Bab 4 Pertanggung-Jawaban
by Andrew Wang
11:17,Sep 01,2021
Menikah? Semudah itu dia mengatakannya! Apa dia pikir status itu hanya sebuah permainan? Julie Fung menggerutu dalam hatinya, ia masih tetap pada posisi yang sama. Memeluk selimut yang menutupi tubuh polosnya, tidak tertarik sama sekali untuk melirik pria yang ada di sebelahnya. Setelah apa yang terjadi padanya karena perbuatan sepihak itu.
Roger Zhu menghela napas, merasa percuma telah membuang waktu menunggu jawaban dari Julie Fung. Ia pun berdiri tergesa dengan tubuh yang belum kembali mengenakan sehelai benangpun. Satu persatu potongan pakaiannya dipungut, Roger Zhu memakainya dari bagian atas. Sesekali ia melirik tajam pada Julie Fung yang masih seperti semula, tampak diam tanpa ekspresi. Roger Zhu mengalihkan pandangan darinya, meraih ponsel yang tergeletak di atas meja kemudian menghubungi seseorang.
“Bawakan berkas serta materai kemari, segera!” ujar Roger Zhu tegas kepada pengawalnya yang beristirahat di kamar sebelah sembari menunggu cinta satu malamnya selesai. Tapi Roger Zhu tak pernah menduga bahwa niatnya untuk bersenang-senang sesaat justru akan berujung lebih dalam. Sebejat-bejatnya ia sebagai seorang pria, tetap saja ia merasa sedikit menyesal.
Julie Fung melirik dengan ekor matanya, pembicaraan Roger Zhu dengan seseorang di telpon cukup membuatnya penasaran. Siapa yang dihubungi? Mengapa ia meminta berkas dan materai? Namun gengsinya teramat besar untuk menanyakan, terlebih ia berharap ingin segera pergi dari hadapan pria menyebalkan itu.
Tak lama kemudian, suara bel terdengar tepat di saat Roger Zhu sudah mengenakan setelan pakaian formalnya. Langkah Roger Zhu sedikit cepat menyambangi pintu, kemudian membukanya sedikit hanya untuk menerima transaksi singkat di sana. Pintu kembali tertutup, Julie Fung sampai mengerutkan dahinya saking heran siapa yang datang. Entah apa yang direncanakan oleh Roger Zhu lagi, yang pasti Julie Fung tahu bahwa pria itu sedang berjalan mendekatinya. Roger Zhu membaca berkas yang ia minta, menorehkan tinta di atas sana kemudian menyodorkannya kepada Julie Fung.
Bruk! Berkas itu dilemparkan begitu saja di depan Julie Fung, membua wanita itu melirik penasaran pada benda yang disodorkan dengan cara kasar itu. “Aku ingin kamu menandatanganinya! Semuanya berisi kesepatakan di antara kita.” Ujar Roger Zhu ketus.
Julie Fung mengerutkan dahinya, sikap angkuh pria itu mematahkan persepsi baik yang sudah Julie Fung bangun untuknya beberapa saat lalu. Ketika ia menatap sorot mata teduh itu saat meminta maaf, kini sorot itu berbanding terbalik dengan sebelumnya. Julie Fung mengenali sikap itu, sama ketika ia terlibat masalah di bar. “Aku tidak mau menandatangani apapun. Aku tidak mau berurusan lagi denganmu!” Bentak Julie Fung, muak dengan arogansi pria yang selalu mengandalkan kekuasaannya.
Roger Zhu berdecak, entah mengapa ia sangat menyukai keangkuhan wanita itu. Bahkan saat berada dalam tekanan dan tidak berdaya, wanita itu tidak kehilangan sifat kerasnya. Namun sekeras apapun Julie Fung bertahan, tenaganya tidak akan menang melawan seorang pria berotot besar, bertubuh atletis seperti Roger Zhu. Wanita itu telah ditakhlukkan luar dalam oleh Roger .
“Oya? Kamu yakin tidak menyesal menolaknya? Belum dibaca saja sudah ditolak. Apa kamu tidak takut jika hubungan tadi membuatmu hamil? Kamu mau hamil di luar nikah atau melahirkan sendiri tanpa suami? Aku sungguh tidak rugi apapun, aku bisa saja mangkir tapi kamu?” Ujar Roger dengan nada licik.
Julie Fung terperangah, mendengar kata hamil saja sudah membuat kepalanya sakit. Jantungnya terasa berdegup kencang, ia tak berpikir sejauh itu tentang dampak hubungan yang terjadi begitu singkat dan menyisakan sakit di sekujur tubuhnya itu akan fatal di kemudian hari.
