Bab 1 Meramal
by George
09:48,Jul 23,2021
Namaku Dicky Li, tahun ini usiaku 20 tahun. Hidupku bergantung pada kakek. Saat ini kami menjalankan toko keperluan orang meninggal di sebuah daerah kecil di utara. Pintu depan toko kami adalah rumah kami sendiri, sebuah bangunan yang terdiri dari 2 lantai. Di lantai pertama ada rumah kami dan muka pintu toko kami. Lantai dua adalah rumah untuk disewa, dan disana ada 4 penyewa.
Karena keluargaku melakukan bisnis untuk orang yang sudah meninggal, jadi tempat di lantai dua tidak pernah disewa dengan harga bagus. Banyak orang datang ke sini untuk menyewa rumah, tapi ketika melihat lantai pertama kami adalah toko keperluan orang meninggal, mereka langsung berbalik dan menyewanya di tempat lain, jadi orang yang bisa datang untuk menyewa di sini semuanya dengan pendapatan terbatas dan benar-benar tidak ada cara lain. Misalnya, penyewa yang bekerja sebagai penjaga warnet di sebelah timur lantai dua ini dia belum membayar sewa selama 2 bulan. Aku hari ini juga akan mendesaknya membayar uang sewa, jika dia tidak membayar lagi, maka aku akan menyuruhnya pergi dari sini.
Tapi meski penyewa lainnya juga relatif kesulitan dan hidup pas-pasan, tapi uang sewa mereka tetap dibayar tepat waktu.
Di pagi hari itu, aku dengar kalau penjaga warnet telah kembali dari shift malamnya jadi aku dari pintu belakang toko langsung masuk ke halaman mencarinya untuk meminta uang sewa, dan aku sudah menyiapkan diri untuk menunjukkan wajah galak meminta uang sewa.
Pria penjaga warnet ini agak gemuk, berkacamata, tingginya sekitar 1,6 meter, usianya 19 tahun, tepat 1 tahun lebih muda dariku dan menyukai game online, tapi karena tidak punya uang untuk bermain game online, dia jadi mencari pekerjaan sebagai penjaga warnet, dengar-dengar sebagai penjaga warnet bisa memiliki akses gratis ke internet.
Wajahnya bulat dan fitur wajahnya cukup oke, tetapi sayangnya dalam hidupnya ini tidak memiliki keberuntungan dan ditakdirkan untuk tidak memiliki uang di sepanjang hidup, bahkan jika dia tiba-tiba mendapat rejeki nomplok, dia tetap akan cepat kalap dan kehabisan uang atau kalau tidak dia akan menemui kesialan. Kalian pasti bertanya mengapa aku bisa mengetahui ini? Aku ini bukan menebak, tapi aku mempelajari keahlian membaca hidup orang dari kakekku. Meskipun kami membuka toko keperluan orang meninggal, tapi sebelum kami membuka toko kakekku adalah seorang peramal, dan dia dulu masih disebut peramal hebat oleh orang-orang. Sayangnya, kakekku dulu saat meramal ada menyinggung beberapa orang, dan ini secara tidak langsung menyebabkan kematian orang tuaku. Setelah itu, kakekku tidak pernah membantu siapa pun meramal lagi, hingga akhirnya dia memilih membuka toko ini.
Meskipun kakekku tidak ingin meramal lagi, tapi dia tidak ingin kehilangan kemampuannya, jadi dia mengajari hal itu padaku, tetapi dia bilang padaku, selama dia masih hidup, aku tidak diizinkan mencari nafkah dengan meramal. Tunggu setelah dia meninggal, dia tidak bisa mengendalikannya lagi. Jadi sampai hari ini, aku belum secara resmi meramal siapa pun, atau melihat diriku sendiri, dan aku juga tidak tahu apakah ramalanku tepat atau tidak, dan apakah yang aku lihat benar atau tidak.
Hari ini, setelah aku mencegat penjaga warnet gemuk di halaman, aku pun sedikit terkejut.
Penjaga warnet itu melihatku juga terkejut. Dia sepertinya telah menebak kalau aku akan meminta uang sewa. Jadi tanpa menunggu aku berbicara, dia langsung bilang, memintaku untuk memberinya waktu 1 hari lagi, besok pagi setelah bangun dia akan memberikannya kepadaku.
Aku melambaikan tangan dan berkata: Sepertinya kamu akan menghasilkan uang lebih ya?
Aku mengatakan ini karena aku melihat benjolan merah bulat di dahi dan hidung pria ini.
Penjaga warnet gendut ini berusia 19 tahun. Menurut numerologi, untuk kekayaan sekilas bisa di lihat di dahi. Jika dahinya jelas dan menonjol, maka kekayaannya akan sangat makmur di tahun ini. Tapi jika datar, kekayaannya hanya akan menjadi rata-rata. Tapi jika cekung atau terdistorsi, maka nasibnya pasti buruk.
Dahi penjaga warnet ini sebelumnya sedikit cekung. Di usia muda, dahinya sering tenggelam dan berkerut, menunjukkan kalau dia tidak beruntung pada usia 19 tahun, tetapi hari ini benjolan merah tiba-tiba muncul di sana , menunjukkan kalau keberuntungannya baru-baru ini telah berubah, dan akan menghasilkan dalam waktu 1 atau 2 hari.
Dan alasan aku dengan yakin menyatakan kalau dia akan menghasilkan uang lebih karena dia memiliki benjolan merah di hidungnya. Hidung adalah simbol kekayaan seseorang, itu adalah sumber utama kekayaan. Aku sebelumnya menyimpulkan kalau penjaga warnet gendut ini tidak akan dapat menghasilkan kekayaan seumur hidupnya karena aku melihat lubang hidungnya terbalik, dan lubang hidungnya kosong dan besar, mirip dengan babi. Simbol kekayaan semacam ini adalah kekayaan terburuk. Numerologi mengatakan kalau orang seperti ini tidak dapat mengumpulkan kekayaan di seumur hidupnya.
Tapi hari ini, benjolan merah di hidungnya menyebabkan beberapa kemerahan dan bengkak di sebelah lubang hidungnya, membuat lubang hidungnya kurang terbuka, yang berarti dia akhir-akhir ini akan menghasilkan banyak uang.
Jadi begitu aku mengatakan itu, pria gendut itu dengan heran bertanga: Kamu bagaimana bisa tahu?
Aku melanjutkan: Aku tidak hanya tahu kalau kamu akan mendapatkan uang, tetapi aku juga tahu mengapa kamu bisa mendapatkan uang.
Penjaga warnet gendut ini memintaku untuk membicarakannya. Dan minatku pun juga ikut naik, aku pun melanjutkan: Ini sangat sederhana, kamu bermain game, kamu memiliki peralatan yang bagus, dan kamu menjualnya dengan harga tetap, dan kamu akan menjualnya malam ini, benar kan kataku.
Pria gendut itu bertepuk tangan: Bos, kamu benar-benar hebat. Ya aku barusan memang memainkan peralatan yang bagus. Bukannya aku mau pamer, tapi pedang yang ku keluarkan di permainan dapat terjual lebih dari 4.000 yuan. Ini dalam bentuk uang yuan loh bukan uang di dalam game, haha, harganya sebesar gaji kerjaku dalam 3 bulan, ngomong-ngomong, kamu bagaimana bisa menebaknya?
Aku tahu anak ini besok pasti bisa membayar uang sewa, jadi aku tidak mengusirnya pergi, melainkan menyuruhnya kembali ke kamar dan istirahat. Besok ingat untuk mengantar uang sewa. Dia melihatku memberinya waktu sehari lagi, tidak banyak bertanya dan naik ke atas kembali ke kamarnya.
Adapun bagaimana aku mengetahui kalau dia mendapatkan uang dari bermain game, itu sangatlah mudah. Dia suka bermain game. Dia tidak memiliki profesi lain selain menjadi penjaga warnet, dan dia juga pernah mengatakan padaku kalau gamenya dapat menghasilkan uang.
