Bab 12 Meramal Paman Xiong
by George
09:49,Jul 23,2021
Saat ini baru memasuki malam, mobil di jalanan masih cukup banyak. Masuk akalnya akan tidak sulit untuk mendapatkan taksi, tapi aku menunggu di jalan dalam waktu yang cukup lama. Dan semua taksi yang lewat semuanya membawa penumpang, aku sama sekali tidak bisa melihat taksi yang kosong dan tidak berpenumpang.
Aku melambaikan tangan beberapa kali, juga tidak berhasil mendapatkan satu mobil pun.
Ketika aku sedang merasa cemas, sebuah mobil kosong datang dari kejauhan. Aku langsung dengan semangat melambaikan tangan, dan supir itu perlahan menghentikan mobilnya di depanku. Supirnya adalah seorang supir wanita berambut panjang, aku hanya bisa melihat separuh wajahnya. Tapi wajahnya cukup terlihat cantik.
Dalam hatiku masih berpikir ini baru pertama kalinya aku bertemu supir taksi wanita yang begitu cantik!
Tepat ketika aku dalam keadaan melamun, supir wanita itu bertanya padaku, "Mau naik tidak?"
Suaranya terdengar dingin sedingin es, dan aku yang setelah tidak mudah mencari mobil, tentu tidak akan melewatkannya, aku langsung menjawab ‘naik’ lalu langsung membuka pintu mobil dan duduk di sebelah supir.
Setelah masuk ke dalam mobil, aku bilang kalau aku mau pergi ke kota.
Begitu dia mendengar kalau itu adalah jarak yang jauh, dia pun menjawab: "Sekarang biaya untuk jarak jauh di malam hari harus tambah uang, di siang hari biayanya 150 yuan kalau di malam hari biayanya 300 yuan."
300 yuan! Harganya ini benar 2 kali lipat dari harga di siang hari.
Dalam hatiku ragu-ragu, dan supir wanita itu bertanya padaku: "Berangkat atau tidak? Kalau iya bayar dulu, aku ini seorang wanita, sesampai di kota kalau kamu keluar dari mobil melarikan diri dan tidak bayar uangnya, aku tentu tidak bisa berbuat apa-apa."
Aku belum menjawabnya, supir wanita itu berkata lagi: "Kalau kamu mau memberiku uang dulu, aku bisa menunjukkan penampilanku padamu."
Penampilan?
Mendengar ini, aku samar-samar merasa sedikit tidak enak, aku menoleh dan melihatnya, dan menemukan kalau wanita berambut panjang itu tiba-tiba menunjukkan wajah Lily Xiang.
"Ahh!"
Aku ketakutan dan menjerit, dan kemudian di seluruh tubuhku langsung merinding. Dan adegan di depanku seketika langsung berubah. Alih-alih duduk di taksi, aku saat ini malah sedang duduk di tepi kolam Wannianqing sisi jalan. Dan itu adalah tempat dimana aku menelepon Juna Wang tadi.
Situasi macam apa ini? Mungkinkah yang ku alami tadi hanya ilusi?
Aku saat ini baru ingat setelah aku selesai menelepon, aku merasa sedikit lelah, jadi aku duduk di tepi kolam dan istirahat sambil melihat apa ada taksi yang kosong, tapi aku kemudian menguap dan tertidur, jadi yang baru saja terjadi itu adalah aku yang sedang bermimpi.
Meskipun ini mimpi, tapi aku masih merasa tidak enak.
Jadi ketika aku berdiri dan naik ke taksi, aku sedikit takut, aku takut kalau aku akan benar-benar menaiki mobil yang dikendarai oleh Lily Xiang.
Untungnya, keberuntunganku tidak seburuk dalam mimpiku. Tidak sampai 2 menit aku sudah masuk ke dalam taksi. Yang mengemudi taksinya adalah seorang pria, usianya sepertinya 30-an-40-an. Dia memiliki alis mata yang bagus, di lihat dari wajahnya, dia akhir-akhir ini akan mendapatkan keberuntungan, keadaan rumahnya juga bagus, dan aku yang duduk di mobilnya pasti tidak akan sial kan.
Supir itu melihat aku hanya memegang pintu mobil tapi tidak masuk ke dalam mobil, dia akhirnya bersuara dan bertanya, "Bro, mau kemana."
Aku jawab, "Ke kota, bisa tidak, kalau iya berapa biayanya?"
Supir ini kemudian berkata: "Oke bisa, tetapi kalau malam biayanya lebih besar, 200 yuan, kalau mau ayo naik?"
Setelah ada biaya 300 yuan dalam mimpi tadi, dan mendengar sekarang 200 yuan aku pun segera menerimanya, dan setelah menegosiasikan harga, aku duduk di sebelah supir dan membiarkan supir mengemudikan mobil.
Dia tanya aku pergi ke kota pergi ke mana. Setelah memikirkannya sebentar, aku menelepon Horas Ning dan mengatakan kalau malam ini aku akan mencarinya. Dia mendengar kalau tengah malam nanti aku ke rumahnya langsung memberiku alamat, dia juga menyuruhku setelah mau sampai nanti untuk meneleponnya biar dia datang menjemputku.
Aku memberitahu alamat itu pada supir, dia langsung menjawab, "Oke, aku tahu tempat ini."
Selanjutnya, selama mengemudi supir terus mencari berbagai topik untuk mengobrol denganku. Awalnya aku hanya menjawab beberapa kata, tetapi kemudian aku tiba-tiba merasa sangat mengantuk hingga tanpa sadar jatuh tertidur.
Aku dengar dari kakek kalau orang biasa bertemu hantu, energi di tubuhnya akan berkurang dengan cepat, dan kemudian orang tersebut akan menjadi lesu bahkan mungkin bisa pingsan ataupun mati.
Aku tidak tahu berapa lama aku tidur. Ketika aku tertidur lelap, aku mendengar seseorang di sebelahku memanggilki "hei". Setelah berusaha kuat membuka mata aku mendengarkan supir di sebelahku berkata: "Bro, sudah sampai."
“Cepat sekali!?” Aku membuka mata dan berkata dengan linglung.
Supir itu pun berkata, "Masih bilang cepat, kamu saja sudah tidur selama 3 jam."
Aku kemudian dengan linglung keluar dari mobil dan memberinya uang. Setelah turun, aku menemukan kalau diriku sedang berdiri di gerbang sebuah daerah. Dan nama gerbang daerah itu adalah nama alamat yang diberikan Horas Ning padaku, setelah aku yakin kalau tempat ini benar aku langsung meneleponnya.
Telepon dengan cepat terhubung, dan ketika dia mendengar aku sudah tiba, dia mengenakan celana dan memakai sepasang sandal dari lantai atas untuk menjemputku.
Waktu saat ini sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Setelah melihatku, Horas Ning menepuk pundakku dan berkata, "Kamu hari ini sial sekali ya. Hari ini kamu pasti sangat lelah, ayo naik cepat istirahat. Beberapa hari ini kamu dan aku ikut bantu pekerjaan pamanku dulu saja ya, kalau misalnya oke, ya sudah tidak usah kembali ke kabupaten lagi, karena bagaimanapun kamu di sana juga tidak begitu menghasilkan uang."
Aku mengangguk penuh rasa terima kasih kepada Horas Ning.
Ketika aku naik ke atas, keluarga paman Horas Ning sudah tidur, aku sendiri tidak banyak mengobrol dengan Horas Ning, hanya mengobrol beberapa kata aku juga langsung tertidur.
Karena bertemu hantu tadi aku jadi sedikit lelah, setelah baring di tempat tidur, tak lama aku langsung tertidur, dan setelah fajar aku baru terbangun.
Setelah bangun, Horas Ning secara resmi memperkenalkanku kepada paman dan bibinya.
Aku pernah dengar dari Horas Ning kalau nama pamannya adalah Beni Xiong. Dia adalah orang ternama dalam bisnis perdagangan barang antik. Tubuhnya sedikit gemuk, tetapi fitur wajahnya sangat bagus. Dia memiliki tampilan wajah yang penuh kekayaan dan berkah. Tapi dari wajahnya terlihat kalau dia akan mengalami beberapa lika-liku di usia 43/44 tahun.
Meskipun bibi Horas Ning sudah memasuki usia setengah baya, tapi dia sangat memperhatikan perawatan, dan kulitnya masih sangat bagus. Meskipun kerutan di beberapa tempat tidak dapat disembunyikan, tapi di lihat dari kharismanya masih sangat baik. Dari wajahnya, di kehidupannya ini tidak terlalu buruk, dan ada tampilan dan simbol kekayaan, dan ini harusnya yang menjadi pembantu internal dalam kehidupan dan keberuntungan Beni Xiong.
Ketika kami saling mengenal, aku sudah membaca sekilas wajah Beni Xiong dan istrinya, tentu saja, aku kali ini tidak berani berbicara lagi, karena takut mendapat masalah lainnya.
Setelah perkenalan itu, aku mendengar dari Horas Ning kalau Beni Xiong juga memiliki seorang putri, tetapi sekarang tinggal di sekolahnya, dan hanya pulang sehari setiap akhir pekan, ini hari selasa, jadi dia tidak di rumah.
Setelah saling kenal, bibi Horas Ning pergi untuk menyiapkan sarapan, dan kami bertiga mengobrol di ruang tamu.
Setelah mengobrol sebentar, Horas Ning mengatakan kalau aku bisa meramal, dan Beni Xiong dengan santai bertanya: "Ya aku pernah dengar Horas mengatakan, ramalanmu cukup tepat, jadi sekarang apakah kamu tertarik untuk memberiku ramalan?"
Aku tahu dari nada suaranya kalau dia sebenarnya tidak percaya aku bisa meramal. Dia mengatakan ini hanya iseng dan cari happy saja. Lagi pula, menunggu waktu makan itu cukup membosankan.
Horas Ning di samping juga ikut menambah bumbu: "Iya, Dicky, coba ramal pamanku."
Aku memandang Beni Xiong tersenyum untuk meminta maaf dan berkata, "Paman Xiong, aku bisa membantumu melihat hidupmu, tetapi aku tidak dapat meramal heksagram dan mengatakannya padamu."
Beni Xiong tersenyum dan bertanya mengapa, jadi aku langsung berkata: "Kalau hatimu tidak tulus maka kamu tidak akan bisa menerimanya. Paman Xiong menganggap semua ini lelucon, maka hasil ramalan dan hitungan heksagram yang aku keluarkan nanti tidak akan tepat."
Beni Xiong mendengar itu tidak marah. Dia tersenyum dan berkata, "Baik, kalau begitu kamu bisa memberitahuku dulu apa yang bisa kamu lihat dari wajahku. Jika perkataanmu tepat, aku akan memintamu meramalku dengan tulus. Dan kalau kamu bisa melakukan itu dengan tepat lagi, maka aku tidak akan membiarkanmu meramalku cuma-cuma."
Aku mengangguk dan mengatakan apa yang telah aku lihat sebelumnya. Beni Xiong pun berkata: "Aku saat ini berusia 42 tahun. Kalau disesuaikan dengan apa yang kamu katakan, maka 2 tahun ke depan aku akan menghadapi pasang surut, lika liku itu lebih jelasnya apa ya? Apakah kamu mengetahuinya?"
Aku menggelengkan kepala dan berkata, "Aku belum tahu, aku harus menghitung heksagramnya! Paman Xiong, jangan buru-buru, aku belum selesai berbicara tentang keberuntungan wajahmu."
Beni Xiong memintaku untuk melanjutkan, dan aku melanjutkan: "Paman Xiong dahimu hari ini ada cahaya tapi tidak terang. Ini menunjukkan kalau kamu hari ini akan membicarakan bisnis besar, hanya situasi bisnis saat ini tidak begitu lancar dan itu mungkin akan menemui hambatan. Jika ditangani dengan sedikit tidak tepat, maka bisnis besar ini akan bisa hancur."
Warna wajah Beni Xiong mendengar ini sedikit berubah dan dia berkata, "Lanjutkan!"
Aku pun mengangguk dan berkata: "Selain itu, simbol kekayaan Paman Xiong hari ini gelap, menunjukkan bahwa Anda akan kehilangan banyak uang, tetapi ada sedikit cahaya dalam warna gelap ini. Ini menunjukkan kalau Paman Xiong kehilangan kekayaan ini tapi akan mendapatkan pemasukan lain yang lebih besar. Jika masalah ini dikaitkan dengan bisnis paman Xiong, mungkin seharusnya seperti ini. Kamu harus mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan sesuatu sebelum bisnis ini dapat berhasil. Dan uang yang sebelumnya hilang akan diperoleh kembali.
Setelah aku selesai berbicara, aku melihat Beni Xiong sedang berpikir keras, Horas Ning di samping terlihat sedikit bingung, lalu berbalik dan berkata padaku: "Dicky, sepertinya kamu salah deh, pamanku mau membicarakan bisnis besar, mengapa aku bisa tidak tahu?"
Aku memandang Horas Ning dan berkata, "Salah atau tidak. Masih harus dengar dari paman Xiong."
Beni Xiong berpikir sejenak dan tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan berkata: "Dicky, kamu benar. Aku memang memiliki kesulitan dengan bisnis besar ini. Dalam bisnis ini jangankan Horad, bahkan istriku pun juga tidak tahu. Aku sangat penasaran kamu bagaimana bisa memecahkan hal ini hanya dengan berdasarkan wajahku, dan kamu juga memberitahuku harus bagaimana menghadapinya. Harus dikatakan, di bandingkan master peramal lainnya yang pernah ku temui kamu jauh lebih hebat.
Aku memandang Beni Xiong dan tersenyum, "Paman Xiong berlebihan, aku ini juga kebetulan dan beruntung bisa seperti ini."
Beni Xiong kemudian berkata: "Dicky, aku sekarang dengan tulus meminta saran darimu. Uangku tahun ini harus bagaimana dihabiskan agar bisa menyukseskan bisnis ini?"
Aku melihat Beni Xiong, dahi-nya sudah mulai cerah, ini menunjukkan kalau dalam hatinya sudah memiliki rencana dan tindakan, dan tindakannya itu benar, jadi aku tersenyum dan berkata: "Paman Xiong, kamu sudah memiliki rencana dan tindakan yang bagus di pikiranmu, dan aku tidak perlu memberi saran apapun lagi. Aku disini berdoa semoga bisnismu makmur dan sejahtera."
"Baik!" Beni Xiong menatapku, dan berkata kepada Horas Ning, "Horas, hari ini pergi ke toko dan beri Dicky 5000 yuan, sebagai bentuk terima kasih ku karena dia telah meramalku!"
Meskipun dalam hatiku sangat menginginkan uang ini, tapi aku sekarang sedang berlindung dari hantu, dan sudah bagus bisa memiliki tempat untuk berlindung.Jika aku masih menerima uang...
Tapi itu 5.000 yuan!
Ketika aku sedang meragu, Horas Ning berkata: "Baik, paman, benar kan kataku kalau Dicky ini sangat hebat."
Aku melambaikan tangan beberapa kali, juga tidak berhasil mendapatkan satu mobil pun.
Ketika aku sedang merasa cemas, sebuah mobil kosong datang dari kejauhan. Aku langsung dengan semangat melambaikan tangan, dan supir itu perlahan menghentikan mobilnya di depanku. Supirnya adalah seorang supir wanita berambut panjang, aku hanya bisa melihat separuh wajahnya. Tapi wajahnya cukup terlihat cantik.
Dalam hatiku masih berpikir ini baru pertama kalinya aku bertemu supir taksi wanita yang begitu cantik!
Tepat ketika aku dalam keadaan melamun, supir wanita itu bertanya padaku, "Mau naik tidak?"
Suaranya terdengar dingin sedingin es, dan aku yang setelah tidak mudah mencari mobil, tentu tidak akan melewatkannya, aku langsung menjawab ‘naik’ lalu langsung membuka pintu mobil dan duduk di sebelah supir.
Setelah masuk ke dalam mobil, aku bilang kalau aku mau pergi ke kota.
Begitu dia mendengar kalau itu adalah jarak yang jauh, dia pun menjawab: "Sekarang biaya untuk jarak jauh di malam hari harus tambah uang, di siang hari biayanya 150 yuan kalau di malam hari biayanya 300 yuan."
300 yuan! Harganya ini benar 2 kali lipat dari harga di siang hari.
Dalam hatiku ragu-ragu, dan supir wanita itu bertanya padaku: "Berangkat atau tidak? Kalau iya bayar dulu, aku ini seorang wanita, sesampai di kota kalau kamu keluar dari mobil melarikan diri dan tidak bayar uangnya, aku tentu tidak bisa berbuat apa-apa."
Aku belum menjawabnya, supir wanita itu berkata lagi: "Kalau kamu mau memberiku uang dulu, aku bisa menunjukkan penampilanku padamu."
Penampilan?
Mendengar ini, aku samar-samar merasa sedikit tidak enak, aku menoleh dan melihatnya, dan menemukan kalau wanita berambut panjang itu tiba-tiba menunjukkan wajah Lily Xiang.
"Ahh!"
Aku ketakutan dan menjerit, dan kemudian di seluruh tubuhku langsung merinding. Dan adegan di depanku seketika langsung berubah. Alih-alih duduk di taksi, aku saat ini malah sedang duduk di tepi kolam Wannianqing sisi jalan. Dan itu adalah tempat dimana aku menelepon Juna Wang tadi.
Situasi macam apa ini? Mungkinkah yang ku alami tadi hanya ilusi?
Aku saat ini baru ingat setelah aku selesai menelepon, aku merasa sedikit lelah, jadi aku duduk di tepi kolam dan istirahat sambil melihat apa ada taksi yang kosong, tapi aku kemudian menguap dan tertidur, jadi yang baru saja terjadi itu adalah aku yang sedang bermimpi.
Meskipun ini mimpi, tapi aku masih merasa tidak enak.
Jadi ketika aku berdiri dan naik ke taksi, aku sedikit takut, aku takut kalau aku akan benar-benar menaiki mobil yang dikendarai oleh Lily Xiang.
Untungnya, keberuntunganku tidak seburuk dalam mimpiku. Tidak sampai 2 menit aku sudah masuk ke dalam taksi. Yang mengemudi taksinya adalah seorang pria, usianya sepertinya 30-an-40-an. Dia memiliki alis mata yang bagus, di lihat dari wajahnya, dia akhir-akhir ini akan mendapatkan keberuntungan, keadaan rumahnya juga bagus, dan aku yang duduk di mobilnya pasti tidak akan sial kan.
Supir itu melihat aku hanya memegang pintu mobil tapi tidak masuk ke dalam mobil, dia akhirnya bersuara dan bertanya, "Bro, mau kemana."
Aku jawab, "Ke kota, bisa tidak, kalau iya berapa biayanya?"
Supir ini kemudian berkata: "Oke bisa, tetapi kalau malam biayanya lebih besar, 200 yuan, kalau mau ayo naik?"
Setelah ada biaya 300 yuan dalam mimpi tadi, dan mendengar sekarang 200 yuan aku pun segera menerimanya, dan setelah menegosiasikan harga, aku duduk di sebelah supir dan membiarkan supir mengemudikan mobil.
Dia tanya aku pergi ke kota pergi ke mana. Setelah memikirkannya sebentar, aku menelepon Horas Ning dan mengatakan kalau malam ini aku akan mencarinya. Dia mendengar kalau tengah malam nanti aku ke rumahnya langsung memberiku alamat, dia juga menyuruhku setelah mau sampai nanti untuk meneleponnya biar dia datang menjemputku.
Aku memberitahu alamat itu pada supir, dia langsung menjawab, "Oke, aku tahu tempat ini."
Selanjutnya, selama mengemudi supir terus mencari berbagai topik untuk mengobrol denganku. Awalnya aku hanya menjawab beberapa kata, tetapi kemudian aku tiba-tiba merasa sangat mengantuk hingga tanpa sadar jatuh tertidur.
Aku dengar dari kakek kalau orang biasa bertemu hantu, energi di tubuhnya akan berkurang dengan cepat, dan kemudian orang tersebut akan menjadi lesu bahkan mungkin bisa pingsan ataupun mati.
Aku tidak tahu berapa lama aku tidur. Ketika aku tertidur lelap, aku mendengar seseorang di sebelahku memanggilki "hei". Setelah berusaha kuat membuka mata aku mendengarkan supir di sebelahku berkata: "Bro, sudah sampai."
“Cepat sekali!?” Aku membuka mata dan berkata dengan linglung.
Supir itu pun berkata, "Masih bilang cepat, kamu saja sudah tidur selama 3 jam."
Aku kemudian dengan linglung keluar dari mobil dan memberinya uang. Setelah turun, aku menemukan kalau diriku sedang berdiri di gerbang sebuah daerah. Dan nama gerbang daerah itu adalah nama alamat yang diberikan Horas Ning padaku, setelah aku yakin kalau tempat ini benar aku langsung meneleponnya.
Telepon dengan cepat terhubung, dan ketika dia mendengar aku sudah tiba, dia mengenakan celana dan memakai sepasang sandal dari lantai atas untuk menjemputku.
Waktu saat ini sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Setelah melihatku, Horas Ning menepuk pundakku dan berkata, "Kamu hari ini sial sekali ya. Hari ini kamu pasti sangat lelah, ayo naik cepat istirahat. Beberapa hari ini kamu dan aku ikut bantu pekerjaan pamanku dulu saja ya, kalau misalnya oke, ya sudah tidak usah kembali ke kabupaten lagi, karena bagaimanapun kamu di sana juga tidak begitu menghasilkan uang."
Aku mengangguk penuh rasa terima kasih kepada Horas Ning.
Ketika aku naik ke atas, keluarga paman Horas Ning sudah tidur, aku sendiri tidak banyak mengobrol dengan Horas Ning, hanya mengobrol beberapa kata aku juga langsung tertidur.
Karena bertemu hantu tadi aku jadi sedikit lelah, setelah baring di tempat tidur, tak lama aku langsung tertidur, dan setelah fajar aku baru terbangun.
Setelah bangun, Horas Ning secara resmi memperkenalkanku kepada paman dan bibinya.
Aku pernah dengar dari Horas Ning kalau nama pamannya adalah Beni Xiong. Dia adalah orang ternama dalam bisnis perdagangan barang antik. Tubuhnya sedikit gemuk, tetapi fitur wajahnya sangat bagus. Dia memiliki tampilan wajah yang penuh kekayaan dan berkah. Tapi dari wajahnya terlihat kalau dia akan mengalami beberapa lika-liku di usia 43/44 tahun.
Meskipun bibi Horas Ning sudah memasuki usia setengah baya, tapi dia sangat memperhatikan perawatan, dan kulitnya masih sangat bagus. Meskipun kerutan di beberapa tempat tidak dapat disembunyikan, tapi di lihat dari kharismanya masih sangat baik. Dari wajahnya, di kehidupannya ini tidak terlalu buruk, dan ada tampilan dan simbol kekayaan, dan ini harusnya yang menjadi pembantu internal dalam kehidupan dan keberuntungan Beni Xiong.
Ketika kami saling mengenal, aku sudah membaca sekilas wajah Beni Xiong dan istrinya, tentu saja, aku kali ini tidak berani berbicara lagi, karena takut mendapat masalah lainnya.
Setelah perkenalan itu, aku mendengar dari Horas Ning kalau Beni Xiong juga memiliki seorang putri, tetapi sekarang tinggal di sekolahnya, dan hanya pulang sehari setiap akhir pekan, ini hari selasa, jadi dia tidak di rumah.
Setelah saling kenal, bibi Horas Ning pergi untuk menyiapkan sarapan, dan kami bertiga mengobrol di ruang tamu.
Setelah mengobrol sebentar, Horas Ning mengatakan kalau aku bisa meramal, dan Beni Xiong dengan santai bertanya: "Ya aku pernah dengar Horas mengatakan, ramalanmu cukup tepat, jadi sekarang apakah kamu tertarik untuk memberiku ramalan?"
Aku tahu dari nada suaranya kalau dia sebenarnya tidak percaya aku bisa meramal. Dia mengatakan ini hanya iseng dan cari happy saja. Lagi pula, menunggu waktu makan itu cukup membosankan.
Horas Ning di samping juga ikut menambah bumbu: "Iya, Dicky, coba ramal pamanku."
Aku memandang Beni Xiong tersenyum untuk meminta maaf dan berkata, "Paman Xiong, aku bisa membantumu melihat hidupmu, tetapi aku tidak dapat meramal heksagram dan mengatakannya padamu."
Beni Xiong tersenyum dan bertanya mengapa, jadi aku langsung berkata: "Kalau hatimu tidak tulus maka kamu tidak akan bisa menerimanya. Paman Xiong menganggap semua ini lelucon, maka hasil ramalan dan hitungan heksagram yang aku keluarkan nanti tidak akan tepat."
Beni Xiong mendengar itu tidak marah. Dia tersenyum dan berkata, "Baik, kalau begitu kamu bisa memberitahuku dulu apa yang bisa kamu lihat dari wajahku. Jika perkataanmu tepat, aku akan memintamu meramalku dengan tulus. Dan kalau kamu bisa melakukan itu dengan tepat lagi, maka aku tidak akan membiarkanmu meramalku cuma-cuma."