“Aku memasukkannya ke dalam, dan besar kemungkinan kamu akan hamil.” Lanjut Roger Zhu dengan senyum smirk-nya, tampak mengesalkan bagi Julie Fung yang ternganga sakit shocknya.
Usia Julie Fung boleh saja dewasa namun pemikirannya belum sedewasa angka dari umurnya. Ia terlalu polos untuk menyadari bahwa resiko berhubungan tanpa pengaman memang menjerus pada kehamilan. Sontak Julie Fung menutupi wajahnya, menyembunyikan gurat malu, kesal dan kecewa dari perhatian pria yang telah menggagahinya.
“Yakin tidak mau membacanya? Aku dengan senang hati akan lepas tangan, tidak ada kesempatan kedua yang aku berikan setelah kamu yakin menolak.” Roger Zhu kembali menekan dengan kata-katanya yang pelan namun sangat menusuk.
Julie Fung melirik berkas itu, secepat kilat menyambarnya namun karena penerangan yang minimalis membuatnya kesulitan membaca hingga harus menyipitkan mata. “Apa ini?” Tanya Julie Fung tak mengerti istilah yang sulit dicerna pikirannya.
“Kamu tidak mengerti? Itu kesepakatan pernikahan yang berisi persyaratan dan poin yang boleh serta tidak boleh kamu lakukan!” tegas Roger Zhu menjelaskan secara singkat.
Dahi Julie Fung mengkerut, tak habis pikir bahwa seribet itu hanya untuk pernikahan. Jika pria itu memang mau bertanggung-jawab, mengapa tidak menunjukkan keikhlasannya? Ini jelas bahwa pernikahan mereka nantinya berdasarkan pamrih, bukan karena bentuk penyesalan ataupun karena cinta.
“Aku....” Julie Fung langsung bungkam, nyaris saja ia melontarkan penolakan, andai ia tidak berpikir cepat bahwa cara ia menyikapi secara sembrono justru akan merugikan dirinya.
“Kamu kenapa?” Tanya Roger Zhu penasaran, satu alisnya terlihat bergerak.
Julie Fung menundukkan wajah, menghindari tatapan tajam pria itu. Tidak, aku tidak boleh sembarangan menjawab. Jika benar aku hamil di luar nikah, tanpa suami, ibu pasti sangat kecewa padaku. Aku harus bagaimana sekarang? Keluh Julie Fung dalam hatinya. Ia benar-benar disudutkan dalam posisi dilema.
“Aku tidak suka menunggu lama, jangan mengulur waktuku. Katakan ‘ya’ atau ‘tidak’ sekarang!” Kecam Roger Zhu, ia menggerakkan lehernya yang terasa kaku.
“Ya!” Jawab Julie Fung cepat, tanpa berpikir lebih panjang lagi. Roger Zhu benar-benar sudah menyudutkannya hingga ke pojokan, ia tak punya banyak pilihan selain mengikuti permainannya. Julie Fung menegakkan kepala, menatap lurus pada Roger Zhu yang juga sedang menatapnya.
Senyum seringai pria dingin itu kembali terlihat, “Bagus, kamu memang pintar mengambil keputusan. Aku pastikan bahwa kamu tidak akan menyesal menjadi istriku.” Tukas Roger Zhu.
Julie Fung tak menjawab, ia memilih untuk lanjut membaca berkas yang ada di tangannya. Matanya menyipit saat membaca satu poin yang sangat mengejutkan, “Pernikahan ini hanya diketahui oleh dua pihak dan tidak boleh membocorkan kepada pihak lain. Jika salah satu mengingkarinya maka akan membayar denda dari pihak yang dirugikan. Maksudnya?” Julie Fung melirik penuh heran kepada Roger Zhu, berharap mendapatkan jawaban memuaskan dari pria itu.
Roger Zhu terdiam sejenak, air mukanya tampak tenang meskipun yang akan ia sampaikan pasti akan sangat mengejutkan. “Ya, seperti yang kamu baca, pernikahan ini akan digelar dengan sangat rahasia. Jika kamu keceplosan membeberkan di luar bahwa kamu adalah istriku, kamu akan menerima akibat fatalnya. Aku yakin kamu tidak akan sanggup membayar kerugian material, maka aku akan membuat perhitungan lain. Barangkali ditukar dengan nyawamu.” Ancam Roger Zhu tak tanggung-tanggung, ia menatap santai pada Julie Fung yang ternganga.
“Lalu untuk apa menikah jika nantinya aku hamil dan suamiku tidak boleh diketahui orang? Sama saja menjadi aib bagiku.” Protes Julie Fung tidak terima dengan perjanjian pada poin itu.
“Tenang saja, aku pastikan tidak ada yang akan menghinamu. Orang itu akan lenyap dari bumi ini jika melakukannya!” Jawab Roger Zhu dengan air muka yang sangat dingin, tidak berperasaan.
***
Roger Zhu menghela napas, merasa percuma telah membuang waktu menunggu jawaban dari Julie Fung. Ia pun berdiri tergesa dengan tubuh yang belum kembali mengenakan sehelai benangpun. Satu persatu potongan pakaiannya dipungut, Roger Zhu memakainya dari bagian atas. Sesekali ia melirik tajam pada Julie Fung yang masih seperti semula, tampak diam tanpa ekspresi. Roger Zhu mengalihkan pandangan darinya, meraih ponsel yang tergeletak di atas meja kemudian menghubungi seseorang.
“Bawakan berkas serta materai kemari, segera!” ujar Roger Zhu tegas kepada pengawalnya yang beristirahat di kamar sebelah sembari menunggu cinta satu malamnya selesai. Tapi Roger Zhu tak pernah menduga bahwa niatnya untuk bersenang-senang sesaat justru akan berujung lebih dalam. Sebejat-bejatnya ia sebagai seorang pria, tetap saja ia merasa sedikit menyesal.
Julie Fung melirik dengan ekor matanya, pembicaraan Roger Zhu dengan seseorang di telpon cukup membuatnya penasaran. Siapa yang dihubungi? Mengapa ia meminta berkas dan materai? Namun gengsinya teramat besar untuk menanyakan, terlebih ia berharap ingin segera pergi dari hadapan pria menyebalkan itu.
Tak lama kemudian, suara bel terdengar tepat di saat Roger Zhu sudah mengenakan setelan pakaian formalnya. Langkah Roger Zhu sedikit cepat menyambangi pintu, kemudian membukanya sedikit hanya untuk menerima transaksi singkat di sana. Pintu kembali tertutup, Julie Fung sampai mengerutkan dahinya saking heran siapa yang datang. Entah apa yang direncanakan oleh Roger Zhu lagi, yang pasti Julie Fung tahu bahwa pria itu sedang berjalan mendekatinya. Roger Zhu membaca berkas yang ia minta, menorehkan tinta di atas sana kemudian menyodorkannya kepada Julie Fung.
Bruk! Berkas itu dilemparkan begitu saja di depan Julie Fung, membua wanita itu melirik penasaran pada benda yang disodorkan dengan cara kasar itu. “Aku ingin kamu menandatanganinya! Semuanya berisi kesepatakan di antara kita.” Ujar Roger Zhu ketus.
Julie Fung mengerutkan dahinya, sikap angkuh pria itu mematahkan persepsi baik yang sudah Julie Fung bangun untuknya beberapa saat lalu. Ketika ia menatap sorot mata teduh itu saat meminta maaf, kini sorot itu berbanding terbalik dengan sebelumnya. Julie Fung mengenali sikap itu, sama ketika ia terlibat masalah di bar. “Aku tidak mau menandatangani apapun. Aku tidak mau berurusan lagi denganmu!” Bentak Julie Fung, muak dengan arogansi pria yang selalu mengandalkan kekuasaannya.
Roger Zhu berdecak, entah mengapa ia sangat menyukai keangkuhan wanita itu. Bahkan saat berada dalam tekanan dan tidak berdaya, wanita itu tidak kehilangan sifat kerasnya. Namun sekeras apapun Julie Fung bertahan, tenaganya tidak akan menang melawan seorang pria berotot besar, bertubuh atletis seperti Roger Zhu. Wanita itu telah ditakhlukkan luar dalam oleh Roger .
“Oya? Kamu yakin tidak menyesal menolaknya? Belum dibaca saja sudah ditolak. Apa kamu tidak takut jika hubungan tadi membuatmu hamil? Kamu mau hamil di luar nikah atau melahirkan sendiri tanpa suami? Aku sungguh tidak rugi apapun, aku bisa saja mangkir tapi kamu?” Ujar Roger dengan nada licik.
Julie Fung terperangah, mendengar kata hamil saja sudah membuat kepalanya sakit. Jantungnya terasa berdegup kencang, ia tak berpikir sejauh itu tentang dampak hubungan yang terjadi begitu singkat dan menyisakan sakit di sekujur tubuhnya itu akan fatal di kemudian hari.
“Aku memasukkannya ke dalam, dan besar kemungkinan kamu akan hamil.” Lanjut Roger Zhu dengan senyum smirk-nya, tampak mengesalkan bagi Julie Fung yang ternganga sakit shocknya.
Usia Julie Fung boleh saja dewasa namun pemikirannya belum sedewasa angka dari umurnya. Ia terlalu polos untuk menyadari bahwa resiko berhubungan tanpa pengaman memang menjerus pada kehamilan. Sontak Julie Fung menutupi wajahnya, menyembunyikan gurat malu, kesal dan kecewa dari perhatian pria yang telah menggagahinya.
“Yakin tidak mau membacanya? Aku dengan senang hati akan lepas tangan, tidak ada kesempatan kedua yang aku berikan setelah kamu yakin menolak.” Roger Zhu kembali menekan dengan kata-katanya yang pelan namun sangat menusuk.
Julie Fung melirik berkas itu, secepat kilat menyambarnya namun karena penerangan yang minimalis membuatnya kesulitan membaca hingga harus menyipitkan mata. “Apa ini?” Tanya Julie Fung tak mengerti istilah yang sulit dicerna pikirannya.
“Kamu tidak mengerti? Itu kesepakatan pernikahan yang berisi persyaratan dan poin yang boleh serta tidak boleh kamu lakukan!” tegas Roger Zhu menjelaskan secara singkat.
Dahi Julie Fung mengkerut, tak habis pikir bahwa seribet itu hanya untuk pernikahan. Jika pria itu memang mau bertanggung-jawab, mengapa tidak menunjukkan keikhlasannya? Ini jelas bahwa pernikahan mereka nantinya berdasarkan pamrih, bukan karena bentuk penyesalan ataupun karena cinta.
“Aku....” Julie Fung langsung bungkam, nyaris saja ia melontarkan penolakan, andai ia tidak berpikir cepat bahwa cara ia menyikapi secara sembrono justru akan merugikan dirinya.
“Kamu kenapa?” Tanya Roger Zhu penasaran, satu alisnya terlihat bergerak.
Julie Fung menundukkan wajah, menghindari tatapan tajam pria itu. Tidak, aku tidak boleh sembarangan menjawab. Jika benar aku hamil di luar nikah, tanpa suami, ibu pasti sangat kecewa padaku. Aku harus bagaimana sekarang? Keluh Julie Fung dalam hatinya. Ia benar-benar disudutkan dalam posisi dilema.
“Aku tidak suka menunggu lama, jangan mengulur waktuku. Katakan ‘ya’ atau ‘tidak’ sekarang!” Kecam Roger Zhu, ia menggerakkan lehernya yang terasa kaku.
“Ya!” Jawab Julie Fung cepat, tanpa berpikir lebih panjang lagi. Roger Zhu benar-benar sudah menyudutkannya hingga ke pojokan, ia tak punya banyak pilihan selain mengikuti permainannya. Julie Fung menegakkan kepala, menatap lurus pada Roger Zhu yang juga sedang menatapnya.
Senyum seringai pria dingin itu kembali terlihat, “Bagus, kamu memang pintar mengambil keputusan. Aku pastikan bahwa kamu tidak akan menyesal menjadi istriku.” Tukas Roger Zhu.
Julie Fung tak menjawab, ia memilih untuk lanjut membaca berkas yang ada di tangannya. Matanya menyipit saat membaca satu poin yang sangat mengejutkan, “Pernikahan ini hanya diketahui oleh dua pihak dan tidak boleh membocorkan kepada pihak lain. Jika salah satu mengingkarinya maka akan membayar denda dari pihak yang dirugikan. Maksudnya?” Julie Fung melirik penuh heran kepada Roger Zhu, berharap mendapatkan jawaban memuaskan dari pria itu.
Roger Zhu terdiam sejenak, air mukanya tampak tenang meskipun yang akan ia sampaikan pasti akan sangat mengejutkan. “Ya, seperti yang kamu baca, pernikahan ini akan digelar dengan sangat rahasia. Jika kamu keceplosan membeberkan di luar bahwa kamu adalah istriku, kamu akan menerima akibat fatalnya. Aku yakin kamu tidak akan sanggup membayar kerugian material, maka aku akan membuat perhitungan lain. Barangkali ditukar dengan nyawamu.” Ancam Roger Zhu tak tanggung-tanggung, ia menatap santai pada Julie Fung yang ternganga.
“Lalu untuk apa menikah jika nantinya aku hamil dan suamiku tidak boleh diketahui orang? Sama saja menjadi aib bagiku.” Protes Julie Fung tidak terima dengan perjanjian pada poin itu.
“Tenang saja, aku pastikan tidak ada yang akan menghinamu. Orang itu akan lenyap dari bumi ini jika melakukannya!” Jawab Roger Zhu dengan air muka yang sangat dingin, tidak berperasaan.
***
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved