Bab 5 Bertemu Hantu

by George 09:48,Jul 23,2021
Melihat sosok gelap itu, Horas Ning dan aku langsung berteriak: Siapa!

Sosok hitam itu tidak menjawab, tapi tertawa kecil, dan mencondongkan tubuh ke sudut tokoku.

Kecepatannya sangat cepat, lebih dari kecepatan kucing hutan.

Begitu melihatnya melarikan diri, Horas Ning dan aku menjadi lebih berani. Kami mengejar ke sudut bersama-sama, aku sambil berlari sambil mengutuk: "Sialan, mencuri barang di tokoku, dia memangnya tidak tahu tempat apa ini sebelumnya, ini dulu toko peralatan orang meninggal!

Begitu aku mengucapkan kata toko peralatan orang meninggal, entah bagaimana, punggungku tiba-tiba menjadi dingin.

Horas Ning di sebelahku menyenggolku dan berkata: Kamu ini sedang menakuti dia atau menakuti aku?

Saat mengatakan itu, Horas Ning dan aku memblokir sosok hitam ke sudut dinding, mengambil senter, dan menemukan kalau dia sedang berjongkok menghadap ke sudut.

Sosok hitam ini memiliki rambut putih dan mengenakan mantel berlapis hitam. Tunggu, mantel berlapis, sekarang kan musim panas, mungkinkah itu pakaian yang biasa orang meninggal pakai!

Bukan hanya aku, Horas Ning juga memikirkan pakaian itu, jadi kami berdua tanpa sadar mundur selangkah.

Kamu siapa? Aku mengambil senter dan mengambil beberapa bidikan di sosok gelap itu.

Pada saat ini aku dengan tenang melihatnya, ya Tuhan, cahaya senterku telah melewati tubuhnya dan mengenai sudut dinding, dan sudut itu tidak meninggalkan bayangannya.

Tepat ketika aku sangat terkejut hingga tidak bisa menutup mulutku, sosok hitam itu bergerak, dan dia tiba-tiba meraih dinding dengan tangannya, dan kemudian naik ke dinding seperti tokek.

Tapi bukan itu masalahnya, karena setelah dia naik ke atas, seluruh tubuhnya naik ke langit-langit dan menghilang dari sana.

Hanya menyisakan Horas Ning dan aku yang berdiri di tempat.

Horas Ning menelan ludah dan berkata, "Kamu melihatnya kan, Dicky!"

Aku juga menelan ludah dan berkata: Ya aku melihatnya, aku juga tidak buta!

Kami berdiri di sana sebentar dan merasa punggung kami mengucurkan keringat dingin, jadi kami buru-buru mundur keluar dari toko, mengunci pintu, Horas Ning bertanya kepadaku apa yang harus dilakukan, aku hanya menggelengkan kepala dan berkata: Aku juga belum pernah mengalami situasi ini, orang barusan tadi dia sepertinya hantu.

Sebelumnya, aku hanya mendengar kakek berbicara tentang hantu. Tapi aku sendiri tidak pernah melihat hantu. Aku selalu merasa kalau itu hanya cerita yang dibuat oleh kakek, tetapi sekarang aku telah melihatnya sendiri.

Ketika perasaanku sedang berkecamuk, Horas Ning di sebelahku menyentuhku dan bertanya: Coba kamu pikir orang itu naik ke langit-langit, mungkinkah dia akan pergi ke lantai 2? Penyewa toko mana yang termasuk dalam ruangan di atas tokomu?

Horas Ning saat ini mengingatkanku kalau makhluk itu tidak melarikan diri, tetapi mungkin masuk ke kamar di lantai atas. Dan penyewa kamar itu adalah wanita yang bekerja di KTV.

Ketika aku mengatakan ini, Horas Ning l bertanya kepadaku: Tidak akan terjadi apa-apa lah ya, jangan sampai ada yang mati di tempatmu ini, aku takutnya rumahmu ini nanti tidak akan ada yang mau menyewanya lagi.

Puih! Aku menyela Horas Ning dan berkata, "Jangan sembarangan bicara, ikut aku naik ke atas untuk melihat itu, siapapun yang memotong jalan uangku, sekalipun itu hantu, aku pasti tidak akan membiarkannya pergi dan berbuat begitu saja.

Horas Ning masih ingin menarikku, tapi aku sudah menaiki tangga.

Melihat dia tidak bisa menahanku, dia akhirnya tidak punya pilihan selain mengikutiku.

Tak lama kemudian kami berdua sampai di depan pintu wanita KTV tersebut. Lampu di kamar itu hitam, sunyi, tidak ada suara, dan aku tidak tahu apakah terjadi sesuatu atau tidak.

Horas Ning bertanya padaku dengan suara rendah harus bagaimana. Aku berpikir sebentar dan mengetuk pintu. Dan tak lama ada suara ketakutan dari wanita KTV itu: Siapa?

Aku dengan suara kecil berkata: Aku, pemilik rumah.

Suara wanita KTV itu tidak ketakutan seperti di awal, dia berkata: Oh jadi itu kakak pemilik rumah. Aku hari ini sedang tidak nyaman, datang di lain waktu saja ya.

Sepertinya dia telah salah paham denganku.

Horas Ning di sebelahku menatapku dan bertanya: Kamu sering datang?

Aku segera menjawabnya: Gigimu, ini pertama kalinya, cui cui cui, pertama kali apanya, kita di sini hari ini untuk menangkap hantu.

Karena Horas Ning dan aku berbicara sedikit cemas, mungkin wanita KTV itu mendengar beberapa perkataan kami, jadi bertanya: Tuan, ada seseorang di sebelahmu? Kamu barusan bilang tangkap apa, hantu? Di rumahmu ada hantu?

Aku segera menjelaskan: Tidak, kamu salah dengar. Kami barusan bilang mau menangkap pencuri. Barusan ada orang pergi ke toko di bawah mencuri sesuatu. Aku naik untuk bertanya apa kalian disini ada menangkapnya.

Karena aku telah mengatakan itu, jadi aku memanggil semua penyewa di lantai 2. Semua orang terlihst normal. Aku tidak melihat sosok gelap. Setelah beberapa saat, aku akhirnya mengatakan kalau pencuri itu mungkin sudah melarikan diri, sekalian menyuruh semua orang untuk memeriksa apakah ada barang mereka yang kurang.

Semua orang mengatakan kalau tidak ada yang hilang, dan insiden ini akhirnya berakhir.

Ketika aku turun, Horas Ning tidak berani tidur sendirian, dan bilang mau tidur denganku, aku sendiri pun sebenarnya tidak berani sendirian lagi, jadi kami berdua akhirnya tidur berdesakan di kamar kakekku sepanjang malam.

Tak satu pun dari kami tidur nyenyak malam ini, dan terus memikirkan sosok gelap tadi, setiap kali ada sedikit gerakan, kami akan was-was, hingga ketika hampir fajar kami berdua baru bisa tertidur.

Ketika kami bangun hari sudah siang.

Hal pertama yang ku lakukan setelah bangun tidur adalah pergi ke toko untuk melihat apa yang terjadi.

Setelah masuk, Horas Ning dan aku menemukan kalau meja buku yang jelas-jelas ditarik tadi malam berada kembali di tengah toko, dan itu hampir persis sama dengan yang kami tempatkan kemarin, seperti yang kami lihat tadi malam, semua itu hanya mimpi.

Horas Ning melingkari meja buku 2 kali dan berkata: Bagaimana ini bisa terjadi?

Aku menggelengkan kepalaku, dan Horas Ning melanjutkan: Dicky, kalau tidak, kita bakar saja meja ini, auranya terlalu jahat, dan aku tidak ingin menyakitimu.

Aku berjalan ke meja buku dan keliling 2 kali kemudian berkata: Kalau benda ini dibakar, sepertinya masalahku akan menjadi lebih besar, hantu itu lahir dari meja buku ini, jika kita membakarnya, dia pasti akan mengganggu kita seumur hidup, sekarang cara paling terbaik adalah mencoba apakah kita bisa menyingkirkan makhluk itu pergi dari sini.

Horas Ning kemudian bertanya kepadaku: Kamu memangnya bisa itu?

Aku mengaku kepada Horas Ning dan berkata: Kakekku ada mengajariku, tetapi aku dulu hanya mendengarkannya sebagai sebuah cerita. Aku tidak menganggapnya serius, jadi aku tidak terlalu mengingat dan mempelajarinya, bisa atau tidaknya itu, aku juga tidak tahu, tapi sebelum mengirimnya pergi, aku masih harus melakukan 1 hal.

Horas Ning bertanya apa itu, aku menarik napas dalam-dalam dan berkata: Memberinya ramalan!

Kamu gila ya, memberi ramalan pada hantu? Horas Ning mendorongku.

Aku tersenyum pahit dan berkata: Ini adalah aturan yang ditetapkan kakek untukku. Dia bilang kalau suatu saat aku bertemu hantu, jika aku ingin mengusir hantu itu, aku harus memberikan hantu itu ramalan terlebih dahulu. Aku dulu pikir dia hanya mengatakan hal-hal gila, tapi sekarang, aku pikir aku sendiri akan benar-benar gila.

Horas Ning menepuk pundakku dengan simpati dan bertanya kepadaku: Kakekmu sebelumnya kerja apa?

Aku benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan Horas Ning ini, karena aku sendiri tidak tahu apa yang dikerjakan kakek sebelumnya. Dia bilang kalau dia hanya seorang peramal, dan dia sangat hebat, tetapi mengapa peramal bisa memiliki hubungan dengan hantu?

Sementara Horas Ning dan aku sedang mengobrol di toko, kami mendengar suara langkah kaki dari lantai atas begitu kuat.

Suara ini membuatku sedikit kesal, jadi aku mengangkat kepalaku dan berteriak: Gila ya?

Dengan teriakanku, orang di atas tidak hanya berhenti melangkah tapi semakin cepat dan kuat menghentak kakinya: tak tak tak

Ini membuatku sangat marah, orang itu berani-beraninya menantang aku sebagai pemilik rumah.

Horas Ning dan aku langsung pergi ke lantai 2 dan kemudian kami berjalan menuju kamar wanita KTV, suara itu berasal dari kamarnya.

Setelah naik ke atas, kami menemukan kalau pintu kamar lain terkunci. Hanya pintunya yang terbuka, dan itu terbuka sangat lebar. Dia berdiri sendirian di pintu, tangannya memegang kusen pintu, dan kemudian menundukkan kepalanya, rambutnya berada di depan kami menutupi wajahnya, kedua kakinya terus menghentak lantai dekat pintu.

Setelah melihat ini, aku menariknya dan berkata: Apa yang kamu lakukan, kamu gila ya?

Saat aku menarik pergelangan tangannya, aku merasakan pergelangan tangannya dingin, jadi setelah aku melepaskan tangannya dari kusen pintu, aku segera melepaskannya.

Wanita KTV yang dihentikan olehku seperti ini, kepalanya masih tertunduk, diam dan tidak bergerak.

Horas Ning di sebelahku berkata: Aku rasa ada sesuatu yang salah dengannya.

Tak perlu dikatakan, aku juga bisa melihatnya, jadi aku tidak berani meneriakinya dan hanya bisa bertanya padanya dengan tenang: Hei, cantik, ada apa denganmu

Sebelum aku selesai berbicara, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya.

Setengah dari wajahnya adalah riasan, setengahnya tampak putih, dan sisi lainnya sedikit kuning.

Aku terkejut dengan penampilannya, dan hampir meneriakkan kata hantu di depannya.

Selain itu, matanya terlihat sangat aneh, dia biasanya melihatku pasti akan tersenyum padaku, matanya menyipit menjadi garis, tetapi hari ini, dia menatapku dengan tatapan kosong, dengan ekspresi kebencian di matanya.

Yang paling penting adalah dia terus menggertakkan giginya di depanku, seolah-olah dia akan memakanku.

Dan saat ini, aku telah membaca seluruh wajahnya. Dahinya begitu gelap, berjamur, dan kekuatan jahat telah menyerang. Dengan kata lain, wanita KTV ini telah dirasuki hantu.

Selain itu, di antara matanya, di atas hidungnya ada banyak pola kecil, ini adalah tanda penyakit serius, menunjukkan kali ini hantu yang merasuki tubuhnya akan membawa penyakit yang serius untuknya.

Dan alisnya juga menunjukan tanda panca indera telah jatuh, kemungkinan penyakit yang di bawa karena hantu ini akan memperpendek umurnya, atau bahkan langsung membunuhnya!

Semakin aku melihat wajahnya, semakin aku terkejut.

Horas Ning mendorongku dan berkata: Ayo turun, dia ini tidak benar.

Aku hanya berdehem, tetapi ketika aku hendak pergi, aku tiba-tiba menoleh dan menggunakan ibu jariku untuk menekan antara bibir atas dan bawah hidung wanita KTV itu.

Ada fase sadar pada orang, yang dapat membangkitkan kesadaran spiritual orang, aku hanya ingin membangunkan kesadarannya yang sebenarnya.

Selain itu, tekananku ini bukan tekanan dan bukan di tempat biasa, tetapi ingin mengandung napas energi. Ini juga metode yang diajarkan kakek, tetapi aku sekarang belum dapat sepenuhnya memahami energi ini, jadi menekan di titik ini tampaknya masih agak memaksa.

Untungnya wanita itu tidak siap, setelah ditekan olehku, meskipun dia tidak sadarkan diri, tapi dia tidak terus menjadi gila, melainkan jatuh pingsan.

Horas Ning melihat itu langsung bertanya padaku: Kamu membuatnya pingsan?

Aku hanya menjawab: Berhenti bicara omong kosong, bantu aku bawa dia ke dalam, aku ingin mencoba metode yang diajarkan kakekku apakah bisa berhasil atau tidak.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60