Aku mengangguk dan mengatakan apa yang telah aku lihat sebelumnya. Beni Xiong pun berkata: "Aku saat ini berusia 42 tahun. Kalau disesuaikan dengan apa yang kamu katakan, maka 2 tahun ke depan aku akan menghadapi pasang surut, lika liku itu lebih jelasnya apa ya? Apakah kamu mengetahuinya?"
Aku menggelengkan kepala dan berkata, "Aku belum tahu, aku harus menghitung heksagramnya! Paman Xiong, jangan buru-buru, aku belum selesai berbicara tentang keberuntungan wajahmu."
Beni Xiong memintaku untuk melanjutkan, dan aku melanjutkan: "Paman Xiong dahimu hari ini ada cahaya tapi tidak terang. Ini menunjukkan kalau kamu hari ini akan membicarakan bisnis besar, hanya situasi bisnis saat ini tidak begitu lancar dan itu mungkin akan menemui hambatan. Jika ditangani dengan sedikit tidak tepat, maka bisnis besar ini akan bisa hancur."
Warna wajah Beni Xiong mendengar ini sedikit berubah dan dia berkata, "Lanjutkan!"
Aku pun mengangguk dan berkata: "Selain itu, simbol kekayaan Paman Xiong hari ini gelap, menunjukkan bahwa Anda akan kehilangan banyak uang, tetapi ada sedikit cahaya dalam warna gelap ini. Ini menunjukkan kalau Paman Xiong kehilangan kekayaan ini tapi akan mendapatkan pemasukan lain yang lebih besar. Jika masalah ini dikaitkan dengan bisnis paman Xiong, mungkin seharusnya seperti ini. Kamu harus mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan sesuatu sebelum bisnis ini dapat berhasil. Dan uang yang sebelumnya hilang akan diperoleh kembali.
Setelah aku selesai berbicara, aku melihat Beni Xiong sedang berpikir keras, Horas Ning di samping terlihat sedikit bingung, lalu berbalik dan berkata padaku: "Dicky, sepertinya kamu salah deh, pamanku mau membicarakan bisnis besar, mengapa aku bisa tidak tahu?"
Aku memandang Horas Ning dan berkata, "Salah atau tidak. Masih harus dengar dari paman Xiong."
Beni Xiong berpikir sejenak dan tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan berkata: "Dicky, kamu benar. Aku memang memiliki kesulitan dengan bisnis besar ini. Dalam bisnis ini jangankan Horad, bahkan istriku pun juga tidak tahu. Aku sangat penasaran kamu bagaimana bisa memecahkan hal ini hanya dengan berdasarkan wajahku, dan kamu juga memberitahuku harus bagaimana menghadapinya. Harus dikatakan, di bandingkan master peramal lainnya yang pernah ku temui kamu jauh lebih hebat.
Aku memandang Beni Xiong dan tersenyum, "Paman Xiong berlebihan, aku ini juga kebetulan dan beruntung bisa seperti ini."
Beni Xiong kemudian berkata: "Dicky, aku sekarang dengan tulus meminta saran darimu. Uangku tahun ini harus bagaimana dihabiskan agar bisa menyukseskan bisnis ini?"
Aku melihat Beni Xiong, dahi-nya sudah mulai cerah, ini menunjukkan kalau dalam hatinya sudah memiliki rencana dan tindakan, dan tindakannya itu benar, jadi aku tersenyum dan berkata: "Paman Xiong, kamu sudah memiliki rencana dan tindakan yang bagus di pikiranmu, dan aku tidak perlu memberi saran apapun lagi. Aku disini berdoa semoga bisnismu makmur dan sejahtera."
"Baik!" Beni Xiong menatapku, dan berkata kepada Horas Ning, "Horas, hari ini pergi ke toko dan beri Dicky 5000 yuan, sebagai bentuk terima kasih ku karena dia telah meramalku!"
Meskipun dalam hatiku sangat menginginkan uang ini, tapi aku sekarang sedang berlindung dari hantu, dan sudah bagus bisa memiliki tempat untuk berlindung.Jika aku masih menerima uang...
Tapi itu 5.000 yuan!
Ketika aku sedang meragu, Horas Ning berkata: "Baik, paman, benar kan kataku kalau Dicky ini sangat hebat."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved