Bab 3 Kaya Mendadak
by George
09:48,Jul 23,2021
Walaupun kakek pergi tapi hari tetap berjalan, jadi aku membuka tokoku dulu, dan menunggu di toko selama sehari. Hasilnya sama seperti yang di katakan kakek, jangankan orang, bahkan hantu pun tidak ada yang menghampiri toko.
Di malam hari, kakek meneleponku dan mengatakan kalau dia sudah sampai di tempat tujuannya, menyuruhku tidak perlu khawatir dan tetap tenang menjaga rumah serta toko.
Sejujurnya, aku tidak pernah khawatir tentang kakekku ini, karena kemampuannya meramal, dia pasti tidak akan pergi ke tempat yang tidak baik untuknya.
Aku tanya padanya kapan dia akan kembali, dan dia hanya menjawab satu kalimat yaitu kapan dia harus kembali, maka secara alami dia akan kembali.
Malam ini tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Keesokan paginya, sebelum aku pergi mencari pria gendut itu, dia sudah bergegas mendatangiku untuk membayar sewa. Aku juga tanpa basa-basi meminta uang sewa selama tiga bulan padanya, ini juga demi kebaikannya sendiri, dari pada nanti semua uangnya habis dan dia tidak punya uang untuk membayar sewa.
Setelah menerima uang sewa dari pria gendut itu, aku pergi sarapan, dan kemudian membuka toko untuk mempersiapkan bisnis di hari baru.
Biasanya selalu ada kakek yang berbaring di kursi goyang. Tapi hari ini, berubah menjadi aku. Sedangkan untuk TV hitam putih kecil, aku tidak menyalakannya. Aku tidak suka mendengar kebisingan dari TV itu.
Aku yang berbaring di kursi goyang, mulai berpikir saat ada kakek, dia pernah bilang kalau aku harus melakukan 3 hal:
Pertama mendapatkan istri, sebenarnya ini adalah hal yang harus dilakukan setiap pria.
Kedua, menabung, dan jumlahnya harus mencapai 10 juta. Katanya banyak hal yang tidak bisa dia ceritakan padaku. Hanya ketika nilaiku tinggi, maka aku baru bisa berhubungan dengan hal-hal yang tidak bisa aku sentuh sekarang.
Ketiga, mencari tahu penyebab sebenarnya kematian orang tuaku, dan kemudian membalas dendam mereka.
Bagian ini tentu harus dilakukan. Ketika orang tuaku meninggal, polisi menyimpulkan kalau mereka bunuh diri. Tapi setiap kali aku membicarakan hal ini, ekspresi kakek selalu aneh. Dia jelas tidak setuju dengan kesimpulan polisi itu, di dalamnya pasti ada sesuatu, jadi aku harus menemukan pelaku sebenarnya yang telah membunuh orang tuaku.
Dan kakek bilang kalau ketiga hal ini harus dilakukan satu per satu, dan aku tidak dapat melanggar urutanyna, jika tidak aku tidak akan pernah bisa menyelesaikan hal ketiga, sementara itu juga hal yang paling ingin aki ketahui di hidupku, aku ingin tahu di usiaku 7 tahun waktu itu apa yang telah terjadi pada orang tuaku.
Ketiga hal ini kedengarannya tidak ada hubungannya dengan yang berikutnya, tetapi aku percaya dengan apa yang dikatakan kakek, aku hanya perlu menyelesaikan 2 hal pertama, maka hal-hal berikutnya dapat diselesaikan dengan lancar.
Dan di antara 3 hal ini, menikahi seorang wanita, aku pikir aku bisa melakukannya dengan cepat, tetapi untukku mengumpulkan uang hingga 10 juta, itu rasanya agak jauh, jadi aku mulai sekarang harus lebih pelit dan hemat, kalau bisa menyimpan ya di simpan.
Tepat ketika aku memikirkan hal-hal ini, tirai pintu toko dibuka. 2 pria paruh baya kemarin kembali dan melihatku sendirian. Orang paruh baya yang berbicara denganku kemarin bertanya: Di mana Shenxiang?
Aku berbaring di kursi goyang dan berkata: Sudah pergi!
Pria paruh baya itu membeku sejenak: Kenapa bisa tiba-tiba? Kena penyakit apa?