Di tambah benjol dan bintik merah di wajahnya, yang juga merupakan gejala terlalu banyak begadang. Jika dia hanya melakukan pekerjaan sebagai penjaga warnet, dia di malam hari pasti tidak akan terlalu mengpush dirinya untuk bergadang. Aku pernah mendengar darinya kalau dia bisa tidur tanpa main game di malam hari, tapi sekarang pria gendut ini pasti begadang untuk main game, jadi dengan kni tidak sulit untuk mengetahui kalau dia menghasilkan uang dari gamenya.
Sebenarnya meramal itu hanya seperti ini. Selama hal sebelumnya bisa di tebak dengan benar maka bagian terakhir sebagian besar cukup didasarkan pada tebakan. Tentu saja, jika bagian depannya hancur, maka tebakan di akhir kemungkinan besar akan salah, dan dan akan di sebut orang-orang sebagai pembohong.
Pria gendut itu kembali ke kamarnya, dan aku kembali ke toko dari pintu belakang. Kakekku sedang menonton TV hitam-putih kecil di kursi goyangnya. Di dalam TV itu sedang memutar film drama. Aku tidak begitu tertarik, jadi aku pergi menyiapkan barang yang sudah di pesan oleh pembeli yang nanti akan di ambil di toko.
Ibu bos pembeli itu meninggal, jadi dia ingin membeli 2 karangan bunga dan mengirimkannya. Aku telah melipat semua karangan bunga, dan bait puisi yang tertulis di atasnya juga disiapkan untuknya, memasukkannya ke dalam tas belanja, jadi tinggal menunggu orang itu datang dan mengambilnya.
Saat aku mengatur beberapa hal dan keperluan di sini, kakekku berkata: Tebakanmu pada anak barusan cukup bagus, tetapi sayang sekali kamu kurang mengatakan satu hal.
Aku bertanya pada kakek apa itu, dan dia berkata: Kamu lupa, dia adalah orang yang tidak dapat menyimpan kekayaannya, kamu harusnya memintanya setelah membayar sewa untuk membayar sewa selama 3 atau 4 bulan ke depan, karena kalau tidak uangnya bulan depan akan habis, dan tidak bisa membayar uang sewa lagi. Kalau kamu melakukan hal tadi itu tentu baik bagi kita, juga baik untuk dia.
Aku cepat-cepat mengangguk dan berkata ya, aku tidak ingin anak ini menunggak sewa bulan depan, asal tahu saja, uang yang aku peroleh sekarang adalah milik istriku di masa depan, dan itu akan digunakan untuk persiapanku melamar wanita kelak.
Setelah itu, aku terus menata karangan bunga di toko, dan setiap beberapa saat pergi ke pintu toko untuk melihat apakah pembeli itu sudah datang untuk mengambil barangnya atau belum, meskipun dia sudah membayar uang muka, tetapi sisanya belum dibayar.
Aku berjalan-jalan di pintu toko sebentar dan kemudian kembali ke toko. Kakekku pun berkata: Jangan di tunggu, dia hari ini tidak akan datang. Saat dia kemarin datang aku melihat wajahnya, hari ini adalah bencana, takutnya dia sudah digugat, atau pergi ke rumah sakit, jadi ya, kita sudah mendapatkan depositnya, dan kita tidak perlu memberinya barang ini.
Mendengar apa yang kakek katakan, aku pun menutup karangan bunga itu, karena apa yang dikatakan kakek tidak pernah meleset.
Aku tanpa sadar bertanya kepada kakek kenapa kemarin dia tidak mengingatkan orang itu dan memintanya untuk lebih memperhatikan beberapa hal. Kakekku menutup matanya dan berkata dengan marah: Kamu lupa kalau aku telah bersumpah, untuk tidak akan membantu siapa pun. Apa yang ku lihat ini, Aku mengetahuinya, tapi aku hanya menyimpannya di hatiku, atau mengobrolkannya denganmu. Aku tidak akan pernah memberi tahu orang itu, kalau tidak aku akan mati karena melanggar sumpahku sendiri. Apa kamu ingin aku mati?
Aku melambaikan tangan dan berkata: Ya sudah kalau kamu tidak mau mengatakan ya jangan katakan, mengapa kamu marah, ya sudah, sepertinya toko hari ini tidak ada pemasukan lain, aku mau pergi mencari pacarku, hari ini ibu Florence ingin aku makan di rumahnya, untuk membicarakan tentangku dan Florence. Jika ibunya setuju, maka masalah antara aku dan Florence akan oke, dan kamu akan segera memiliki menantu perempuan.
Kakekku pun tersenyum dan berkata: Oh, ya sudah kalau begitu pergilah.
Florence adalah pacarku, nama lengkapnya adalah Florence Cai. Penampilannya cukup oke, tapi dia agak pendek, tingginya kurang dari 1,5 meter. Dia bekerja di sebuah mal di kabupaten dan membantu orang menjual pakaian. Aku ada satu waktu pergi membeli pakaian di mal dan bertemu berkenalan dengannya, kemudian kami berdua memiliki hubungan, tetapi karena kakekku dan aku tidak punya banyak uang dan tidak mampu membeli rumah di kota, jadi hubunganku dengan Florence selalu ditentang oleh ibunya.
Adapun aku, meskipun penampilanku terlihat baik, tapi saat SMA aku putus sekolah. Aku tidak memiliki ijazah. Aku tidak memiliki penghasilan lain selain bekerja di tokoku ini. Aku juga tidak punya uang begitu juga keluargaku, jadi aku bisa menemukan pacar itu sudah sangat tidak mudah, dan karena itu juga aku memutuskan untuk mempertahankan cintaku dengan Florence sampai mati.
Hanya saja sikap Florence terhadapku akhir-akhir ini agak dingin. Untuk menyenangkannya, aku minggu lalu memaksa diriku mengeluarkan dan menghabiskan lebih dari 500 yuan untuk membelikannya rok. Asal tahu saja celana dan kaos di tubuhku semuanya barang jalanan.
Tapi uang yang ku keluarkan itu tidak sia-sia, Florence akhirnya berhasil membujuk ibunya dan setuju untuk membiarkanku pergi ke rumahnya untuk makan siang.
Jadi sebelum aku pergi, aku harus berdandan dan menunjukkan sisi terbaikku di depan Florence dan ibunya. Tentu saja, aku harus pergi ke pusat perbelanjaan di kabupaten terlebih dahulu untuk memilih beberapa hadiah untuk Florence dan keluarganya.
Karena keluargaku melakukan bisnis untuk orang yang sudah meninggal, jadi tempat di lantai dua tidak pernah disewa dengan harga bagus. Banyak orang datang ke sini untuk menyewa rumah, tapi ketika melihat lantai pertama kami adalah toko keperluan orang meninggal, mereka langsung berbalik dan menyewanya di tempat lain, jadi orang yang bisa datang untuk menyewa di sini semuanya dengan pendapatan terbatas dan benar-benar tidak ada cara lain. Misalnya, penyewa yang bekerja sebagai penjaga warnet di sebelah timur lantai dua ini dia belum membayar sewa selama 2 bulan. Aku hari ini juga akan mendesaknya membayar uang sewa, jika dia tidak membayar lagi, maka aku akan menyuruhnya pergi dari sini.
Tapi meski penyewa lainnya juga relatif kesulitan dan hidup pas-pasan, tapi uang sewa mereka tetap dibayar tepat waktu.
Di pagi hari itu, aku dengar kalau penjaga warnet telah kembali dari shift malamnya jadi aku dari pintu belakang toko langsung masuk ke halaman mencarinya untuk meminta uang sewa, dan aku sudah menyiapkan diri untuk menunjukkan wajah galak meminta uang sewa.
Pria penjaga warnet ini agak gemuk, berkacamata, tingginya sekitar 1,6 meter, usianya 19 tahun, tepat 1 tahun lebih muda dariku dan menyukai game online, tapi karena tidak punya uang untuk bermain game online, dia jadi mencari pekerjaan sebagai penjaga warnet, dengar-dengar sebagai penjaga warnet bisa memiliki akses gratis ke internet.
Wajahnya bulat dan fitur wajahnya cukup oke, tetapi sayangnya dalam hidupnya ini tidak memiliki keberuntungan dan ditakdirkan untuk tidak memiliki uang di sepanjang hidup, bahkan jika dia tiba-tiba mendapat rejeki nomplok, dia tetap akan cepat kalap dan kehabisan uang atau kalau tidak dia akan menemui kesialan. Kalian pasti bertanya mengapa aku bisa mengetahui ini? Aku ini bukan menebak, tapi aku mempelajari keahlian membaca hidup orang dari kakekku. Meskipun kami membuka toko keperluan orang meninggal, tapi sebelum kami membuka toko kakekku adalah seorang peramal, dan dia dulu masih disebut peramal hebat oleh orang-orang. Sayangnya, kakekku dulu saat meramal ada menyinggung beberapa orang, dan ini secara tidak langsung menyebabkan kematian orang tuaku. Setelah itu, kakekku tidak pernah membantu siapa pun meramal lagi, hingga akhirnya dia memilih membuka toko ini.
Meskipun kakekku tidak ingin meramal lagi, tapi dia tidak ingin kehilangan kemampuannya, jadi dia mengajari hal itu padaku, tetapi dia bilang padaku, selama dia masih hidup, aku tidak diizinkan mencari nafkah dengan meramal. Tunggu setelah dia meninggal, dia tidak bisa mengendalikannya lagi. Jadi sampai hari ini, aku belum secara resmi meramal siapa pun, atau melihat diriku sendiri, dan aku juga tidak tahu apakah ramalanku tepat atau tidak, dan apakah yang aku lihat benar atau tidak.
Hari ini, setelah aku mencegat penjaga warnet gemuk di halaman, aku pun sedikit terkejut.
Penjaga warnet itu melihatku juga terkejut. Dia sepertinya telah menebak kalau aku akan meminta uang sewa. Jadi tanpa menunggu aku berbicara, dia langsung bilang, memintaku untuk memberinya waktu 1 hari lagi, besok pagi setelah bangun dia akan memberikannya kepadaku.
Aku melambaikan tangan dan berkata: Sepertinya kamu akan menghasilkan uang lebih ya?
Aku mengatakan ini karena aku melihat benjolan merah bulat di dahi dan hidung pria ini.
Penjaga warnet gendut ini berusia 19 tahun. Menurut numerologi, untuk kekayaan sekilas bisa di lihat di dahi. Jika dahinya jelas dan menonjol, maka kekayaannya akan sangat makmur di tahun ini. Tapi jika datar, kekayaannya hanya akan menjadi rata-rata. Tapi jika cekung atau terdistorsi, maka nasibnya pasti buruk.
Dahi penjaga warnet ini sebelumnya sedikit cekung. Di usia muda, dahinya sering tenggelam dan berkerut, menunjukkan kalau dia tidak beruntung pada usia 19 tahun, tetapi hari ini benjolan merah tiba-tiba muncul di sana , menunjukkan kalau keberuntungannya baru-baru ini telah berubah, dan akan menghasilkan dalam waktu 1 atau 2 hari.
Dan alasan aku dengan yakin menyatakan kalau dia akan menghasilkan uang lebih karena dia memiliki benjolan merah di hidungnya. Hidung adalah simbol kekayaan seseorang, itu adalah sumber utama kekayaan. Aku sebelumnya menyimpulkan kalau penjaga warnet gendut ini tidak akan dapat menghasilkan kekayaan seumur hidupnya karena aku melihat lubang hidungnya terbalik, dan lubang hidungnya kosong dan besar, mirip dengan babi. Simbol kekayaan semacam ini adalah kekayaan terburuk. Numerologi mengatakan kalau orang seperti ini tidak dapat mengumpulkan kekayaan di seumur hidupnya.
Tapi hari ini, benjolan merah di hidungnya menyebabkan beberapa kemerahan dan bengkak di sebelah lubang hidungnya, membuat lubang hidungnya kurang terbuka, yang berarti dia akhir-akhir ini akan menghasilkan banyak uang.
Jadi begitu aku mengatakan itu, pria gendut itu dengan heran bertanga: Kamu bagaimana bisa tahu?
Aku melanjutkan: Aku tidak hanya tahu kalau kamu akan mendapatkan uang, tetapi aku juga tahu mengapa kamu bisa mendapatkan uang.
Penjaga warnet gendut ini memintaku untuk membicarakannya. Dan minatku pun juga ikut naik, aku pun melanjutkan: Ini sangat sederhana, kamu bermain game, kamu memiliki peralatan yang bagus, dan kamu menjualnya dengan harga tetap, dan kamu akan menjualnya malam ini, benar kan kataku.
Pria gendut itu bertepuk tangan: Bos, kamu benar-benar hebat. Ya aku barusan memang memainkan peralatan yang bagus. Bukannya aku mau pamer, tapi pedang yang ku keluarkan di permainan dapat terjual lebih dari 4.000 yuan. Ini dalam bentuk uang yuan loh bukan uang di dalam game, haha, harganya sebesar gaji kerjaku dalam 3 bulan, ngomong-ngomong, kamu bagaimana bisa menebaknya?
Aku tahu anak ini besok pasti bisa membayar uang sewa, jadi aku tidak mengusirnya pergi, melainkan menyuruhnya kembali ke kamar dan istirahat. Besok ingat untuk mengantar uang sewa. Dia melihatku memberinya waktu sehari lagi, tidak banyak bertanya dan naik ke atas kembali ke kamarnya.
Adapun bagaimana aku mengetahui kalau dia mendapatkan uang dari bermain game, itu sangatlah mudah. Dia suka bermain game. Dia tidak memiliki profesi lain selain menjadi penjaga warnet, dan dia juga pernah mengatakan padaku kalau gamenya dapat menghasilkan uang.
Di tambah benjol dan bintik merah di wajahnya, yang juga merupakan gejala terlalu banyak begadang. Jika dia hanya melakukan pekerjaan sebagai penjaga warnet, dia di malam hari pasti tidak akan terlalu mengpush dirinya untuk bergadang. Aku pernah mendengar darinya kalau dia bisa tidur tanpa main game di malam hari, tapi sekarang pria gendut ini pasti begadang untuk main game, jadi dengan kni tidak sulit untuk mengetahui kalau dia menghasilkan uang dari gamenya.
Sebenarnya meramal itu hanya seperti ini. Selama hal sebelumnya bisa di tebak dengan benar maka bagian terakhir sebagian besar cukup didasarkan pada tebakan. Tentu saja, jika bagian depannya hancur, maka tebakan di akhir kemungkinan besar akan salah, dan dan akan di sebut orang-orang sebagai pembohong.
Pria gendut itu kembali ke kamarnya, dan aku kembali ke toko dari pintu belakang. Kakekku sedang menonton TV hitam-putih kecil di kursi goyangnya. Di dalam TV itu sedang memutar film drama. Aku tidak begitu tertarik, jadi aku pergi menyiapkan barang yang sudah di pesan oleh pembeli yang nanti akan di ambil di toko.
Ibu bos pembeli itu meninggal, jadi dia ingin membeli 2 karangan bunga dan mengirimkannya. Aku telah melipat semua karangan bunga, dan bait puisi yang tertulis di atasnya juga disiapkan untuknya, memasukkannya ke dalam tas belanja, jadi tinggal menunggu orang itu datang dan mengambilnya.
Saat aku mengatur beberapa hal dan keperluan di sini, kakekku berkata: Tebakanmu pada anak barusan cukup bagus, tetapi sayang sekali kamu kurang mengatakan satu hal.
Aku bertanya pada kakek apa itu, dan dia berkata: Kamu lupa, dia adalah orang yang tidak dapat menyimpan kekayaannya, kamu harusnya memintanya setelah membayar sewa untuk membayar sewa selama 3 atau 4 bulan ke depan, karena kalau tidak uangnya bulan depan akan habis, dan tidak bisa membayar uang sewa lagi. Kalau kamu melakukan hal tadi itu tentu baik bagi kita, juga baik untuk dia.
Aku cepat-cepat mengangguk dan berkata ya, aku tidak ingin anak ini menunggak sewa bulan depan, asal tahu saja, uang yang aku peroleh sekarang adalah milik istriku di masa depan, dan itu akan digunakan untuk persiapanku melamar wanita kelak.
Setelah itu, aku terus menata karangan bunga di toko, dan setiap beberapa saat pergi ke pintu toko untuk melihat apakah pembeli itu sudah datang untuk mengambil barangnya atau belum, meskipun dia sudah membayar uang muka, tetapi sisanya belum dibayar.
Aku berjalan-jalan di pintu toko sebentar dan kemudian kembali ke toko. Kakekku pun berkata: Jangan di tunggu, dia hari ini tidak akan datang. Saat dia kemarin datang aku melihat wajahnya, hari ini adalah bencana, takutnya dia sudah digugat, atau pergi ke rumah sakit, jadi ya, kita sudah mendapatkan depositnya, dan kita tidak perlu memberinya barang ini.
Mendengar apa yang kakek katakan, aku pun menutup karangan bunga itu, karena apa yang dikatakan kakek tidak pernah meleset.
Aku tanpa sadar bertanya kepada kakek kenapa kemarin dia tidak mengingatkan orang itu dan memintanya untuk lebih memperhatikan beberapa hal. Kakekku menutup matanya dan berkata dengan marah: Kamu lupa kalau aku telah bersumpah, untuk tidak akan membantu siapa pun. Apa yang ku lihat ini, Aku mengetahuinya, tapi aku hanya menyimpannya di hatiku, atau mengobrolkannya denganmu. Aku tidak akan pernah memberi tahu orang itu, kalau tidak aku akan mati karena melanggar sumpahku sendiri. Apa kamu ingin aku mati?
Aku melambaikan tangan dan berkata: Ya sudah kalau kamu tidak mau mengatakan ya jangan katakan, mengapa kamu marah, ya sudah, sepertinya toko hari ini tidak ada pemasukan lain, aku mau pergi mencari pacarku, hari ini ibu Florence ingin aku makan di rumahnya, untuk membicarakan tentangku dan Florence. Jika ibunya setuju, maka masalah antara aku dan Florence akan oke, dan kamu akan segera memiliki menantu perempuan.
Kakekku pun tersenyum dan berkata: Oh, ya sudah kalau begitu pergilah.
Florence adalah pacarku, nama lengkapnya adalah Florence Cai. Penampilannya cukup oke, tapi dia agak pendek, tingginya kurang dari 1,5 meter. Dia bekerja di sebuah mal di kabupaten dan membantu orang menjual pakaian. Aku ada satu waktu pergi membeli pakaian di mal dan bertemu berkenalan dengannya, kemudian kami berdua memiliki hubungan, tetapi karena kakekku dan aku tidak punya banyak uang dan tidak mampu membeli rumah di kota, jadi hubunganku dengan Florence selalu ditentang oleh ibunya.
Adapun aku, meskipun penampilanku terlihat baik, tapi saat SMA aku putus sekolah. Aku tidak memiliki ijazah. Aku tidak memiliki penghasilan lain selain bekerja di tokoku ini. Aku juga tidak punya uang begitu juga keluargaku, jadi aku bisa menemukan pacar itu sudah sangat tidak mudah, dan karena itu juga aku memutuskan untuk mempertahankan cintaku dengan Florence sampai mati.
Hanya saja sikap Florence terhadapku akhir-akhir ini agak dingin. Untuk menyenangkannya, aku minggu lalu memaksa diriku mengeluarkan dan menghabiskan lebih dari 500 yuan untuk membelikannya rok. Asal tahu saja celana dan kaos di tubuhku semuanya barang jalanan.
Tapi uang yang ku keluarkan itu tidak sia-sia, Florence akhirnya berhasil membujuk ibunya dan setuju untuk membiarkanku pergi ke rumahnya untuk makan siang.
Jadi sebelum aku pergi, aku harus berdandan dan menunjukkan sisi terbaikku di depan Florence dan ibunya. Tentu saja, aku harus pergi ke pusat perbelanjaan di kabupaten terlebih dahulu untuk memilih beberapa hadiah untuk Florence dan keluarganya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved