segera beranjak dari sini. Baru saja ia turun dari ranjang dan hendak memunguti pakaiannya, jantungnya berdegup kencang saat merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangnya.

“Jangan harap bisa pergi dari sini sebelum aku mengijinkannya.” Ancaman itu dibisikkan ke telinga Julie Fung, terdengar nyata dan menggetarkan hati pendengarnya hingga merasa sedikit ketakutan.

Roger Zhu tidak menunggu respon wanita itu lagi, pikirannya sudah buntu akibat mendengar penolakan dari Julie Fung. Amarah yang mempengaruhi kesadarannya sehingga berani mengangkat tubuh ringan itu dari belakang, tak peduli sekencang apapun wanita itu menjerit dan meronta.

“Teriaklah! Kamu memang hobi berteriak bukan? Teriak sekencangnya seperti tadi, tidak akan ada yang masuk menolongmu!” Bentak Roger Zhu yang kehilangan akal sehatnya, tangan kokohnya menarik kencang selimut yang membaluti tubuh Julie Fung lalu menghempaskannya kasar ke lantai.

Spontan Julie Fung menutupi tubuhnya yang terlihat, berusaha melindungi sesuatu yang hendak direnggut dengan paksa lagi. “Mau apa kamu! Enyah dariku!” Pekik Julie Fung takut. Ia mencoba meraih lampu tidur dan hendak melemparkannya demi menghadang Roger Zhu .

Roger Zhu menyeringai, bukannya takut ia malah menantang. “Oh, wanita kecilku mau melawanku? Lemparlah, jika kamu ingin terkenal keesokan harinya. Wajahmu akan terpampang di televisi dan koran karena merayu seorang pengusaha muda lalu menganiayanya. Atau kamu mau yang lebih menggemparkan? Kamu bisa melihat foto telanjangmu terpampang di situs online besok.” Ancam Roger Zhu, seringainya makin lebar karena yakin gertakkan ampuh.

Julie Fung mengepalkan tangannya, jujur saja ia merasa terguncang mendengar ancaman yang bisa saja pria itu jadikan kenyataan. Melihat betapa nekadnya ia sekarang, mereka tak menyadari tengah bertengkar dalam kondisi yang sangat berpotensial membangkitkan hasrat Roger Zhu lagi. Pria normal mana yang sanggup membiarkan seorang wanita bugil lolos begitu saja, Roger Zhu tentu bukan pengecualiannya.

Pria itu kembali mendekati Julie Fung dengan cepat, tangannya mengangkat tubuh polos itu tanpa ada perlawanan. Julie Fung masih tercengang dengan ancaman dan ia tak berani berkutit, harga dirinya dipertaruhkan andai ia berani melawan, maka besok mungkin ia tidak akan sanggup menampakkan diri pada dunia.

“Aaarrgghh!” Pekik Julie Fung saat tubuhnya kembali dilempar ke atas ranjang, meskipun tidak terlalu menyakitkan namun ketidak siapannya membuat ia terkejut.

Roger Zhu kembali menanggalkan pakaiannya dengan tidak sabaran, obsesinya untuk menakhlukkan Julie Fung sudah membuncah. Ia ingin mendapatkan lebih dari seorang wanita yang belum pernah dijamah pria manapun. Karena Roger Zhu lah yang pertama, maka Julie Fung terasa sangat istimewa. Pria itu merangkak mendekati Julie Fung yang terbaring pasrah, percuma rasanya mengelak. Menghabiskan tenaga dan tidak mengubah kenyataan bahwa ia tetap di posisi yang kalah, bagaimana kerasnya ia memberontak.

Kembali pria itu mengajak Julie Fung menuju puncak kenikmatan duniawi, tangannya sudah berselancar menjamah tubuh mulus itu. Julie Fung memejamkan mata, belum hilang nyeri akibat hubungan pertama, kini pria itu memaksa untuk memasuki tubuhnya lagi.

Aku harus bertahan, setidaknya untuk malam ini saja. Lebih baik mencoba menikmatinya daripada membiarkan masa depanku hancur jika aku melawannya. Julie Fung mencoba menguatkan dirinya dalam hati, memejamkan matanya dan berusaha menikmati belaian demi belaian tangan pria itu. Kali ini rasanya jauh lebih lembut, pria itu tidak sekasar yang pertama kali.

“Aku akan melakukannya dengan perlahan, kamu harus menikmatinya sayang.” Bisik Roger Zhu kemudian meniup daun telinga Julie Fung, menimbulkan sensasi geli yang membuat tubuh wanita itu bergetar. Pria yang sudah berpengalaman itu mulai mengerahkan kemampuannya untuk memuaskan Julie Fung, membuat wanita itu menggelinjang merasakan nikmat yang berbeda, jauh lebih enak dan tidak lagi menyakitkan.

Cukup malam ini saja, besok aku akan melupakannya. Desis Julie Fung dalam hati sembari menggigiti bibir bawahnya karena menahan nikmat yang mulai terasa nyata. Tanpa bisa terkontrol, ia mulai berani memberikan respon kepada Roger Zhu dengan ciuman panas yang mengejutkan Roger Zhu. Permainan itupun semakin memanas hingga ke puncaknya.

***

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

67