Aku bilang: Bukannya mati, dia pergi, mengenai pergi ke mana, aku juga tidak tahu. Dia menyuruhku untuk tidak mencarinya. Oh ya, mengenai ramalanmu itu aku bisa melakukannya untukmu. Tentu saja, jika kamu tidak percaya padaku, kamu sekarang juga bisa pergi dari sini.
Mendengar apa yang aku katakan, pria paruh baya itu merasa sedikit tercekik, tetapi dia mengambil napas dalam-dalam dan berkata kepadaku: Ya sudah kalau begitu maaf merepotkan adik untuk memberiku ramalan. Kamu adalah cucu Shenxiang, dan kamu kemarin juga sudah menebak betul apa yang ada di sekitarku, aku tidak bisa datang sia-sia, jadi kamu bisa membantuku meramalku.
Aku bangkit dari kursi goyang dan bertanya: Margamu pak?
Pria paruh baya itu berkata: Margaku Liu, Johan Liu, usiaku tahun ini 40.
Aku mengangguk dan melanjutkan: Aku bisa meramalmu, tetapi menurut aturan yang telah ditetapkan kakekku padaku, perhitungan wajah itu gratis, aku kemarin telah melihatnya untukmu. Sisanya adalah perhitungan tangan dan kaki, tulang, aura, ramalan, tes karakter, kamu dapat memilih satu, ini semua yang aku kuasai, aku tidak pandai yang lain, tentu saja, jika kamu ingin menggunakan perhitungan lain, aku juga bisa mencoba.
Johan Liu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak ada yang lain, cukup ramalan saja. Senior Shenxiang 20 tahun yang lalu dengan ramalan telah membantuku melewati krisis. Dan karena perubahan haluan itulah aku bisa mencapai kesuksesanku hari ini.
Aku berdiri dan mengambil pena dan kertas sambil bertanya kepadanya: Oh, tuan Liu, kamu coba pikir dan tulis 300 digit di atas kertas. Aku akan memberimu perhitungan sederhana.
Johan Liu sedikit tidak senang ketika mendengarku mengatakan perhitungan sederhana: Masalah ini tidak sepele bagi saya, bagaimana bisa kamu menghitungnya dengan sederhana?
Saya tersenyum dan memberikan pena dan kertas di depannya, berkata: Tulis, jika kamu tidak ingin di hitung, Anda bisa pergi sekarang.
Alasan mengapa aku berani mengatakan ini karena aku dari perhitungan wajahnya dan usia lima elemen universiadenya dapat menyimpulkan kalau masalahnya akan segera berakhir, dan tidak perlu bersusah payah untuk menghitung apa pun.
Melihat sikap tegasku, Johan Liu hanya bisa mengambil pena dan kertas, dan aku di sebelahnya mengingatkannya: Pikirkan apa yang kamu minta, dan kemudian tulis 300 digit di atas kertas, baru berikan padaku.
Johan Liu mengangguk dan dengan cepat menulis 3 angka 165, 166, dan 126 di atas kertas. Aku setelah mendapatkan 3 angka itu dan menghitungnya sedikit, kemudian sudah mendapatkan heksagram dan garis perubahannya.
Algoritma ini sebenarnya dapat dilakukan oleh beberapa orang peramal. Di antara tiga angka, kelompok angka pertama dibagi 8 sesuai dengan heksagram bawah, yang merupakan heksagram bagian dalam, dan kelompok angka kedua juga sesuai dengan heksagram atas. Sisa dari kelompok angka terakhir dibagi 6 dan sesuai dengan perubahan.
Jika ketiga bilangan tersebut dapat dibagi, maka sisanya adalah bilangan yang dibagi.
Kemudian heksagram itu mulai didasarkan pada 8 karakter langit, api, guntur, angin, air, gunung, dan bumi yang sesuai dengan 8 angka dari 1 hingga 8, dan bisa menghitung heksagram ini. 3 set angka Johan Liu memiliki sisa dari 5, 6, dan 6, 2 yang pertama dapat disimpulkan sebagai angin dan air
Angka 6 adalah baris asli.
Menurut penjelasan pada heksagram, keberuntungan Johan Liu baru-baru ini akan sangat baik, dan dia akan segera mendapatkan ketenaran, dan kekayaan juga bergulir, tetapi rumahnya memerlukan air, air di sini mungkin air alami dari hujan lebat, atau mungkin juga pipa air rumahnya yang rusak. Selain itu, heksagram juga menunjukkan bahwa air ginjal Johan Liu terlalu bengkak, air ginjal tidak mencukupi, dan mungkin akan mengalami sakit ginjal.
Aku disini sedang memecahkan heksagram dengan sabar, dan Johan Liu sendiri tidak mendesak.
Setelah beberapa saat, aku berkata: Tuan Liu, begini, dengarkanku, setelah kembali nanti, apa yang harus kamu lakukan kamu lakukan ya, tidak akan butuh waktu lama keberuntungan akan berbalik padamu.
Bisnismu juga akan berkembang ke arah yang positif. Adapun hubunganmu dengan saudara tirimu, hubungan itu tidak akan menjadi lebih baik selama sisa hidupmu. Aku sarankan padamu untuk dari awal menarik garis yang jelas dengannya agar tidak terlibat apapun di masa depan. Selain itu, jika kamu memiliki rumah di dekat air Jangan tinggal di rumah itu dulu. Atau kalau tidak, periksa semua pipa saluran air di rumahmu, jika tidak akan ada beberapa kecelakaan kecil. Lalu untuk dirimu sendiri, kamu akhir-akhir ini terlalu banyak bekerja, jadi ginjalmu ada sedikit masalah dan kamu harus memeriksanya tepat waktu!
Johan Liu terkejut setelah mendengar ini: Kamu bagaimana bisa tahu kalau krisisku sebelumnya terlibat karena saudara tiriku?
Aku jawab: Dari wajahmu sudah terungkap. Selain itu, semuanya baik-baik saja kecuali ginjalmu, karena ini bukan masalahmu sendiri, jadi itu secara alami akan ikut terlibat. Di tambah dengan perhitungan wajahmu itu tidak sulit untuk dihitung.
Setelah mendengarkan perkataanku, sikap Johan Liu terhadapku berubah secara drastis dan dia dengan hormat berkata: Peramal Li, aku tidak menyangka kalau kamu bisa l lebih hebat daripada kakekmu sendiri.
Aku menggelengkan kepala dan berkata mana mungkin. Dibandingkan dengan kakekku, aku jauh lebih buruk.
Johan Liu kemudian berkata kalau aku terlalu rendah hati, dan kemudian dia bertanya berapa banyak uang yang aku inginkan. Aku pun memikirkannya. Para peramal tepi sungai itu hanya meminta 20 atau 30. Aku lebih baik dari mereka, jadi aku hanya meminta 100.
Setelah memikirkan itu aku mengangkat 1 jari, Johan Liu tidak mengatakan apa-apa kemudian menyapa Qiu di sebelahnya untuk membayar, dan kemudian Qiu memberiku setumpuk uang 100 yuan secara langsung.
Aku langsung tercengang.
Johan Liu berkata: Peramal Li, ini bayaran untukmu, aku harap kamu tidak merasa ini terlalu sedikit, aku ke depannya pasti akan terus mencarimu, jadi aku harap kamu mau menerima uang ini.
Aku hanya berkata: Tuan Liu, kamu ke depannya bisa memanggilku Dicky Li. Jangan panggil aku peramal Li, ini terdengar sangat canggung. Lagi pula uang ini, aku benar-benar tidak bisa menerimanya, aku hanya minta 100 itu sudah cukup.
Johan Liu menggelengkan kepalanya: Aku tahu aturan kalian. Ya sudah begini, semua barang di tokomu aku borong saja.
Aku memandang Johan Liu dan berkata: Barang di tokoku ini semuanya barang yang digunakan untuk orang mati, dan itu tidak bernilai uang. Kamu untuk apa menginginkan ini?
Johan Liu berkata: Ya untuk persiapan saja! Aku besok akan mengirim seseorang untuk memindahkan barang di sini.
Dia benar-benar orang yang tidak takut akan nasib buruk.
Setelah mengatakan ini, Johan Liu mengucapkan terima kasih beberapa kali dan kemudian pergi. Hanya menyisakan satu orang yang memegang setumpuk uang kertas dengan bingung. Apakah aku saat ini telah menjadi kaya raya?
Ada total beberapa ribu yuan barang di tokoku. Jika seseorang ingin membeli barang, aku biasanya membelinya sekarang dan tidak menyimpannya. Kalau begitu maka tokoku akan kosong melompong.
Setelah menerima uang Johan Liu, aku langsung menutup toko, dan kemudian berlari ke bank untuk mengajukan kartu dan menyetor uang.
Pada hari kedua, Johan Liu mengirim seseorang untuk membersihkan barang-barang kami dan memindahkan semuanya. Aku masih merasa sedikit berhutang padanya, jadi aku memberi mereka TV hitam putih kecil yang sering ditonton kakek.
Adapun kursi goyang yang sering ditidurkan kakek, aku tidak mau memberikannya kepada mereka.
Toko sudah kosong, jadi aku akan membeli beberapa barang lagi, tetapi ketika aku mengambil ponselku untuk menelepon, tiba-tiba aku punya ide, mengapa aku harus terus mengoperasikan toko ini? Kalau aku buka toko peramal bukannya lebih baik, dan itu mungkin bisa menaikkan harga sewaku di lantai dua.
Dengan pemikiran ini, aku pergi mencari alat meramal yang digunakan kakek sebelumnya. Setelah itu aku terpana, kakek sepertinya telah mengambil semua barang itu ketika dia pergi. Jika aku ingin meramal, maka aku harus membeli alatnya sendiri.
Aku mulai memikirkannya lagi, jika aku ingin membuka toko baru, tanpa alat penunjang apa pun itu mana mungkin, jadi aku pergi ke pasar furnitur lama untuk membeli beberapa furnitur antik gaya china bekas, sehingga tokoku tampaknya memang ahli dalam bidang itu.
Berbicara tentang membeli furnitur, aku kemudian mengenal seseorang di kabupaten, namanya Horas Ning. Di daerah ini dia memiliki tokonya sendiri, dan itu adalah toko furnitur kuno. Aku dengar kalau beberapa furnitur berharga terbuat dari panel peti mati yang digali dari makam.
Tidak peduli bagaimanapun, dia bisa diangap sebagai orang yang berpengetahuan di bidang ini, jadi kalau aku bertanya dengannya itu pasti tidak akan salah.
Di malam hari, kakek meneleponku dan mengatakan kalau dia sudah sampai di tempat tujuannya, menyuruhku tidak perlu khawatir dan tetap tenang menjaga rumah serta toko.
Sejujurnya, aku tidak pernah khawatir tentang kakekku ini, karena kemampuannya meramal, dia pasti tidak akan pergi ke tempat yang tidak baik untuknya.
Aku tanya padanya kapan dia akan kembali, dan dia hanya menjawab satu kalimat yaitu kapan dia harus kembali, maka secara alami dia akan kembali.
Malam ini tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Keesokan paginya, sebelum aku pergi mencari pria gendut itu, dia sudah bergegas mendatangiku untuk membayar sewa. Aku juga tanpa basa-basi meminta uang sewa selama tiga bulan padanya, ini juga demi kebaikannya sendiri, dari pada nanti semua uangnya habis dan dia tidak punya uang untuk membayar sewa.
Setelah menerima uang sewa dari pria gendut itu, aku pergi sarapan, dan kemudian membuka toko untuk mempersiapkan bisnis di hari baru.
Biasanya selalu ada kakek yang berbaring di kursi goyang. Tapi hari ini, berubah menjadi aku. Sedangkan untuk TV hitam putih kecil, aku tidak menyalakannya. Aku tidak suka mendengar kebisingan dari TV itu.
Aku yang berbaring di kursi goyang, mulai berpikir saat ada kakek, dia pernah bilang kalau aku harus melakukan 3 hal:
Pertama mendapatkan istri, sebenarnya ini adalah hal yang harus dilakukan setiap pria.
Kedua, menabung, dan jumlahnya harus mencapai 10 juta. Katanya banyak hal yang tidak bisa dia ceritakan padaku. Hanya ketika nilaiku tinggi, maka aku baru bisa berhubungan dengan hal-hal yang tidak bisa aku sentuh sekarang.
Ketiga, mencari tahu penyebab sebenarnya kematian orang tuaku, dan kemudian membalas dendam mereka.
Bagian ini tentu harus dilakukan. Ketika orang tuaku meninggal, polisi menyimpulkan kalau mereka bunuh diri. Tapi setiap kali aku membicarakan hal ini, ekspresi kakek selalu aneh. Dia jelas tidak setuju dengan kesimpulan polisi itu, di dalamnya pasti ada sesuatu, jadi aku harus menemukan pelaku sebenarnya yang telah membunuh orang tuaku.
Dan kakek bilang kalau ketiga hal ini harus dilakukan satu per satu, dan aku tidak dapat melanggar urutanyna, jika tidak aku tidak akan pernah bisa menyelesaikan hal ketiga, sementara itu juga hal yang paling ingin aki ketahui di hidupku, aku ingin tahu di usiaku 7 tahun waktu itu apa yang telah terjadi pada orang tuaku.
Ketiga hal ini kedengarannya tidak ada hubungannya dengan yang berikutnya, tetapi aku percaya dengan apa yang dikatakan kakek, aku hanya perlu menyelesaikan 2 hal pertama, maka hal-hal berikutnya dapat diselesaikan dengan lancar.
Dan di antara 3 hal ini, menikahi seorang wanita, aku pikir aku bisa melakukannya dengan cepat, tetapi untukku mengumpulkan uang hingga 10 juta, itu rasanya agak jauh, jadi aku mulai sekarang harus lebih pelit dan hemat, kalau bisa menyimpan ya di simpan.
Tepat ketika aku memikirkan hal-hal ini, tirai pintu toko dibuka. 2 pria paruh baya kemarin kembali dan melihatku sendirian. Orang paruh baya yang berbicara denganku kemarin bertanya: Di mana Shenxiang?
Aku berbaring di kursi goyang dan berkata: Sudah pergi!
Pria paruh baya itu membeku sejenak: Kenapa bisa tiba-tiba? Kena penyakit apa?
Aku bilang: Bukannya mati, dia pergi, mengenai pergi ke mana, aku juga tidak tahu. Dia menyuruhku untuk tidak mencarinya. Oh ya, mengenai ramalanmu itu aku bisa melakukannya untukmu. Tentu saja, jika kamu tidak percaya padaku, kamu sekarang juga bisa pergi dari sini.
Mendengar apa yang aku katakan, pria paruh baya itu merasa sedikit tercekik, tetapi dia mengambil napas dalam-dalam dan berkata kepadaku: Ya sudah kalau begitu maaf merepotkan adik untuk memberiku ramalan. Kamu adalah cucu Shenxiang, dan kamu kemarin juga sudah menebak betul apa yang ada di sekitarku, aku tidak bisa datang sia-sia, jadi kamu bisa membantuku meramalku.
Aku bangkit dari kursi goyang dan bertanya: Margamu pak?
Pria paruh baya itu berkata: Margaku Liu, Johan Liu, usiaku tahun ini 40.
Aku mengangguk dan melanjutkan: Aku bisa meramalmu, tetapi menurut aturan yang telah ditetapkan kakekku padaku, perhitungan wajah itu gratis, aku kemarin telah melihatnya untukmu. Sisanya adalah perhitungan tangan dan kaki, tulang, aura, ramalan, tes karakter, kamu dapat memilih satu, ini semua yang aku kuasai, aku tidak pandai yang lain, tentu saja, jika kamu ingin menggunakan perhitungan lain, aku juga bisa mencoba.
Johan Liu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak ada yang lain, cukup ramalan saja. Senior Shenxiang 20 tahun yang lalu dengan ramalan telah membantuku melewati krisis. Dan karena perubahan haluan itulah aku bisa mencapai kesuksesanku hari ini.
Aku berdiri dan mengambil pena dan kertas sambil bertanya kepadanya: Oh, tuan Liu, kamu coba pikir dan tulis 300 digit di atas kertas. Aku akan memberimu perhitungan sederhana.
Johan Liu sedikit tidak senang ketika mendengarku mengatakan perhitungan sederhana: Masalah ini tidak sepele bagi saya, bagaimana bisa kamu menghitungnya dengan sederhana?
Saya tersenyum dan memberikan pena dan kertas di depannya, berkata: Tulis, jika kamu tidak ingin di hitung, Anda bisa pergi sekarang.
Alasan mengapa aku berani mengatakan ini karena aku dari perhitungan wajahnya dan usia lima elemen universiadenya dapat menyimpulkan kalau masalahnya akan segera berakhir, dan tidak perlu bersusah payah untuk menghitung apa pun.
Melihat sikap tegasku, Johan Liu hanya bisa mengambil pena dan kertas, dan aku di sebelahnya mengingatkannya: Pikirkan apa yang kamu minta, dan kemudian tulis 300 digit di atas kertas, baru berikan padaku.
Johan Liu mengangguk dan dengan cepat menulis 3 angka 165, 166, dan 126 di atas kertas. Aku setelah mendapatkan 3 angka itu dan menghitungnya sedikit, kemudian sudah mendapatkan heksagram dan garis perubahannya.
Algoritma ini sebenarnya dapat dilakukan oleh beberapa orang peramal. Di antara tiga angka, kelompok angka pertama dibagi 8 sesuai dengan heksagram bawah, yang merupakan heksagram bagian dalam, dan kelompok angka kedua juga sesuai dengan heksagram atas. Sisa dari kelompok angka terakhir dibagi 6 dan sesuai dengan perubahan.
Jika ketiga bilangan tersebut dapat dibagi, maka sisanya adalah bilangan yang dibagi.
Kemudian heksagram itu mulai didasarkan pada 8 karakter langit, api, guntur, angin, air, gunung, dan bumi yang sesuai dengan 8 angka dari 1 hingga 8, dan bisa menghitung heksagram ini. 3 set angka Johan Liu memiliki sisa dari 5, 6, dan 6, 2 yang pertama dapat disimpulkan sebagai angin dan air
Angka 6 adalah baris asli.
Menurut penjelasan pada heksagram, keberuntungan Johan Liu baru-baru ini akan sangat baik, dan dia akan segera mendapatkan ketenaran, dan kekayaan juga bergulir, tetapi rumahnya memerlukan air, air di sini mungkin air alami dari hujan lebat, atau mungkin juga pipa air rumahnya yang rusak. Selain itu, heksagram juga menunjukkan bahwa air ginjal Johan Liu terlalu bengkak, air ginjal tidak mencukupi, dan mungkin akan mengalami sakit ginjal.
Aku disini sedang memecahkan heksagram dengan sabar, dan Johan Liu sendiri tidak mendesak.
Setelah beberapa saat, aku berkata: Tuan Liu, begini, dengarkanku, setelah kembali nanti, apa yang harus kamu lakukan kamu lakukan ya, tidak akan butuh waktu lama keberuntungan akan berbalik padamu.
Bisnismu juga akan berkembang ke arah yang positif. Adapun hubunganmu dengan saudara tirimu, hubungan itu tidak akan menjadi lebih baik selama sisa hidupmu. Aku sarankan padamu untuk dari awal menarik garis yang jelas dengannya agar tidak terlibat apapun di masa depan. Selain itu, jika kamu memiliki rumah di dekat air Jangan tinggal di rumah itu dulu. Atau kalau tidak, periksa semua pipa saluran air di rumahmu, jika tidak akan ada beberapa kecelakaan kecil. Lalu untuk dirimu sendiri, kamu akhir-akhir ini terlalu banyak bekerja, jadi ginjalmu ada sedikit masalah dan kamu harus memeriksanya tepat waktu!
Johan Liu terkejut setelah mendengar ini: Kamu bagaimana bisa tahu kalau krisisku sebelumnya terlibat karena saudara tiriku?
Aku jawab: Dari wajahmu sudah terungkap. Selain itu, semuanya baik-baik saja kecuali ginjalmu, karena ini bukan masalahmu sendiri, jadi itu secara alami akan ikut terlibat. Di tambah dengan perhitungan wajahmu itu tidak sulit untuk dihitung.
Setelah mendengarkan perkataanku, sikap Johan Liu terhadapku berubah secara drastis dan dia dengan hormat berkata: Peramal Li, aku tidak menyangka kalau kamu bisa l lebih hebat daripada kakekmu sendiri.
Aku menggelengkan kepala dan berkata mana mungkin. Dibandingkan dengan kakekku, aku jauh lebih buruk.
Johan Liu kemudian berkata kalau aku terlalu rendah hati, dan kemudian dia bertanya berapa banyak uang yang aku inginkan. Aku pun memikirkannya. Para peramal tepi sungai itu hanya meminta 20 atau 30. Aku lebih baik dari mereka, jadi aku hanya meminta 100.
Setelah memikirkan itu aku mengangkat 1 jari, Johan Liu tidak mengatakan apa-apa kemudian menyapa Qiu di sebelahnya untuk membayar, dan kemudian Qiu memberiku setumpuk uang 100 yuan secara langsung.
Aku langsung tercengang.
Johan Liu berkata: Peramal Li, ini bayaran untukmu, aku harap kamu tidak merasa ini terlalu sedikit, aku ke depannya pasti akan terus mencarimu, jadi aku harap kamu mau menerima uang ini.
Aku hanya berkata: Tuan Liu, kamu ke depannya bisa memanggilku Dicky Li. Jangan panggil aku peramal Li, ini terdengar sangat canggung. Lagi pula uang ini, aku benar-benar tidak bisa menerimanya, aku hanya minta 100 itu sudah cukup.
Johan Liu menggelengkan kepalanya: Aku tahu aturan kalian. Ya sudah begini, semua barang di tokomu aku borong saja.
Aku memandang Johan Liu dan berkata: Barang di tokoku ini semuanya barang yang digunakan untuk orang mati, dan itu tidak bernilai uang. Kamu untuk apa menginginkan ini?
Johan Liu berkata: Ya untuk persiapan saja! Aku besok akan mengirim seseorang untuk memindahkan barang di sini.
Dia benar-benar orang yang tidak takut akan nasib buruk.
Setelah mengatakan ini, Johan Liu mengucapkan terima kasih beberapa kali dan kemudian pergi. Hanya menyisakan satu orang yang memegang setumpuk uang kertas dengan bingung. Apakah aku saat ini telah menjadi kaya raya?
Ada total beberapa ribu yuan barang di tokoku. Jika seseorang ingin membeli barang, aku biasanya membelinya sekarang dan tidak menyimpannya. Kalau begitu maka tokoku akan kosong melompong.
Setelah menerima uang Johan Liu, aku langsung menutup toko, dan kemudian berlari ke bank untuk mengajukan kartu dan menyetor uang.
Pada hari kedua, Johan Liu mengirim seseorang untuk membersihkan barang-barang kami dan memindahkan semuanya. Aku masih merasa sedikit berhutang padanya, jadi aku memberi mereka TV hitam putih kecil yang sering ditonton kakek.
Adapun kursi goyang yang sering ditidurkan kakek, aku tidak mau memberikannya kepada mereka.
Toko sudah kosong, jadi aku akan membeli beberapa barang lagi, tetapi ketika aku mengambil ponselku untuk menelepon, tiba-tiba aku punya ide, mengapa aku harus terus mengoperasikan toko ini? Kalau aku buka toko peramal bukannya lebih baik, dan itu mungkin bisa menaikkan harga sewaku di lantai dua.
Dengan pemikiran ini, aku pergi mencari alat meramal yang digunakan kakek sebelumnya. Setelah itu aku terpana, kakek sepertinya telah mengambil semua barang itu ketika dia pergi. Jika aku ingin meramal, maka aku harus membeli alatnya sendiri.
Aku mulai memikirkannya lagi, jika aku ingin membuka toko baru, tanpa alat penunjang apa pun itu mana mungkin, jadi aku pergi ke pasar furnitur lama untuk membeli beberapa furnitur antik gaya china bekas, sehingga tokoku tampaknya memang ahli dalam bidang itu.
Berbicara tentang membeli furnitur, aku kemudian mengenal seseorang di kabupaten, namanya Horas Ning. Di daerah ini dia memiliki tokonya sendiri, dan itu adalah toko furnitur kuno. Aku dengar kalau beberapa furnitur berharga terbuat dari panel peti mati yang digali dari makam.
Tidak peduli bagaimanapun, dia bisa diangap sebagai orang yang berpengetahuan di bidang ini, jadi kalau aku bertanya dengannya itu pasti tidak akan salah.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved